Dishub

Jadwal Keberangkatan KMP.Aceh Hebat 3 Disusun dengan Semangat Kolaboratif

SINGKIL – Kepala Dinas Perhubungan Aceh melalui Kepala Bidang Pelayaran Muhammad Al Qadri memantau pelayanan kapal penyeberangan KMP Aceh Hebat 3 yang bergerak dari Pelabuhan Penyeberangan Pulau Banyak menuju Pelabuhan Penyeberangan Aceh Singkil, Minggu, 29 Juni 2025. Al Qadri menyebutkan, layanan kapal penyeberangan di lintasan Singkil – Pulau Banyak perlu perhatian khusus terkait dengan penyusunan jadwal kapal dan operasional kapal itu sendiri. “Penyusunan jadwal harus disusun dengan semangat kolaboratif di mana harus melibatkan Pemprov Aceh (Dishub Aceh), PT. ASDP Indonesia Ferry selaku operator, PemKab Aceh Singkil, masyarakat Pulau Banyak, dan juga pelaku wisata di Pulau Banyak dan Singkil,” ujarnya. Penyusunan jadwal kapal, tambah Al Qadri, harus dapat memberikan efek pada peningkatan ekonomi wilayah khususnya sektor pariwisata dan juga kelancaran kegiatan sosial dan budaya masyarakat serta peningkatan produktifitas kapal penyeberangan KMP Aceh Hebat 3. Sedangkan dalam hal operasional, lanjut Al Qadri, kapal Aceh Hebat 3 ini perlu diawasi bersama agar dapat memberi pelayanan terbaik bagi masyarakat dan penumpang kapal. Al Qadri menambahkan bahwa di saat musim liburan seperti ini, kapal penyeberangan tidak hanya dinaiki oleh masyarakat biasa tapi juga didominasi wisatawan yang berlibur ke Pulau Banyak. “Oleh karena itu, kapal harus selalu dalam kondisi bersih, serta pelayanan dari para petugas dan ABK kapal harus ramah dan baik kepada penumpang dan memberikan kesan positif bagi pariwisata Aceh,” sebutnya. Koordinasi dengan Pemkab Singkil dan PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Singkil terkait peningkatan pelayanan terhadap penumpang kapal terus dilakukan. “Kita berharap kerjasama serta koordinasi yang baik yang selama ini telah terjalin antara Dishub Aceh, pihak ASDP selaku operator, dan Pemkab Aceh Singkil bisa menghadirkan pelayanan yang optimal bagi masyarakat,” pungkas Al Qadri. Sementara itu, menurut Henni Agustina, salah satu penumpang yang menaiki kapal KMP Aceh Hebat 3, menyebutkan bahwa pelayanan kapal penyeberangan sudah baik. “Petugasnya sigap membantu saya, kebetulan saya bawa banyak tas sama anak-anak,” ujarnya. Mengenai kondisi kapal, Henni menilai kapal cukup bersih, dan ada tong sampah yang disediakan di setiap ruangan. “Kapal bersih, cuma sayangnya belum ada kesadaran dari penumpang menjaga kebersihan dengan buang sampah ke tong sampah yang sudah disediakan,” tambahnya. Henni menyarankan agar setiap penumpang bisa mendapatkan tempat duduk supaya lebih nyaman. “Karena kami kan tujuannya berwisata, kalau harus duduk lesehan di ruangan jadinya tidak nyaman, apalagi banyak orang lalu lalang,” sarannya.(AB) Baca Berita Lainnya: Tinjau 4 Pulau di Aceh Singkil, Kadishub Aceh Cek Kondisi Dermaga dan Rambu Suar Alhamdulillah, 392 Jemaah Haji Kloter 1 Tiba Kembali di Aceh

Alhamdulillah, 392 Jemaah Haji Kloter 1 Tiba Kembali di Aceh

BANDA ACEH – Ahlan Wasahlan, selamat datang kembali 392 jemaah haji Aceh kloter 01 tiba di tanah air, Sabtu pagi, 28 Juni 2025 pada pukul, 06.35 WIB. Kloter 1 ini awalnya berangkat 393 jemaah, namun ada 1 orang dinyatakan telah meninggal dunia. Sebagaimana informasi ini disampaikan Ketua Kloter 1 BTJ, M.Nasir. Rombongan jemaah yang berasal dari Kota Banda Aceh ini mendarat di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda, Blang Bintang, Aceh Besar. Sebelumnya jemaah berangkat dari Bandara Internasional Prince Mohammad Bin Abdul Aziz, Madinah, Arab Saudi menggunakan maskapai Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GIA2401 pada Jumat, 27 Juni 2025 pukul 18.50 WAS ini dipiloti Capt. Hilan Pribadi bersama Capt. Andre Chaidir Irwan ini. Setibanya di Bandara SIM, jemaah haji diantar kembali menuju Asrama Haji Banda Aceh guna mengikuti seremonial penjemputan jemaah haji oleh Wakil Gubernur Aceh, Fadhlullah serta pejabat lainnya. Petugas LLAJ Dishub Aceh tampak turut serta mengatur kelancaran lalu lintas bus yang keluar bandara dan di pintu masuk Asrama Haji Banda Aceh.(MR) Baca Berita Lainnya: Tinjau 4 Pulau di Aceh Singkil, Kadishub Aceh Cek Kondisi Dermaga dan Rambu Suar 84 CPNS Dishub Aceh Ikuti Pembekalan dan Perkenalan untuk Siap Bertugas Kepala UPTD Sambut 32 Mahasiswa UGM KKN di Pulo Aceh

Tinjau 4 Pulau di Aceh Singkil, Kadishub Aceh Cek Kondisi Dermaga dan Rambu Suar

SINGKIL – Kepala Dinas Perhubungan Aceh Teuku Faisal mengunjungi 4 pulau yang berbatasan antara Aceh dan Sumatera Utara, dan telah ditetapkan kembali sebagai pulau yang masuk ke dalam wilayah administrasi Aceh. Keempat pulau tersebut adalah Pulau Mangkir Ketek, Pulau Mangkir Gadang, Pulau Panjang, dan Pulau Lipan. Dalam kunjungan pada hari Jumat, 27 Juni 2025 tersebut, Teuku Faisal ingin meninjau sekaligus melakukan observasi awal terhadap berbagai kebutuhan fasilitas perhubungan disana. “Jika keempat pulau ini akan dikembangkan nantinya, tentu butuh infrastruktur dasar seperti dermaga yang representatif dan sebagainya” ungkapnya. Di samping melihat kondisi dermaga yang telah ada, Teuku Faisal bersama jajarannya juga meninjau titik-titik yang diperlukan untuk pemasangan rambu suar. “Pemasangan rambu suar tentu sangat penting agar alur pelayaran ke pulau ini bisa aman dan selamat untuk dilalui oleh kapal-kapal nantinya,” tambahnya. Kehadiran Kadishub Aceh ke Kabupaten Aceh Singkil juga dalam rangka mendampingi kunjungan kerja Gubernur Aceh Muzakir Manaf yang akan mengunjungi 4 pulau ini pada Sabtu (28/6) besok.(AB)

Galeri Foto Teamwork dan Motivasi Pembekalan CPNS Dishub Aceh

Dishub Aceh menggelar kegiatan teamwork dan motivasi pembelakalan bagi CPNS baru di Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue, Sabtu, 21 Juni 2025. Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan kekompakan, meningkatkan kerjasama dalam tim, serta membangun hubungan yang lebih baik antar CPNS baru.(AB)

Galeri Foto Keberangakatan Mahasiswa KKN UGM ke Pulo Aceh Melalui Pelabuhan Ulee Lheue

BANDA ACEH – Kepala UPTD Wilayah I Pelabuhan Penyeberangan Dishub Aceh, Husaini Jamil menyambut kunjungan 32 mahasiswa Universitas Gajah Mada (UGM) di Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue, pada Minggu, 22 Juni 2025. Sebanyak 32 mahasiswa UGM tersebut akan melaksanakan kegiatan KKN-PPM UGM Periode II tahun 2025 di Pulo Nasi Kabupaten Aceh Besar. Rombongan berangkat ke Pulo Aceh menggunakan angkutan penyeberangan KMP Papuyu yang difasilitasi oleh PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Banda Aceh.(AB)

Kepala UPTD Sambut 32 Mahasiswa UGM KKN di Pulo Aceh

BANDA ACEH – Kepala UPTD Wilayah I Pelabuhan Penyeberangan Dishub Aceh, Husaini Jamil menyambut kunjungan 32 mahasiswa Universitas Gajah Mada (UGM) di Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue, pada Minggu, 22 Juni 2025. Sebanyak 32 mahasiswa UGM tersebut akan melaksanakan kegiatan KKN-PPM UGM Periode II tahun 2025 di Pulo Nasi Kabupaten Aceh Besar. Rombongan berangkat ke Pulo Aceh menggunakan angkutan penyeberangan KMP Papuyu yang difasilitasi oleh PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Banda Aceh. Dalam sambutannya, Husaini menyampaikan selamat datang kepada para mahasiswa dari Kampus Biru itu sembari memperkenalkan sejumlah fasilitas yang ada di Pelabuhan Ulee Lheue. “Hampir semua pelayanan kita sudah berlakukan sistem online, mulai dari pembelian tiket sampai sistem informasi berbasis online,” jelasnya. Mahasiswa UGM yang akan berada di Pulo Aceh selama 50 hari ke depan ini terdiri dari berbagai fakultas seperti Fakultas Kedokteran, Pertanian, Teknik, Hukum, Ekonomi Bisnis, Farmasi, Ilmu Budaya, Sekolah Vokasi, Kesehatan Masyarakat, Ilmu Sosial dan Politik, serta Kedokteran Hewan.(AB) Baca Berita Lainnya: Setir dan Sepiring Sate: Estu Menantang Malam dari Takengon Muhammad Yacub, Dibalik Setir Bus Trans Koetaradja Dishub Aceh Kerahkan 25 Personel Dalops LLAJ Dukung Kelancaran Peluncuran Koperasi Merah Putih

84 CPNS Dishub Aceh Ikuti Pembekalan dan Perkenalan untuk Siap Bertugas

BANDA ACEH – 84 Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Dishub Aceh mulai mengikuti sesi perkenalan dan pembekalan terkait sektor perhubungan. Kehadiran para CPNS baru ini disambut langsung oleh Kadishub Aceh Teuku Faisal saat membuka acara penyambutan oleh segenap keluarga besar Dishub Aceh di Aula Multimoda pada Rabu, 18 Juni 2025. 84 CPNS Dishub Aceh Ikuti Pembekalan dan Perkenalan untuk Siap BertugasSesi perkenalan dan pembekalan bagi para CPNS Dishub Aceh menjadi penting karena dapat mempermudah mereka untuk beradaptasi, memahami budaya kerja dan tanggung jawab, serta menumbuhkan keterlibatan mereka dalam program-program Dishub Aceh di masa yang akan datang.(AB) Baca Berita Lainnya Setir dan Sepiring Sate: Estu Menantang Malam dari Takengon Muhammad Yacub, Dibalik Setir Bus Trans Koetaradja

Muhammad Yacub, Dibalik Setir Bus Trans Koetaradja

Aceh TRANSit – Pagi yang cerah di Kota Banda Aceh, Muhammad Yacub, seorang sopir bus Trans Koetaradja, memulai rutinitasnya. Setiap hari, ia mengendarai bus yang melayani mobilitas masyarakat dari rumah mereka ke Pusat Kota atau sebaliknya. Di balik profesinya yang tampak sederhana, terdapat sebuah kisah perjuangan yang penuh dedikasi dan semangat untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat. Muhammad Yacub atau yang akrab disapa Pak Yacub bukanlah sosok yang mudah menyerah. Selama bertahun-tahun, ia selalu merasa bahwa bekerja di sektor transportasi publik adalah cara terbaik untuk memberi kontribusi bagi masyarakat. Berbagai rute sudah pernah ia lalui dan berbagai jenis bus pun sudah ia kemudikan. Sebelum menjadi sopir bus Trans Koetaradja, Pak Yacub sudah menjadi sopir angkutan umum bernama Labi-labi selama kurang lebih 18 tahun. Ia berjuang menghadapi berbagai rintangan di jalanan demi memenuhi kebutuhan keluarga kecilnya. Ia tahu betul bahwa hidup tidak akan pernah mudah, tapi keyakinannya bahwa setiap usaha akan membuahkan hasil membuatnya tidak mudah menyerah. Dengan pengalaman bertahun-tahun di dunia transportasi, Pak Yacub akhirnya mendapatkan kesempatan untuk bergabung dengan Trans Koetaradja pada tahun 2017, angkutan yang menjadi tulang punggung transportasi publik di Banda Aceh. Sebagai seorang Pramudi, ia tidak hanya bertugas mengemudi, tetapi juga menjadi wajah dari pelayanan yang memastikan kenyamanan dan keselamatan penumpang. Baginya, pekerjaan ini lebih dari sekadar mencari nafkah, ia merasa bangga bisa menjadi bagian dari layanan yang memudahkan masyarakat Aceh. Tak jarang, ia mendengar ucapan terima kasih dari penumpang yang merasa terbantu dengan adanya bus Trans Koetaradja. kata-kata sederhana seperti itu menjadi penghargaan yang sangat berarti bagi dirinya. Hal itu membuatnya merasa bahwa setiap perjalanan yang dilaluinya membawa manfaat yang lebih besar. Namun, tugasnya tidak mudah. Tantangan di jalan sering kali datang, mulai dari kemacetan hingga tugas mengelola waktu yang sangat ketat. Namun, Pak Yacub tidak pernah mengeluh. Baginya, setiap rintangan adalah bagian dari proses yang membuatnya menjadi lebih kuat dan lebih bijak. Cerita Pak Yacub begitu membanggakan terkait ketulusannya dalam menjalankan pekerjaan. Ia bukan sekadar bekerja untuk mencari uang, tetapi juga untuk mengabdi kepada masyarakat. Bagi Pak Yacub, profesinya adalah kebanggaan, dan itu terlihat jelas dalam setiap langkahnya. Ia selalu memberikan yang terbaik kepada setiap penumpang yang memasuki busnya. Dengan semangat kerja keras dan rasa tanggung jawab yang tinggi, ia menjadi sosok yang dihormati oleh sesama sopir dan penumpang. Kisah Pak Yacub adalah bukti bahwa dari pekerjaan yang tampak sederhana sekalipun, seseorang bisa memberikan dampak yang besar bagi kehidupan orang lain. Ia menunjukkan bahwa ketulusan, dedikasi, dan kerja keras adalah kunci untuk meraih keberhasilan. Dengan setiap perjalanan yang ia tempuh, Pak Yacub tidak hanya mengantarkan penumpang ke tujuan mereka, tetapi juga mengantarkan inspirasi dan kebanggaan bagi masyarakat Aceh. Ia berharap besar agar bus Trans Koetaradja di masa yang akan datang akan terus bisa melayani masyarakat dengan baik, serta membuat pramudi dan pramugara lebih sejahtera. Semoga cerita ini bisa memberikan gambaran betapa besar dedikasi seorang sopir bus dalam menjalani tugasnya, dan bagaimana usaha serta kerja keras mereka patut dihargai.(Stephanie Marsya Ayundha) Baca Selengkap Tulisan Aceh TRANSit lainnya klik di bawah ini: Majalah TRANSit

Dishub Aceh Kerahkan 25 Personel Dalops LLAJ Dukung Kelancaran Peluncuran Koperasi Merah Putih

Banda Aceh – Dinas Perhubungan Aceh mengerahkan sebanyak 25 personel Tim Pengendalian Operasional (Dalops) Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) dalam kegiatan Peluncuran dan Dialog Percepatan Musyawarah Desa/Kelurahan Khusus Pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih yang berlangsung di Balee Meuseuraya Aceh, Kamis, 22 Mei 2025. Kegiatan yang dihadiri oleh perangkat desa dari seluruh Aceh ini berjalan tertib, aman, dan lancar. Pengaturan lalu lintas yang baik serta pemanfaatan fasilitas parkir bawah tanah (underground parking) turut berkontribusi terhadap kelancaran arus lalu lintas selama kegiatan berlangsung. Dishub Aceh terus berkomitmen untuk mendukung pelaksanaan program-program strategis Pemerintah, khususnya dalam menyediakan layanan transportasi dan pengaturan lalu lintas yang tertib dan efisien.(AP) Baca Berita Lainnya: Doa dan Peusijuek Iringi Keberangkatan Jemaah Haji Dishub Aceh Wagub Fadhlullah Luncurkan Aplikasi Perjalanan Trans Koetaradja, Masuk Program 100 Hari Pemerintah Aceh Semarak HUT Ke-9 Trans Koetaradja: ASN Dishub Aceh Gelar Aksi Bersih-Bersih Halte

Mengeluh Tetapi Tidak Mengubah

Aceh TRANSit – Transportasi di negara maju ibarat sebuah simfoni yang berjalan harmonis—kereta tepat waktu, bus terjadwal, jalur pejalan kaki lebar dan nyaman. Sementara di Indonesia, transportasi lebih mirip permainan takdir: menunggu bus yang tak kunjung tiba, bertaruh nyawa di zebra cross, atau bersaing dengan pedagang kaki lima di trotoar. Teknologi canggih di luar negeri memudahkan pembayaran dan navigasi, sementara di sini, tukang parkir lebih akurat daripada GPS. Soalan aturan lalu lintas? Di luar negeri dihormati seperti layaknya kitab suci. Sementara di sini, lampu merah sering dianggap sebagai opsi, bukan keharusan. Perbedaan ini bukan sekadar ironi, tapi cerminan bagaimana sistem dibangun—apakah untuk kemudahan publik, atau sekadar ajang survival bagi warganya. Belum lagi jalan rusak, kemacetan, dan kurangnya kesadaran masyarakat untuk menggunakan transportasi publik menambah keluhan sehari-hari. Kita semua tahu, ketika hujan turun, beberapa ruas jalan berubah menjadi ‘kolam ikan dadakan’ yang menantang keberanian pengendara motor. Diperparah lagi dengan pengrusakan fasilitas publik seperti halte dan pencurian kabel listrik traffic light oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.Masih banyak yang malas menggunakan transportasi umum, lebih memilih kendaraan pribadi meski tahu akan semakin menambah kemacetan. Kesadaran berlalu lintas? Ah, itu hanya teori di ujian SIM. Masih banyak yang menerobos lampu merah, berhenti sembarangan, dan berkendara seolah jalanan adalah milik pribadi.Setiap hari, kita mengeluh tentang hal tersebut. “Pemerintah harus bertindak!” seru kita di warung kopi atau di jagat maya. Tapi, coba tanya diri sendiri—apa yang sudah kita lakukan untuk memperbaiki keadaan? Lalu, ketika ada inisiatif perubahan, seperti pembatasan kendaraan atau aturan baru, langsung muncul protes. “Menyusahkan masyarakat!” katanya. Padahal, yang menyusahkan kita selama ini bukan aturan baru—tapi kebiasaan buruk kita sendiri yang terus dipelihara. Jadi, sampai kapan kita hanya mengeluh tanpa bertindak? Mungkin sampai jalan berlubang itu membesar untuk jadi wisata air dadakan. Namun, bukan berarti Aceh harus terjebak dalam masalah ini selamanya. Ada berbagai solusi yang bisa diterapkan seperti peningkatan infrastruktur yang lebih modern, transportasi publik yang lebih terjangkau, serta peningkatan kesadaran masyarakat dalam berlalu lintas. Apalagi, dengan kemajuan teknologi, sistem transportasi berbasis digital bisa menjadi jawaban bagi mobilitas masyarakat yang lebih efisien. Peningkatan kesadaran masyarakat adalah kunci utama dalam menjalankan sistem transportasi dan menciptakan lingkungan jalan yang lebih aman dan tertib. Terutama kita juga perlu menjaga fasilitas publik untuk kepentingan bersama. Ketika kesadaran ini tumbuh secara kolektif, akan tercipta budaya berlalu lintas yang lebih beretika dan saling menghormati. Aceh memiliki potensi besar untuk memperbaiki sistem transportasinya. Yang dibutuhkan adalah keseriusan pemerintah dan dukungan serta kesadaran masyarakat untuk mewujudkan mobilitas yang lebih nyaman, aman, dan terjangkau. Mari mulai berbenah bersama, jika tidak, mengeluh akan terus membelenggu pikiran yang lahir dan batin.(Abu Joel)