Dishub

Pelajar Pelopor Jadi Ujung Tombak Keselamatan Berlalu Lintas

BANDA ACEH – Indonesia butuh generasi muda untuk membawa perubahan yang semakin baik bagi negara ini, terkhusus pada perkembangan transportasi. Ide keratif dan inovatif yang ada pada generasi mendatang merupakan senjata yang sangat penting dalam mewujudkan transportasi yang yang andal dan berdaya saing. Hal ini  seperti yang disampaikan  Kepala Dinas Perhubungan Aceh, T. Faisal dalam sambutannya, saat acara pembekalan Peserta Pemilihan Pelajar Pelopor Keselamatan Jalan Tingkat Nasional Tahun 2022 di Ruang Pertemuan “Multimoda”, Sabtu, 10 September 2022, bahwa pelajar pelopor ini merupakan ujung tombak generasi dalam mewujudkan kesadaran pada generasi bangsa akan keselamatan berlalu lintas. “Dipundak adik-adik saat ini membawa nama provinsi aceh. Besar harapan kami kepada adik-adik untuk memberikan yang terbaik dalam agenda nasional ini, sehingga di tingkat nasional aceh dipandang menjadi cerminan generasi milenal yang peduli keselamatan LLAJ,” ujar T. Faisal. Pemilihan pelajar pelopor keselamatan LLAJ tingkat Provinsi Aceh tahun 2022 telah diselenggarakan pada bulan juli yang lalu diikuti sebanyak 23 orang peserta yang berasal dari kabupaten/kota se- aceh. Dari hasil kegiatan terpilihlah 3 (tiga) peserta terbaik akan mewakili provinsi aceh dalam agenda pemilihan pelajar pelopor keselamatan LLAJ tingkat nasional yang mengusung tema “Indonesia future transport”. “Saya berharap kegiatan ini menjadi acuan bagi para peserta pelajar pelopor keselamatan lalu lintas agar dapat memberikan tauladan bagi rekan-rekan di sekolahnya sehingga akan mampu meciptakan suatu kondisi lalu lintas yang aman, tertib dan nyaman di lingkungannya,” pungkasnya. Dalam acara ini juga turut hadir mendampingi, Sekdishub Aceh, Kabid. LLAJ, dan Kabid. Pelayaran. Sebagai informasi, kegiatan Pemilihan Pelajar Pelopor Tingkat Nasional ini akan dilaksanakan di Jakarta, pada 12 – 14 September 2022, yang dikuti oleh perwakilan dari Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Riau, Jambi, Lampung, D.I. Yogyakarta, Jawa Tengah, JAwa Timur, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Banten, dan Jakarta. (MS) Berita Menarik Lainnya:  23 Pelajar SMA Se-Aceh Ikuti Pemilihan Pelajar Pelopor 2022 Organda Aceh Akan Sesuaikan Tarif Angkutan Dalops Dishub Aceh Lakukan Penertiban Lalin Saat Upacara HUT RI

Dishub Aceh Perluas Layanan Trans Koetaradja dengan 4 Rute Baru

ACEH BESAR – Tingginya permintaan masyarakat Kota Banda Aceh dan Aceh Besar akan pelayanan Trans Koetaradja untuk menjangkau wilayah layanan yang lebih luas, menjadi perhatian khusus Pemerintah Aceh. Oleh karenanya, guna menjawab kebutuhan transportasi masyarakat, Dinas Perhubungan Aceh melalui UPTD Angkutan Massal Trans Kutaraja memperluas layanannya dengan membuka 4 (empat) rute baru sehingga kebutuhan mobilitas masyarakat terpenuhi. Rute pengumpan (feeder) baru yang dilalui Bus Trans Koetaradja sejak 1 September 2022 lalu, yaitu Ulee Lheue – Simpang Rima, Simpang Rima – Simpang 3 PU, Simpang Rima – Lampuuk dan Pusat Kota – Lambaro via Lueng Bata. Bus ini beroperasional dari pukul 06.30 WIB hingga pukul 20.00 WIB setiap harinya. Kepala Dinas Perhubungan Aceh, Teuku Faisal mengatakan bahwa dengan diluncurkannya rute baru ini, masyarakat di wilayah layanan dapat memanfaatkan Trans Koetaradja untuk berbagai kebutuhan mobilisasi, seperti kebutuhan perdagangan, bisnis, pendidikan maupun aktivitas sosial kemasyarakatan dan keagamaan. Rute baru ini juga diharapkan dapat menunjang aktifitas wisata karena terhubung dengan kawasan wisata pantai Lampuuk di Aceh Besar serta dengan mudah dapat terkoneksi dengan rute-rute utama lainnya. “Penumpang yang ingin berpindah rute, dapat turun pada halte transit, dan selanjutnya melanjutkan perjalanannya ke rute yg dituju” ungkap Faisal. Sementara itu Kepala UPTD Angkutan Mssal Trans Kutaraja, M. Hanung Kuncoro mengatakan bahwa pihaknya akan terus melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap ketepatan waktu, kebersihan dan pelayanan angkutan masal perkotaan milik masyarakat Aceh ini. Ia berharap masyarakat dapat menikmati pelayanan rute baru ini dan bersama-sama menjaga kebersihan serta menerapkan protokol kesehatan dalam bertransportasi.(QQ) Berita Menarik Lainnya: Wisata Ceuraceu Eumbon, Berdayakan Masyarakat Gampong GISA Percepat Penanganan Stunting dan Imunisasi di Aceh E-Kiosk Mudahkan Retribusi Masuk Terminal Tipe B Abdya Simak Video Menarik: https://www.youtube.com/watch?v=OZdraDRPcAU

Wisata Ceuraceu Eumbon, Berdayakan Masyarakat Gampong

Indah nan syahdu, mungkin itu ungkapan yang akan sering terbayang dalam benak pikiran kita selama mengikuti perjalanan wisata ini. Iya, wisata Ceuraceu Eumbon, salah satu wisata air yang sedang naik daun di Aceh pada tahun 2021 ini. Wisata air memang sudah lumrah kita temukan di Aceh, khususnya wisata air tawar. Namun, siapa sangka, bumi Aceh Jaya menawarkan wisata air yang begitu indah dan membuat mata penuh takjub. Perjalanan wisata menggunakan speedboat selama lebih kurang 3 jam ini dimulai dari Gampong Ceuraceu. Di dekat dermaganya, kita bisa melihat jembatan gantung yang menjadi satu-satunya akses masyarakat saat ingin beraktivitas ke luar. Namun bukan itu fokus kita kali ini, tetapi pemandangan indah di sepanjang Krueng Teunom sudah dimulai dari sini. Dimulai dengan jembatan gantung yang berdiri kokoh, berlatarkan pegunungan hijau yang bersilang. Bergerak 15 menit dari dermaga, kita menjumpai ‘pantai-pantai’ sungai yang penuh dengan pasir dan bebatuan kecil nan unik. Rasanya ingin langsung terjun ke sungai untuk berenang di antara ikan-ikan yang bermain di dalamnya. Tepian sungai yang dilalui ini juga masih terlihat sangat alami, artinya tidak banyak aktivitas masyarakat di daerah ini. Pengunjung bisa meminta kepada pemandu untuk berhenti di pantai sungai, baik untuk berswafoto, makan siang, berenang, atau shalat. Perjalanan pun lebih dinamis tidak diburu waktu, karena perjalanan yang disarankan dimulai pukul 7 atau 8 pagi. Di saat mata masih terpesona dengan pantai sungai yang indah, tebing-tebing tinggi menjulang ikut menyapa. Tebing batuan kapur yang ditumbuhi tumbuhan-tumbuhan kecil di sela-selanya ini menemani perjalanan wisata. Sungguh indah, rasanya seperti sedang berada di Grand Canyon-nya Sungai Colorado di Arizona Utara. Bedanya, tebing-tebing di sini tidak berupa ngarai yang berbentuk lembah dalam. Akan tetapi, ia adalah tebing bebatuan murni yang terbentuk oleh patahan-patahan yang telah terjadi selama beberapa abad yang lalu. Pemandangan indah yang telah kita lalui bukanlah sebuah akhir, Wisata Ceuraceu Eumbon masih menyimpan wahana air terjun sebagai sebuah kejutan. Rasanya pantas menjadikan air terjun sebagai titik istirahat setelah perjalanan selama lebih kurang 3 jam. Lokasinya berada tidak jauh dari bibir sungai. Hanya butuh waktu 5 menit berjalan kaki ke lokasi ini. Pihak pengelola telah membersihkan area air terjun dan membuat jalur setapak untuk memudahkan akses bagi pengunjung. Di air terjun, kita bisa menyantap makan siang sembari beristirahat, atau mandi di bawah air terjun sambil berswafoto bersama sejawat. Wisata ini dimotori oleh anak-anak muda sekitar Gampong Ceuraceu, Kecamatan Pasie Raya, Kabupaten Aceh Jaya sejak bulan Juli 2021 yang lalu. Mereka menggagas Komunitas Sadar Wisata Ceuraceu Eumbon dengan tujuan untuk bersama-sama membangun perekonomian masyarakat melalui sektor pariwisata. Maulidi, ketua komunitas ini, yang ditemui Aceh TRANSit, menyebutkan bahwa wisata Ceuraceu Eumbon masih baru, sehingga masih perlu pembenahan dan dukungan dari berbagai pihak. “Kita mengharapkan dukungan banyak pihak, khususnya Pemerintah Aceh dan Aceh Jaya, supaya pelayanan wisata ini terus membaik,” harapnya. Selama ini, ungkapnya, wisata Ceuraceu Eumbon sudah mulai memberi dampak positif bagi perekonomian masyarakat sekitar. Misalnya, paket penginapan dan makanan yang ditawarkan kepada pengunjung dengan memberdayakan masyarakat sekitar. Tidak cuma itu, untuk speedboat juga dikerjasamakan dengan masyarakat, sehingga pemilik boat bisa terberdayakan dengan wisata. Perjalanan ke sini membutuhkan waktu sekitar 3,5 jam dari Banda Aceh. Begitu tiba di Pasar Teunom Aceh Jaya, kita bisa meneruskan perjalanan selama 40 menit ke Gampong Ceuraceu. Kondisi jalan di daerah ini lumayan bagus, hanya saja di beberapa titik ada kerusakan akibat dilalui kendaraan berat. Tapi tentu saja tidak akan menurunkan semangat kita untuk cepat-cepat tiba di Ceuraceu. (Amsal Bunaiya) Selengkapnya donwload di: https://dishub.acehprov.go.id/aceh-transit-press/

GISA Percepat Penanganan Stunting dan Imunisasi di Aceh

TAPAKTUAN – Gerakan Imunisasi dan Stunting Aceh (GISA) dimulai tanggal 30 Agustus 2022 di seluruh kabupaten/kota di Aceh. GISA merupakan program yang dicanangkan oleh Penjabat (Pj) Gubernur Aceh, Achmad Marzuki untuk mempercepat penanganan stunting dan capaian imunisasi di Aceh. Pada acara pemantapan program GISA di Aceh Selatan yang digelar di Rumoh Agam Tapaktuan hari ini, Kamis, 1 September 2022, Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh, Taqwallah menyebutkan bahwa GISA merupakan gerakan moral yang harus dilakukan secara bersama-sama. Taqwallah menambahkan, Pemerintah Aceh melakukan 10 intervensi melalui bidan desa dan puskesmas terhadap program GISA, yaitu; pemberian tablet tambah darah (TTD), screening anemia, pemeriksaan kehamilan, pemberian TTD untuk ibu hamil, pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil KEK (kekurangan energi kalori), pemantauan tumbuh kembang anak, ASI eksklusif, pemberian makanan tambahan protein hewani bagi bayi dua tahun (baduta), tatalaksana balita dengan masalah gizi, dan peningkatan cakupan dan perluasan jenis imunisasi. Pemerintah Aceh melalui Dinas Kesehatan Aceh, kata Taqwallah, telah mendistribusikan sejumlah obat penambah darah, susu dan makanan tambahan bagi remaja putri, ibu hamil dan balita kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Selatan untuk didistribusikan ke seluruh puskesmas. Di samping itu, Pemerintah Aceh juga menunjuk sejumlah pejabat Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA) sebagai orang tua asuh yang akan bertanggung jawab terhadap penanganan stunting dan capaian imunisasi di seluruh kabupaten/kota di Aceh. Di Aceh Selatan, Taqwallah selaku Kepala Satgas Penanganan Stunting Aceh menetapkan Dinas Perhubungan Aceh, Dinas Peternakan Aceh, Dinas Koperasi dan UKM Aceh, dan Kantor Samsat wilayah sebagai orang tua asuh. Sementara itu, Sekretaris Dinas Perhubungan Aceh, Teuku Rizki Fadhil menyebut, ada enam pejabat Dinas Perhubungan Aceh yang ditunjuk sebagai orang tua asuh pada enam puskesmas, yaitu Puskesmas Labuhan Haji, Labuhan Haji Timur, Drien Jalo, Meukek, Sawang, dan Samadua. Para orang tua asuh tersebut, tambah Rizki, pada hari sebelumnya telah melakukan kunjungan dan koordinasi dengan pihak puskesmas terkait jumlah ibu hamil, ibu hamil KEK (kekurangan energi kalori), balita, dan anak stunting. Kegiatan ini berjalan dengan lancar meskipun dalam keadaan hujan lebat dan banjir pada sejumlah lokasi di Kabupaten Aceh Selatan. Kelancaran acara juga berkat dukungan petugas Dalops Dishub Aceh Selatan yang mengatur lalu lintas di beberapa titik di Tapaktuan. Acara pemantapan program GISA di Tapaktuan hari ini turut dihadiri oleh Kepala Dinas Kesehatan Aceh, Kepala BKKBN Aceh, dan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Gampong (DPMG) Aceh yang juga bertindak sebagai narasumber. Selain itu, kegiatan ini juga dihadiri oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Aceh Selatan dan jajaran Forkopimda Aceh Selatan. (AM/QQ) Berita Menarik Lainnya: E-Kiosk Mudahkan Retribusi Masuk Terminal Tipe B Abdya Kadishub Aceh Bertemu Susi Pudjiastuti Bahas Potensi Penerbangan Perintis Pj Gubernur Aceh Temui Menhub Bahas Percepatan Pembangunan Transportasi di Aceh  

E-Kiosk Mudahkan Retribusi Masuk Terminal Tipe B Abdya

BLANG PIDIE – Sekretaris Dinas Perhubungan Aceh, Teuku Rizki Fadhil meninjau uji coba sistem layanan e-restribusi di Terminal Tipe B Aceh Barat Daya, Rabu, 31 Agustus 2022. E-retribusi ini merupakan sistem layanan mandiri berbasis aplikasi (e-kiosk) yang memudahkan supir angkutan umum antar kota dalam provinsi (AKDP) menyetor retribusi melalui anjungan yang telah disediakan. Nilai plus dari layanan e-retribusi ini, kata Rizki, tidak lagi membutuhkan biaya percetakan karcis karena telah tersedia print-out dari mesin yang juga berlaku sebagai resi resmi retribusi. Rizki juga menyebutkan, data pelaporan terkait pergerakan angkutan dan penumpang terinput secara otomatis ke dalam sistem. Data yang terinput nantinya dapat menjadi bahan analisis guna pengembangan terminal, sehingga dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat. Sementara itu, Kepala UPTD Penyelenggaraan Terminal Tipe B Dishub Aceh, Erizal pada saat uji coba menyampaikan bahwa e-retribusi akan diisi langsung oleh para sopir angkutan. Layanan elektronik ini, kata Erizal, menjadi sarana pendataan dan pengawasan angkutan AKDP yang terintegrasi dengan Kartu Pengawas Izin Trayek. Di samping itu, kata Erizal, layanan ini menghadirkan transparansi saat pemungutan retribusi sehingga bebas dari pemungutan liat (pungli). Sebagai informasi, E-kiosk merupakan sistem vending machine informasi yang digunakan untuk penginputan manifest data keberangkatan dan transit ADKP di terminal. E-kiosk digunakan secara mandiri oleh pengemudi saat penginputan data manifest. Data-data yang diinput antara lain; jenis perusahaan otobus (PO), trayek, Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB), serta Data penumpang (jenis kelamin dan usia). Turut hadir dalam kegiatan uji coba ini Ketua Tim Percepatan Pembangunan Dinas Perhubungan Aceh Muhammad Dahlan, Kepala Seksi Tata Ruang Transportasi dan Lingkungan Bidang Pengembangan Sistem dan Multimoda, Muhajir, serta segenap jajaran Dinas Perhubungan Aceh. (MU) Berita Menarik Lainnya: Transportasi Berperan Penting Dukung Distribusi Potensi Alam Dishub Aceh dan Dishub Bireuen Bahas Pemanfaatan Terminal Mobar Trans Koetaradja di Mata Mahasiswi

Trans Koetaradja di Mata Mahasiswi

OLEH NURUL HUSNA, Mahasiswi Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia dan Anggota UKM Jurnalistik Universitas Bina Bangsa Getsempena (UBBG), dan Anggota FAMe, melaporkan dari Banda Aceh SAYA tinggal di Gampong Punge Blang Cut, Kecamatan Jaya Baru, Kota Banda Aceh. Setiap pergi dan pulang kuliah saya menggunakan angkutan massal bus Transkoetaradja. Karena saya tak bisa mengendarai sepeda motor menjadi alasan tambahan bagi saya mengapa lebih memilih naik bus. Apalagi gratis dan saya merasa nyaman berada di dalamnya. Transkoetaradja berpusat di Kota Banda Aceh, tapi layanannya menjangkau hingga ke wilayah Aceh Besar.Bus ini juga penyatu semua kalangan: duduk sama rendah, berdiri sama tinggi, dan tiba sama cepat. Kebanyakan penumpang bus ini adalah mahasiswa dan mahasiswi. Teman-teman saya di Penbi angkatan 2020 maupun anak kecil yang pernah naik bus ini menyebut Transkoetaradja dengan sebutan “Tayo”. Naik bus sambil berjemur Senin (13/6/2022), matahari pagi menyilaukan mata. Halte bus Masjid Raya Baiturrahman dipenuhi orang-orang yang menunggu bus menuju arah Darussalam. Saya duduk di kursi paling depan. Di deretan kursi ini sedikit orang yang mau duduk kala pagi. Soalnya, cahaya matahari langsung menembus kulit siapa saja yang duduk di situ. Sebaliknya, saya suka duduk di kursi tersebut karena sekalian berjemur. Rasanya tidak masalah berjemur di pagi hari untuk mendapatkan vitamin D gratis dari sang surya, mumpung masih pukul 08.35 WIB. Tak lama menunggu, tiba satu bus Transkoetaraja yang menuju Darussalam koridor 1. Bus ini sangat penuh.Banyak penumpang yang berdiri. Setelah penumpang turun dari bus barulah penumpang yang ingin naik masuk ke dalam bus. Lantunan lagu Aceh menggema di dalam bus pada saat saya duduk di kursi penumpang. Ada pengalaman berkesan sewaktu saya pulang dari kampus mengejar Transkoetaradja trayek Kedah-Darussalam koridor 1. Saat itu, Rabu (15/6/2022) sore, bus terlihat dari jauh. Posisi saya juga masih jauh dari tangga bus (pengganti halte bus) yang ada di depan Toko Fantasi Darussalam, Banda Aceh. Saya memutuskan berjalan cepat menyeberangi jalan dua jalur. Saat itu jalan dipenuhi kendaraan. Ada rasa waswas di hati saya, perasaan takut ditinggal bus dan takut ditabrak kendaraan yang melaju kencang. Dengan berlari saya melambaikan tangan agar sopir (pramudi) berhenti. Untunglah satu orang penumpang laki-laki yang baru turun melihat saya yang sedang berlari. Dia sepertinya paham kondisi saya yang sedang mengejar bus, dengan cekatan penumpang tersebut menoleh ke belakang agar kondekturnya menunggu saya. Kondektur bus menatap saya tanpa kata saat saya naiki tangga dengan terburu-buru. Kata terima kasih terucap begitu saja dari mulut saya yang tertutupi oleh masker putih. Rasa lelah berganti dengan rasa syukur setelah berada di dalam angkutan massal Transkoetaraja. Wanita paruh baya menatap lekat ke arah saya dan beberapa orang memperhatikan saya mungkin mereka melihat saya berlari mengejar bus tadi, tapi saya hanya memperhatikan sekilas saya fokus duduk sambil mengatur napas agar normal kembali. Pelayanan yang baik dan memuaskan terasa langsung oleh siapa saja yang pernah menaiki bus ini. Para pramudi dan pramugaranya memiliki sikap yang baik, toleransi dan suka menolong para penumpangnya tanpa memadang status mereka. Pramudi dan pramugaranya mempakai pakaian seragam yang sopan dan rapi. Mereka bekerja dengan sistem shift, dua hari kerja satu hari off duty. Pramudi dan pramugara arah koridor 1 ada pergantian ke koridor lain, tergantung kebijakan mutasi dari operator Transkoetaraja. Jadwal bus Senin hingga Sabtu dari pukul 06.30 sampai pukul 19.20 WIB.Minggu dari pukul 06.30 hingga 14.45 WIB, terbatas hanya tiga bus untuk koridor 1 (Keudah-Darussalam). Bus ini milik bersama, tentu yang menjaganya adalah kita semua. Semoga angkutan massal milik masyarakat Aceh ini selalu ada dan tetap gratis selamanya.(*) Sumber: Serambi Indonesia

Transportasi Berperan Penting Dukung Distribusi Potensi Alam

BENER MERIAH – Kabupaten Bener Meriah memiliki potensi alam yang sangat besar terutama di sektor perkebunan, pertanian dan pariwisata, serta topografi perbukitannya yang indah. Pengelolaan sumberdaya potensial tersebut perlu dilakukan secara komprehensif sehingga dapat menghadirkan nilai tambah. Oleh karena itu, tatanan transportasi yang terorganisasi berperan penting dalam mendukung keterpaduan pergerakan, konsolidasi hasil produksi, serta pola perangkutan dan distribusi. Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Perhubungan Aceh yang diwakili oleh Sekretaris Dinas Perhubungan Aceh, T Rizki Fadhil saat menyampaikan sambutan pada Focus Group Discussion (FGD) Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) Kabupaten Bener Meriah di Hotel Parkside Takengon, Kamis, 25 Agustus 2022. Tatralok Bener Meriah, kata Rizki, dapat dijadikan sebagai pedoman dan landasan dalam perencanaan, pembangunan, serta penyelenggaraan transportasi yang mampu mewujudkan layanan atau jasa transportasi yang efektif dan efisien. Selain itu, menurut Rizki, pengembangan sistem transportasi harus dilakukan secara berkesinambungan, konsisten, dan terpadu, baik intra maupun antar moda, dengan sektor pembangunan lainnya, serta memperhatikan RTRW Nasional, RTRW Aceh, RTRW Kabupaten Bener Meriah, RTRW Kabupaten/Kota di sekitarnya. Pemerintah Kabupaten Bener Meriah pada tahun 2022 sedang menyusun Tatralok dalam rangka me-review dokumen Studi Transportasi Kabupaten Bener Meriah Tahun 2007. Untuk itu, Dinas Perhubungan Aceh memandang perlu melakukan FGD sebagai kegiatan fasilitasi penyusunan Tatralok Kabupaten Bener Meriah sebagaimana diatur dalam Peraturan Gubernur Nomor 118 Tahun 2016. Pelaksanaan FGD ini juga bertujuan untuk mengharmoniskan antara Tataran Transportasi Nasional (Tatranas), Tataran Transportasi Wilayah (Tatrawil) Aceh, dengan rencana Tatralok Kabupaten Bener Meriah, serta sinkronisasi perencanaan pembangunan antar wilayah. Sementara itu, Penjabat Bupati Bener Meriah yang diwakili Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setdakab Bener Meriah, drh. Sofyan saat membuka FGD ini menyampaikan, Tatralok harus disusun secara profesional dengan kaidah-kaidah perencanaan transportasi yang tepat. Melalui penyusunan yang baik, kata Sofyan, diharapkan dapat mengakselerasi pembangunan, serta menjadi acuan atau pedoman dalam membangun sarana dan prasarana transportasi di Kabupaten Bener Meriah ke depannya. Sofyan juga berharap, Tatralok yang sedang disusun ini dapat mengoptimalkan kajian transportasi di wilayah Kabupaten Bener Meriah 20 tahun yang akan datang (2022-2042). Sehingga mampu menghasilkan layanan transportasi yang berkemampuan tinggi dan efektif dalam mendukung mobilitas manusia, barang dan jasa, serta menunjang pengembangan dan pembangunan wilayah Bener Meriah. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, 25 – 26 Agustus 2022, dan menghadirkan narasumber dari Universitas Syiah Kuala, Prof. Dr. Ashfa, S.T., M.T., serta Dr. Noer Fadhly, S.T., M.T., selaku tenaga ahli penyusun Tatralok Kabupaten Bener Meriah dalam rangka me-review dokumen Studi Transportasi Kabupaten Bener Meriah Tahun 2007. (HM)

Dishub Aceh Bersama Disbudpar Aceh Uji Coba Trans Wisata

BANDA ACEH – Dinas Perhubungan Aceh bersama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh melakukan uji coba layanan Trans Wisata ke sejumlah destinasi wisata di Banda Aceh dan Aceh Besar. Uji coba layanan transportasi ini dimulai dari Halte Mesjid Raya Baiturrahman menggunakan 2 unit bus Trans Koetaradja. Satu unit bus bergerak ke arah Lhoknga di Aceh Besar, dan berhenti pada sejumlah destinasi wisata, seperti Rumoh Cut Nyak Dhien, Pusat Jajanan Lam Pisang, Gampong Nusa, hingga Pantai Lampuuk. Sedangkan satu bus lainnya bergerak ke sejumlah spot wisata di Banda Aceh, seperti Museum Tsunami, Museum PLTD Apung, hingga pantai Ulee Lheue.   Kegiatan hari ini, Minggu (21/8) juga diikuti oleh Kepala Dinas Perhubungan Aceh, diwakili Sekdishub T Rizki Fadhil, Kadisbudpar Aceh Almuniza Kamal, dan Kepala UPTD Trans Kutaraja Hanung Kuncoro. Selain itu, juga hadir perwakilan dari Dinas Pariwisata Kota Banda Aceh dan Aceh Besar, serta perwakilan Dinas Perhubungan Banda Aceh dan Aceh Besar. Program Trans Wisata ini ditujukan untuk meningkatkan kunjungan pariwisata di Aceh Besar dan Banda Aceh, serta mendukung pelaku UMKM di sekitar destinasi wisata yang dilayani. (AM) Simak Videonya: https://www.youtube.com/watch?v=a9aKq-XN_wg

Dishub Aceh dan Dishub Bireuen Bahas Pemanfaatan Terminal Mobar

BANDA ACEH – Kepala Dinas Perhubungan Aceh, diwakili Sekretaris Dishub Aceh, Teuku Rizki Fadhil bersama Kepala UPTD Penyelenggaraan Terminal Tipe B, Erizal menerima kunjungan Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Bireuen, Ismunandar guna membahas pemanfaatan Terminal Tipe B Bireuen di Aula Dishub Aceh, Jumat, 12 Agustus 2022. Pada kesempatan itu, Ismunandar meminta area Terminal Tipe B Bireuen dapat difungsikan pula sebagai tempat parkir mobil barang. Pasalnya, tambah Ismunandar, hanya terminal tersebut yang bisa digunakan sebagai area bongkar muat di Bireuen. Meski begitu, ia menyadari bahwa secara aturan, di terminal penumpang tidak dapat dilakukan bongkar muat barang. “Jika di terminal Bireuen tidak dapat dilakukan bongkar muat barang, maka Pemkab Bireuen tidak tahu harus bongkar di mana,” ujarnya. Ismunandar menambahkan, tidak mungkin pihaknya membiarkan aktivitas bongkar di depan toko. Sebab, secara teknis di lapangan, hal itu akan menimbulkan konflik baru dan menyebabkan kemacetan lalu lintas. Keberadaan terminal seharusnya menjadi pusat aktivitas mobilitas atau pergerakan barang maupun orang untuk transportasi darat. Namun dengan perubahan arah kebijakan, maka tata kelolanya pun perlu dirumuskan kembali. Oleh karenanya, menurut Rizki, Sekdishub Aceh, area Terminal Tipe B Bireuen dapat dikerjasamakan pemanfaatannya untuk terminal parkir mobil barang yang berlokasi di bagian belakang terminal penumpang. “Peruntukan lokasi terminal mobil barang sebelumnya memang berada di belakang Terminal Tipe B Bireuen, hal-hal teknis dapat kita sepakati bersama agar tidak mengganggu fungsi terminal penumpang tipe B,” ujar Rizki. Pada kesempatan itu, kedua belah pihak menyepakati untuk penggunaan tempat parkir mobil barang di komplek Terminal Tipe B Bireuen melalui kerjasama pinjam pakai yang akan ditandatangani oleh masing-masing Sekretaris Daerah. Turut hadir juga pada rapat pembahasan ini, pejabat dari Bappeda Bireuen, BPKAD Bireuen, dan Penjabat Aset BPKA. (AM)

Dishub Aceh dan Pemkab Bener Meriah Diskusi Pembangunan Transportasi

BANDA ACEH – Kepala Dinas Perhubungan Aceh, Teuku Faisal menyambut kunjungan silaturrahmi Penjabat (Pj) Bupati Bener Meriah, Haili Yoga bersama jajaran Pemerintah Kabupaten Bener Meriah di Aula Dishub Aceh, Kamis, 11 Agustus 2022. Melalui pertemuan ini, kedua belah pihak berdiskusi cukup hangat terkait pembangunan sektor perhubungan di wilayah Bener Meriah. Pada kesempatan tersebut, Faisal menyampaikan bahwa transportasi merupakan sektor penting yang menggerakkan aktivitas masyarakat di semua lini, mulai dari perekonomian hingga pariwisata. “Transportasi ini kalau kita analogikan seperti anatomi tubuh, dia semacam urat yang mengalirkan darah ke jantung, ginjal, dan organ tubuh lainnya,” ujar Faisal. Oleh karena itu, tambah Faisal, konsolidasi dan koordinasi dengan berbagai sektor penting untuk dilakukan supaya pembangunan daerah berjalan dengan baik. Selain itu, Faisal juga menyinggung terkait keberadaan Terminal Tipe B Bener Meriah yang berada di bawah kewenangan Dishub Aceh. Konsep terminal dewasa ini, tambahnya, lebih cenderung menyerupai rest area. Ia berharap ada investor atau pelaku usaha yang beraktivitas di Terminal Tipe B Bener Meriah. Sehingga tumbuh sentra ekonomi baru di area terminal dan sekitarnya. “Kita juga baru saja bertemu dengan para Direktur Perusahaan Otobus (PO) angkutan umum supaya loket-loket penjualan tiket mereka dipindahkan ke Terminal, supaya fungsi terminal berjalan sebagaimana semestinya,” tutur Faisal. Sementara itu, Pj Bupati Bener Meriah, Haili Yoga menyampaikan ucapan terima kasih atas sambutan yang luar biasa dari Dishub Aceh. Ia juga mengapresiasi atas kepedulian Dishub Aceh terhadap pembangunan sektor transportasi di Bener Meriah selama ini, salah satunya bantuan operasional bus saat pelaksanaan MTQ di Bener Meriah beberapa waktu yang lalu. Haili mengungkapkan, saat ini komoditi unggulan Bener Meriah, seperti kopi, koka, dan durian, yang diangkut ke Pulau Jawa dan Medan belum menyumbangkan insentif bagi pembangunan daerah karena tidak tercatat sebagai hasil daerah Bener Meriah. Padahal, kata Haili, devisa yang dihasilkan dari komoditi itu hampir 3 trilun per tahun. “Ini kebutuhan sebuah daerah atau kawasan, sehingga dryport sangat dibutuhkan oleh masyarakat Bener Meriah agar komoditi yang keluar dari sana tercatat sebagai devisa Bener Meriah,” ungkap Haili. Di samping itu, Haili juga bersyukur saat ini sudah terbangun terminal kargo di Bandara Rembele Bener Meriah. Sehingga para pelaku usaha di Bener Meriah dapat mengirimkan barang mereka dari bandara tersebut. “Ini salah satu bentuk kebutuhan Bener Meriah agar menjadi insentif bagi daerah penghasil komoditi,” tambahnya. Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah I Aceh, yang diwakili Kasi Sarana dan Prasarana, Fahni Mauludi. Ia menyampaikan bahwa pihaknya siap mendukung pembangunan sektor transportasi termasuk penyediaan fasilitas keselamatan jalan pada ruas jalan nasional yang ada di wilayah Bener Meriah. Fahni juga menyarankan agar Pemkab Bener Meriah mengusulkan pelayanan angkutan darat perintis bila terdapat wilayah yang membutuhkan pelayanan angkutan perintis di Bener Meriah. (AM)