Dishub

Kok Bisa? Trans Koetaradja yang Gratis Ini Jadi Andalan Dina Sejak SMP

Trans Koetaradja – Dina, salah satu dari banyaknya pengguna setia bus Trans Koetaradja membagikan ceritanya mengapa ia  setia menggunakan angkutan massal ini di saat banyaknya angkutan umum lainnya. Menurutnya bus Trans Koetaradja menjadi salah satu alternatif terbaik untuk saat ini. Karena jika menaiki angkutan umum, berbayar. Sementara Trans Koetarajda masih gratis sejak tahun 2016 hingga sekarang. Dina sendiri sudah mulai menggunakan bus Trans Koetaradja sejak duduk di bangku SMP. Mahasiswi Ilmu Komunikasi FISIP USK ini awalnya hanya coba-coba. Lalu ia pun akhirnya mulai jatuh cinta untuk terus menggunakan bus Trans Koetaradja sampai saat ini. Lalu apa aja sih? Perubahan yang dirasakan oleh Dina dari awal menggunakan bus Trans Koetaradja hingga sekarang? Menurutnya  sejak pertama kali mencoba menggunakan bus Trans Koetaradja saat SMP hingga sekarang, banyak sekali perubahan yang ia rasakan. Mulai dari segi fasilitas seperti kursi prioritas, tong sampah di dalam bus, hingga layanan bus  Trans Campus di Kopelma Darussalam, belum lagi inovasi baru seperti  TOB (Tap on Bus). “Juga, adanya aplikasi Trans Koetaradja bikin lebih mudah untuk melacak waktu kedatangan bus, itu keren sih,” ujar Dina. Ia berharap ke depannya Trans Koetaradja terus meningkatkan layanan dan menghadirkan inovasi-inovasi baru yang semakin memudahkan masyarakat dalam beraktivitas sehari-hari. Bagi Raja – sebutan pengguna Trans Koetarajada – yang punya cerita seru seperti Dina, kamu bisa tulisan ceritamua di link ini bit.ly/AkudanTransK.(MG/TR) Baca Tulisan Lainnya: Saatnya Berpihak pada Transportasi Publik Gerbang Laut Menuju Simelue Wagub Aceh Sapa Sopir Truk di Puncak Geurutee, Beri Jajan Makan Siang

Stop Turunkan Motor di Halte Trans Koetaradja, Ganggu Operasional Bus!

Banda Aceh – Dinas Perhubungan Aceh menegaskan larangan penggunaan halte Trans Koetaradja untuk kegiatan yang tidak sesuai peruntukannya, seperti menurunkan sepeda motor dari kendaraan atau memarkir mobil secara sembarangan. Tindakan tersebut dinilai dapat merusak fasilitas umum sekaligus mengganggu kelancaran operasional bus yang setiap hari melayani masyarakat. Dalam imbauan resminya, Dishub Aceh melalui UPTD Angkutan Massal Perkotaan Trans Kutaraja menjelaskan bahwa halte Trans Koetaradja dibangun khusus untuk kenyamanan penumpang. Fasilitas ini seharusnya difungsikan sebagai titik naik dan turun bus, bukan untuk bongkar muat barang maupun kendaraan. Apabila halte digunakan secara tidak semestinya hingga mengalami kerusakan, dampaknya bukan hanya dirasakan oleh penumpang, tetapi juga akan menghambat pelayanan transportasi publik yang disubsidi pemerintah. Masyarakat juga diingatkan agar tidak memarkir kendaraan sembarangan di sekitar halte, trotoar, maupun bahu jalan. Perilaku tersebut termasuk pelanggaran lalu lintas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Pasal 287 ayat 3. Berdasarkan aturan tersebut, pelanggar dapat dikenakan sanksi berupa denda hingga Rp250.000 atau kurungan maksimal satu bulan. Dengan adanya aturan ini, Dishub berharap masyarakat semakin sadar untuk tidak melakukan pelanggaran yang merugikan kepentingan umum. Halte Trans Koetaradja perlu dijaga agar tetap aman, nyaman, dan lancar digunakan oleh penumpang. Sosialisasi yang dilakukan ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya menjaga fasilitas publik. Halte yang tertib akan mendukung kelancaran perjalanan bus, membuat waktu tempuh lebih efisien, serta meningkatkan kualitas pelayanan kepada penumpang. Dengan begitu, masyarakat tidak hanya mendapatkan layanan transportasi yang nyaman, tetapi juga berkontribusi dalam mewujudkan lingkungan kota yang lebih tertib dan aman.(MG) Cek Infografisnya Klik di Sini  

Digitalisasi Pelayanan Trans Koetaradja

Di tengah kesibukannya mempersiapkan acara peresmian Depo Angkutan Massal Trans Koetaradja yang akan diresmikan oleh Plt. Gubernur Aceh Ir. Nova Iriansyah, M.T., pada Selasa, 24 Desember 2019, Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Trans Kutaradja, Muhammad Al Qadri, S.SiT, M.T., menyempatkan diri untuk diwawancarai oleh Tim ACEH TRANSit, Kamis (19/12) malam. Muhammad Al Qadri, yang lebih akrab disapa Bang Al menjelaskan panjang lebar terkait pencapaian UPTD Angkutan Massal Trans Kutaraja pada tahun 2019. “Pada akhir tahun ini, Dishub Aceh akan meresmikan beberapa pekerjaan yang telah dilaksanakan. Kita akan meluncurkan beberapa inovasi yang akan diterapkan pada pelayanan Trans Koetaradja,” ungkapnya. Beberapa pekerjaan yang akan diresmikan diantaranya; peresmian 12 unit armada baru Trans Koetaradja dan Ruang Pusat Kendali Trans Koetaradja, serta peluncuran aplikasi ETA (Estimate Time Arrival) dan prototype e-ticketing hasil kerjasama dengan Jurusan Teknik Elektro dan Komputer Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. Pengadaan 12 unit bus baru berukuran sedang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA) tahun 2019. Penambahan jumlah armada ini dimaksudkan untuk memperkecil jarak waktu tiba antar bus di halte agar sesuai dengan time table yang telah disusun. Yang mana menurut Al Qadri, salah satu faktor sering terlambatnya bus tiba di halte disebabkan jumlah armada yang beroperasi masih kurang pada suatu koridor, khususnya koridor 3 dan 5. Selain armada yang kurang, belum maksimalnya pelaksanaan pengawasan di lapangan juga menjadi faktor sering terlambatnya bus tiba di halte. Hal tersebut disebabkan masih minimnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada sehingga pengawasan terhadap operasional bus di lapangan tidak dapat dilakukan selama 12 jam bus beroperasi. Menurut Al Qadri, kendala pengawasan tersebut melatar belakangi UPTD Trans Kutaraja membangun Ruang Pusat Kendali. Ruang Pusat Kendali berfungsi sebagai media pengawasan terhadap operasional Trans Koetaradja di lapangan. Didukung sejumlah perangkat baru seperti; NVR (Network Video Recorder), People Counting Camera, CCTV dan Digital Signage yang terpasang di setiap halte, pihak Trans Koetaradja dapat memantau setiap pergerakan bus di lapangan. “Pada prinsipnya, tujuannya untuk meningkatkan pelayanan kepada pengguna Trans Koetaradja. Karena masyarakat ingin bus tiba di halte tepat waktu, kondisi bus bersih, dan pelayanannya bagus,” ungkapnya. Melalui pusat kendali, pergerakan bus juga dapat diawasi dengan NVR, dan GPS sebagai media tracker. Jika terjadi suatu kendala terhadap pelayanan Trans Koetaradja di lapangan, pihak UPTD Trans Kutaraja dapat mengambil tindakan responsif agar pelayanan kepada masyarakat tidak terhenti. Peningkatan pelayanan lainnya yang dilakukan adalah pemasangan CCTV dan Digital Signage di halte. Perangkat ini akan memudahkan pihak Trans Koetaradja untuk memantau kondisi halte setiap saat. “Kita berharap dapat mengetahui kondisi halte setiap saat melalui CCTV dan Digital Signage, baik untuk melihat kondisi penumpang maupun kedatangan bus itu sendiri. Dengan alat tersebut juga diharapkan dapat mencegah aksi pencurian yang pernah terjadi sebelumnya di halte,” harap Al Qadri. Selain peresmian armada baru dan ruang pusat kendali, UPTD Trans Kutaraja juga akan meluncurkan aplikasi ETA (Estimate Time Arrival) dan prototype e-ticketing. Al Qadri menjelaskan, aplikasi ETA berguna untuk memudahkan masyarakat mengetahui lokasi bus yang terdekat dengan halte. Aplikasi tersebut sudah dapat diunduh di Play Store melalui handphone berbasis android. Sedangkan e-ticketing, yang sudah diprogramkan sejak tahun 2016, ditujukan untuk pendataan dan akuntabilitas pendapatan Trans Koetaradja. “Pada tahun 2019 kita luncurkan prototype-nya. Setelah usai uji, pihak Universitas Syiah Kuala akan melakukan registrasi hak kekayaan intelektual dan diharapkan pada tahun depan dapat diproduksi di Aceh untuk dapat digunakan pada angkutan massal Trans Koetaradja,” ujar Al Qadri. Target jangka pendek yang ingin dicapai UPTD Trans Kutaraja ke depan diantaranya; melengkapi NVR dan people counting camera pada seluruh bus, memperbaiki jaringan internet di ruang pusat kendali, dan melakukan pemasangan running text ETA di setiap halte. Pemasangan running text ETA ditujukan bagi masyarakat yang tidak menggunakan telepon genggam berbasis android, seperti para lansia dan pelajar sekolah. UPTD Trans Kutaraja juga menargetkan load factor Trans Koetaradja pada tahun 2020 mencapai 70 persen. Di akhir wawancara Al Qadri berpesan, Trans Koetaradja masih baru dan butuh dukungan dari semua pihak termasuk masyarakat agar dapat memberikan pelayanan yang semakin baik. “Dengan penambahan armada dan teknologi, target kita bus Trans Koetaradja bisa tepat waktu. Kita juga berharap masyarakat semakin gemar menggunakan Trans Koetaradja,” tutup Al Qadri. Masih takut terlambat naik Trans Koetaradja? (Amsal) Versi cetak digital dapat diakses dilaman : https://dishub.acehprov.go.id/publikasi-data/aceh-transit/tabloid-transit/ Yuk simak peresmian Depo Pusat Kendali Trans Koetaradja dalam vide ini https://www.youtube.com/watch?v=6c2ySlw-j0I

Nova Iriansyah: Tidak Ada Lompatan Tanpa Langkah-langkah Kecil

Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh, Nova Iriansyah mengalungi selempang bermotif kerawang Gayo kepada Nakhoda kapal KM. Express Bahari 5F serta seremoni lepas tali sebagai simbol peresmian armada baru kapal cepat pelayaran Ulee Lheue – Balohan. Acara ini diselenggarakan di Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue, Banda Aceh (23/12). Dalam acara ini Plt. Gubernur Aceh juga melakukan ramah tamah dengan awak dan penumpang kapal sekaligus menyaksikan pelayaran perdana ke Pelabuhan Penyeberangan Balohan, Sabang. “Pemerintah terus mendorong keterlibatan private sector dalam peningkatan pelayanan transportasi, peremajaan armada penyeberangan ini diharapkan agar kita bersama-sama mendukung pariwisata Aceh, tingkat pelayanan juga menjadi perhatian kita bersama,” ujar Nova. Peremajaan armada ini dilakukan dengan konfigurasi konstruksi lambung kapal berbahan aluminium sehingga dapat meningkatkan keselamatan dan kenyamanan bagi pengguna jasa penyeberangan dengan harapan minat wisatawan semakin meningkat dan nyaman berlayar ke pulau dengan seribu pesona ini, Pulau Weh, Sabang. Setelah melepas pelayaran perdana KM. Express Bahari 5F di Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue, Plt. Gubernur Aceh Nova Iriansyah resmikan Pusat Kendali Trans Koetaradja di Terminal Tipe A Batoh, Banda Aceh. Acara peresmian ini turut dihadiri oleh Walikota Banda Aceh, Ketua Komisi IV DPR Aceh, Dirlantas Polda Aceh, dan sejumlah pejabat terkait di lingkup Pemerintah Aceh dan Pemerintah Kota Banda Aceh. Pelaksana Tugas Gubernur Aceh, Nova Iriansyah dalam sambutannya mengatakan, Pemerintah Aceh harus mampu berkolaborasi, baik dengan sektor swasta maupun antar pemerintah dengan kerjasama yang mutualistik. “Sesuai perintah Presiden, semua stakeholder harus kolaboratif. Hari ini perintah itu sedang kita aktualisasikan secara konkrit dalam langkah-langkah kecil pada peresmian pelayaran perdana kapal cepat dan pusat kendali Trans Koetaradja,” ujar Nova. Nova menambahkan, hari ini kita meresmikan tempat yang luar biasa. Sebuah inovasi dalam sektor angkutan perkotaan khususnya pelayanan angkutan Trans Koetaradja dengan sistem kendali teknologi terkini. “Yang lebih membanggakan hari ini juga ada kerjasama dengan Universitas Syiah Kuala dalam hal mengangkat sophistikasi pengelolaan layanan angkutan Trans Koetaradja,” ungkap Nova. Walikota Banda Aceh, Aminullah Usman dalam sambutannya mengapresiasi dan menyampaikan ucapan terima kasih karena telah mendukung program smart city yang sudah dicanangkan. Diharapkan pengembangan fasilitas ini mampu mendukung peningkatan jumlah wisatawan ke ibukota provinsi Aceh. Kepala Dinas Perhubungan Aceh Junaidi dalam laporannya menyebutkan, pada tahun 2019 Dinas Perhubungan melakukan beberapa kegiatan pembangunan yang difokuskan pada 2 tujuan utama, yaitu peningkatan pengawasan operasional berbasis informasi teknologi dan peningkatan kapasitas pelayanan. Untuk peningkatan pengawasan operasional, Dishub Aceh membangun pusat kendali Trans Koetaradja yang berbasis digital. Pusat kendali ini dilengkapi video wall yang terhubung dengan NVR (Network Video Recorder), People Counting Camera, Digital Signage, dan CCTV yang terpasang pada setiap bus dan halte. Dishub Aceh juga melakukan peluncuran aplikasi ETA (Estimate Time Arrival) Trans Koetaradja berbasis android. Melalui aplikasi ini, pengguna Trans Koetaradja dapat mengetahui waktu kedatangan bus dan jarak halte terdekat. “Aplikasi ini dapat memudahkan masyarakat pengguna Trans Koetaradja, dan sudah dapat diunduh di Google Play melalui handphone. Aplikasi masih membutuhkan penyempurnaan, masukan dari semua pihak terutama pengguna Trans Koetaradja sangat diharapkan,” ujar Junaidi. Sedangkan untuk peningkatan kapasitas pelayanan Trans Koetaradja Junaidi mengatakan, Dishub Aceh melakukan pengadaan 12 unit armada baru berukuran sedang yang akan dioperasikan pada koridor 3 (Pusat Kota – Mata Ie) dan koridor 5 (Pusat Kota – Ulee Kareng – Blang Bintang). Penambahan armada ini untuk memperkecil headway (jarak antar bus) agar pelanggan Trans Koetaradja tidak harus menunggu terlalu lama. Seluruh kegiatan sudah terlaksana dengan baik dan akan segera dioperasikan dalam rangka memberikan pelayanan angkutan massal yang prima kepada seluruh masyarakat. “Pengadaan yang bersumber dari APBA Tahun 2019 ini bisa dirasakan langsung dampaknya oleh masyarakat,” ungkap Junaidi dengan semangat. Kehadiran Pusat Kendali Trans Koetaradja sebagai era baru dalam pelayanan angkutan massal perkotaan. Untuk penyempurnaannya terus dilakukan kerjasama antara Pemerintah Aceh melalui Dinas Perhubungan dengan Universitas Syiah Kuala di Bidang Pendidikan, Penelitian, Pengembangan Informasi dan Teknologi serta Pengembangan Sumber Daya Manusia. Dinas Perhubungan Aceh bersama Jurusan Teknik Elektro dan Komputer Universitas Syiah Kuala telah selesai melakukan riset bersama tentang sistem prototipe pembayaran e-ticketing pada Bus Trans Koetaradja. Prototipe ini akan dilakukan proses pendaftaran hak kekayaan intelektual sebelum diproduksi dan dipasang dalam semua bus Trans Koetaradja. “Pelayanan publik terus kita tingkatkan di seluruh Aceh, setiap hari terus ada perbaikan-perbaikan. Pembenahan yang kita lakukan saat ini adalah langkah-langkah kecil karena tidak ada lompatan tanpa langkah-langkah kecil,” tutup Nova. (AM)

TINGKATKAN KESELAMATAN BERLALU LINTAS MELALUI PELAJAR PELOPOR

Selama hampir sepuluh tahun berturut-turut Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan RI melalui Dinas Perhubungan Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Indonesia menyelenggarakan Pemilihan Pelajar Pelopor Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ). Dinas Perhubungan Aceh melalui Bidang LLAJ juga setiap tahunnya menyelenggarakan kegiatan tersebut. Pada Tahun 2018, Pemilihan Pelajar Pelopor Keselamatan LLAJ di Provinsi Aceh diselenggarakan oleh Dishub Aceh dengan jumlah 23 peserta dari 23 Kabupaten/Kota, dan dipilih 4 peserta terbaik untuk diseleksi di Tingkat Nasional. Pada Tingkat Nasional, Provinsi Aceh yang diwakili oleh 4 peserta tersebut, antara lain Devia Army mendapat peringkat ke-31, Win Putra Sandy Agung mendapat peringkat ke-33, Muchammad Fachrizal mendapat peringkat ke-38 dan Adisty Ayu Hafizah mendapat peringkat ke-58 dari jumlah total peserta 72 orang. Hal tersebut merupakan prestasi yang sangat memuaskan. Kegiatan Pemilihan Pelajar Pelopor Tahun 2019 sendiri akan dilaksanakan di Hotel Ayani, Kota Banda Aceh mulai tanggal 5 – 9 Agustus 2019. Kegiatan akan diawali dengan pembukaan acara, dilanjutkan dengan dinamika kelompok, beberapa pemaparan materi dari narasumber, tes soal peserta, expose karya ilmiah, pengumuman pemenang dan penutupan acara. Dinas Perhubungan Aceh berharap Pelajar Pelopor Keselamatan LLAJ yang menjadi pemenang lebih aware, menyebarkan virus berkeselamatan lalu lintas ke rekan-rekan dan lingkungannya, serta mendapatkan prestasi yang lebih memuaskan pada Tingkat Nasional dari tahun sebelumnya.

TRANS-K MULAI BEROPERASI DI BANDARA SIM

Dinas Perhubungan Aceh melalui UPTD Trans Koetaradja melakukan uji coba masuk ke Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda hari Senin (08/4). Kadishub Aceh Junaidi, ST. MT turut memantau proses uji coba perdana ini di Bandara SIM. Hadir pula dalam kesempatan tersebut GM. Angkasa Pura II Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda Yos Suwagiyono, Kepala UPTD Trans Koetaradja T. Robby Irza, S. SiT. MT, Kabid LLAJ Dishub Aceh Nizarli, S. SiT. MT, dan Pihak Balai Pengelola Transportasi Darat Wilayah I Provinsi Aceh. Kadishub Aceh Junaidi, ST. MT menyampaikan apresiasinya kepada PT. Angkasa Pura II Bandara SIM atas dukungan dan kerjasama sehingga terlaksananya uji coba perdana ini. Junaidi juga berharap halte permanen dapat segera dimulai pembangunannya oleh PT. Bank Aceh Syari’ah agar pelayanan kepada masyarakat dapat dilakukan secara optimal. Saat ini Trans Koetaradja masih menggunakan halte portable yang berada di dekat area parkir Bandara SIM. Kepala UPTD Trans Koetaradja T. Robby Irza, S. SiT. MT juga menginformasikan bahwa untuk menuju ke Bandara SIM terdapat dua rute/koridor yaitu; koridor 2A (Pusat Kota – Batoh – Lampeunurut – Lambaro – Bandara) dan koridor 5 (Pusat Kota – Kuta Alam – Ulee Kareng – Lam Ateuk – Bandara). Bus Trans Koetaradja mulai melayani penumpang dari pukul 06.00 WIB sampai dengan pukul 20.00 WIB sesuai dengan Timetable yang berlaku. Diharapkan dengan hadirnya Trans Koetaradja di Bandara SIM semakin meningkatkan konektifitas antar moda transportasi di Provinsi Aceh. Sehingga masyarakat maupun wisatawan yang tiba di Bandara SIM memiliki moda transportasi tambahan yang dapat dipilih sesuai keinginannya. Saat ini dengan menggunakan Trans Koetaradja dari Bandara SIM, penumpang sudah dapat menuju langsung ke Terminal Tipe A Batoh dan Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheu. (AM)

PARTISIPASI SWASTA DALAM PEMBANGUNAN HALTE TRANS KOETARADJA

Banda Aceh, 4 September 2018 Dalam rangka pembangunan prasarana dana fasilitas umum bukan hanya menjadi tanggung jawab Pemerintah, partisipasi dari sektor swasta juga turut berperan dalam pemerataan pembangunan. Kehadiran Angkutan massal perkotaan Trans Koetaradja sejak 2016, juga mendorong pihak swasta untuk memenuhi kebutuhan terhadap fasilitas pendukungnya. Sebagai bentuk implementasi Visi Misi Gubernur Aceh melalui Program Unggulan Aceh Hebat ke-8 (ACEH KAYA), Dinas Perhubungan Aceh telah memastikan keterlibatan sektor swasta menggunakan dana CSR dalam pembangunan fasilitas pendukung angkutan massal perkotaan, untuk itu Pemerintah Aceh meresmikan Halte Trans Koetaradja yang telah dibangun dengan Dana Corporate Social Responsibility (CSR) sektor perbankan pada Selasa, 4 September 2018 dibeberapa titik dalam Kota Banda Aceh. Kegiatan ini diresmikan oleh Plt. Gubernur yang diwakili oleh Kepala Dinas Perhubungan  Aceh; dan di hadiri oleh Kapolda Aceh yang diwakilkan, Pangdam Aceh yang diwakilkan, Kajati Aceh yang diwakilkan, Ketua DPRA yang diwakilkan, Kepala BPTD Wilayah 1 Aceh,Kepala Dinas Perhubungan Kota Banda Aceh, Direksi BRI, Direksi Bank Aceh dan Direksi Bank BNI, sebagai bentuk pengenalan program kerja sama pembangunan daerah yang telah dilakukan antara Pemerintah Aceh dan Badan Usaha Milik Negara antara lain, Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI), dan Bank Aceh. Kepala Dinas Perhubungan Aceh Junaidi, selaku penanggung jawab kegiatan ini menyampaikan bahwa program ini selain sesuai amanah dalam Visi Misi Pemerintah Aceh, juga sesuai dengan Peraturan Menteri Negara BUMN nomor : Per-05/MBU/2007 yang mengatakan bagi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) wajib melaksanakan Program Kemitraan dan Bina Lingkungn (PKBL) yang dapat dilakukan melalui pemfaatan dana dari bagian laba BUMN untuk program bina lingkungan yang salah satunya adalah bantuan pengembangan prasrana  dan/atau sarana umum. Kegiatan ini dilaksanakan di Halte Bus Trans Koetaradja  Transfer Point Mesjid raya Baiturrahman, untuk kemudian dilakukan peninjauan oleh seluruh tamu undangan pada 3 halt yang telah di bangun dengan sumber dana CSR yaitu Halte Lamyong oleh Bank Aceh, Halte Jambo tape oleh Bank BNI dan Halte Simpang Lima oleh Bank BRI. Peresmian dilakukan pada Halte Lamyong dengan melakukan pemotongan pita Bersama oleh tamu undangan. “Kegiatan ini merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan memperingati Hari Perhubungan Nasional Tahun 2018 di Aceh, masih banyak kegiatan selanjutnya untuk meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab insan perhubungan untuk selalu ikut membudayakan peningkatan pelayanan yang lebih baik” ungkap Junaidi. Dengan dilaksanakannya kegiatan peresmian ini diharapkan meningkatkan partisipasi swasta/Badan Usaha dalam mendukung pembiayaan pembangunan sarana dan prasarana transportasi, sehingga meningkatkan percepatan pembangunan di wilayah Aceh. (S9)   Dinas Perhubungan Aceh Jalan Mayjend T. Hamzah Bendahara no 52, Banda Aceh Infohumas.dishub.aceh@gmail.com Telp. (0651) 22110

Perlombaan Mural dan Graffity Meriahkan Pekan Keselamatan Jalan Tahun 2017

Dinas Perhubungan Aceh mengadakan perlombaan Mural & Graffity dalam rangka kegiatan event Pekan Keselamatan Jalan & Aceh Motor Day. Perlombaan dilakukan dengan media berupa halte-halte Trans Koetaradja di Aceh yang tersebar di beberapa titik, total keseluruhan halte yang dijadikan media perlombaan adalah sebanyak 20 halte. Tujuan dilakukan perlombaan ini adalah untuk memberikan daya tarik masyarakat agar menggunakan transportasi umum Trans Koetaradja. Lomba desain graffity di halte ini banyak diikuti oleh kalangan kalangan mural dan siswa SMA, serta ada juga dari para mahasiswa. Di samping itu dengan adanya lomba ini juga menjadi wadah untuk menyalurkan bakat seniman muda yang mungkin selama ini belum terealisasi pada tempatnya, misalnya mencoret-coret dinding atau tempat umum lainnya dengan sembunyi-sembunyi, maka melalui even ini bakat-bakat terpendam dapat tersalurkan dengan baik dan hasilnya dapat dinikmati oleh semua orang. Dengan menggunakan warna-warni cat akrilik yang telah disediakan oleh panitia, dinding halte yang semula terlihat biasa saja sekarang telah berubah menjadi indah dengan karya-karya grafiti/mural. Dengan beragam desain graffity di halte dengan tema lalu lintas seperti layaknya sebuah pameran lukisan saja. Ini adalah sebuah ide dan gagasan yang patut di tiru guna memperindah sudut-sudut kota. (DW)