Dishub

Penumpang Tidur Nyenyak Selama Berlayar

*Pelayaran Calang-Sinabang Membutuhkan Waktu 14 Jam Penumpang yang pernah menyeberang dari Ulee Lheue, Banda Aceh menuju Balohan, Sabang, tentu mengenal Capt. Muhammad Noer. Dialah nahkoda KMP. BRR selama 12 tahun. Kini, ia diberi kepercayaan baru menahkodai KMP. Aceh Hebat 1. Calang, Aceh Jaya memiliki pesona keindahan alam yang luar biasa. Seperti terlihat di Pelabuhan Calang yang menjadi tempat Capt. M. Noer menyandarkan KMP. Aceh Hebat 1 yang kini telah tepat 100 hari berlayar menyusuri lautan barat Aceh. Sayup terdengar suara petugas pelabuhan menginformasikan kepada masyarakat bahwa KMP. Aceh Hebat 1 akan segera berlayar. Rampdoor diturunkan dan penumpang menaiki kapal ini seraya diikuti mobil pribadi, truk logistik, hingga petugas medis pembawa vaksin Covid-19 ke Pulau Simeulue. Capt. M. Noer bersyukur adanya kapal ini sangat membantu masyarakat kepulauan menuju Banda Aceh. “Jadinya masyarakat tidak menunggu-nunggu kapal yang akan ke Banda Aceh juga ke Simeulue. Sudah ada kepastian jadwal,” ucapnya. Pria asli Sabang ini bercerita bahwa ini kali pertama ia berlayar ke Pantai Barat-Selatan Aceh menahkodai kapal penyeberangan dengan jarak tempuh terjauh selama 14 jam lamanya, untuk kenyamanan penumpang KMP. Aceh Hebat 1 memiliki tempat tidur masing-masing. “Di tengah perjalanan, jika tiba-tiba ada badai, kita menghindar dari alun ombak besar. Sehingga kita berlayar zig zag mencari jalur yang aman. Alhamdulillah bisa kita atasi.” sambungnya. Secara rutin, pihaknya selalu berkoordinasi dengan Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Aceh guna memantau intensitas gelombang Pantai Barat Selatan Aceh. “Alam tak bisa kita lawan. Jika cuaca buruk dan ekstrem, kita tunda berlayar. Selama ini pernah dua kali kita tunda berlayar. Jadinya, kita selalu menginformasikan kepada penumpang baik di pelabuhan maupun media sosial.” Tonton Video Cerita Nahkoda KMP Aceh Hebat 1 Layari Calang-Sinabang https://www.youtube.com/watch?v=RIGG9cnPvqM Capt. M. Noer dan ABK merasakan kendala saat bersandar di Pelabuhan Calang. Walaupun karakteristiknya berupa teluk, tetapi alun lautnya membuat kapal sering berbenturan dengan fender di dermaga. Ia berharap, agar pemerintah menyiapkan pelabuhan lain yang lebih tenang dan tersedianya prasarana dan sarana pendukung sandaran kapal. Pada libur Idul Fitri 1442H lalu, Noer menceritakan adanya lonjakan penumpang yang menaiki KMP. Aceh Hebat 1. Rata-rata penumpang saat itu didominasi mahasiswa, pedagang, wisatawan, pekerja hingga sopir truk logistik yang ingin merayakan momen suci bersama keluarga. “Alhamdulillah tidak ada antrian baik kendaraan maupun orang, kita bisa maksimum mengangkut penumpang.” tambahnya. Saat ditanyai perbedaan teknologi dengan kapal lainnya, Noer menyebut kapal kebanggaan rakyat aceh ini dibuat dengan teknologi canggih terbaru menggunakan double engine mitsubishi yang mampu menghasilkan kecepatan tempuh maksimum 14,3 knot (sekitar 26,5 km/jam). Selain itu, dilengkapi dengan Automatic Identification Sysem (AIS) / Sistem Pelacakan Otomatis, memiliki dek Kendaraan dengan 2 lantai bersistem hidrolik, rampdoor depan dengan sistem teknologi bow visor dengan pintu hidrolik yang dapat terbuka 90  derajat untuk memberikan jarak pandang maksimum bagi nahkoda ketika sandar. Selain sebagai lintasan perintis sekaligus prioritas daerah, perannya membantu distribusi logistik maupun penyeberangan penumpang lebih cepat sampai ke Sinabang sangat dirasakan masyarakat. “Dari sektor bisnis menguntungkan pebisnis yang mengangkut hasil komiditi Simeulue diantaranya sektor perikanan dan perkebunan menuju Calang. Begitu pula sembako dari Calang menuju Sinabang.” Pada akhir wawancara di tengah laut Samudera Hindia, Capt. Noer menceritakan kerinduannya dengan keluarga, dengan menebar senyum penuh harap ia ingin sekali bisa segera dapat mengambil cuti dan menikmati liburan bersama keluarganya. “Ya kangenlah, sudah lama gak ketemu anak-anak dan istri,” pungkasnya. Terakhir ia berpesan kepada penumpang agar tetap menjaga kebersihan kapal ini.(Muarrief Rahmat) Download   

Kawasan Lut Atas

Cuaca hari itu, Sabtu, 3 April 2021 lumayan mendung di wilayah Kabupaten Bener Meriah. Kondisi ini tidak menyurutkan niat kami untuk mengeksplor salah satu destinasi wisata baru yang ada di daerah ini, yaitu Kawasan Lut Atas atau Lut Kucak. Kata Lut dalam bahasa masyarakat setempat diartikan sebagai danau. Dinamakan Lut Atas karena kawasan ini berada pada ketinggian 2.100 mdpl dari permukaan laut. Berbekal informasi yang kami dapatkan dari masyarakat setempat, kami bergerak menuju Kampung Waq Pondok Sayur, Kecamatan Bukit yang berada di jalan lintas KKA tersebut. Menurut penuturan mereka, di Kawasan Lut Atas ini awalnya terdapat sebuah danau kecil berukuran luas sekitar 8 hektare dengan kondisi yang tidak terurus serta akses jalan yang belum tersedia. Ternyata cerita mereka benar adanya, akses jalan menuju Kawasan Lut Atas ini sangat menantang. Kondisi jalan yang belum teraspal sangat menyulitkan kendaraan roda empat yang kami kendarai untuk mendaki setiap tanjakannya. Kami hampir kehilangan asa dan menyerah dengan keadaan. Namun rasa penasaran yang begitu kuat untuk menikmati keindahan alam yang ada di Lut Atas kembali memompa tekad kami. Kami pun melanjutkan pendakian. Setelah bergelut dengan jalan yang terjal dan berbatu, akhirnya kami tiba di puncak Kawasan Lut Atas. Subhanallah, pemandangan yang disuguhkan di sini seakan mengobati semua perjuangan yang telah dilalui. Bertarung dengan jalanan yang berkelok tajam sejauh lebih kurang 3 kilometer terbayar lunas dengan pemandangan pepohonan dan awan yang mengelilinginya. Yang tidak kalah serunya adalah udara sejuk langsung menghampiri ketika pertama kali kami menginjakkan kaki di Kawasan Lut Atas. Bagi pengunjung Kawasan Lut Atas, cukup membayar Rp 10.000,- untuk tiket masuk kendaraan roda empat, sedangkan roda dua hanya Rp. 5.000,- saja. Retribusi yang dibayarkan oleh pengunjung tentu sangat berguna bagi perawatan dan peningkatan infrastruktur destinasi wisata ini ke depan. Wilayah ini telah diserahkan pengelolaannya oleh Pemerintah Kabupaten Bener Meriah pada 27 Januari 2021 kepada Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Kampung Waq Pondok Sayur. Pengelolaan destinasi wisata seperti ini oleh pihak desa diharapkan dapat dirawat sebaik mungkin dan berdampak bagi perekonomian masyarakat setempat. Sebelum menjelajah lebih jauh Kawasan Lut Atas ini, kami beristirahat sejenak di salah satu bilik yang tersedia di sini. Kami juga membeli minuman dan makanan pada sebuah kios kecil yang berada di lokasi Lut Atas. Dari penjual tersebut kami menggali lebih banyak informasi terkait Lut Atas. Ia mengungkapkan, kawasan ini yang biasanya ramai pengunjung pada hari libur, Sabtu, dan Minggu. Dulunya,masyarakat memanfaatkan tempat untuk memancing, ada sejumlah ikan endemik di kawasan danau ini, seperti ikan gabus dan ikan lele lokal yang biasa disebut emut oleh mereka. Selain untuk memancing, di sekitar daerah ini juga banyak warga yang memanfaatkan lahan untuk berkebun. Makanya tak heran, saat perjalanan menuju ke sini, kami banyak melihat hamparan lahan yang ditanami sayur-sayuran, kentang, bunga kol, wortel, cabai, tomat, dan bawang. Ada juga masyarakat yang sedang mengangkut hasil kebun mereka ke dalam mobil pick-up atau ke atas roda dua untuk dibawa turun ke desa. Di danau atas ini, kami berswafoto ria dengan view gunung hutan lindung yang sangat indah. Selain berfoto di sejumlah spot yang sangat bagus di sini, kami juga berkeliling sambil menikmati keindahan panorama gunung Burni Telong yang sangat menawan. Bagi Rakan Moda yang ingin merasakan sensasi keindahan alam Kawasan Lut Atas, Rakan perlu menempuh perjalanan darat dari Banda Aceh ke Kecamatan Bukit, Kabupaten Bener Meriah sejauh 305 kilometer, atau sekitar enam jam perjalanan darat. Rakan bisa menggunakan kendaraan pribadi atau memanfaatkan jasa angkutan umum dari Banda Aceh. Dari terminal, Rakan dapat menyewa mobil atau kendaraan roda dua untuk menuju ke Kawasan Lut Atas. Selain jalur darat, Rakan juga bisa memanfaatkan jasa transportasi udara yang ada di Bandara Rembele Bener Meriah. Dari bandara ini, Rakan bisa meneruskan perjalanan sejauh 6,4 kilometer atau selama 11 menit menuju Kampung Waq Pondok Sayur menggunakan kendaraan sewa. Saat ini, Bandara Rembele telah melayani penerbangan perintis dari Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda Banda Aceh setiap hari Senin. Selain penerbangan perintis yang dioperasikan oleh maskapai Susi Air, juga tersedia penerbangan dari Bandara Internasional Kualanamu, Deli Serdang setiap hari Selasa, Kamis, dan Sabtu. (Fajar Hakim) Selengkapanya cek di Tabloid Aceh TRANSit Edisi VII Tabloid ACEH TRANSit | Dinas Perhubungan Aceh (acehprov.go.id)

Bandara Rembele, Permudah Akses Menuju Dataran Tinggi Gayo

Ketersediaan layanan transportasi udara yang memadai mampu mendongkrak berbagai sektor kegiatan di daerah, baik pembangunan, pariwisata, bisnis, ataupun urusan kepemerintahan. Transportasi udara juga menjadi urat nadi perekonomian karena dapat mempermudah aksesibilitas sehingga kunjungan orang atau distribusi barang bisa berjalan dengan lancar. Di wilayah tengah Aceh, Bandara Rembele Bener Meriah menjadi salah satu pintu gerbang bagi pelaku perjalanan via udara. Bandara ini melayani penerbangan rutin setiap hari dengan rute Rembele – Kualanamu. Di masa pandemi sekalipun, bandara ini masih beroperasi dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat bagi pengguna jasa penerbangan. Namun, selama penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) aktivitas penerbangan komersial di bandara ini berhenti sementara. Pengembangan Bandara Rembele perlu dipacu guna mendukung tumbuhnya perekonomian di wilayah tersebut. Pelaksana Tugas (Plt.) Bupati Bener Meriah, Dailami kepada Aceh TRANSit, menyebutkan bahwa Bandara Rembele telah mempunyai masterplan pengembangan bandara yang disahkan oleh Menteri Perhubungan RI, Budi Karya Sumadi pada 4 Juni 2021 yang lalu. “Ini sebuah keberuntungan bagi Aceh dan khususnya masyarakat Bener Meriah, kita sangat mendukung pengembangan Bandara Rembele”, ungkapnya. Ditemui pada kesempatan yang sama, Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Rembele, Faisal, S.T., M.T., menyebutkan, peran Bandara Rembele cukup strategis bagi kemudahan aksesibilitas wilayah tengah Aceh. Hal ini dikarenakan lokasi bandara terletak pada posisi sentris yang menghubungkan seluruh wilayah Aceh. Secara geografis, Bandara Rembele berada di tengah-tengah Provinsi Aceh. Sebagaimana diketahui bentang jalur darat Banda Aceh ke batas perbatasan Tanah Karo Provinsi Sumatera Utara sepanjang 611 kilometer, dan bentang Aceh Utara ke pantai barat Meulaboh sepanjang kurang lebih 250 kilometer. “Benar-benar daerah ini bisa dikatakan sebagai simpul tengahnya ke berbagai jalur. Disisi lain, bandara ini juga berperan sebagai bandar udara mitigasi bencana di provinsi Aceh,” ungkap Faisal lebih lanjut. Faisal menambahkan, melalui masterplan yang telah disahkan, Bandara Rembele diproyeksikan menjadi bandara yang representatif bagi kemudahan aksesibilitas transportasi udara di wilayah tengah Aceh. Selain itu, diharapkan pula dapat mendukung Pemerintah daerah dalam menunjang perekonomian dan kepariwisataan. Salah satu pengembangan yang akan dilakukan adalah perpanjangan runway dari 2.250 x 30 meter menjadi 2.800 meter dan lebar 45 meter. Perpanjangan runway ini menurut Faisal untuk optimalisasi aksesibilitas transportasi udara sehingga ke depan mampu didarati oleh pesawat berbadan besar sekelas Boeing 737-800 dan sejenisnya. Selain itu, Faisal menyebutkan bahwa saat ini pihaknya sedang membangun terminal kargo untuk mendukung pengiriman barang atau produk hasil alam dataran tinggi Gayo Aceh. Pengiriman barang hasil perkebunan dengan kargo udara dianggap lebih mudah dan cepat. Apalagi komoditi alam yang ada di daerah ini merupakan produk ekspor seperti Kopi Gayo, Pisang Cavendish ,dan palawija lainnya. “Harapan saya dengan adanya terminal kargo ini diharapkan segera dapat didukung stakeholder terkait seperti kehadiran Kantor Bea dan Cukai dan Karantina”, pungkasnya. Sejak diresmikan oleh Presiden Jokowi pada Tahun 2016 lalu, Bandara Rembele rutin melayani  pendaratan pesawat ATR72 yang berkapasitas 72 penumpang. Secara teknis, dengan panjang runway mencapai 2.250 meter bandara ini mampu menampung pesawat terkritis (critical aircraft) dengan bobot mencapai 141.000 pounds, yaitu sekelas Boeing 737 classic atau C-130 Hercules. Oleh karena itu, pendaratan pesawat tipe C-130 Hercules pada Senin, 25 Juli 2021 yang lalu merupakan sejarah baru bagi bandara ini karena telah berhasil dilakukan proving flight oleh pesawat Hercules Long Body dari Skadron Udara 31. Seperti diketahui, pendaratan pesawat Hercules tipe C-130 di bandara ini untuk mendukung pemberangkatan 400-an pasukan Satgas Pamtas Penyangga (Mobile) Batalyon Infanteri (Yonif) Raider Khusus 114/Satria Musara ke Papua. (*)

Rooftop, Bersantai di Atas Lautan Luas

Langit berwarna biru cerah bermotifkan gumpalan awan keabu-abuan, gelombang laut berderetan mengikuti arah angin seraya menciptakan bulir kristal dari tempias sinar surya. Semilir angin menyeka ujung pakaian yang dikenakan sang penjelajah di atas kapal laut. Si penjelajah menjadikan Sabang, Pulau Banyak, dan Simeulue sebagai destinasi yang wajib dikunjungi pada kesempatan kali ini. Sebuah pulau yang eksotis nan indah di ujung Pulau Sumatera menjadi tempat wisata andalan, apalagi penikmat gunung dan pantai. Dari sebuah geladak atas kapal, kalau bahasa milenialnya disebut rooftop, menjadi tempat populer untuk menikmati sebuah pemandangan dari atas sebuah bangunan dengan sebagiannya saja yang tertutupi atap. Seperti momen menikmati panorama laut dengan semilir anginnya membawa aromanya segar yang bercampur bau garam yang sangat khas dari atas KMP. Aceh Hebat. Geladak atas KMP. Aceh Hebat yang didesain khusus dengan konstruksi terbuka yang terletak pada lantai atas kapal. Dari sini, penumpang kapal dapat menikmati riak gelombang dari putaran-putaran baling-baling yang menyeruak ke permukaan. Sekaligus, menyaksikan buritan kapal yang mulai menjauh dari daratan. Jajaran pepohonan hijau dan bukit barisan tampak indah tergambar dari geladak ini. Pantulan sinar matahari dengan tepisan angin sepoi menambah kehangatan pelayaran kala itu. Namun, jika hujan mengguyur sekaligus angin menerpa, bagian ini akan terkena tempias hujan. Para penumpang akan basah diterpa gerimis dan lantai tersapu air hujan. Namun, air hujan akan turun menuju ke dek bawah melalui saluran pembuang yang berada di empat titik. Ironinya, saat sampah dibuang dengan semena-mena tanpa rasa peka dan peduli, sampah pun akan ikut terseret ke saluran tersebut. Mungkin, kita sering kali menyepelekan sehelai sampah. Misalkan saja, puntung rokok yang dibuang sembarang, tergerus air hujan mengalir ke saluran. Dan apa yang akan terjadi? Sampah akan menyumbat saluran dan menyebabkan genangan air hujan yang turun deras menjadi lebih banyak dan meninggi. Demi kenyamanan bersama, sampah menjadi tanggung jawab kita bersama, satu sampah akan membawa malapetaka bagi kita juga. Bersama-sama kita menjaga kebersihan, membuang sampah pada tempatnya. Bersih tempat, nyaman beraktivitas. (Misqul Syakirah) Download 

Sungai Alas dengan Seribu Pesona

Sibuk dengan pekerjaan yang tak ada habis-habisnya sehingga membuat pikiran dan tubuhmu lelah serta mood kamu juga jadi berantakan. Aktivitas harian membuat Rakan Moda menjadi semakin jenuh dan lesu bukannya memberi semangat ekstra. Ini pertanda Rakan Moda butuh istirahat sejenak untuk menikmati dan mengumpulkan kembali ion-ion yang hilang. Saatnya, Rakan Moda berwisata agar kembali mengalirkan semangat dan kreativitas Rakan Moda bersama aliran darah yang lancar. Perjalanan Menuju Ketambe Berjarak 32,5 kilometer dari pusat kota Kutacane yang berada di bagian tenggara Provinsi Aceh, tepatnya di kawasan hutan lindung Leuser merupakan bagian dari pegunungan Bukit Barisan. Di sini terdapat sebuah kecamatan yang berbatasan langsung dengan kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL). Ketambe begitulah nama kawasan yang merupakan habitat dari berbagai macam satwa seperti burung dan orang utan. Ketambe yang masih asri dan terlindungi, menjadi pusat penelitian satwa, khususnya Orang Utan Sumatera. Perjalanan menuju Ketambe mempertontonkan hamparan hijau perbukitan serta aliran sungai di sisi lainnya akan menambah ketakjuban pada bentang alam Aceh ini. Perjalanan ini memakan waktu 30 menit dari pusat kota Kutacane. Jika berangkat dari Kota Medan  melalui jalur daratan tinggi Karo dengan estimasi perjalanan sekitar 6 hingga 7 jam. Jalan aspal menuju Ketambe dipenuhi dengan kelokan-kelokan yang cukup tajam khas jalan pegunungan, serta kondisi jalannya tidak terlalu lebar, membuat pengendara mobil harus lebih waspada dan berhati-hati. Yang tak kalah serunya lagi, aliran sungai terpanjang di Aceh ini membentang sejajar garis jalan. Sungai Alas sebutannya, sungai ini membelah kawasan lindung ini dan juga kerap menjadi tempat bermain ayunan orang utan, bergelantungan dari pohon yang satu menuju pohon lainnya. Daya Tarik Sepanjang Sungai Alas Sepanjang Sungai Alas terbentang kawasan hutan hujan yang menjadi tempat hidup berbagai ekosistem. Untuk menjelajahi hutan hujan ini sebaiknya ditemani oleh seorang guide. Di dalam hutan, Rakan Moda akan menapaki jalan setapak di antara rindangnya pepohonan, udaranya begitu sejuk. Kegiatan ini pas banget bagi yang suka dengan petualangan. Selain orang utan, juga terdapat satwa-satwa lain yang dengan bebasnya hidup di kawasan hutan Ketambe ini, seperti monyet, rusa atau sesekali muncul harimau sumatera pada saat malam hari. Mereka dapat berkeliaran tanpa diganggu oleh tangan jahil manusia. Menguji Adrenalin di Sungai Alas Jalur yang sempurna untuk kamu para pecinta alam yang senang dengan kegiatan yang penuh petualangan, karena Sungai Alas memiliki arus yang cukup deras serta kelokan yang akan membuat jantungmu bisa berdegup kencang. Sungai Alas ini membelah Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) dan melintasi beberapa daerah, otomatis kamu akan menyaksikan pemandangan alam yang luar biasa menakjubkan. Rakan Moda akan mendapatkan keseruan ketika melakukan kegiatan rafting apalagi jika dilakukan bersamaan dengan kawan seperjuangan. Kegiatan rafting atau arung jeram dapat kamu lakukan di Ketambe yang akan memberikan kamu sensasi rafting dengan menyusuri Sungai Alas sejauh 50 km dengan estimasi waktu 3 jam lamanya. Terapi Alam di sekitar Sungai Alas Setelah Rakan Moda puas mengeksplor kawasan Ketambe, bersantailah dengan menikmati air panas di pemandian yang berada dekat dengan aliran sungai. Uap atau asap mengepul halus di atas pemandian tersebut menambah relaksasi tubuh dan juga mental untuk kembali pada rutinitas. Berkunjung ke Ketambe tak cukup jika hanya menghabiskan waktu beberapa jam saja, Rakan Moda perlu menginap di sekitar lokasi wisata, terdapat beberapa penginapan atau homestay yang berada di pinggir jalan, tempatnya nyaman untuk ditinggali. Pemilik pondok biasanya menawarkan paket wisata adventure. Selamat liburan Rakan! Jangan lupa patuhi aturan saat perjalanan. (Misqul Syakirah) Selengkapanya cek di Tabloid Aceh TRANSit Edisi VII Tabloid ACEH TRANSit | Dinas Perhubungan Aceh (acehprov.go.id)

Bagaimana Tarif Tiket Kapal Ditetapkan?

Sebagai salah satu sarana transportasi sungai, danau dan penyeberangan, KMP Aceh Hebat dalam pengoperasiannya memerlukan biaya operasional yang harus dikeluarkan oleh pengelola jasa angkutan penyeberangan atau biasa disebut Badan Usaha Angkutan Penyeberangan. Biaya operasional kapal tersebut yang telah ditambah dengan biaya lain lalu dibebankan kepada calon pengguna jasa dalam bentuk tarif angkutan penyeberangan. Sebenarnya bagaimana cara perhitungan tarif tersebut? Tarif angkutan penyeberangan sendiri merupakan nilai yang harus dibayarkan oleh pengguna jasa atas pelayanan yang diperoleh pada suatu lintas tertentu. Mekanisme perhitungan tarif ini dihitung berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan No. 66 Tahun 2019 Tentang Mekanisme Penetapan dan Formulasi Perhitungan Tarif Angkutan Penyeberangan. Peraturan ini mengatur penetapan tarif angkutan penyeberangan untuk kelas ekonomi, sedangkan untuk kelas non-ekonomi, perhitungan tarif diserahkan kepada mekanisme pasar yang ada di masing-masing badan usaha angkutan penyeberangan. Tarif yang dibebankan kepada calon pengguna jasa tersebut, ditetapkan oleh Menteri Perhubungan melalui Keputusan Menteri untuk lintasan antar provinsi, Gubernur melalui Peraturan Gubernur untuk lintasan antar kabupaten dalam provinsi dan Bupati/ Walikota melalui Peraturan Bupati/ Walikota untuk lintasan dalam Kab/Kota. Setiap calon pengguna jasa akan dibebankan tarif menurut jenis dan golongan kendaraan (Golongan I s.d. IX) yang digunakan berdasarkan panjang lintasan dikali bobot satuan unit produksi (SUP) yang dinyatakan dalam rupiah per-mil laut. Satuan Unit Produksi sendiri merupakan biaya yang dikeluarkan dalam operasional kapal yang dihitung dari komponen biaya dikalikan dengan bobot dalam satu tahun operasional yang dibagi jumlah hari operasional kapal. Tarif ini dapat mengalami kenaikan maupun penurunan secara berkala minimal 1 tahun sekali sejak tarif terakhir ditetapkan hingga mencapai 100 persen dari biaya produksi. Pengajuan kenaikan tarif ini dilakukan oleh Asosiasi Badan Usaha Angkutan Penyeberangan kepada instansi yang berwenang dengan melampirkan berkas-berkas pendukung yang diperlukan. Kemudian akan dilaksanakan pembahasan dan tarif baru wajib ditetapkan maksimal 14 hari sejak persyaratan dinyatakan lengkap. Dari penjabaran di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa perhitungan tarif dihitung berdasarkan jarak lintasan kapal, bukan berdasarkan jenis dan tahun kapal. Hal ini diputuskan dengan pertimbangan kesamaan kualitas pelayanan antar badan usaha serta mengurangi monopoli dan ketimpangan usaha. Pada pelayanan jasa angkutan penyeberangan di Aceh yang terdiri dari 7 lintasan utama, operasional angkutan dilaksanakan oleh PT. ASDP Indonesia Ferry dan PT. Subsea Lintas Globalindo. Tarif lintasan ini ditetapkan melalui Peraturan Gubernur Aceh Nomor 70 Tahun 2019, yang mengatur tarif angkutan penyeberangan untuk kelas ekonomi antar kabupaten/ kota di Aceh. Peraturan ini merupakan perubahan kedua dari Pergub Aceh No. 5 Tahun 2015 yang berarti tarif angkutan penyeberangan di Aceh telah mengalami dua kali perubahan sejak pertama kali ditetapkan. Proses pengajuan penyesuaian tarif diajukan oleh PT. ASDP Indonesia Ferry kepada Dinas Perhubungan Aceh pada trimester terakhir 2018. Namun, kala itu belum tercapai titik temu antara pemerintah dengan badan usaha sehingga pembahasan sempat tertunda hingga Agustus 2019. Pertimbangan kenaikan tarif ini, menurut Syamsudin, General Manager PT. ASDP Indonesia Ferry Cabang Banda Aceh dikarenakan biaya produksi tiap SUP semakin tinggi, “Naiknya biaya produksi operasional kapal mengharuskan kami untuk melakukan penyesuaian tarif demi optimalnya pelayanan jasa penyeberangan.” imbuhnya. Setelah pembahasan yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan Aceh, PT. ASDP Indonesia Ferry Cabang Banda Aceh, PT. ASDP Indonesia Ferry Cabang Aceh Singkil, Asuransi Jasa Raharja serta akademisi selesai dan persyaratan dinyatakan lengkap, maka Dinas Perhubungan Aceh mengajukan draf peraturan penyesuaian tarif kepada gubernur untuk kemudian diundangkan pada November 2019, sekitar satu tahun sebelum KMP Aceh Hebat resmi beroperasi. Syamsudin menambahkan, penyesuaian tarif ini membuat tarif angkutan penyeberangan di Aceh mengalami kenaikan yang berkisar antara 10 s.d. 12 persen termasuk asuransi sesuai dengan yang tertuang dalam lampiran Peraturan Gubernur. Lebih lanjut ia menyampaikan, idealnya tarif tersebut biasanya mengalami penyesuaian antara 2 s.d. 4 tahun sekali yang kenaikannya berkisar antara 20-25 persen termasuk asuransi. Kecilnya persentase kenaikan tarif ini disebabkan oleh berbagai faktor dan pertimbangan  seperti aspek sosial ekonomi masyarakat setempat. Setelah penyesuaian tarif resmi ditetapkan, tugas selanjutnya ialah mensosialisasikannya kepada masyarakat pengguna jasa. Perlu usaha yang serius agar tidak terjadi ketimpangan informasi dan gejolak sosial akibat penyesuaian ini. “Kami berharap masyarakat dapat menerima penyesuaian tarif ini demi optimalnya pelayanan operasional angkutan penyeberangan di Aceh, tuturnya”. (Reza Ali Ma’sum) Download 

Pemanfaatan CSR untuk Keselamatan Transportasi

Keselamatan penumpang pada sektor transportasi merupakan faktor utama yang menjadi perhatian seluruh stakeholder perhubungan. Menjamin tersedianya keselamatan pada transportasi tidak bisa dilakukan sendiri. Perlu kerjasama antar mitra kerja dengan konsep saling membantu dan mendukung supaya keselamatan pengguna jasa transportasi dapat terjamin dengan baik. Jasa Raharja Cabang Aceh, sebagai salah satu mitra kerja Dinas Perhubungan Aceh di sektor transportasi, aktif terlibat dalam setiap upaya mendukung penyelenggaraan keselamatan transportasi di Aceh. Sebagai bentuk kepedulian dan wujud bakti terhadap keselamatan transportasi di Aceh, PT. Jasa Raharja Aceh menyalurkan sejumlah fasilitas keselamatan berlayar berupa life buoy dan life jacket yang bersumber dari dana Corporate Social Responsibility (CSR). Di samping bantuan fasilitas keselamatan, PT. Jasa Raharja Aceh juga ikut mendukung kegiatan pemeriksaan kesehatan bagi petugas Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue Banda Aceh. Dukungan tersebut meliputi pelaksanaan tes urin untuk deteksi narkoba dan rapid test antigen bagi 25 petugas pelabuhan. Kepala PT. Jasa Raharja Aceh, Mulkan, mengungkapkan bahwa bantuan ini merupakan salah satu bentuk tanggung jawab sosial PT. Jasa Raharja Aceh kepada masyarakat pengguna jasa transportasi di Aceh. Ia mengharapkan, andil Jasa Raharja ini mampu berkontribusi dalam menghadirkan pelayanan terbaik bagi masyarakat sehingga dapat mengurangi risiko kecelakaan transportasi.(Amsal Bunaiya) Selengkapanya cek di Tabloid Aceh TRANSit Edisi VII Tabloid ACEH TRANSit | Dinas Perhubungan Aceh (acehprov.go.id)

Jejak 100 Hari Operasional KMP. Aceh Hebat

Sama halnya dengan tahun 2020, tahun 2021 pandemi masih melanda bumi. Dunia transportasi mungkin menjadi sisi “tergalau” karena pandemi. Di satu sisi pergerakan manusia dan barang diharapkan mampu mendongkrak perekonomian. Namun selama pandemi pergerakan malah menjadi pendongkrak masalah yang lebih fatal. Salah satunya berimbas pada pelayaran KMP Aceh Hebat. Banyak momen yang menjadi sebab tidak optimalnya produktivitas di awal keberadaan kapal kebanggaan ini. Meningkatnya kasus Covid-19 di Provinsi Aceh membuat Pemerintah meminta pengelola kapal penyeberangan memperkecil frekuensi operasional ditambah lagi dengan jumlah penumpang dibatasi hanya 50 persen saja. Belum lagi adanya pembatasan pergerakan yang terjadi pada bulan Mei tepatnya pada tanggal 6 s/d 17 Mei 2021. Dimulai dengan rute pelayaran Calang – Sinabang (pp) yang dilayari KMP. Aceh Hebat 1 (KMP. AH 1). Dari awal berlayar, kendala besar terjadi pada pertengahan dan akhir bulan Maret 2021. Pada tanggal 17 dan 18 Maret, KMP. AH 1 sempat mengalami penundaan keberangkatan diakibatkan benturan dan gesekan yang disebabkan arus kuat hingga menyebabkan panel pengait pada rampdoor kapal mengalami kerusakan. Berdasarkan data dari BMKG yang dirillis tanggal 17 Maret 2021 tinggi gelombang di Barat – Selatan Aceh dapat mencapai 2,5 meter dengan potensi hujan dan angin kencang kategori empat yang berbahaya untuk transportasi. Rampdoor kapal Aceh Hebat 1 mengalami kerusakan pada saat merapat ke dermaga di Pelabuhan Calang. Setelah maintenance yang dilakukan oleh pihak PT. ASDP Indonesia Ferry selaku operator kapal, pada tanggal 19 Maret kapal kembali berlayar. Kendala berikutnya terjadi pada tanggal 31 Maret 2021. Tinggi gelombang di perairan Barat – Selatan mencapai ±6 meter yang menyebabkan pihak operator PT. ASDP kembali menunda pelayaran beberapa hari berikutnya. Karakter pelabuhan pantai barat Aceh memang sangat dipengaruhi oleh perubahan kondisi cuaca. Ada penurunan namun ada pula peningkatan. Hingga pada tanggal 2 April pelayaran dilakukan kembali. Namun lonjakan baru terjadi pada saat kondisi cuaca benar-benar stabil dan kondusif, tepatnya tanggal 5 April 2021. Dengan rincian jumlah penumpang melonjak mencapai 134 orang dan mengangkut 63 unit kendaraan. Lonjakan produksi AH 1 berikutnya terjadi menjelang dan setelah pembatasan pergerakan mudik 1442 H. Pembatasan terjadi tanggal 6 s/d 17 Mei 2021. Masyarakat mulai melakukan antisipasi dengan melakukan pelayaran sebelumnya. Tepatnya ada tanggal 30 April, kapal mengangkut 355 orang penumpang dan 102 unit kendaraan, dan pada tanggal 3 Mei dengan membawa 442 orang penumpang dan 198 unit kendaraan. Kemudian masa setelah pembatasan pergerakan juga terjadi lonjakan. Dapat diasumsikan bahwa masyarakat kembali beraktivitas normal. Lonjakan tepatnya terjadi tanggal 30 Mei 2021 menjadi  sebanyak 474 penumpang dan 153 unit kendaraan. Sementara untuk KMP. Aceh Hebat 2 (KMP. AH 2) dengan lintasan Ulee Lheue-Balohan (PP). Lonjakan produksi terjadi pada bulan Mei 2021. Dengan total penumpang mencapai 22.710 orang dan 7.933 unit kendaraan. Dibandingkan dengan produktivitas bulan Januari s/d April yang berada pada angka maksimal 20 ribu penumpang dan 6 ribu unit kendaraan setiap bulannya. Sedangkan penurunan produksi AH 2, dengan jumlah produksi 15 ribu penumpang terjadi di bulan April. Hal tersebut diakibatkan pada awal April kondisi cuaca wilayah Aceh diguyur hujan beserta angin kencang, bahkan tinggi gelombang mencapai ±4 meter. Hal ini pastinya menjadi faktor pertimbangan pelayaran serta pertimbangan penumpang akan keselamatannya. Berbeda lagi yang terjadi pada KMP. Aceh Hebat 3 (KMP. AH 3) dengan rute pelayaran Singkil-Pulau Banyak pulang pergi (PP). Di awal berlayarnya lonjakan terjadi pada tanggal 21 Maret 2021, mencapai 129 orang penumpang. Hal ini sudah memperlihatkan adanya antusias masyarakat Aceh terhadap keberadaan kapal baru ini. Seperti halnya KMP. AH 1, KMP. AH 3 juga mengalami lonjakan setelah Idul Fitri. Tepatnya pada tanggal 19 Mei dengan jumlah penumpang mencapai 164 orang. Sedangkan lonjakan kendaraan yang diangkut terjadi pada tanggal 25 Mei sebanyak 45 unit kendaraan. Para penumpang yang sebagian besar bekerja di sektor  non-formal seperti pedagang sungguh amat bergantung pada transportasi laut ini demi memasok kebutuhan logistik di kepulauan. Berkaitan dengan produktivitas KMP. Aceh Hebat 3, Gubernur Aceh, Nova Iriansyah memberikan tanggapan di sela kunjungan kerjanya ke Kabupaten Aceh Singkil, 5 Juli 2021. Nova menyampaikan bahwa “Saat ini operasional KMP. Aceh Hebat 3 cukup bagus dalam melayani perjalanan ke Pulau Banyak. Lambat laun dengan kehadiran KMP. Aceh Hebat 3 dan promosi yang dilakukan, Insya Allah okupansi kapal terus meningkat”. Gubernur Aceh juga menambahkan, KMP. Aceh Hebat 3 akan mendukung kegiatan investasi di Pulau Banyak, baik mengangkut wisatawan, tenaga kerja, atau masyarakat Singkil sendiri. Data produksi 100 hari awal keberadaan KMP. Aceh Hebat 3 berkembang secara fluktuatif (tidak stabil), dari bulan Maret sampai dengan Juni 2021. Berdasarkan informasi dari nahkoda dan kru kapal, jumlah penumpang di akhir pekan mendekati 100 persen dari kapasitas kapal. Meskipun pada hari biasa masih berkisar 30 hingga 35 persen. Namun demikian kedepannya sangat kita yakini produktivitas kapal semakin melonjak. Mengingat keindahan Pulau Banyak yang mampu menarik Uni Emirat Arab (UEA) untuk berinvestasi dan ikut mendukung pariwisata Pulau Banyak. Dan pada akhirnya diharapkan mampu berpengaruh pada meningkatnya perekonomian dan taraf hidup masyarakat kepulauan. (Rahmi Caesaria Nazir) Download 

Pasien Rujukan Pulau Banyak Kini Lebih Mudah

Pelayanan kesehatan menjadi salah satu kebutuhan yang mesti ada dalam lini kehidupan sehari-hari. Kesehatan merupakan harta yang sangat penting untuk menunjang kehidupan yang produktif, karena jika seorang yang mengalami gangguan kesehatan akan menurunkan tingkat produktivitas seseorang. Begitu pun transportasi pelayanan kesehatan merupakan salah satu aspek yang harus terintegrasi dengan pusat layanan yang terpadu. Apalagi, pelayanan kesehatan di wilayah kepulauan yang sangat butuh tranportasi penyeberangan yang terhubung dengan pusat kabupaten dalam kegiatan koordinasi, distribusi kebutuhan kesehatan, keadaan gawat darurat serta aktivitas lainnya yang harus merujuk ke wilayah daratan dengan fasilitas kesehatan yang memadai. Seperti halnya Pulau Banyak yang akan kita ceritakan dalam tulisan ini. Wilayah Pulau Banyak merupakan salah satu kecamatan di Aceh Singkil. Kebiasaannya, fasilitas kesehatan di sana masih sangatlah minim, untuk pemeriksaan lanjutan harus dirujuk ke rumah sakit di pusat kabupaten, yang berada di wilayah daratan, yaitu Singkil. Menyeberang dari Pulau Banyak ke Singkil, pastinya memerlukan kapal penyeberangan yang nyaman dan aman bagi kegiatan pelayanan kesehatan. Seperti pengalaman yang dibagikan oleh seorang dokter yang bertugas sebagai Kepala Puskesmas di Pulau Banyak. Beliaulah dr. Indah Puspita Putri. “Di puskesmas ini kita terdiri dari enam puluh staf, diantaranya dua dokter termasuk dokter gigi. Di sini kita melayani rawat jalan, rawat inap dan pasien rujukan. Kalau pelayanan darurat yang harus rujuk ke kabupaten, kita pakai boat masyarakat, kalau datang cuaca yang nggak bersahabat terpaksa kita harus menunggu. Kasihan memang, namanya kita sakit sebenarnya nggak bisa nunggu, tapi mau bagaimana lagi? Kita hanya bisa mengusahakan seoptimal mungkin,” ujarnya penuh harap. Menurutnya, selama operasional KMP. Aceh Hebat 3 sangat terbantu. Animo masyarakat untuk KMP. Aceh Hebat 3 ini pun terus meningkat. Apalagi jadwal operasionalnya sekarang rutin setiap hari, jika ada pasien rujukan dapat diberangkat segera. Karena, jika naik boat itu kurang aman, fasilitas keselamatannya juga tidak ada. Beda halnya dengan KMP. Aceh Hebat 3, meskipun cuaca musim penghujan dan angin, kapalnya tetap stabil menyeberang. Masyarakat yang menyeberang pun masih nyaman di dalam kapal. Akan tetapi, jika cuaca sangat ekstrem, kapal terpaksa berhenti berlayar, karena ini urusan keselamatan, tidak dapat dipaksakan. Kita sebagai masyarakat pun memaklumi dan menunggu hingga kapal kembali beroperasi. “Cuaca memang menjadi kendala besar untuk pelayaran, apalagi bulan November menjadi puncak cuaca ekstrem. Kita berharap di bulan penghujan, jika bisa, kapal ini jangan naik docking, karena musim yang berubah seperti ini, penyakit sering menyerang masyarakat. Kebutuhan akan pelayanan kesehatan semakin tinggi,” tukasnya. Biasanya, musim penghujan seperti ini, keadaan darurat sering terjadi di malam hari. Jika ada kapal, pasien langsung dirujuk paginya ke Singkil. Jika harus naik boat masyarakat, risiko keselamatan akan menjadi sangat tinggi. Kalau di dalam KMP. Aceh Hebat 3, pasien masih bisa tidur dengan nyaman. “Kita sebagai orang kesehatan, KMP. Aceh Hebat 3 juga menyediakan kamar khusus pasien, yang penting ada tempat tidurnya. Kita dikasih ruang di bawah itu sudah paling bersyukur, karena sayang pasien jika tempatnya kurang nyaman, apalagi waktu menyeberang kurang lebih empat jam. Itu waktu yang melelahkan bagi pasien,” pungkasnya penuh harap. (Misqul Syakirah) Download  Nonton Video KMP Aceh Hebat: Kini Kita Lebih Dekat https://www.youtube.com/watch?v=Lvgzxeva-7M&t=12s

Donor Darah Tahap Tiga, ASN Dishub Aceh Kumpulkan 53 Kantong Darah

53 kantong darah berhasil terkumpul dari ASN Dinas Perhubungan Aceh pada kegiatan donor darah yang diselenggarakan di Depo Trans Koetaradja, Senin, 2 Agustus 2021. Segenap pegawai Dinas Perhubungan Aceh tampak bersemangat mengikuti aksi kemanusiaan ini. Dengan harapan, darah yang terkumpulkan dapat membantu masyarakat yang membutuhkan darah. Drs. Bukhari, MM., staf Ahli Gubernur Aceh, bersama Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Aceh, Muhammad Iswanto turut hadir menyaksikan kegiatan yang diikuti oleh 119 pegawai Dishub Aceh ini. Donor darah telah menjadi agenda rutin Pemerintah Aceh dalam rangka memenuhi ketersediaan stok darah di PMI. Seperti diketahui, stok darah selama pandemi menurun cukup signifikan akibat kekhawatiran masyarakat terpapar virus corona saat melakukan donor darah. (AM)