Dishub

Menhub Dudy: Harga Tiket Pesawat Domestik Turun 13-14 Persen pada Masa Lebaran 2025

Pemerintah resmi menurunkan harga tiket pesawat domestik kelas ekonomi sebesar 13 hingga 14 persen selama masa Angkutan Lebaran 2025. Kebijakan ini sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto untuk menurunkan harga tiket pesawat guna meringankan beban masyarakat, serta bertujuan untuk mendukung kelancaran, kemudahan, dan kenyamanan perjalanan masyarakat selama periode Angkutan Lebaran. Pengumuman penurunan tiket ini disampaikan dalam konferensi pers yang diadakan di Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Sabtu (1/3), dengan dihadiri oleh Menteri Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono, Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri PU Dody Hanggodo, Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Puspa dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya. Menhub Dudy menjelaskan kebijakan penurunan harga tiket pesawat adalah bentuk komitmen nyata pemerintah, untuk memberikan kemudahan dan keringanan bagi masyarakat yang ingin merayakan Hari Raya Idul Fitri di kampung halaman. Penurunan harga tiket ini berlaku selama 15 hari, untuk penerbangan dari 24 Maret hingga 7 April 2025, dengan periode pembelian tiket 1 Maret hingga 7 April 2025. “Kami ingin memastikan masyarakat bisa menikmati perjalanan yang lebih terjangkau dan nyaman, terutama pada momen penting seperti Lebaran,” ujar Menhub Dudy. Menhub juga menyampaikan bahwa kebijakan ini merupakan bagian dari implementasi program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memberikan pelayanan publik yang lebih baik. Selain menurunkan harga tiket, pemerintah berkomitmen untuk memastikan ketersediaan kapasitas penerbangan yang memadai selama periode mudik Lebaran 2025. Kementerian Perhubungan akan memastikan ketersediaan armada yang cukup untuk mendukung keselamatan dan kenyamanan penumpang. “Kami tidak hanya berfokus pada penurunan harga, tetapi juga pada kualitas layanan dan keselamatan penerbangan secara keseluruhan. Kami akan pastikan ketersediaan kapasitas penerbangan yang memadai dan meningkatkan keselamatan dan kenyamanan penumpang,” tambah Menhub. Menko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono menyampaikan kebijakan penurunan harga tiket selama masa Lebaran, merupakan hasil sinergi dan kolaborasi antar kementerian dan pemangku kepentingan. Semua pihak berkolaborasi demi memastikan penurunan harga ini bisa dirasakan langsung oleh masyarakat. “Berkat sinergi antara Kementerian Perhubungan, Kementerian BUMN, dan seluruh pemangku kepentingan industri penerbangan, kita berhasil menekan biaya avtur dan menurunkan ongkos layanan bandara di 37 bandara. Ditambah insentif berupa PPN yang sebagian ditanggung pemerintah sebesar 6%. Ini adalah bentuk kepedulian pemerintah terhadap masyarakat yang ingin pulang kampung untuk merayakan Idul Fitri bersama keluarga,” ucap Menko AHY. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan sudah mengeluarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 18 Tahun 2025, mengenai Pajak Pertambahan Nilai yang ditanggung pemerintah sebagian, untuk tiket pesawat kelas ekonomi domestik. “Artinya seluruh tiket ekonomi dalam negeri yang dibeli mulai 1 Maret hingga 7 April, untuk jadwal penerbangan antara 24 Maret hingga 7 April 2025 akan dikurangi PPN-nya, sehingga bayar pajak hanya 5 persen, sementara yang 6 persen ditanggung pemerintah. Kebijakan ini efektif berlaku bagi yang melakukan pembelian tiket mulai hari ini. Bagi yang sudah terlanjur beli maka tidak kena,” kata Sri Mulyani.(MR) Sumber: Baca Berita Lainnya: Hari Pertama Beroperasi, Kadishub Aceh Langsung Pantau Operasional Trans Koetaradja Mengulik Kegunaan Lampu Landas Pacu Bandar Udara Pelabuhan Calang Potensial Jadi Pusat Ekspor di Wilayah Barat Selatan

Mengulik Kegunaan Lampu Landas Pacu Bandar Udara

Rakan Moda barangkali pernah melakukan penerbangan pada malam hari. Nah, saat pesawat akan melakukan penerbangan atau mendarat, Rakan Moda pernah melihat lampu yang ada di area bandara. Salah satu komponen krusial yang sering kali luput dari perhatian adalah lampu landas pacu. Adanya lampu-lampu ini merupakan elemen-elemen penting yang ada di landasan pacu bandara. Meski tampak sepele, lampu-lampu ini memegang peranan vital dalam menjaga keselamatan penerbangan, terutama pada kondisi cuaca buruk atau saat malam hari. Dalam tulisan ini, kita akan mengulik lebih jauh tentang berbagai kegunaan lampu landas pacu di bandar udara serta bagaimana teknologi ini membantu para pilot dalam melakukan pendaratan dan lepas landas dengan aman. Fungsi Lampu pada Landas Pacu (Runway) Runway Edge Light, berada di sisi landas pacu dan berfungsi untuk menunjukkan pola landas pacu. Precision Approach Path Indicator, digunakan sebagai indikator presisi untuk pendaratan pesawat saat fase pendekatan. Approach Ligthting System, sebagai petunjuk visual bagi pilot mengenai arah menuju landas pacu pada saat akan mendarat. Runway Centerline Ligths, terletak di tengah landas pacu yang membantu pilot menjaga pesawat tetap sejajar saat lepas landas dan mendarat. Runway End Lights, berada di sisi kanan-kiri ujung landas pacu untuk memudahkan pilot mengidentifikasi batas landas pacu. Taxiway Centerline Lights, lampu ini bercahaya hijau dan terletak di tengah taxiway. Berfungsi sebagai petunjuk pilot agar tetap sejajar di taxiway. Taxiway Edge Lights, terletak di sisi kanan-kiri taxiway dan bercahaya biru sebagai petunjuk yang membedakannya dengan landas pacu. Taxiway Stop Bar Lights, petunjuk bagi pilot untuk berhenti, seperti halnya lampu lalu lintas di jalan raya.   Dengan memahami berbagai kegunaan lampu landas pacu di bandar udara, kita dapat mengetahui peran penting teknologi ini dalam memastikan keselamatan dan efisiensi penerbangan. Setiap lampu yang terpasang bukan hanya sekadar hiasan, tetapi juga merupakan panduan berharga bagi para pilot dalam menjalankan tugas mereka. Semoga artikel ini mampu memberikan wawasan baru dan menambah pengetahuan kita tentang dunia aviasi yang begitu kompleks dan bermanfaat.(MR) Baca berita lainnya: Bus Trans Koetaradja Kembali Beroperasi, Layani 14 Rute Pelabuhan Calang Potensial Jadi Pusat Ekspor di Wilayah Barat Selatan Hari Pertama Beroperasi, Kadishub Aceh Langsung Pantau Operasional Trans Koetaradja  

Pelabuhan Calang Potensial Jadi Pusat Ekspor di Wilayah Barat Selatan

CALANG – Pelabuhan Calang Kabupaten Aceh Jaya merupakan pelabuhan yang sangat strategis dan aman terhadap arus laut sehingga sangat cocok menjadi alternatif gerbang ekspor impor di wilayah barat selatan Aceh. Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Perhubungan Aceh Teuku Faisal saat melakukan kunjungan kerja ke Kantor Unit Penyelenggaraan Pelabuhan Kelas III Calang Kabupaten Aceh Jaya pada Kamis, 27 Februari 2025. Dalam kunjungannya, Teuku Faisal disambut oleh Kepala Kantor UPP Kelas III Calang Zoelfikar AR dan Kepala Dinas Perhubungan dan Pertanahan Aceh Jaya Masri. “Kunjungan kali ini kita ingin melihat kesiapan fasilitas Pelabuhan Calang untuk mendukung kegiatan ekspor komoditas asli Aceh khususnya di wilayah barat selatan Aceh seperti CPO (crude palm oil), batubara, bijih besi, serta hasil alam lainnya,” kata Teuku Faisal. Seperti diketahui, penguatan infrastruktur transportasi dan peningkatan konektivitas antar wilayah menjadi salah satu misi Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh saat ini untuk meningkatkan perekonomian Aceh melalui ekspor komoditas ke pasar internasional. Aktivitas ekspor melalui Pelabuhan Calang sudah berjalan sejak tahun 2020 yang lalu khususnya ekspor CPO ke India. Pada tahun 2020, ekspor CPO dari pelabuhan ini mencapai 14.596 ton, lalu pada tahun 2022 sebesar 32.000 ton, dan tahun selanjutnya menyentuh angka 43.420 ton. Dari hasil tinjauan hari ini, Kadishub Aceh berharap pihak UPP Kelas III Calang dapat mengembangkan fasilitas dermaga dari kapasitas saat ini 5.000 ton menjadi 15.000 ton sehingga bisa menampung kapal yang lebih besar. “Dengan kapasitas dermaga sebesar itu tentu pihak swasta akan tertarik untuk melakukan ekspor melalui pelabuhan ini,” sebutnya. Selain itu, jika peran yang dimainkan oleh Pelabuhan Calang bisa optimal, maka komoditas wilayah barat selatan tidak perlu lagi dibawa ke wilayah lainnya bahkan ke pelabuhan di luar Aceh dengan jarak tempuh yang tentunya cukup jauh dan berbiaya tinggi. Di samping pengembangan dermaga, dirinya mendorong agar dilakukan kajian pembangunan breakwater supaya aktivitas ekspor impor bisa dilakukan sepanjang tahun. “Selama ini praktis hanya bisa berjalan 6 bulan saja karena terkendala cuaca, kalau ada breakwater tentu produktivitas bongkar muat menjadi semakin tinggi,” ujarnya. Pada kesempatan yang sama, Masri menyebutkan bahwa pada tahun 2025 ini direncanakan akan dimulai pengiriman (ekspor) batu bara ke India melalui Pelabuhan Calang. “Setelah kontrak kerja selesai, fasilitas pendukung seperti stockpile akan dibangun pada tahun ini juga di sekitar pelabuhan,” ungkapnya. Dalam kunjungan tersebut Teuku Faisal juga meninjau kesiapan pelabuhan untuk melayani mudik lebaran idul fitri 1446 H. Ia mengusulkan agar terminal penumpang diperluas sehingga pengguna jasa bisa terlayani dengan baik, termasuk melakukan pemisahan area (sterilisasi) untuk aktivitas bongkar muat barang dengan penumpang yang akan memasuki kapal.(AB) Baca Berita Lainnya: Hari Pertama Beroperasi, Kadishub Aceh Langsung Pantau Operasional Trans Koetaradja Bus Trans Koetaradja Kembali Beroperasi, Layani 14 Rute Setia di Balik Kemudi: Kisah Cut Di, Sopir Labi-labi Seulimum  

Hari Pertama Beroperasi, Kadishub Aceh Langsung Pantau Operasional Trans Koetaradja

BANDA ACEH – Kepala Dinas Perhubungan Aceh Teuku Faisal meninjau pengoperasian perdana bus Trans Koetaradja di tahun 2025. Peninjauan tersebut dimaksudkan untuk memastikan angkutan massal ini telah beroperasi dengan baik melayani masyarakat dalam beraktivitas. “Kita ingin memastikan operasional di hari pertama ini bisa berjalan optimal melayani perjalanan masyarakat yang sudah lama menunggu kehadiran Trans Koetaradja,” ungkap Kepala Dinas Perhubungan Aceh Teuku Faisal di sela-sela kunjungannya hari ini, Selasa, 25 Februari 2025. Seperti diketahui, pada hari Selasa (25/2) ini, bus Trans Koetaradja mulai beroperasi pada 4 rute yaitu Pusat Kota – Darussalam, Pusat Kota – Blang Bintang via Lambaro, Pusat Kota – Lambaro via Lueng Bata, dan rute Darussalam (Trans Campus). Sedangkan 10 rute lainnya akan mulai dioperasikan pada Rabu (26/2) besok. Dalam kunjungan tersebut Teuku Faisal juga turut menyapa dan berkomunikasi dengan para pengguna jasa guna mendengar kesan maupun masukan mereka terhadap layanan Trans Koetaradja. “Masukan-masukan dari masyarakat tentunya penting agar layanan Trans Koetaradja semakin baik ke depannya,” tuturnya. Selain itu, Kadishub Aceh juga menyoroti sejumlah halte yang mengalami aksi vandalisme dari oknum yang tidak bertanggungjawab. Dirinya berpesan serta mengajak masyarakat untuk menjaga sekaligus mengawasi fasilitas Trans Koetaradja demi kenyamanan bersama. “Halte ini milik kita bersama, janganlah dirusak atau di coret-coret. Pengguna (Trans Koetaradja) jadi nggak nyaman kan” imbuh Faisal.(AB) Baca Berita Lainnnya: Bus Trans Koetaradja Kembali Beroperasi, Layani 14 Rute Setia di Balik Kemudi: Kisah Cut Di, Sopir Labi-labi Seulimum Kemenhub dan Kemenperin Sepakati Implementasi Zero ODOL

Bus Trans Koetaradja Kembali Beroperasi, Layani 14 Rute

*Ada Penambahan 3 Rute Baru BANDA ACEH – Bus Trans Koetaradja kembali beroperasi melayani mobilitas masyarakat di wilayah Banda Aceh dan Aceh Besar mulai Selasa (25/2) besok. Pengoperasian 14 rute akan dilakukan secara bertahap, 3 di antaranya merupakan rute baru. Pengoperasian Trans Koetaradja ini sesuai arahan Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh agar segera memprioritaskan pengoperasian layanan publik, termasuk angkutan umum. Menindaklanjuti arahan tersebut, Dinas Perhubungan Aceh segera menyelesaikan proses administrasi kerjasama dengan operator bus Trans Koetaradja pada tahun 2025 ini. Pada waktu bersamaan, Dinas Perhubungan Aceh juga telah melakukan inspeksi keselamatan (rampcheck) terhadap armada bus, serta pemeriksaan halte. Pengecekan ini penting dilakukan supaya fasilitas tersebut berada dalam kondisi prima serta nyaman saat digunakan. Untuk pengoperasian tahap pertama mulai Selasa (25/2) besok, Trans Koetaradja akan melayani rute Pusat Kota – Darussalam, Pusat Kota – Blang Bintang via Lambaro, Pusat Kota – Lambaro via Lueng Bata, dan Kopelma Darussalam (Trans Campus). Diharapkan pada hari Rabu (26/2), layanan Trans Koetaradja akan beroperasi penuh melayani 14 rute. Kepala Dinas Perhubungan Aceh Teuku Faisal memastikan bahwa layanan bus Trans Koetaradja masih gratis alias tidak dikenakan biaya bagi masyarakat karena masih didukung anggaran Pemerintah Aceh (APBA). Dukungan ini menunjukkan keberpihakan Pemerintah Aceh terhadap kebutuhan mobilitas masyarakat. “Pembebasan biaya terhadap pengguna jasa Trans Koetaradja ini kita harapkan dapat meringankan pengeluaran masyarakat untuk biaya transportasi,” sebutnya. Pada bulan Ramadan yang segera tiba, layanan Trans Koetaradja akan tetap beroperasi secara reguler sehingga dapat digunakan oleh masyarakat untuk mendukung aktivitas di bulan yang sakral bagi umat islam khususnya di Aceh. Kadishub Aceh berharap dengan kembali beroperasinya Trans Koetaradja dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk beragam kegiatan seperti kegiatan belajar, perkuliahan, ibadah, wisata, dan aktivitas ekonomi lainnya. Pada tahun 2025 ini, Trans Koetaradja menambah 3 rute layanan baru sehingga dapat menjangkau masyarakat yang lebih luas. Rute baru tersebut adalah rute Darussalam – Pasar Lam Ateuk, rute Pusat Kota – Lampaseh – Lambung, dan rute Keudah – Pasar Al Mahirah. “Perluasan wilayah yang dilayani ini untuk menjawab kebutuhan masyarakat terhadap layanan Trans Koetaradja sehingga semakin mudah diakses,” pungkas Teuku Faisal.(AB) Baca Berita Lainnya: Setia di Balik Kemudi: Kisah Cut Di, Sopir Labi-labi Seulimum Dishub Aceh Berhasil Kumpulkan 89 Kantong Darah Kemenhub dan Kemenperin Sepakati Implementasi Zero ODOL

Setia di Balik Kemudi: Kisah Cut Di, Sopir Labi-labi Seulimum

Beberapa dari kita tentunya pernah menaiki angkutan umum sejenis Labi-labi yang hilir mudik membawa penumpang dari simpang jalan ke simpang jalan lainnya. Bahkan dari tiap sudut kampung hingga ke sudut perkotaan. Hari itu, Tarmizi yang sering disapa Cut Di, supir Labi-labi trayek Seulimum – Banda Aceh sedang duduk menunggu penumpang sembari ia juga mengobrol bersama rekan-rekannya sesama sopir Labi-labi. Wajahnya tampak teduh, ia menyalami dan mempersilakan duduk. Dari Terminal Keudah, Kota Banda Aceh, Cut Di bercerita ia sudah lama menjadi sopir Labi-labi. Dimulai tahun 2000 hingga tahun 2004, ia menyupiri mobil milik orang lain. “Alhamdulillah sejak tahun 2005 hingga sekarang, saya menyupiri mobil Labi-labi milik sendiri,” sebutnya. Mobil bercorak putih dengan kursi dalamnya berwarna hitam, ia beli baru dari hasil pekerjaannya selama ini. Setiap hari, Cut Di sudah beranjak dari Pasar Seulimum, Aceh Besar mulai pukul 07.00 WIB dan tiba di Keudah, Banda Aceh pada pukul 08.30 WIB. Biasanya ia melayani penumpang yang beragam, misalnya pelajar, pekerja kantoran, masyarakat, dan sebagainya. Oleh teman-temannya, Cut Di saat ini ditunjuk sebagai Penasehat di Persatuan Supir Labi-labi Seulimum (PSL2S). Dalam perkumpulan ini, mereka mempunyai struktur lengkap sebagai entitas yang menyatukan mereka dalam komunitasnya. Sebab dalam perkumpulan ini, mereka mempunyai iuran wajib hingga mengatur pola kerja. “Misalnya begini, semua supir lintasan kami wajib berkumpul di sini (Terminal Keudah), sehingga ada jarak sekitar 10-15 menit bagi tiap Labi-labi yang akan berangkat kembali,” sebut ayah empat anak ini. Selama 25 tahun bekerja sebagai supir Labi-labi, menurutnya Labi-labi ini sudah ada di Aceh sejak era awal tahun 80-an. Sebutan Labi-labi dikarenakan jalanya lebih pelan, sehingga masyarakat teringat kepada reptil Labi-labi yang masih satu ordo dengan kura-kura. Anggapan ini pun bersebab, karena pengemudi mobil Labi-labi pada masa itu menunggu masyarakat di tiap persimpangan jalan. Apalagi, pada tahun-tahun tersebut belum banyak angkutan umum yang melayani masyarakat. Cut Di juga melanjutkan, setiap mobil Labi-labi awalnya berbentuk pick-up, lalu dilakukan penyesuaian agar dapat menjadi angkutan umum. Di Banda Aceh sendiri, terdapat beberapa bengkel yang bisa menyesuaikannya, seperti di kawasan Lamteumen dan Peunayong. Hingga saat ini, mobil Labi-labi yang melayani trayek ini berjumlah sekitar 50-an. “Namun terkadang tidak berjalan setiap hari, dikarenakan sedang diperbaiki, sopirnya sakit, atau yang sedang melayani sewa khusus misalnya membawa rombongan pengantin dan lainnya.” Saat ditanyai kehadiran bus Trans Koetaradja yang telah melayani sejak tahun 2016 lalu, Cut Di juga menyampaikan pendapatnya. Ia menyebut bahwa, benar adanya Trans Koetaradja mengurangi jumlah penumpang Labi-labi. Meskipun demikian, Cut Di berpendapat bahwa kehadiran Trans Koetaradja merupakan kebijakan pemerintah, maka perlu untuk didukung. Tentunya ada masyarakat yang mungkin lebih membutuhkan baik untuk aktivitas sekolah dan aktivitas sehari-hari. “Kehadiran bus Trans Koetradja ini perlu kita lihat dari berbagai sudut. Tentunya ada masyarakat mungkin lebih membutuhkannya untuk aktivitas mereka,” pungkas Cut Di. Sebuah stiker terpasang di dalam tempat duduk penumpang Lab-labi. Di sana terpampang tarif Labi-labi trayek Seulimum – Banda Aceh sebesar Rp. 20.000. Pada trayek ini melayani pula ke Lambaro, Sibreh, Indrapuri, Lampisang, dan sekitarnya.(MR) Baca Berita Lainnya: Kemenhub dan Kemenperin Sepakati Implementasi Zero ODOL Dishub Aceh Berhasil Kumpulkan 89 Kantong Darah Wakil Gubernur Aceh Fadhlullah Pimpin Apel Perdana, Tekankan Sinergi dan Inovasi ASN

Kemenhub dan Kemenperin Sepakati Implementasi Zero ODOL

JAKARTA – Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi bertemu dengan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Rabu (19/2). Pertemuan yang berlangsung di Kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta ini, membahas isu strategis implementasi penuh kebijakan Zero Over Dimension Over Load (ODOL). Pada pertemuan ini, kedua menteri menyepakati untuk segera melaksanakan penerapan Zero ODOL di lapangan tanpa tahapan tambahan. Adapun tujuannya untuk meningkatkan keselamatan transportasi dan efisiensi distribusi logistik nasional. “Kami dari Kementerian Perhubungan mengucapkan banyak terima kasih dan mengapresiasi Kementerian Perindustrian. Setelah sekian lama kami melakukan rapat intensif, akhirnya kami sepakati bahwa penerapan Zero ODOL harus segera dilaksanakan di lapangan,” ujar Menhub Dudy. Menhub juga menegaskan bahwa keluhan masyarakat terkait kendaraan ODOL telah didengar oleh pemerintah, dan langkah konkret segera diambil untuk mengatasinya. “Apa yang menjadi keluhan masyarakat, kami dari pemerintah sangat mendengar. Ini adalah wujud dari komitmen kami untuk memastikan keselamatan transportasi, khususnya transportasi darat. Oleh karena itu, kami sepakat bahwa penerapan Zero ODOL akan segera kita laksanakan tanpa tahapan lagi,” tegasnya. Lebih lanjut Menhub juga menekankan pentingnya kerja sama lintas sektor dalam memastikan keberhasilan kebijakan ini. “Kami juga akan bekerja sama dengan stakeholder lain yang berkaitan dengan penerapan Zero ODOL, termasuk Kepolisian RI, Kementerian Perdagangan, dan pemerintah daerah. Sinergi ini penting untuk memastikan kebijakan berjalan dengan efektif di seluruh Indonesia,” tambahnya. Dalam kesempatan yang sama, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan dukungan penuh terhadap kebijakan ini sebagai bagian dari tanggung jawab sektor industri dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman dan berkelanjutan. “Kami selalu mendukung penerapan Peraturan Zero ODOL. Ini kesadaran kami dalam menciptakan Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan (K3L) di lapangan dan juga termasuk di sektor industri,” jelas Menperin. Dengan adanya kesepakatan ini, pemerintah berharap kebijakan Zero ODOL dapat segera diterapkan secara efektif, sehingga meningkatkan keselamatan jalan, mengurangi dampak buruk terhadap infrastruktur, dan meningkatkan efisiensi distribusi logistik di Indonesia. Turut hadir dalam kesempatan ini jajaran pimpinan Tinggi Madya di lingkungan Kementerian Perhubungan, Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Eko S.A Cahyanto, serta Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin Alat Transportasi dan Elektronika Kemenperin Dr. Setia Diarta.(*) Sumber: Kemenhub Baca Berita Lainnya: Tetap Aman di Jalan Saat Naik Sepeda Listrik, Patuhi Aturannya! Dishub Aceh Berhasil Kumpulkan 89 Kantong Darah Wakil Gubernur Aceh Fadhlullah Pimpin Apel Perdana, Tekankan Sinergi dan Inovasi ASN

Dishub Aceh Berhasil Kumpulkan 89 Kantong Darah

Dishub Aceh – ASN Dishub Aceh berhasil menyumbang 89 kantong darah pada kegiatan Donor Darah tahap pertama tahun 2025. Kegiatan donor darah tahap 1 ini berlangsung selama 2 hari, yaitu di Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue pada hari Minggu (16/2) dan Kantor Induk Dinas Perhubungan Aceh pada hari Rabu, 19 Februari 2025. Partisipasi ASN Dishub Aceh dalam kegiatan sosial ini cukup tinggi. Berdasarkan data yang diperoleh, tercatat ada 177 ASN yang mendaftar untuk mendonorkan darahnya. Namun, 88 di antaranya gagal menyumbang darah mereka karena alasan kesehatan. Sekretaris Dinas Perhubungan Aceh, T. Rizki Fadhil mengucapkan terima kasih kepada pendonor yang sangat antusias bersedia mendonorkan darahnya demi kemanusian. “Semoga Darah yang kita donorkan dapat bermanfaat bagi sesama. “ Ujar T. Rizki. Data lanjutan mengenai kegiatan donor darah di Dishub Aceh ini dapat diperoleh melalui aplikasi SiKotakBiru, juga bisa diakses di website Dishub Aceh, sehingga pemantauan kegiatan donor darah bisa dilakukan secara real. (AB)

Wakil Gubernur Aceh Fadhlullah Pimpin Apel Perdana, Tekankan Sinergi dan Inovasi ASN

BANDA ACEH – Wakil Gubernur Aceh Fadhlullah menyampaikan visi dan misi besar yang ditargetkan oleh Gubernur Aceh bersama dirinya selama lima tahun ke depan. Hal itu disampaikannya saat memimpin apel perdana di halaman Kantor Gubernur Aceh pada Senin, 17 Februari 2025. “Kita ingin membawa Aceh ke arah yang lebih baik,” tegasnya di hadapan para Asisten Sekda, Pejabat Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA), Wakil Direktur Rumah Sakit, serta Pejabat Eselon III dan IV, serta para Aparatur Sipil Negara di lingkup Sekretariat Daerah Aceh. Fadhlullah menekankan pentingnya kontribusi dan dukungan dari seluruh pihak untuk mewujudkan visi dan misi besar tersebut. “Bapak Gubernur dan saya tidak akan mampu melakukannya tanpa dukungan bersama. Kita perlu bekerja sama, saling bahu-membahu,” ujarnya. Dirinya juga mengajak seluruh ASN untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat serta mampu beradaptasi dan berinovasi di tengah era kemajuan saat ini. “Saya mengajak seluruh ASN untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan dan berinovasi dalam menjalankan tugas,” pesannya. Apel perdana ini menjadi momentum untuk memperkuat sinergi dan komitmen seluruh jajaran Pemerintah Aceh dalam mewujudkan pembangunan yang lebih baik dan berkelanjutan di bawah kepemimpinan Gubernur Muzakir Manaf dan Wakil Gubernur Fadhlullah. Sejumlah personil Dalops LLAJ Dishub Aceh juga terlihat mengamankan arus lalu lintas di depan Kantor Gubernur Aceh agar aktivitas di jalan raya tetap berjalan lancar.(AB/HA)

Tetap Aman di Jalan Saat Naik Sepeda Listrik, Patuhi Aturannya!

DISHUB ACEH – Tahukah Rakan Moda, ternyata saat mengendarai sepeda listrik ada aturan yang harus kita patuhi. Nah, dengan mematuhi aturan tersebut, kita tidak hanya melindungi diri sendiri, tetapi juga pengguna jalan lainnya. Mengacu pada Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 45 Tahun 2020 Tentang Kendaraan Tertentu dengan Menggunakan Tenaga Motor Listrik. Maka yang harus diperhatikan saat mengendarai sepeda listrik diantaranya sebagai berikut. Menggunakan Helm, sama seperti mengendarai sepeda motor, atau sepeda biasanya, helm dapat menjadi pengaman selama berkendara. Minimal berusia 12 tahun, namun dengan catatan pengguna yang berusia 12 hingga 15 tahun harus didampingi oleh orang dewasa. Memahami dan mematuhi tata cara berlalu lintas, meliputi, berkendara dengan tertib dengan memperhatikan keselamatan pengguna jalan lain, memberi prioritas pada pejalan kaki, menjaga jarak aman dari pengguna jalan lain, dan membawa kendaraan dengan penuh konsentrasi. Boleh membawa penumpang apabila sepeda listrik memiliki tempat duduk khusus penumpang. Berkendara hanya di lajur khusus sepeda atau kawasan tertentu seperti daerah pemukiman, jalan yang ditetapkan untuk hari bebas kendaaraan bermotor (car free day) dan kawasan wisata. Nah, inilah sejumlah aturan yang perlu diperhatikan sebagai pengguna sepeda listrik agar Rakan Moda sebagai pengguna dapat aman dan nyaman.(MR)