Dishub

Refleksi 4Tahun Aceh Hebat “Bersama Pulihkan Negeri”

Alhamdulillah, mandat rakyat yang dipercayakan kepada pasangan Irwandi – Nova untuk menjalankan visi dan misi pembangunan periode 2017 – 2022 sudah memasuki tahun keempat. Selama kurun waktu itu, berbagai ikhtiar terus dilakukan untuk mewujudkan 9 misi yang menjadi basis dukungan rakyat Aceh, termasuk ketika Kepala Pemerintah Aceh dijabat Nova Iriansyah. Di tahun keempat ini, meski Aceh ikut dilanda pandemi Covid-19, setidaknya ada sebelas sektor yang patut disyukuri dari ikhtiar menjalankan program Aceh Hebat. Mulai dari usaha menumbuhkan ekonomi, pengurangan angka kemiskinan, hingga indeks pembangunan manusia. Sumber : @humasaceh

Rooftop Kapal untuk Cuaca Cerah

Aksesibilitas yang menghubungkan suatu wilayah daratan dengan wilayah daratan yang ada di kepulauan salah satunya dapat dihubungkan sarana transportasi laut. Untuk menghubungkan daratan yang terpisah tersebut pada umumnya menggunakan sarana berupa kapal, sarana ini didesain berdasarkan kebutuhan dan karakteristik wilayahnya. Kapal yang digunakan untuk dapat mengangkut kendaraan dan orang dikategorikan dalam Kapal Roll On Roll Off (Kapal Ro-Ro), jenis kapal ini pada prinsipnya adalah menghubungkan dua ruas jalan yang terpisah oleh perairan, dari aspek operasional memiliki metode bongkar muat yang menjadi ciri khas kapal Ro-Ro,  kendaraan yang masuk (Roll On) dan keluar (Roll Off) kapal dengan penggeraknya sendiri, tentu dengan fasilitas infrastruktur pendukung di pelabuhan. Mengingat kebutuhan dan tujuan maka bagian dari kapal Ro-Ro dapat difungsikan untuk masuk kendaraan dan orang. Bagian dari kapal yang dimanfaatkan untuk kendaraan harus memenuhi persyaratan teknis berdasarkan ukuran kendaraan yang diizinkan, sedangkan untuk bahagian yang dimanfaatkan untuk orang atau penumpang juga berdasarkan standar pelayanan minimal angkutan penyeberangan yang ditetapkan, kenyamanan penumpang juga mempertimbangkan kondisi cuaca pada lintasan, walaupun secara regulasi juga mengarahkan adanya ruang penumpang tertutup dan terbuka. Beberapa hari belakangan ini, kondisi cuaca seluruh wilayah Aceh diguyur hujan yang disertai angin kencang. Bagi pelayaran, kondisi ini menjadi faktor pertimbangan dalam keselamatan pelayaran, apalagi pihak BMKG telah mengeluarkan peringatan gelombang tinggi dan cuaca buruk. Terkhusus pelayaran Ulee Lheue menuju Balohan atau sebaliknya, angin dan hujan dengan intensitas tinggi mengganggu perjalanan untuk menyeberang, bahkan tinggi gelombang dapat mencapai 4 (empat) meter. Jika cuaca cerah seperti pagi ini, Sabtu, 3 April 2021, para pelancong dapat menikmati panorama laut dari geladak (bagian paling atas) kapal atau bahasa kerennya “rooftop“. Layaknya, Kapal Ro-Ro lainnya seperti KMP. BRR yang juga didesain memiliki rooftop, begitu pun dengan KMP. Aceh Hebat 2, yang dapat digunakan penumpang untuk menikmati alam sambil memesan makanan maupun minuman di kafetaria yang berada di rooftop ini dalam cuaca baik. Pada kondisi angin kencang dan hujan tentu tidak disarankan untuk menikmati bagian outdoor ini karena kondisinya yang terbuka. Bagian rooftop yang dimanfaatkan untuk kafetaria dengan atap kanopi hanya sebahagian kecil dari deck yang berada di lantai paling atas, sebahagian besar kondisinya terbuka sehingga dalam kondisi hujan deras dapat menyebabkan genangan yang akan dibuang melalui saluran pembuangan air hujan, genangan tersebut bukan karena atap yang bocor atau atap kapal yang rusak tetapi memang disebabkan oleh area yang terbuka. Bagi Rakan Moda yang menyeberang dalam kondisi seperti ini dianjurkan untuk menempati di bagian ruang penumpang ekonomi reguler atau ruang penumpang non ekonomi reguler  yang tersedia di lantai khusus penumpang kapal tersebut, sehingga tidak terkena angin dan tempias air hujan. (MS)

Proses Pembangunan KMP. Aceh Hebat 1, 2, dan 3

Kehadiran moda transportasi sebagai aspek utama dalam upaya meningkatkan konektivitas dan aksesibilitas antar wilayah. Guna memutus keterisolasian suatu daerah, kehadirannya berperan penting dalam menunjang pembangunan dan perekonomian masyarakat secara berbarengan. Kapal adalah salah satu pilihan terbaik guna menghubungkan daerah kepulauan. Selama ini, penumpukan penumpang dan angkutan barang/kendaraan yang membawa logistik menjadi hal lumrah dan terhambat pemasokan ke wilayah kepulauan sehingga harga pasar tidak terkendali, masyarakat kembali morat-marit dan nilai ekonomi kembali anjlok. Belum lagi jika musim gelombang tinggi dan cuaca eksrem terjadi, masyarakat pulau harus siap-siap “mengurut dada” dengan harga dan ketersediaan barang, mau tidak mau dengan harga mahal, masyarakat terpaksa membeli. Satu hal lagi jika musim liburan tiba, penumpang melonjak signifikan. Seperti dikehatui, Aceh sebagai salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki daerah kepulauan dengan panorama yang begitu menawan mengundang wisatawan untuk menikmatinya, sudah sewajarnya Aceh butuh kapal baru guna mewujudkan transportasi berkeadilan yang setara dengan wilayah daratan. Untuk itu, Pemerintah Aceh melalui Dinas perhubungan pada tahun 2018 lalu telah melakukan perencanan pembangunan kapal. Untuk mengurangi kesenjangan antar wilayah, peningkatan konektivitas antar kepulauan, sektor pariwisata, dan logistik, maka berdasarkan kesepakatan bersama (MoU) Pemerintah Aceh dan Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) pada tanggal 28 November 2018, melalui APBA TA 2019 dan 2020 (tahun jamak) telah dialokasikan anggaran untuk pembangunan tiga kapal Aceh Hebat. Proses pelelangan ketiga kapal dilakukan melalui Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kementerian Perhubungan RI dengan pertimbangan bahwa Pemerintah Aceh belum memiliki pengalaman dalam pelelangan kapal dengan spesifikasi khusus. Sedangkan Sumber Daya Manusia (SDM) di kementerian Perhubungan RI telah memiliki kompetensi untuk pembangunan kapal Ro-ro. Perencanaan terhadap ketiga kapal tersebut pun telah dilakukan pendampingan teknis dari kementerian. Selama pelaksanaan pekerjaan, Dinas Perhubungan Aceh didampingi oleh Konsultan Pengawas dan Tim Teknis yang melibatkan personil dari Kementerian Perhubungan dan Dishub Aceh. Untuk terlaksananya setiap tahapan pembangunan, telah dilakukan sertifikasi oleh Kementerian Perhubungan RI dan Biro Klasifikasi Indonesia (BKI). BKI yang merupakan ahli yang berkompetensi di bidang perkapalan yang bertugas untuk mengecek dan menginspeksi kapal, baik yang akan dibuat ataupun yang sedang beroperasi di Indonesia serta melakukan Pengetesan peralatan maupun perlengkapan kapal yang berhubungan dengan kelas kapal, baik badan kapal ataupun mesin. Nantinya, setelah kapal diinspeksi dan lolos, maka kapal akan mendapatkan sertifikat dari kelas kapal yang membuktikan bahwa kapal tersebut sudah memenuhi kualifikasi dan standar yang diberlakukan oleh Biro Klasifikasi. Pentingkah kelas atau sertifikasi untuk kapal? Tentu saja sangat penting. Jangankan untuk dioperasikan, ketika kapal dibuat saja BKI akan datang untuk melakukan pengecekan, di mana struktur kapal sudah harus sesuai dengan standar yang berlaku pada SOLAS II-1, yang berisikan tentang struktur rancangan kapal. Kapal tidak akan disertifikasi bila tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan SOLAS II-1, yang tentu saja dampaknya kapal tidak akan bisa beroperasi, mengingat tugas dari BKI adalah untuk menerbitkan sertifikat pengoperasian kapal. KMP. Aceh Hebat 1, 2 dan 3 yang dibangun baru di tiga galangan yang berada di Indonesia diawali dengan proses Keel Laying atau dikenal juga peletakan lunas kapal sebagai titik awal pembangunan sebuah kapal dilaksanakan serentak pada tanggal 21 Oktober 2019 yang dipusatkan di galangan PT Adiluhung Saranasegara Indonesia, Madura, Jawa Timur. Sekaligus di tanggal itu, penabalan nama KMP. Aceh Hebat pada masing-masing kapal oleh Plt. Gubernur Aceh (Kini Gubernur Aceh), Ir. Nova Iriansyah, M.T. Selanjutnya, pada masing-masing galangan kapal yang telah memiliki ahli yang berkompetensi melakukan proses pembangunan kapal. KMP. Aceh Hebat 1 dengan bobot rencana 1300 GT yang melayani lintasan Pantai Barat-Simeulue dibangun selama 470 hari di galangan PT Multi Ocean Shipyard Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau. Di waktu bersamaan, KMP. Aceh Hebat 2 bobot rencana 1100 GT untuk lintasan Ulee Lheue-Balohan dibangun selama 497 hari di galangan PT Adiluhung Saranasegara Indonesia, Madura, Jawa Timur. Sementara itu, KMP. Aceh Hebat 3 dengan bobot rencana 900 GT untuk lintasan Singkil-Pulau Banyak dibangun selama 497 hari di galangan PT Citra Bahari Shipyard, Tegal, Jawa Tengah. Proses sakral berikutnya yang menjadi seremoni puncak dari pembangunan kapal adalah proses peluncuran kapal ke air yang sering disebut dengan launching kapal, proses ini berturut-turut dilakukan pada 3 Oktober 2020, 16 Oktober 2020, dan 5 November 2020 untuk KMP. Aceh Hebat 1, 2, dan 3. Selang beberapa hari setelah keberhasilan launching kapal ke air, dilakukan uji stabilitas kapal (inclining test), sebagai salah satu pemenuhan persyaratan kapal kelas BKI dan juga dalam rangka pemenuhan persyaratan statutory untuk Badan Pemerintahan. Persyaratan utama agar uji stabilitas kapal ini dapat dilaksanakan bahwa kapal mendekati penyelesaian akhir, diusahakan semua mesin dan barang terpasang dalam kapal, toleransi yang berikan bagi alat yang belum terpasang tidak boleh lebih dari 2 persen dan kelebihan beban tidak melebihi 4 persen dari berat kapal kosong tidak termasuk air balas. Semua barang yang berada di dalam kapal harus dicatat dengan cermat. Salah satu tes lainnya yang dilalui oleh KMP. Aceh Hebat 1, 2 dan 3 menjadi faktor penting dari segi keamanan dan ekonomi adalah sea keeping test untuk melihat kelayakan kapal berdasarkan teori dan uji langsung di kolam pengujian. Uji sea-keeping ini merupakan uji model kapal yang meliputi olah gerak kapal, daya tekan lambung kapal, gaya geser, momen lentur dan torsi, faktor probabilitas air masuk ke geladak kapal dan kemampuan baling-baling, kemampuan gerak relatif kapal antara gelombang dan lambung kapal, bantingan, akselerasi dan peningkatan hambatan pada kapal. Pengujian ini dilakukan di Balai Teknologi Hidrodinamik milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi di Kampus Institut Teknologi Sepuluh November (ITS). Setelah dinyatakan lulus uji, selanjutnya dilakukan dock trial. Proses ini dilakukan untuk menguji sistem dan perlengkapan kapal pada masing-masing galangan kapal. Sebelum diberangkatkan ke Aceh, KMP. Aceh Hebat 1, 2, dan 3 harus melalui rangkaian proses akhir tahap uji spesifikasi teknis atau official sea trial serta melengkapi dokumen dan sertifikat. Pada setiap tahapan pembangunan kapal, telah dilakukan sertifikasi oleh Kementerian Perhubungan RI dan Biro Klasifikasi Indonesia (BKI). Seperti informasi sebelumnya, di Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue Banda Aceh, KMP. Aceh Hebat 2 telah tiba pada 19 Desember 2020, KMP. Aceh Hebat 3 tiba tanggal 28 Desember 2020, dan KMP. Aceh Hebat 1 tiba pada 14 Januari 2021. Kedatangan ketiga kapal ini disambut langsung oleh Gubernur Aceh, Nova Iriansyah dan pejabat terkait. “Aceh belum pernah punya kapal

The Most Frequent Cause of Traffic Accident

Kecelakaan lalu lintas merupakan hal yang berlawanan dengan keselamatan lalu lintas. Semakin tinggi angka kecelakaan lalu lintas maka semakin rendah tingkat keselamatan di jalan, begitu juga sebaliknya. Is that really the most important thing in traffic? Seperti rakan ketahui, keselamatan lalu lintas itu merupakan hal yang paling krusial (penting) dalam berlalu lintas, seperti penggunaan alat perlengkapan keselamatan berkendara, kelaikan kendaraan, jalan yang berkeselamatan dan aspek-aspek lain yang menunjang keselamatan. Jika aspek-aspek tersebut tidak terpenuhi, maka resiko terjadinya kecelakaan semakin tinggi.  Begitu juga sebaliknya jika aspek-aspek keselamatan lalu lintas terpenuhi maka kemungkinan kecil akan terjadi kecelakaan. Hal tersebut menunjukkan bahwa keselamatan sangat berkaitan dengan kecelakaan lau lintas dan merupakan hal yang penting. Kecelakaan lalu lintas merupakan penyumbang penyebab kematian di Indonesia, termasuk di Aceh. Jumlah kejadian kecelakaan lalu lintas di Aceh pada tahun 2019 mengalami peningkatan hampir 50% dari tahun 2018. Berdasarkan data dari Dirlantas Polda Aceh, pada tahun 2018 terdapat 1998 kejadian sedangkan pada tahun 2019 sebanyak 3958 kejadian. Berbagai lini gatra mempengaruhi tinggi rendahnya angka kecelakaan lalu lintas.  Dari segi kepatuhan dan habbit pengguna lalu lintas, segi kelengkapan informasi petunjuk jalan, segi kendaraan, segi jalan dan lain-lain. Segi-segi tersebut merujuk menjadi beberapa faktor penyebab yang paling sering menyebabkan kecelakaan atau “The Most Frequent Cause of Traffic Accident”, antara lain : Faktor Manusia; Faktor Jalan; Faktor Kendaraan; Faktor Lingkungan. First thing first, phôn dari yang phôn, adalah faktor manusia. Manusia seringkali lalai dalam berlalu lintas, kelalaian tersebut terjadi karena banyak hal. Beberapa hal tersebut antara lain, perilaku (attitude), kebiasaan (behavior), pengetahuan (knowledge), dan kondisi psikologis. Perilaku (attitude) sering dikaitkan dengan sikap dan perilaku saat berkendara.  Sikap dan perilaku yang tidak menjaga kedamaian/keharmonisan antar pengguna jalan seperti menggunakan kecepatan tinggi tanpa memperhatikan kendaraan sekitar dan tidak patuh terhadap peraturan berkendara yang berlaku merupakan salah satu dari banyak sikap yang dapat meningkatkan resiko kecelakaan. Jika attitude adalah sikap yang dilakukan pada suatu keadaan, kebiasaan (behavior) adalah attitude yang dilakukan secara berulang-ulang. Jika pengendara tidak memahami kecakapan dalam berkendara dan tidak mengindahkan cara-cara yang berlaku, maka kebiasaan yang buruk dalam berkendara akan terjadi. Selanjutnya faktor jalan, jalan adalah jalur-jalur transportasi darat yang digunakan oleh manusia, hewan atau kendaraan untuk melintasi dari suatu daerah ke daerah lain. Jalan terdiri dari bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukan bagi lalu lintas, baik yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di permukaan tanah dan/atau air, maupun di atas permukaan air. Terdapat beberapa kondisi yang menyatakan jalan menjadi penyebab kecelakaan. Kondisi tersebut antara lain seperti jalan yang tidak memiliki fasilitas keselamatan yang dibutuhkan, jalan yang berlubang, tikungan tajam, pandangan yang terhalang, minimnya informasi petunjuk jalan melalui aplikasi petunjuk arah berbasis online merupakan salah satu dari sekian banyak faktor jalan yang menyebabkan kecelakaan lalu lintas. Instansi pemerintah seperti Perhubungan,  PUPR. Kominfo, Kepolisian, serta Industri dan Perdagangan sangat berkontribusi besar dalam penyelenggaraan dan pembinaan jalan sesuai tugas pokok dan fungsinya. Dari kegiatan perencanaan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan jalan banyak instansi yang terlibat, salah satunya yaitu Perhubungan. Ya, faktor ketiga adalah kendaraan. Kendaraan yang bagaimana sih yang berkeselamatan? Keyword dalam faktor ini adalah kelaikan kendaraan bermotor . Kelaikan kendaraan adalah suatu kondisi dimana suatu kendaraan dapat beroperasi di jalan raya dengan memenuhi serangkaian kegiatan pemeriksaan persyaratan administrasi dan teknis yang berlaku. Dan the last part adalah faktor lingkungan. Kondisi alam dan kondisi cuaca menjadi point yang paling utama pada faktor lingkungan. Jika terjadi gempa bumi, tsunami, banjir atau gunung meletus, resiko terjadinya kecelakaan sangat tinggi dan diperlakukan penanganan khusus apabila hal tersebut terjadi. Jika cuaca hujan lebat, sangat dikhawatirkan terjadi kecelakaan beruntun akibat dari kendaraan yang tergelincir. (A.Mega)

KMP Aceh Hebat 3 Permudah Akses Wisata Pulau Banyak

Keinginan Pemerintah Aceh mewujudkan transportasi yang berkeadilan dengan memastikan konektivitas dan aksesibilitas antar wilayah dapat terselenggara dengan baik. Kebutuhan transportasi di setiap wilayah pun memiliki karakteristik yang berbeda. Khusus Pulau Banyak, kehadiran KMP Aceh Hebat 3 diharapkan memenuhi mobilitas. Baik distribusi logistik maupun transportasi penyeberangan ke daratan. Selain itu menunjang pengembangan sektor pariwisata. Pembangunan KMP. Aceh Hebat 3 telah mencapai babak akhir. Setelah KMP Aceh Hebat 1 dan 2, hari ini giliran KMP Aceh Hebat 3 diluncurkan (launching) ke laut di galangan kapal PT. Citra Bahari Shipyard, Tegal, Jawa Tengah, Kamis, 12 November 2020. Gubernur Aceh, Ir. Nova Iriansyah, M.T., hadir menyaksikan langsung momen bersejarah bagi transportasi Aceh ini. Pada acara tersebut, Nova turut didampingi sejumlah pejabat Pemerintah Aceh menyampaikan bahwa sejarah kembali ditorehkan oleh Aceh. “Sekali lagi kita menorehkan sejarah melalui PT. Citra Bahari Shipyard yang telah merampungkan pembangunan KMP Aceh Hebat 3,” ujarnya. Nova mengharapkan penyelesaian sisa pekerjaan tidak mengalami hambatan apapun sehingga kapal bisa segera berlayar ke Aceh. “Rakyat Aceh sudah tidak sabar untuk menggunakan kapal ini. Kita harapkan tidak ada lagi halangan untuk penyelesaian kapal karena di dalamnya masih ada beberapa tahapan pengujian seperti sea trial dan lainnya,” harap Nova. Tidak lupa pula Nova mengapresiasi semua pihak yang terlibat dalam pembangunan kapal ini mulai dari pelelangan hingga peluncuran ke air hari ini. Nantinya, kapal berkapasitas 600 GT (Gross Tonnage) ini akan melayani rute penyeberangan Singkil – Pulau Banyak. Sama seperti KMP Aceh Hebat 1 dan 2, kapal ini diharapkan dapat memperlancar distribusi logistik dan mobilitas masyarakat sehingga dapat menurunkan kesenjangan ekonomi antar wilayah daratan dengan masyarakat kepulauan. Saat ini rute Singkil – Pulau Banyak dilayani oleh KMP Teluk Singkil yang juga melayani rute lain yaitu Singkil – Gunung Sitoli (Nias, Sumatera Utara). (AM)

Launching KMP. Aceh Hebat 1 (1300 GT) : SIAP LAYANI PANTAI BARAT – SIMEULUE

Tanjung Balai Karimun – Pembangunan kapal KMP. Aceh Hebat 1 tentu sebuah hasrat Pemerintah Aceh melalui Dinas Perhubungan Aceh untuk meningkatkan konektivitas wilayah kepulauan, khususnya lintasan Pantai Barat – Simeuleu. Kapal ini menjadi sebuah jembatan masyarakat kepulauan dalam memasok kebutuhan logistik yang harus dikirim dari wilayah daratan. Hal ini tentu agar pertumbuhan ekonomi masyarakat tidak terganggu dan tetap stabil. Selama ini, kendala cuaca dan gelombang tinggi menjadi salah satu faktor terhambatnya pengiriman logistik ke wilayah Simeulue. Sehingga, antrian panjang kendaraan juga tidak dapat terelakkan lagi. Kondisi antrian penumpang dan kendaraan saat menunggu di pelabuhan dalam waktu yang relatif panjang menyebabkan mereka harus mengeluarkan biaya tambahan, tak ayal harga bahan pokok di kepulauan melambung tinggi. Tentu hal ini secara nyata dan langsung berpengaruh pada ekonomi masyarakat. Cita-cita pembangunan kapal KMP. Aceh Hebat 1 bagi Rakyat Aceh kini telah sampai pada titik terang. Sebelumnya, wanti-wanti agar percepatan pembangunan kapal dapat terselesaikan tepat waktu oleh Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh secara tegas kepada galangan telah membuahkan hasil. Tepat hari ini, Plt. Gubernur Aceh, Nova Iriansyah didampingi Sekretaris Daerah Aceh, Inspektur Aceh, Kepala Badan Pengelolaan Keuangan Aceh dan Kepala Dinas Perhubungan Aceh menghadiri langsung Launching Kapal KMP. Aceh Hebat 1 pada galangan PT. Multi Ocean Shipyard yang berada di Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau, Sabtu (03/10/2020). “Hari ini, kita bersyukur, saat ini progress pembangunan kapal tersebut sudah hampir mencapai tahap akhir, dan diharapkan setelah launching atau peluncuran tahapan dari sisa progress pekerjaan ini dapat diselesaikan di akhir bulan Oktober tahun 2020 ini,” ujar Nova saat akan diluncurkan kapal ke air. Tak dapat dipungkiri pula, kondisi pandemi Covid-19 merupakan sebuah tantangan bagi kita yang menyebabkan beberapa hambatan seperti penyediaan material, peralatan navigasi dan kebutuhan-kebutuhan lain yang harus diimpor, pemberlakuaan PSBB di beberapa wilayah Indonesia juga telah menyebabkan pembatasan jam kerja yang berakibat pada produktivitas. “Sejak bulan februari yang lalu juga saya telah memantau pembangunannya, meskipun Covid-19, saat ini kapal telah memasuki tahap klimaks yaitu peluncuran kapal ini telah berjalan lancar. Menurut jadwal, pada akhir November ini dapat di-delivery, berlayar ke Aceh,” tambah Nova saat dijumpai tim TRANSit di galangan PT MOS setelah suksesnya peluncuran kapal KMP. Aceh Hebat 1 ke air. Sebagai informasi, dalam pembangunan kapal selalu terdapat dua seremonial besar. Yaitu, peletakan lunas pertama (keel laying) yang telah dilakukan beberapa waktu lalu dan yang paling meriah adalah peluncuran kapal (launching). Peluncuran kapal ini dapat dikatakan sebagai sebuah momen ‘penentuan’ dan tentu juga sebagai kebanggaan dan klimaks dari sebuah proses pembangunan kapal. Dapat dibayangkan, kapal yang telah dibangun dalam waktu yang lama dan biaya yang tidak sedikit dengan kerja keras dan tingkat kehati-hatian yang tinggi serta presisi yang tinggi bisa saja ‘musnah’ jika saja terjadi kegagalan. Disinilah nasib sebuah kapal ditentukan. Namun yang perlu diketahui bahwa usai launcing kapal maka ada tahapan berikutnya yang harus dijalani hingga proses delivery atau proses penyerahan kapal di pelabuhan tujuan yaitu uji coba berlayar (sea trial) yang bertujuan menguji performa kapal, kelayakan untuk berlayar, yang meliputi uji peralatan navigasi, permesinan hingga tes layak lambung untuk mengetahui ada tidaknya kebocoran. Oleh karena itu, pekerjaan pembangunan kapal ini butuh proses yang panjang dan ketelatenan yang tinggi. “Kita tentunya sangat bergembira dan mengucapkan terima kasih kepada pihak direksi dan seluruh karyawan PT. Multi Ocean Shipyard yang telah berdedikasi tinggi dan memberikan kinerja terbaik dalam proses percepatan penyelesaian KMP. Aceh Hebat 1 tepat waktu dengan harapan di awal bulan November 2020 kapal ini dapat diseberangkan ke Aceh, dan siap dioperasionalkan untuk melayani angkutan penyeberangan pada lintasan Pantai Barat Aceh ke Simeulue,” harap Nova. Melalui pembangunan kapal ini merupakan tanda karya besar Putra Bangsa Indonesia yang telah membangun sendiri transportasi laut secanggih KMP. Aceh Hebat 1 ini yang akan dimanfaatkan pula oleh masyarakat Indonesia, Aceh khususnya. Sehingga, Aceh dapat memiliki kapal sendiri untuk memberikan pelayanan optimal bagi masyarakat. (MS)

Hari Tanpa Kendaraan Bermotor, Upaya Dishub Aceh Jaga Lingkungan

Dishub Aceh – Fenomena perubahan iklim yang tidak dapat terprediksi semakin nyata menjadi isu yang harus segera diselesaikan. Salah satunya, indikator polusi udara akibat dari emisi gas rumah kaca. Nyatanya, fenomena ini berdampak serius bagi kesehatan manusia. Khususnya, sektor transportasi terlibat langsung dalam menyebabkan polusi baik polusi udara, air dan tanah. Jika dibiarkan tanpa ada tindakan, polusi akan membawa pengaruh nuruk bagi kehidupan. Menyingkapi hal ini, melalui langkah kecil Dinas Perhubungan (Dishub) Aceh telah menerapkan Hari Tanpa Kendaraan Bermotor khusus setiap hari Jum’at dan Gerakan Pengurangan Sampah Plastik dengan penggunaan tumbler bagi seluruh pegawai. Hari ini, Plt. Gubernur Aceh, Nova Iriansyah me-launching Hari Bebas Kendaraan Bermotor dan Gerakan Pengurangan Sampah Plastik di halaman parkir Dishub Aceh, Jum’at (18/09). “Jika kita membiarkan polusi meningkat, sama saja kita mengakibatkan suatu tatanan wilayah menjadi tidak seimbang. Oleh sebab itu, sangat diperlukan tindakan ataui gerakan dari pemerintah di Provinsi Aceh,” ujar Nova dalam sambutannya. Badan Pusat Statistik merilis data terbaru pada 24 januari 2020, jumlah kendaraan bermotor mencapai 146.858.759 unit di seluruh Indonesia dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 9,05 persen, dan tercatat kenaikan jumlah mobil penumpang mencapai satu juta unit per tahun. Data tersebut tentu sangat mempengaruhi tingkat polusi udara di indonesia termasuk juga di Aceh. Tambahnya lagi, polusi sampah plastik juga telah menjadi isu global dan masalah utama dalam pencemaran lingkungan baik tanah maupun air. Polusi yang disebabkan kendaraan bermotor dan polusi oleh sampah plastik merupakan hal yang harus ada perlakuan untuk mengurangi dari Pemerintah dan juga kita pribadi yang harus dimulai secepatnya. Event ni merupakan sebuah momentum yang baik sebagai salah satu kegiatan untuk memperingati Hari Perhubungan Nasional Tahun 2020 yang telah tertuang pada Lima Citra Manusia Perhubungan, yang menjadi pedoman seluruh insan Perhubungan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Pemerintah Aceh juga telah mengambil langkah inisiatif untuk membuat Aceh menjadi provinsi yang ramah lingkungan, salah satunya melalui Program Unggulan Aceh Green yang tersusun dalam RPJM Aceh Tahun 2017-2022 melalui misi “Pembangunan dan Peningkatan Kualitas Infrastruktur Terintegrasi dan lingkungan yang berkelanjutan”. “Saya senang, Dishub Aceh telah melakukan inovasi pengurangan emisi dengan hari bebas kendaraan dan sampah plastik. Inovasi ini tentu jangan berhenti di sini, terus perlu adanya inovasi yang harus dikembangkan, saya juga ucapkan Selamat Hari Perhubungan Nasional, Selamat buat Dinas Perhubungan Aceh,” pungkas Nova di akhir wawancara dengan Tim TRANSit Aceh. Dalam kesempatan ini juga, Nova juga meresmikan Gedung Center For Transportation Research and Cooperation, yang diharapkan menjadi tempat pengkajian dan penelitian bagi transportasi Aceh serta kerjasama yang akan dilakukan untuk meningkatkan layanan transportasi Aceh yang berkeadilan. (MS)

Peringatan Hari Perhubungan Nasional, Wujudkan Asa Majukan Indonesia

Banda Aceh – Hari Perhubungan Nasional (Harhubnas 2020) tahun ini yang diperingati pada 17 September berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Perayaan hari puncak harhubnas pun tak semeriah biasanya. Tahun lalu, sejumlah kegiatan dan perlombaan ikut memeriahkan perayaan harinya insan perhubungan secara nasional. Tak lupa jua, seluruh keluarga pegawai perhubungan ikut berpartisipasi aktif dalam penyelenggaraan seluruh rangkaian acara harhubnas. Kali ini, Dinas Perhubungan Aceh menggelar perayaan Harhubnas secara sederhana dengan penerapan protokol kesehatan, dengan kegiatan upacara yang hanya dihadiri oleh Pejabat Struktural di halaman Kantor Dinas Perhubungan Aceh, Kamis (17/09/2020). Kepala Dinas Perhubungan Aceh, Junaidi Ali bertindak sebagai inspektur upacara. Dalam penyelenggaraan hari puncak ini, mitra kerja Dinas Perhubungan Aceh dan stakeholder lainnya turut mengikuti upacara secara virtual dari instansi masing-masing. Kegiatan berjalan lancar tanpa mengurangi kekhidmatan seperti biasanya. Dengan mengangkat tema “Wujudkan Asa, Majukan Bangsa” menjadikan cerminan bagi insan perhubungan bersama seluruh stakeholder secara nyata membangun sinergi dan kolaborasi untuk mewujudkan transportasi yang berkeselamatan, aman dan sehat yang dapat menunjang berbagai aktivitas masyarakat. Covid-19 merupakan sebuah tantangan serta sebagai sebuah pengalaman dan pembelajaran bagi kita semua. Pandemi ini telah membatasi ruang gerak khususnya sektor transportasi dalam memberikan pelayanan optimal. Hampir seluruh negara memberhentikan sementara operasional angkutan massal di daerahnya. Faktanya, sarana transportasi tanpa disadari menjadi salah satu media penyebar virus. Faktanya, perhubungan merupakan urat nadi kehidupan atau sektor yang paling dibutuhkan oleh seluruh aspek kehidupan, karena setiap kegiatan perlu ditunjang dengan mobilitas atau pergerakan baik barang maupun orang. Hal ini tentu tidak dijadikan sebuah kendala, namun jadi sebuah instropeksi atas pelaksanaan kegiatan agar lebih bermanfaat bagi masyarakat. Sebagaimana amanat tertulis Menteri Perhubungan yang dibacakan dalam upacara oleh Junaidi, menyampaikan bahwa peringatan Harhubnas sebagai penyemangat bagi insan perhubungan untuk memberikan yang terbaik bagi tanah air ini. Dikatakannya lagi, dengan semangat Harhubnas ini dapat menumbuhkan rasa empati kita bersama di tengah kondisi yang memprihatinkan agar bermanfaat bagi masyarakat dan tentu di setiap pelaksanaan kegiatan perhubungan harus sesuai dengan protokol kesehatan. “Dalam rangka memperingati Harhubnas Tahun 2020 ini dengan harapan dapat menumbuhkan rasa kebersamaan, memperkokoh rasa persatuan, persaudaraan dan kekeluargaan segenap insan perhubungan di mana pun berada,” pungkas Junaidi. (MS)

KMP. Aceh Hebat 2 Lulus Uji Sea-Keeping untuk Layani Penyeberangan Ulee Lheue – Balohan

Kapal Motor Penumpang (KMP) Aceh Hebat 2 telah dilakukan pengujian seakeeping model pada hari  Senin (07/09) yang disaksikan langsung oleh Plt. Gubernur Aceh didampingi Kadishub Aceh, Sekdishub Kota Surabaya dan Direksi Galangan PT. Adiluhung Saranasegara Indonesia. Pada kesehariaan kapal yang berhadapan langsung dengan berbagai iklim dan kondisi laut, maka uji sea-keeping quality merupakan faktor penting dari segi keamanan dan ekonomi. Pengujian ini untuk melihat kelayakan kapal berdasarkan teori dan uji langsung di kolam pengujian. Uji sea-keeping ini merupakan uji model kapal yang meliputi olah gerak kapal, daya tekan lambung kapal, gaya geser, momen lentur dan torsi, faktor probabilitas air masuk ke geladak kapal dan kemampuan baling-baling, kemampuan gerak relatif kapal antara gelombang dan lambung kapal, bantingan, akselerasi dan peningkatan hambatan pada kapal. Pengujian ini dilakukan di Balai Teknologi Hidrodinamik milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi di Kampus Institut Teknologi Sepuluh November (ITS). Dan juga, hasil pengujian yang dilakukan oleh balai tersebut telah keluar dan dinyatakan lulus. Diharapkan, nantinya kapal yang beroperasi di Pelabuhan Ulee Lheue – Balohan ini dapat selesai tepat waktu dan memberikan pelayanan optimal bagi masyarakat lokal maupun wisatawan. Pada hari yang sama, Plt Gubernur Aceh, Nova Iriansyah juga melakukan kunjungan ke Galangan Kapal di Bangkalan, Madura tepatnya di PT. Adiluhung Saranasegara Indonesia untuk melihat langsung progres pembangunan kapal, Senin (07/09). Dalam kunjungan ini, Nova menyampaikan optimisme penyelesaian kapal KMP. Aceh Hebat 2 akhir tahun ini. Hal ini terlihat dari hasil uji laboratorium di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang sangat memuaskan. Nova mengatakan, lebih baik lagi apabila nanti selesainya lebih cepat. Sehingga lebih cepat juga dalam menyambung konektivitas antara Pelabuhan Ulee Lheu ke Sabang. Karena kapal itu bisa memuat 18 unit truk mobil barang dan 8 unit mini bus (mobil pribadi), dengan total keseluruhan sebanyak 26 kenderaan yang bisa dimuat. “Insya Allah, pada akhir tahun ini, kapal ini dapat di-delivered ke Aceh, ini juga menjadi momentum kita untuk meningkatkan kembali pariwisata dalam masa ini,” ujar Nova antusias. Selain tantangan pandemi, cuaca menjadi sebuah kendala besar dalam penyelesaian kapal ini. Diharapkannya, kapal ini dapat segera selesai dan memberikan pelayanan optimal bagi masyarakat. (MS)

Plt. Gubernur Aceh Optimis KMP. Aceh Hebat Selesai Akhir Tahun

Plt. Gubernur Aceh, Ir. Nova Iriansyah, M.T., didampingi Kepala Dinas Perhubungan Aceh, Junaidi, S.T., M.T., mengunjugi galangan kapal PT Citra Bahari Shipyard di Tegal, Jawa Tengah, Sabtu (5/9/2020). Dalam kunjungan kali ini, Nova ingin memastikan laju progres pembangunan KMP. Aceh Hebat 3 berjalan maksimal. Seperti diketahui, KMP. Aceh Hebat 3 adalah tiga kapal ro-ro yang dipesan Pemerintah Aceh akhir Oktober 2019 lalu untuk melayani rute Singkil – Pulau Banyak. Dua kapal lainnya adalah KMP. Aceh Hebat 1 dan KMP. Aceh Hebat 2 masih dalam fase pembangunan di masing-masing galangan kapal. Seperti diketahui KMP. Aceh Hebat 1 berkapasitas 1300 GT melayani rute Pantai Barat-Simeuleu. Sementara KMP Aceh Hebat 2 memiliki bobot 1100 GT akan melayani rute Ulee Lheue – Balohan. Nova menyebutkan, dalam pengerjaan kapal Ferry berkapasitas 600 GT memang ada deviasi 6 persen. Tapi hal itu bisa dipahami, karena dalam masa pandemi COVID-19 diawal itu diperkirakan pada Juni 2020, progresnya kurva ‘S’-nya agak mengalami deviasi negatif sangat besar “Tapi sekarang kurva-S-nya sudah mendekati rencana. Kita tetap berharap ini bisa deliver selambat-lambatnya bulan Desember,” kata Nova. Plt. Gubernur Aceh optimis Kapal Aceh Hebat 3 akan bisa operasi pada awal tahun baru 2021. Nova mengungkapkan “Saya mengapresiasi kerja pihak galangan yang mengerjakan Aceh Hebat 3 di Tegal. Terima kasih atas kerja kerasnya”. Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Aceh, Junaidi, ST, MT,  mengatakan, memang pada awal masa pandemi wabah COVID-19 ini, dalam pengerjaan kapal ro-ro 600 GT tersebut mengalami kendala. Karena akibat dibatasinya tenaga kerja. “Tapi sekarang deviasi pekerjaannya sudah makin baik. Kemarin itu, 20 persen sekarang deviasinya tinggal 6,15 persen. Jadi upaya mengejar target diakhir tahun itu semakin berpeluang, dan harapan kita dapat dikejar ketertinggalan progres pelaksanaannya, sejauh ini progres pembangunan KMP. Aceh Hebat 3 mencapai 86,33 persen per tanggal 4 September 2020” kata Junaidi. Kadishub Aceh, Junaidi menyebut tetap memonitor dan mengevaluasi progres pembangunan kapal meskipun dalam keadaan pandemi Covid-19. Selama ini, terkait koordinasi dan rapat rutin dilakukan bersama pihak galangan dan konsultan pengawas dilakukan berkala secara daring. Pihak galangan mengatakan, meski terkendala jam kerja selama ini akibat pandemi Covid-19, pihaknya tetap bekerja maksimal. Sesuai dengan yang direncanakan pihak galangan, kapal ini akan dilaunching pada November. Sehingga pada Desember tahun 2020 bisa dikirim ke Aceh dan selambat-lambatnya minggu ketiga Desember sudah bisa tiba di Aceh, serta dilakukan serah terima. Kapal berukuran 600 GT ini dirancang untuk mendukung distribusi logistik dan pengembangan pariwisata ke wilayah Pulau Banyak yang sudah menjadi perhatian wisatawan lokal maupun mancanegara. Apalagi tambahnya, masyarakat di Pulau Banyak dan Aceh Singkil sangat mengharapkan adanya transportasi laut tersebut. Karena selama ini mereka sangat terisolir, akibat keterbatasan kapal berlayar yang hanya 2-3 kali dalam seminggu. “Pemerintah dan masyarakat di sana, sangat mengharapkan supaya Pulau Banyak tidak terisolir lagi, punya kapal bisa melayani setiap hari, dan bisa menumbuhkan usaha pariwisata,” tambah Junaidi. Panjang keseluruhan Kapal Aceh Hebat 3 mencapai 57 meter, lebar 13,00 meter, dan tinggi 3,40 meter. Dengan ukuran sebesar itu, maka kapal yang akan melayani jarak tempuh sejauh 33 mil laut ini berkapasitas sebanyak 212 penumpang. Selain itu, kapal berkecepatan 12 knot ini memuat 15 unit truk dan roda empat sebanyak 6 unit dalam sekali pelayaran. KMP. Aceh Hebat merupakan perwujudan dari program peningkatan konektivitas wilayah di bawah Dinas Perhubungan Aceh. Kapal itu diharapkan untuk mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi wilayah- wilayah terdepan dan kelancaran akses antar pulau di Aceh. (MR)