Dishub

Tinjau 4 Pulau di Aceh Singkil, Kadishub Aceh Cek Kondisi Dermaga dan Rambu Suar

SINGKIL – Kepala Dinas Perhubungan Aceh Teuku Faisal mengunjungi 4 pulau yang berbatasan antara Aceh dan Sumatera Utara, dan telah ditetapkan kembali sebagai pulau yang masuk ke dalam wilayah administrasi Aceh. Keempat pulau tersebut adalah Pulau Mangkir Ketek, Pulau Mangkir Gadang, Pulau Panjang, dan Pulau Lipan. Dalam kunjungan pada hari Jumat, 27 Juni 2025 tersebut, Teuku Faisal ingin meninjau sekaligus melakukan observasi awal terhadap berbagai kebutuhan fasilitas perhubungan disana. “Jika keempat pulau ini akan dikembangkan nantinya, tentu butuh infrastruktur dasar seperti dermaga yang representatif dan sebagainya” ungkapnya. Di samping melihat kondisi dermaga yang telah ada, Teuku Faisal bersama jajarannya juga meninjau titik-titik yang diperlukan untuk pemasangan rambu suar. “Pemasangan rambu suar tentu sangat penting agar alur pelayaran ke pulau ini bisa aman dan selamat untuk dilalui oleh kapal-kapal nantinya,” tambahnya. Kehadiran Kadishub Aceh ke Kabupaten Aceh Singkil juga dalam rangka mendampingi kunjungan kerja Gubernur Aceh Muzakir Manaf yang akan mengunjungi 4 pulau ini pada Sabtu (28/6) besok.(AB)

Galeri Foto Teamwork dan Motivasi Pembekalan CPNS Dishub Aceh

Dishub Aceh menggelar kegiatan teamwork dan motivasi pembelakalan bagi CPNS baru di Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue, Sabtu, 21 Juni 2025. Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan kekompakan, meningkatkan kerjasama dalam tim, serta membangun hubungan yang lebih baik antar CPNS baru.(AB)

Galeri Foto Keberangakatan Mahasiswa KKN UGM ke Pulo Aceh Melalui Pelabuhan Ulee Lheue

BANDA ACEH – Kepala UPTD Wilayah I Pelabuhan Penyeberangan Dishub Aceh, Husaini Jamil menyambut kunjungan 32 mahasiswa Universitas Gajah Mada (UGM) di Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue, pada Minggu, 22 Juni 2025. Sebanyak 32 mahasiswa UGM tersebut akan melaksanakan kegiatan KKN-PPM UGM Periode II tahun 2025 di Pulo Nasi Kabupaten Aceh Besar. Rombongan berangkat ke Pulo Aceh menggunakan angkutan penyeberangan KMP Papuyu yang difasilitasi oleh PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Banda Aceh.(AB)

Kepala UPTD Sambut 32 Mahasiswa UGM KKN di Pulo Aceh

BANDA ACEH – Kepala UPTD Wilayah I Pelabuhan Penyeberangan Dishub Aceh, Husaini Jamil menyambut kunjungan 32 mahasiswa Universitas Gajah Mada (UGM) di Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue, pada Minggu, 22 Juni 2025. Sebanyak 32 mahasiswa UGM tersebut akan melaksanakan kegiatan KKN-PPM UGM Periode II tahun 2025 di Pulo Nasi Kabupaten Aceh Besar. Rombongan berangkat ke Pulo Aceh menggunakan angkutan penyeberangan KMP Papuyu yang difasilitasi oleh PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Banda Aceh. Dalam sambutannya, Husaini menyampaikan selamat datang kepada para mahasiswa dari Kampus Biru itu sembari memperkenalkan sejumlah fasilitas yang ada di Pelabuhan Ulee Lheue. “Hampir semua pelayanan kita sudah berlakukan sistem online, mulai dari pembelian tiket sampai sistem informasi berbasis online,” jelasnya. Mahasiswa UGM yang akan berada di Pulo Aceh selama 50 hari ke depan ini terdiri dari berbagai fakultas seperti Fakultas Kedokteran, Pertanian, Teknik, Hukum, Ekonomi Bisnis, Farmasi, Ilmu Budaya, Sekolah Vokasi, Kesehatan Masyarakat, Ilmu Sosial dan Politik, serta Kedokteran Hewan.(AB) Baca Berita Lainnya: Setir dan Sepiring Sate: Estu Menantang Malam dari Takengon Muhammad Yacub, Dibalik Setir Bus Trans Koetaradja Dishub Aceh Kerahkan 25 Personel Dalops LLAJ Dukung Kelancaran Peluncuran Koperasi Merah Putih

84 CPNS Dishub Aceh Ikuti Pembekalan dan Perkenalan untuk Siap Bertugas

BANDA ACEH – 84 Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Dishub Aceh mulai mengikuti sesi perkenalan dan pembekalan terkait sektor perhubungan. Kehadiran para CPNS baru ini disambut langsung oleh Kadishub Aceh Teuku Faisal saat membuka acara penyambutan oleh segenap keluarga besar Dishub Aceh di Aula Multimoda pada Rabu, 18 Juni 2025. 84 CPNS Dishub Aceh Ikuti Pembekalan dan Perkenalan untuk Siap BertugasSesi perkenalan dan pembekalan bagi para CPNS Dishub Aceh menjadi penting karena dapat mempermudah mereka untuk beradaptasi, memahami budaya kerja dan tanggung jawab, serta menumbuhkan keterlibatan mereka dalam program-program Dishub Aceh di masa yang akan datang.(AB) Baca Berita Lainnya Setir dan Sepiring Sate: Estu Menantang Malam dari Takengon Muhammad Yacub, Dibalik Setir Bus Trans Koetaradja

Komitmen Anti Korupsi Gubernur Aceh dan DPRA

Jakarta, 5 Mei 2025 – Pemerintah Provinsi Aceh dan Dewan Perwakilan Rakyat Aceh menyatakan komitmennya untuk memperkuat upaya pencegahan korupsi melalui penandatanganan Komitmen Antikorupsi yang difasilitasi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Penandatanganan dokumen dilakukan langsung oleh Gubernur Aceh, Muzakir Manaf, dan Ketua DPR Aceh, Zulfadhli, A.Md, sebagai bentuk keseriusan daerah dalam menjalankan tata kelola pemerintahan yang bersih dan transparan. Dalam dokumen tersebut, terdapat delapan poin utama komitmen antikorupsi yang disepakati, antara lain: Menolak segala bentuk pemberian, hadiah, atau gratifikasi yang dapat dikategorikan sebagai suap dan tindak pidana korupsi lainnya. Mendukung penegakan hukum terhadap dugaan tindak pidana korupsi. Melaksanakan upaya pencegahan korupsi di tingkat pemerintah daerah berdasarkan prinsip Monitoring Center for Prevention (MCP) dari KPK. Menjalankan proses perencanaan dan penganggaran APBD secara tepat waktu dan sesuai peraturan perundang-undangan. Menyusun APBD berdasarkan hasil Musrenbang dan Pokok-Pokok Pikiran DPRD (Pokir) yang disampaikan sebelum RKPD disusun. Menyusun APBD berdasarkan RPJMD dengan memperhatikan skala prioritas, belanja wajib, dan mandatory spending tanpa memaksakan anggaran. Tidak melakukan intervensi terhadap proses pengadaan barang/jasa (PBJ), hibah, dan bantuan sosial yang bertentangan dengan regulasi. Memperkuat fungsi pengawasan oleh DPRD dan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP). Komitmen ini menjadi tonggak penting bagi Aceh dalam memperkuat integritas pemerintahan dan memastikan anggaran daerah dikelola untuk kepentingan publik secara akuntabel. Pemerintah Provinsi Aceh berharap langkah ini dapat menjadi teladan bagi daerah lain dalam membangun sistem pemerintahan yang bersih dan bebas dari praktik korupsi. Untuk informasi lebih lanjut, masyarakat dapat mengakses situs resmi Pemerintah Aceh di www.drka.acehprov.go.id.  

Strategi Pelabuhan Ulee Lheue Layani ‘Lautan’ Pemudik

Aceh TRANSit – Bagi kebanyakan orang, mudik merupakan momen sakral yang selalu dinanti. Selain momen kehangatan dan kebersamaannya, mudik juga menjadi kesempatan recharged energy setelah lama di perantauan. Pelabuhan menjadi salah satu infrastruktur guna mengakomodir kebutuhan tersebut. Salah satunya Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheu Kota Banda Aceh. Sebagai masterpiece pelabuhan penyeberangan di Aceh, Pelabuhan Ulee Lheue terus melakukan berbagai persiapan dalam melayani lonjakan pengunjung. Tak hanya pemudik, lonjakan juga bersinggungan dengan momen pergerakan wisatawan yang hendak rehat sejenak ke Pulau Weh, Kota Sabang setelah lebaran usai. Data yang terpantau pada laman informasi Pergerakan Penumpang Libur Lebaran Idulfitri 1446H dari tanggal 24 Maret hingga 8 April 2025 (H-7 sampai dengan H+7 lebaran) menunjukkan bahwa sebanyak 198.850 pengguna jasa transportasi melakukan perjalanan di masa libur tahun ini. Nah, khusus data produksi angkutan penyeberangan di lintasan Ulee Lheue – Balohan pada tahun ini mengalami peningkatan sebesar 1,79 persen dibandingkan periode lalu. Sejak periode 24 Maret sampai dengan 8 April 2025, tercatat sebanyak 56.648 pergerakan pemudik dan wisatawan yang menyeberang pada lintasan favorit ini. Sedangkan pada periode lalu hanya sebanyak 55.650 pergerakan penumpang. Puncak lonjakan pergerakan arus pengunjung terjadi pada tanggal 4 April 2025 (H+4) lebaran yang mencapai 7.300 penumpang. Banyak usaha yang diupayakan oleh Dinas Perhubungan (Dishub) Aceh dan pemangku kepentingan terkait agar grafik pengunjung terus meningkat. Salah satunya sistem e-ticketing yang sudah diberlakukan di Pelabuhan Ulee Lheue. Tujuannya sudah pasti memberikan pelayanan terbaik, kenyamanan dan keterbukaan transparansi publik. Masyarakat juga menyambut baik inovasi ini, karena dengannya kepastian waktu keberangkatan dan antrean panjang dapat dielakkan. Prosesnya juga mudah hanya dengan mengakses langsung situs resmi atau aplikasi Ferizy melalui ponsel pintar, masyarakat dari daerah mana pun dan di waktu kapan pun dapat langsung memesan tiket tanpa perlu bertatap muka di pelabuhan. PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) cabang Banda Aceh dan PT Sakti Inti Makmur (SIM) juga tak mau kalah dalam mengakomodir kebutuhan pengunjung. Terdapat 7 armada kapal feri dengan keberangkatan mencapai 20 trip PP (pulang – pergi) perhari yang beroperasi periode lebaran 1446 H. Rekor keberangkatan kapal terbanyak terjadi pada hari Kamis, 3 April 2025 yang mencapai 23 trip sehari, dengan rincian 9 trip kapal cepat dan 14 trip kapal feri Ro-Ro. Kadishub Aceh, Teuku Faisal sangat mengapresiasi setiap pemangku kepentingan transportasi di Aceh yang sudah bekerja maksimal, baik pada moda darat, laut dan udara, yang turut menyukseskan penyelenggaraan transportasi selama masa mudik lebaran ini. Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue telah berupaya menunjukkan kesiapan yang optimal dalam menghadapi arus mudik Lebaran 1446 H. Berbagai langkah antisipatif, seperti penambahan frekuensi trip kapal, peningkatan jumlah personel, serta inovasi yang dihadirkan demi kelancaran arus penumpang. Selain itu, koordinasi yang solid antar lembaga terus ditingkatkan agar arus mudik dapat berlangsung dengan aman dan lancar. Dengan langkah tersebut diharapkan masyarakat dapat merasakan momen kehangatan dan kenyamanan yang terus diupayakan disetiap sarana prasarana perhubungan.(Rahmi Caesaria Nazir) Baca Selengkap Tulisan Aceh TRANSit lainnya klik di bawah ini:

Kelayakan Armada Jadi Faktor Krusial Tekan Kecelakaan Lalu Lintas

Aceh TRANSit – Gema takbir menyambut Idulfitri 1446 Hijriah kian dekat, menandai dimulainya rutinitas tradisi mudik lebaran jadi aman dan nyaman. Para perantau bersiap kembali ke kampung halaman tak terkecuali masyarakat yang ada di Bumi Serambi Mekkah ini, dan angkutan umum, menjadi pilihan utama, menjadikan aspek keselamatan penumpang merupakan prioritas mutlak. Menjawab tantangan ini, Dinas Perhubungan (Dishub) Aceh menggencarkan inspeksi keselamatan (rampcheck) armada bus di sejumlah Terminal Tipe B di Aceh. Pelaksanaan Inspeksi Serentak di Tiga Terminal Sebagai langkah konkret, Dishub Aceh menggelar rampcheck serentak di beberapa titik strategis. Selama periode 8 hingga 12 Maret 2025, kegiatan difokuskan pada tiga Terminal Tipe B, yaitu Terminal Tipe B Bireuen, Aceh Tamiang, dan Aceh Selatan. Kegiatan ini melibatkan sinergi sejumlah pihak, termasuk Tim LLAJ Dishub Aceh, Petugas Terminal Tipe B, Dishub Kabupaten/Kota terkait, BPTD Kelas II Aceh, Ditlantas Polda Aceh, DPMPTSP Aceh, dan Jasa Raharja. Kelaikan armada menjadi faktor krusial dalam menekan potensi kecelakaan lalu lintas, terlebih di tengah lonjakan penumpang saat musim mudik. Kadishub Aceh, Teuku Faisal, melalui Kabid Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ), Deddy Lesmana, menekankan bahwa rampcheck adalah kegiatan rutin yang krusial. “Rampcheck merupakan pemeriksaan kendaraan rutin yang dilaksanakan guna memastikan kelaikan kendaraan dan keselamatannya dalam mengantisipasi potensi kecelakaan lalu lintas,” ujar Deddy. Ia menambahkan, petugas rampcheck di lapangan melakukan pemeriksaan yang mencakup dua aspek utama administrasi dan fisik kendaraan seperti SIM, STNK, Hasil Uji KIR, Izin Trayek dan sebagainya termasuk memastikan fisik angkutan umum demi memastikan angkutan umum memenuhi aturan standar keselamatan. Tercatat sebanyak 306 unit kendaraan AKDP telah menjalani rampcheck di tiga terminal tersebut, dengan rincian 167 kendaraan di Terminal Bireuen, 119 kendaraan di Terminal Aceh Tamiang, dan 20 kendaraan di Terminal Aceh Selatan. Inspeksi serupa juga menyasar Terminal Lueng Bata di Banda Aceh, yang notabene melayani trayek AKDP terbanyak di provinsi ini. Digitalisasi Mempermudah Pengawasan Inovasi turut mewarnai pelaksanaan rampcheck tahun ini. Sekretaris Dinas Perhubungan Aceh, Teuku Rizki Fadhil, mengungkapkan bahwa proses inspeksi kini telah berbasis digital. “Kegiatan rampcheck tahun ini sudah berbasis digital yang langsung terintegrasi dengan sistem perizinan dan data pengujian KIR (BLU-e),” paparnya. Integrasi ini, yang terhubung dengan sistem Online Single Submission (OSS) untuk perizinan dan Bukti Lulus Uji Elektronik (BLU-e) untuk data KIR, memberikan kemudahan signifikan. “Ini memudahkan petugas untuk mengecek status izin penyelenggaraan, izin trayek, data perusahaan maupun data KIR kendaraan masih berlaku atau sudah kadaluarsa hanya dengan memasukkan nomor plat kendaraan,” tambahnya. Dedikasi para petugas di lapangan layak mendapat apresiasi tinggi. “Terima kasih kepada seluruh personil atas dedikasi yang tinggi dalam kegiatan ini, bekerja siang malam di bulan puasa demi memastikan masyarakat bisa selamat dalam perjalanan saat mudik nantinya,” ungkap Rizki saat memberikan arahan kepada petugas di Terminal Tipe B Bireuen. Dedikasi para petugas di lapangan layak mendapat apresiasi tinggi. “Terima kasih kepada seluruh personil atas dedikasi yang tinggi dalam kegiatan ini, bekerja siang malam di bulan puasa demi memastikan masyarakat bisa selamat dalam perjalanan saat mudik nantinya,” ungkap Rizki saat memberikan arahan kepada petugas di Terminal Tipe B Bireuen. Upaya intensif melalui rampcheck yang terdigitalisasi ini menjadi wujud komitmen Dishub Aceh dan instansi terkait dalam menghadirkan layanan transportasi yang berkeselamatan di Bumi Serambi Mekkah. Di sisi lain, para pengusaha angkutan umum diimbau untuk terus proaktif dalam melengkapi segala aspek legalitas administrasi dan memastikan kelayakan kendaraan demi memberikan rasa aman, nyaman, dan selamat bagi pengguna jasa angkutan umum. Tak lupa, partisipasi masyarakat pemudik untuk cermat memilih jasa transportasi tentu diperlukan demi keselamatan bersama.(Reza Ali Ma’sum) Baca Selengkap Tulisan Aceh TRANSit lainnya klik di bawah ini:

Semarak HUT Ke-9 Trans Koetaradja: ASN Dishub Aceh Gelar Aksi Bersih-Bersih Halte

BANDA ACEH – Seluruh ASN Dinas Perhubungan Aceh mengikuti kegiatan bersih-bersih halte bus Trans Koetaradja dalam rangka memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) Trans Koetaradja ke-9 pada Jumat, 2 Mei 2025. Aksi bersih-bersih hari ini terpusat di halte Mesjid Raya Baiturrahman dan halte Mesjid Jamik USK. Kegiatan ini merupakan wujud kepedulian dan komitmen ASN Dishub Aceh untuk meningkatkan kenyamanan serta kebersihan fasilitas transportasi publik kebanggaan masyarakat Aceh ini. Kegiatan yang dimulai sejak pagi hari ini difokuskan pada membersihkan area halte dari sampah serta debu yang mengganggu estetika. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan fasilitas umum. Rangkaian perayaan HUT Trans Koetaradja ke-9 akan dilanjutkan dengan berbagai kegiatan lainnya seperti Trans Koetaradja Saweu Sikula bersama DWP Dishub Aceh, aneka perlombaan, anugerah pramudi Trans Koetaradja terbaik, serta peluncuran aplikasi perjalanan Trans Koetaradja di hari puncak atau Minggu (4/5) mendatang.(AB) Baca Berita Lainnya: Forum LLAJ Aceh: Tumpahan CPO dan Hewan Ternak Liar Jadi Penyebab Kecelakaan di Jalan Raya Peringati Hari Kartini, Tiga Perempuan Hebat Bicara Keselamatan Berlalu Lintas di Dishub Aceh Jadi Pembicara dalam Talkshow Civil Insight, Kadishub Paparkan Sejumlah Program Strategis Pemerintah Aceh di Sektor Transportasi  

Rampcheck Jelang Mudik: Aman di Jalan, Tenang di Kampung

Aceh TRANSit – Anda tentunya sudah familiar dengan kata mudik. Tahukah bahwa, mudik sebenarnya memiliki berbagai pemaknaan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mudik memiliki dua arti: pertama, (berlayar, pergi) ke udik (hulu sungai, pedalaman), dan kedua, pulang ke kampung halaman (kata kerja percakapan). Konon, istilah mudik sendiri berasal dari Bahasa Jawa, mulih disik yang berarti pulang dahulu, kini jadi sebuah tradisi tahunan di Indonesia. Khususnya menjelang hari raya keagamaan seperti Lebaran Idulfitri, di mana orang-orang yang merantau kembali ke kampung halaman untuk berkumpul dengan sanak saudara. Setiap tahunnya, mudik lebaran menjadi momen arus pergerakan orang secara besar-besaran, baik melalui jalur darat, laut, maupun udara. Lonjakan penumpang yang signifikan ini menuntut kesiapan berbagai moda transportasi untuk memastikan keselamatan dan kenyamanan selama perjalanan. Kecelakaan lalu lintas oleh moda transportasi, baik angkutan umum maupun barang memiliki risiko yang sama serta dapat berakibat dan berimplikasi menimbulkan korban jiwa. Untuk menekan angka fatalitas kecelakaan lalu lintas maupun menekan terjadinya musibah yang disebabkan oleh faktor teknis dan human error di moda transportasi darat, transportasi laut, transportasi udara, upaya pencegahan secara periodik berupa inspeksi dan penegakan hukum harus terus dilakukan. Dalam konteks inilah, rampcheck atau inspeksi kelayakan kendaraan dan armada menjadi langkah krusial yang tak bisa diabaikan. Pemeriksaan ini bertujuan untuk menekan potensi kecelakaan akibat kondisi teknis kendaraan yang tidak layak, sekaligus sebagai bentuk pengawasan terhadap penyelenggara transportasi agar tetap mematuhi standar operasional. Menjelang libur Lebaran 1446 H yang lalu misalnya, Terminal Tipe B Bireuen tidak hanya diramaikan oleh calon penumpang yang hendak balik kampung, namun juga oleh petugas Dinas Perhubungan Aceh yang tengah melakukan pemeriksaan kelayakan kendaraan atau yang dikenal dengan rampcheck. Kegiatan ini berguna untuk memastikan perjalanan masyarakat khususnya pemudik, aman dan nyaman. Selain di lintasan Barat – Selatan Aceh, Dishub Aceh juga melakukan rampcheck kendaraan serentak di Terminal Tipe B Aceh Tamiang, dan Terminal Tipe B Bireuen. Terakhir, Dinas Perhubungan Aceh telah melakukan rampcheck kendaraan di Terminal Lueng Bata yang melayani trayek AKDP terbanyak di Aceh. Lalu, Apa itu Rampcheck? Rampcheck adalah pemeriksaan menyeluruh terhadap kendaraan angkutan umum untuk memastikan bahwa kendaraan tersebut layak jalan dan memenuhi standar keselamatan. Pemeriksaan ini dilakukan secara rutin, terutama menjelang musim mudik, guna mencegah kecelakaan akibat kendaraan yang tidak memenuhi standar operasional. Dengan adanya pemeriksaan ini, kendaraan yang tidak layak jalan bisa segera diperbaiki atau dilarang beroperasi demi keselamatan bersama. Dalam rampcheck, petugas akan mengecek beberapa aspek penting, seperti kondisi fisik kendaraan, administrasi kendaraan meliputi SIM, STNK, hasil Uji KIR, izin penyelengaraan angkutan, dan izin trayek yang masih berlaku, lalu kelengkapan keselamatan pada kendaraan seperti dongkrak, segitiga pengaman, palu pemecah kaca, sabuk keselamatan, dan sebagainya. Dengan adanya rampcheck yang dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan, diharapkan seluruh armada angkutan umum yang digunakan selama mudik lebaran berada dalam kondisi prima dan sesuai dengan standar keselamatan, sehingga masyarakat dapat menikmati perjalanan yang aman, selamat, dan nyaman hingga tiba di kampung halaman.(Ireane Putri Masdha) Baca Selengkap Tulisan Aceh TRANSit lainnya klik di bawah ini: