Dishub

Docking Kapal Sangat Penting, Mengapa?

Info Perhubungan – Docking kapal bisa dibilang sebagai “ritual wajib” dalam dunia pelayaran. Proses ini dilakukan dengan mengangkat kapal keluar dari air untuk dicek, dirawat, sekaligus diperbaiki—terutama bagian bawah kapal yang jarang terlihat saat beroperasi. Tanpa docking, kapal berisiko kehilangan performa bahkan membahayakan keselamatan. Karena itu, pemerintah melalui Kementerian Perhubungan menetapkan aturan khusus agar setiap kapal menjalani docking secara teratur sesuai standar yang berlaku. Ada beberapa tujuan utama dari docking. Pertama, sebagai ajang pemeriksaan menyeluruh untuk memastikan kondisi struktur kapal, baling-baling, hingga sistem penggerak tetap aman dan layak digunakan. Kedua, proses pembersihan bagian bawah kapal dari lumut, kerang, atau kotoran laut yang bisa memperlambat laju kapal sekaligus meningkatkan konsumsi bahan bakar. Ketiga, pengecatan ulang dengan cat anti-fouling yang berfungsi mencegah organisme laut menempel di lambung kapal. Tak hanya itu, docking juga membuka kesempatan untuk memperbaiki komponen yang rusak, bahkan melakukan modernisasi sesuai kebutuhan operasional terbaru. Manfaat dari docking sangat besar bagi keberlangsungan pelayaran. Selain membuat operasional kapal lebih efisien, docking juga memperpanjang usia kapal, menjaga keselamatan penumpang maupun kru, serta memastikan kapal tetap memenuhi standar kelayakan nasional maupun internasional. Biasanya, docking dilakukan setidaknya sekali dalam setahun, meski waktunya bisa berbeda tergantung jenis kapal dan aturan klasifikasi yang berlaku. Mengingat kapal beroperasi setiap hari melayani transportasi orang maupun distribusi barang, keberadaan docking menjadi sangat vital. Dengan rutinitas docking yang konsisten, kapal akan selalu siap berlayar dengan aman, nyaman, dan hemat biaya. Karena itu, kesadaran akan pentingnya docking perlu terus ditingkatkan demi menjaga mutu layanan transportasi laut dan keselamatan bersama.(MG) Cek Infografisnya Klik di Sini

Dishub Aceh Lakukan Evaluasi Terhadap Perizinan Angkutan Umum AKDP di Aceh

BANDA ACEH – Dinas Perhubungan (Dishub) Aceh menyelenggarakan kegiatan sosialisasi dan edukasi mengenai regulasi perizinan dan operasional angkutan umum antar kota dalam provinsi (AKDP) Aceh di Hotel Ayani Banda Aceh, Kamis, 2 Oktober 2025. Kegiatan bertajuk evaluasi kepatuhan perusahaan angkutan AKDP terhadap regulasi perizinan dan operasional angkutan itu mengundang seluruh pimpinan dan perwakilan perusahaan angkutan AKDP serta para pimpinan stakeholder transportasi dan mitra kerja perhubungan di Aceh. Kepala Dinas Perhubungan Aceh Teuku Faisal dalam sambutannya menyebutkan, kegiatan ini merupakan forum penting dalam rangka meningkatkan tata kelola angkutan umum AKDP, khususnya menyangkut kepatuhan terhadap regulasi perizinan dan operasional. “Kepatuhan terhadap regulasi bukan hanya kewajiban administratif, melainkan bagian dari upaya untuk menjamin keselamatan, keamanan, dan kenyamanan pelayanan kepada masyarakat,” sebutnya. Realita di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak perusahaan angkutan umum AKDP yang belum menjalankan kewajibannya. Mulai dari kurangnya kelengkapan administrasi, baik SK penyelenggaraan dan kartu pengawasan, penyimpangan trayek, penggunaan kendaraan yang tidak laik jalan, pengoperasian kendaraan yang tidak terdata dalam SK penyelengaraan angkutan, hingga perizinan yang belum diperbaharui sesuai ketentuan. “Oleh karena itu, diperlukan sinergi antara Pemerintah, operator angkutan, dan stakeholder lainnya guna menciptakan sistem transportasi yang tertib, efisien, dan berkelanjutan,” ungkap Teuku Faisal. Dishub Aceh, lanjut Teuku Faisal, telah melakukan sejumlah upaya penertiban bersama stakeholder, baik Ditlantas Polda Aceh, BPTD Kelas II Aceh, PT Jasa Raharja, DPMPTSP Aceh, dan Organda Aceh melalui inspeksi penyelenggaraan angkutan umum AKDP setiap tahunnya. “Hasil inspeksi serta evaluasi angkutan AKDP nantinya akan kita publish melalui media cetak dan elektronik, termasuk media sosial agar masyarakat memperoleh informasi yang transparan mengenai layanan angkutan AKDP sehingga mereka bisa memilih angkutan yang aman bagi keselamatan jiwa mereka,” ujarnya. Di samping memastikan perusahaan angkutan memenuhi standar pelayanan minimal (SPM), inspeksi angkutan juga memeriksa kondisi fisik armada angkutan, baik administratif maupun teknis, guna memastikan sistem keselamatan pada kendaraan telah diterapkan dengan baik. Berdasarkan data perizinan angkutan umum AKDP, terdapat 110 perusahaan angkutan AKDP yang terdaftar pada tahun 2025 di Dinas Perhubungan Aceh. Sebanyak 35 perusahaan di antaranya dengan status Izin Penyelenggaraan dan Kartu Pengawasan (KPS) yang masih berlaku, 26 perusahaan dengan Izin Penyelenggaraan masih berlaku tapi KPS sudah habis masa berlaku, sedangkan 23 perusahaan memiliki izin penyelenggaraan dan KPS yang sudah habis masa berlaku terdapat juga 23 Perusahaan masih berstatus CV dan belum mengubah status perusahaan ke PT, dan 3 Perusahaan masih proses izin baru. Kadishub Aceh berharap melalui sosialisasi ini dapat terbangun komitmen bersama untuk melakukan evaluasi, pembinaan, dan pengawasan secara konsisten serta menyusun langkah-langkah strategis untuk meningkatkan kepatuhan angkutan AKDP terhadap regulasi yang berlaku. Pada kesempatan yang sama, Kepala Seksi Sarana dan Angkutan Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Renny Anggeraeni Robin memaparkan hasil evaluasi tingkat kepatuhan perizinan angkutan umum di Aceh. Berdasarkan paparan tersebut, tercatat ada sebanyak 646 kendaraan angkutan AKDP atau sebesar 33,25% dari 1.943 kendaraan yang terdata pada tahun 2025, memiliki Izin Penyelenggaraan dan KPS yang telah habis masa berlaku Sedangkan kendaraan yang memiliki Izin Penyelenggaraan dan KPS masih berlaku sebanyak 841 unit kendaraan. Sementara 456 kendaraan lainnya memiliki Izin Penyelenggaraan masih berlaku tetapi KPS-nya telah habis masa berlaku. Renny juga mengajak seluruh pimpinan perusahaan angkutan umum untuk meningkatkan tata kelola perusahaan dan operasional angkutan sehingga masyarakat selaku pengguna jasa dapat terjamin keselamatannya. Acara sosialisasi ini dilanjutkan dengan pemaparan materi yang disampaikan oleh perwakilan Ditlantas Polda Aceh, DPMPTSP Aceh, dan PT Jasa Raharja Aceh.(AB) Baca Berita Lainnya: Docking Kapal Sangat Penting, Mengapa? APILL Berbasis ATCS Hadir di Simpang BPKP Banda Aceh Masyarakat Antusias Sambut Rute Baru Feeder Trans Koetaradja Simpang Mesra – Kajhu

APILL Berbasis ATCS Hadir di Simpang BPKP Banda Aceh

Banda Aceh – Pemerintah Aceh melalui Dinas Perhubungan terus meningkatkan kualitas pelayanan lalu lintas demi kenyamanan masyarakat. Salah satu langkah yang dilakukan adalah memastikan lampu lalu lintas berfungsi dengan baik. Sebelumnya, pengendara di Simpang BPKP Kota Banda Aceh kerap menghadapi kendala akibat lampu lalu lintas yang sering tidak berfungsi. Kondisi ini berdampak pada ketidaklancaran arus kendaraan. Menanggapi permasalahan tersebut, Dinas Perhubungan Aceh membangun Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) modern berbasis Area Traffic Control System (ATCS) di Simpang BPKP. Pembangunan ini dilakukan setelah evaluasi menyeluruh terhadap perangkat lama, sekaligus menindaklanjuti laporan serta keluhan masyarakat terkait permasalahan lalu lintas di kawasan tersebut. APILL yang kini terpasang dilengkapi dengan kamera pemantau yang terhubung langsung ke Control Center Room Dinas Perhubungan Kota Banda Aceh. Dengan sistem ini, pengaturan waktu sinyal lampu dapat disesuaikan secara dinamis mengikuti kondisi lalu lintas secara real time. Sistem ini diharapkan mampu mengurai kepadatan kendaraan, sekaligus meminimalisir potensi kemacetan. Sebanyak empat unit tiang APILL kini terpasang di setiap ruas jalan, yakni Jalan T. Iskandar 1, Jalan T. Iskandar 2, Jalan P. Nyak Makam, dan Jalan Prof. Ali Hasjmy.(AP) Baca Berita Lainnya: Masyarakat Antusias Sambut Rute Baru Feeder Trans Koetaradja Simpang Mesra – Kajhu ASN Dishub Aceh Gotong Royong Peringati World Cleanup Day 2025 Dishub Aceh Gandeng Komunitas Vespa Bersihkan Rambu Jalan

Masyarakat Antusias Sambut Rute Baru Feeder Trans Koetaradja Simpang Mesra – Kajhu

Banda Aceh – Layanan Feeder Trans Koetaradja kembali menambah rute baru untuk mempermudah mobilitas Masyarakat. Kali ini, rute Simpang Mesra- Kajhu resmi beroperasi dan sudah dapat digunakan oleh penumpang sejak 16 September 2025. Kehadiran bus ini menjadi salah satu upaya Pemerintah Aceh melalui Dinas Perhubungan (Dishub) Aceh untuk memperluas akses transportasi publik yang aman, nyaman, dan terjangkau bagi masyarakat. Rute dengan panjang 6,7 km dengan 22 titik halte ini di sambut antusias oleh warga, terutama masyarakat di kawasan Simpang Mesra – Kajhu. Adanya jalur ini, mobilitas masyarakat menuju pusat kota maupun kawasan pesisir menjadi lebih mudah tanpa harus bergantung pada transportasi pribadi atau ojek daring. Salah satu penumpang, Annis Zulfiah, mahasiswi UIN Ar-Raniry di Banda Aceh, mengaku sangat terbantu dengan adanya layanan rute baru ini, Selasa, 30 September 2025. “Dengan adanya rute terbaru ini sangat membantu untuk saya yang belum memiliki motor pribadi. Akses dari Kajhu ke Simpang Mesra lebih mudah, sebelum adanya rute terbaru ini saya biasanya naik ojek,“ katanya. Senada dengan Annis, Andi warga Labuy, Aceh Besar merasa dimudahkan juga dengan adanya rute terbaru Trans Koetaradja Simpang Mesra ke Kajhu. “Ini tentunya memudahkan kami dalam bepergian. Alhamdulillah bus ini juga masih gratis,” katanya. Seperti diketahui, operasional bus yang telah ada sejak tahun 2016 ini didukung oleh dua unit bus pada hari Senin dan Jumat. Sementara terdapat satu unit bus pada hari Sabtu. Dalam sehari, bus beroperasi sebanyak 3 rit dengan jadwal operasional mulai pukul 06.50 WIB – 17.30 WIB. Penumpang dapat melakukan transit di halte utama Trans Koetaradja untuk melanjutkan perjalanan ke rute koridor lain.(MG) Baca Berita Lainnya: ASN Dishub Aceh Gotong Royong Peringati World Cleanup Day 2025 Dishub Aceh Gandeng Komunitas Vespa Bersihkan Rambu Jalan Lanjutkan Semangat Harhubnas, Dishub Aceh Gelar Aksi Bersih-Bersih di Ulee Lheue

Dishub Aceh Gandeng Komunitas Vespa Bersihkan Rambu Jalan

Banda Aceh – Dinas Perhubungan Aceh menyelenggarakan aksi bersih-bersih rambu jalan bersama puluhan anggota komunitas vespa Banda Aceh pada Minggu, 21 September 2025. Aksi sosial yang berlangsung di sepanjang ruas jalan lintas barat Aceh ini merupakan rangkaian dari acara peringatan Hari Perhubungan Nasional (Harhubnas) tahun 2025 di Aceh sekaligus memperingati World Cleanup Day 2025 yang jatuh pada 20 September 2025. Kepala Dinas Perhubungan Aceh melalui Sekretaris Dinas Teuku Rizki Fadhil menyebutkan, kegiatan ini merupakan bentuk kolaborasi Dishub Aceh sebagai upaya untuk bersama-sama menjaga fasilitas keselamatan (faskes) jalan serta mengkampanyekan keselamatan berkendara. “Rambu-rambu yang sudah kotor dan tertutup oleh debu kita bersihkan sama-sama supaya tetap berfungsi dengan baik serta memberi rasa aman bagi pengendara,” ungkap Teuku Rizki. Dishub Aceh membekali para peserta dengan peralatan kebersihan seperti cairan pembersih, kain lap, sapu, dan beberapa barang lainnya untuk digunakan saat pembersihan berlangsung. Di samping pembersihan rambu, peserta aksi juga mengganti beberapa cermin cembung yang rusak dan tidak berfungsi lagi dengan yang baru. Teuku Rizki menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh anggota komunitas yang turut ambil bagian dalam kegiatan ini. “Terima kasih atas partisipasi kawan-kawan semua, semoga aksi kecil kita hari ini bisa bermanfaat bagi pengendara yang melintas,” sebutnya. Pada kesempatan yang sama, Mannan, salah satu perwakilan komunitas vespa, juga turut menyampaikan apresiasinya kepada Dishub Aceh yang telah melibatkan pihaknya dalam kegiatan ini. “Semoga ke depan kolaborasi bersama Dishub Aceh terus terjalin dengan baik serta anggota komunitas vespa yang terlibat semakin banyak,” sebutnya. Kegiatan bersih-bersih rambu bersama komunitas vespa Banda Aceh ini ditutup dengan pembagian doorprize bagi peserta yang berhasil menjawab pertanyaan seputar dunia perhubungan. Doorprize tersebut berasal dari dukungan sejumlah mitra kerja perhubungan dan perbankan di Aceh yang ikut serta memeriahkan peringatan Harhubnas tahun 2025.(AB) Baca Berita Lainnya: Lanjutkan Semangat Harhubnas, Dishub Aceh Gelar Aksi Bersih-Bersih di Ulee Lheue Puncak Perayaan Harhubnas di Aceh, Dishub Anugerahkan Penghargaan kepada Tokoh Transportasi dan Luncurkan Rute Baru Trans Koetaradja Respon Masukan Masyarakat, Dishub Aceh Operasikan Bus Trans Koetaradja ke Kajhu Aceh Besar

Puncak Perayaan Harhubnas di Aceh, Dishub Anugerahkan Penghargaan kepada Tokoh Transportasi dan Luncurkan Rute Baru Trans Koetaradja

Banda Aceh – Dinas Perhubungan Aceh menganugerahkan penghargaan kepada sejumlah tokoh transportasi asal Aceh pada puncak peringatan Hari Perhubungan Nasional (Harhubnas) 2025 yang berlangsung di Depo Trans Koetaradja, Banda Aceh, Rabu (17/9). Sekretaris Daerah Aceh, M. Nasir, bertindak sebagai inspektur upacara dan menyerahkan langsung penghargaan tersebut didampingi Kepala Dinas Perhubungan Aceh, Teuku Faisal. Penghargaan Tokoh Inspiratif Transportasi diberikan kepada Capt. Ichsan, pilot maskapai Garuda Indonesia putra Aceh, atas dedikasinya membawa jemaah haji Aceh sejak 2018 lalu. Pada tahun 2025, Capt. Ichsan juga menerbangkan 1.600 jamaah haji asal Aceh dalam 4 kloter penerbangan. Sementara kategori Insan Transportasi Berdedikasi dianugerahkan kepada Tarmizi, pengemudi labi-labi trayek Seulimum–Banda Aceh yang telah lebih dari 25 tahun mengabdi. Dalam amanat Menteri Perhubungan yang dibacakan M. Nasir, disampaikan bahwa peringatan Harhubnas bukan hanya rutinitas tahunan, melainkan ajang refleksi bagi seluruh insan transportasi untuk meneguhkan komitmen melayani masyarakat. Menhub menegaskan bahwa transportasi adalah jalan kehidupan yang menghubungkan harapan rakyat dari Sabang hingga Merauke. Ia menjelaskan, transportasi yang terhubung dan terintegrasi akan memberi dampak luas, memperkuat distribusi pangan agar hasil pertanian lebih cepat sampai ke pasar, menjamin ketahanan energi lewat logistik yang efisien, sekaligus membuka akses pendidikan dan lapangan kerja. “Semua itu pada akhirnya akan berkontribusi dalam mengentaskan kemiskinan dan menjadi pondasi menuju Visi Indonesia Emas 2045,” ujar M. Nasir membacakan sambutan Menhub. Menhub juga menyoroti tantangan besar yang dihadapi sektor transportasi, mulai dari situasi geopolitik global yang penuh ketidakpastian, keterbatasan anggaran negara, hingga tuntutan publik akan transparansi dan peningkatan layanan. Karena itu, sektor transportasi dituntut hadir lebih dekat dengan rakyat, menghadirkan biaya logistik yang terjangkau, serta memberikan perlindungan yang layak bagi pengemudi, operator, dan pekerja transportasi di seluruh Nusantara. Untuk menjawab tantangan tersebut, Menhub mendorong inovasi pembiayaan infrastruktur melalui skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU), sehingga pembangunan tidak hanya bergantung pada APBN. Selain itu, pengembangan sistem transportasi cerdas berbasis teknologi digital juga harus dipercepat agar pelayanan semakin efisien, aman, dan nyaman. Selain menyampaikan sambutan Menhub, Sekda Aceh, M. Nasir, juga menyampaikan pentingnya memperkuat konektivitas antarwilayah di Aceh. Menurutnya, saat ini masih ada rute darat dan laut yang memerlukan terobosan besar. “Sekarang ini dari Banda Aceh ke Singkil butuh 16 jam, begitu juga ke Simeulue. Momentum ini harus kita manfaatkan untuk membangun konektivitas yang lebih mudah, murah, dan cepat,” kata Nasir. Ia mencontohkan, akses jalan ke Muara Situlen Aceh Tenggara yang mestinya dapat ditempuh dalam waktu 1 jam dari Subulussalam, namun masih harus memutar melalui Sumatera Utara hingga memakan waktu 7 jam. “Alhamdulillah, saya dengar sudah ada sinyal positif dari Kementerian PU untuk membuka akses ini,” ujarnya. Sekda juga mengungkapkan terkait pengembangan transportasi laut internasional. Menurutnya, jalur pelayaran Krueng Geukuh–Penang Malaysia kini sudah mulai dibicarakan dengan pihak Penang. “Keuntungan Aceh sangat besar. Orang dan barang bisa sekali jalan. Petani kita bisa mengekspor kopi, nilam, kakao, sayuran, dan komoditi unggulan lain ke Malaysia, Singapura, hingga Brunei,” tambahnya. Selain penyerahan penghargaan, peringatan Harhubnas 2025 juga dirangkai dengan berbagai kegiatan sosial. Aksi sosial dilakukan di panti asuhan dan dayah, termasuk berbagi sembako, alat tulis, dan perlengkapan ibadah. ASN Dishub Aceh juga melaksanakan aksi bersih-bersih di berbagai fasilitas publik seperti terminal, pelabuhan, bandara, dan halte bus. Di Simpang Lima Banda Aceh, Dishub bersama Jasa Raharja dan Satlantas Polresta Banda Aceh juga menggelar aksi simpatik berupa pembagian helm kepada pengendara motor. Pada kesempatan itu pula, Dishub Aceh meluncurkan rute baru Trans Koetaradja jurusan Simpang Mesra–Kajhu yang dilayani dua bus feeder setiap hari. Layanan ini dihadirkan sebagai respon atas kebutuhan masyarakat, khususnya warga Baitussalam, Aceh Besar. “Trayek Feeder 9 (Rute Simpang Mesra – Kajhu) ini akan dilayani oleh 2 unit bus medium dengan waktu operasional pukul 06.50 WIB dan berakhir pukul 17.30 WIB yang dimulai dari Simpang Mesra melewati Jalan Laksamana Malahayati dan berakhir di Pasar Labuy,” kata Kadishub Aceh Teuku Faisal. Faisal menambahkan, tujuan utama layanan Trans Koetaradja adalah untuk mengatasi kemacetan serta menyediakan sarana transportasi yang mudah dan nyaman bagi masyarakat. “Bus Trans Koetaradja sudah beroperasi sejak 2016 dan sampai sekarang masih gratis karena disubsidi oleh Pemerintah Aceh. Ini sesuai pesan Bapak Gubernur Aceh, Muzakir Manaf, agar masyarakat selalu mendapat kemudahan dalam beraktivitas,” ujarnya. Kadishub Aceh juga berpesan, bila terdapat pelayanan yang kurang memuaskan pada rute baru ini, Dishub Aceh melalui UPTD Angkutan Massal Trans Kutaraja menyediakan layanan pengaduan yang aktif setiap hari selama 24 jam. “Silakan sampaikan melalui nomor aduan tersebut. Masyarakat juga bisa memberi masukan melalui aplikasi Trans Kutaraja,” kata Teuku Faisal.(HM) Baca Berita Lainnya: Respon Masukan Masyarakat, Dishub Aceh Operasikan Bus Trans Koetaradja ke Kajhu Aceh Besar Dishub Aceh Gelar Aksi Simpatik, Bagikan Helm SNI untuk Tingkatkan Keselamatan Berkendara Peringati Harhubnas 2025, Dishub Aceh Wujudkan Bakti Transportasi untuk Negeri

Respon Masukan Masyarakat, Dishub Aceh Operasikan Bus Trans Koetaradja ke Kajhu Aceh Besar

Banda Aceh – Dinas Perhubungan Aceh kembali memperluas layanan angkutan massal perkotaan Trans Koetaradja ke wilayah Kajhu Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar. Perluasan layanan Trans Koetaradja ini merupakan bentuk respon Dishub Aceh terhadap masukan sejumlah masyarakat yang diterima selama ini. “Trayek Feeder 9 (Rute Simpang Mesra – Kajhu) ini akan dilayani oleh 2 unit bus medium dengan waktu operasional pukul 06.50 WIB dan berakhir pukul 17.30 WIB yang dimulai dari Simpang Mesra melewati Jalan Laksamana Malahayati dan berakhir di Pasar Labuy,” sebut Kepala Dinas Perhubungan Aceh Teuku Faisal dalam acara Launching Feeder 9 Operasional Bus Trans Koetaradja Rute Simpang Mesra – Kajhu hari ini, Selasa, 16 September 2025. Pada peluncuran rute baru yang berlangsung di Depo Trans Koetaradja tersebut, Teuku Faisal menyampaikan bahwa tujuan utama layanan angkutan massal Trans Koetaradja adalah untuk mengatasi kemacetan serta menyediakan sarana transportasi yang mudah dan nyaman bagi masyarakat. “Bus Trans Koetaradja sudah beroperasi sejak tahun 2016 dan sampai sekarang masih gratis karena disubsidi oleh Pemerintah Aceh. Ini sesuai pesan Bapak Gubernur Aceh, Muzakir Manaf, agar masyarakat selalu mendapat kemudahan dalam beraktivitas.” ungkapnya. Dalam kesempatan yang turut dihadiri oleh Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Baitussalam dan para Geuchiek Gampong itu, Teuku Faisal berharap masyarakat dapat memanfaatkan layanan bus Trans Koetaradja dalam beraktivitas sehari-hari, baik untuk ke tempat kerja, berbelanja di pasar, mengantar anak ke sekolah, atau kegiatan harian lainnya. Peluncuran rute feeder Simpang Mesra – Kajhu ini bertepatan dengan peringatan Hari Perhubungan Nasional (Harhubnas) Tahun 2025 yang akan dilaksanakan pada tanggal 17 September 2025 esok hari. “Tentu ini menjadi kebanggaaan bagi kita bahwa ada rute baru yang kita luncurkan tepat pada perayaan Harhubnas, sekaligus menjadi bukti bakti insan transportasi untuk negeri,” sebutnya. Kadishub Aceh juga berpesan, bila terdapat pelayanan yang kurang memuaskan pada rute baru ini, Dishub Aceh melalui UPTD Angkutan Massal Trans Kutaraja menyediakan layanan pengaduan yang aktif setiap hari selama 24 jam. “Jadi silahkan disampaikan melalui nomor aduan tersebut. Masyarakat juga bisa menyampaikan feedback melalui aplikasi Trans Kutaraja,” tutur Teuku Faisal. Pada kesempatan yang sama, Geuchiek Klieng Cot Aron, Afdhal dalam sambutannya sangat mengapresiasi pengoperasian rute baru bus Trans Koetaradja ini. Menurutnya, dengan beroperasinya angkutan massal ini sangat memudahkan masyarakat wilayah Baitussalam untuk beraktivitas khususnya di pagi hari seperti mengantar anak ke sekolah atau pergi berbelanja di pasar.(AB) Baca Berita Lainnya: Dishub Aceh Gelar Aksi Simpatik, Bagikan Helm SNI untuk Tingkatkan Keselamatan Berkendara Peringati Harhubnas 2025, Dishub Aceh Wujudkan Bakti Transportasi untuk Negeri 418 Armada AKDP di Aceh Jalani Rampcheck dan Evaluasi Standar Pelayanan Minimal

Gelar Rapat di Pelabuhan Krueng Geukueh, Pemerintah Aceh Matangkan Kesiapan Sarana dan Prasarana Pelabuhan

Lhokseumawe – Pemerintah Aceh mengadakan rapat guna membahas kebutuhan kelengkapan sarana dan prasarana di Pelabuhan Krueng Geukueh. Pertemuan ini bertujuan untuk memastikan kesiapan penuh pelabuhan yang dikelola oleh PT Pelindo Multi Terminal Lhokseumawe itu dalam mendukung pelayaran perdana rute Krueng Geukueh – Penang Malaysia. “Pembahasan hari ini mengenai langkah-langkah yang ditempuh sebagai bentuk kolaborasi Kementerian/Lembaga dalam mempersiapkan rencana operasional angkutan laut luar negeri Krueng Geukueh – Penang,” kata Asisten II Sekretariat Daerah (Setda) Aceh Zulkifli saat membuka pertemuan yang berlangsung di Kantor PT Pelindo Multi Terminal (SPMT) Lhokseumawe hari ini, Jumat, 12 September 2025. Sebagai mana diketahui, pelayaran Krueng Geukueh – Penang merupakan salah satu program prioritas utama pemerintahan Gubernur Aceh Muzakir Manaf dan Wakil Gubernur Aceh Fadhlullah. Rute baru ini diharapkan dapat menjadi jembatan penting untuk meningkatkan konektivitas ekonomi, pariwisata, dan sosial budaya antara Aceh dan Malaysia. Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Perhubungan Aceh Teuku Faisal menyampaikan bahwa keberhasilan pelayaran perdana angkutan laut ini membutuhkan sinergi yang baik antar seluruh stakeholder, mulai dari penyiapan sarana dan prasarana hingga komoditas asli Aceh yang akan diangkut nantinya. Teuku Faisal memaparkan sejumlah capaian yang telah dilakukan oleh tim Dishub Aceh bersama para stakeholder, seperti rapat dengan KJRI Penang, penyiapan layout keluar masuk penumpang maupun barang di Pelabuhan Krueng Geukueh, membahas teknis dan prosedur ekspor impor serta biaya operasional kapal, hingga pemetaan fasilitas penunjang yang diperlukan saat pelayaran dimulai. Dalam rapat tersebut, Kadishub Aceh juga menekankan pentingnya memastikan kesiapan sarana dan prasarana pelabuhan, termasuk kesiapan peralatan dan petugas Custom, Immigration, Quarantine and Security (CIQS). “Karena untuk melakukan pelayaran ke luar negeri dan kegiatan ekspor-impor, peran CIQS menjadi sangat penting sebagai garda terdepan,” sebutnya. Kendala-kendala yang masih ditemui, lanjutnya, perlu kiranya ditindaklanjuti secara serius oleh masing-masing pihak agar persiapan semakin matang. “Ada beberapa “pekerjaan rumah” yang masih perlu kita kejar bersama agar kesiapan sarana dan prasarana menjelang pelayaran perdana semakin matang,” ujarnya. Pertemuan hari ini turut dihadiri oleh sejumlah pihak di antaranya; Kepala Bappeda Aceh, Karo Administrasi Pembangunan Aceh, Sekretaris Daerah Kabupaten Aceh Utara, Kepala Bidang Penindakan dan Penyelidikan Bea Cukai Ditjen Bea Cukai Aceh, Direktur Pengembangan Bisnis PT PEMA, Manager Operasional dan Teknik PT Pelindo Multi Terminal (SPMT) Lhokseumawe, Kepala Bidang Dokumen Perjalanan Ditjen Imigrasi Lhokseumawe, Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas III Lhokseumawe, dan Kepala KSOP Kelas IV Lhokseumawe.(AB) Baca Berita Lainnya: Keberangkatan Lancar, KMP Aceh Hebat 1 Bawa 243 Penumpang dan 98 Kendaraan Outing Class TK Khalifah Kebun Raja : Serunya Belajar Transportasi Laut di Pelabuhan Ulee Lheue Aceh Kembangkan Rute Penerbangan Langsung Umrah dan Perluas Konektivitas Internasional

Saat Daerah Lain Berbayar, Aceh Masih Gratiskan Bus Trans Koetaradja, Mengapa?

Di tengah banyaknya kota besar di Indonesia yang sudah menetapkan tarif untuk layanan Bus Rapid Transit (BRT) mereka, Trans Koetaradja hadir dengan keistimewaan tersendiri : gratis untuk semua masyarakat. Subsidi penuh dari Pemerintah Aceh menjadikan masyarakat masih bisa menikmati moda transportasi nyaman tanpa harus merogoh kocek. Dibandingkan dengan kota lain, misalnya Trans Jakarta dan Trans Semarang yang mematok tarif Rp3.500 per perjalanan. Bahkan di Bandung (Metro Jabar Trans) tarifnya mencapai Rp4.900, sementara Trans Banjarbakula di Banjarmasin sudah berada di angka Rp5.000. Jika melangkah lebih jauh ke luar negeri, Malaysia dengan Go KL City Bus nya juga menyediakan layanan gratis, tetapi konteksnya ada di ibu kota negara dengan skala penduduk dan anggaran yang jauh lebih besar. Dengan jumlah penduduk Banda Aceh yang hanya 267 ribu jiwa, keberadaan 59 unit bus Trans Koetaradja benar-benar terasa sebagai layanan publik yang langsung menyentuh kebutuhan masyarakat. Tidak hanya gratis soal ongkos, layanan ini juga terus berkembang dengan integrasi antar moda dan menghadirkan aplikasi khusus untuk memantau bus, sehingga semakin memudahkan mobilitas masyarakat. Dalam periode Februari hingga Juni Tahun 2025 saja, tercatat 384.957 penumpang telah memanfaatkan layanan Trans Koetaradja. Angka ini menegaskan bahwa layanan ini tidak hanya meringankan masyarakat, tetapi juga mampu menarik lebih banyak orang untuk beralih ke transportasi umum, sesuatu yang kerap menjadi tantangan di kota-kota besar lainnya.(AP) Baca Berita Lainnya: Presiden Anugerahkan Bintang Jasa Utama kepada Teungku Nyak Sandang, Patriot Aceh dalam Sejarah Transportasi Udara Indonesia UPTD Wilayah 1 Pelabuhan Penyeberangan Dishub Aceh Gelar Donor Darah dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis Guna Meriahkan HUT ke-80 RI Dishub Aceh Sosialisasikan Trans Koetaradja ke Mahasiswa Baru Fakultas Teknik USK

Presiden Anugerahkan Bintang Jasa Utama kepada Teungku Nyak Sandang, Patriot Aceh dalam Sejarah Transportasi Udara Indonesia

Jakarta – Presiden Republik Indonesia, H. Prabowo Subianto, menganugerahi Bintang Jasa Utama kepada Teungku Nyak Sandang bin Lamudin, tokoh asal Aceh yang berjasa besar dalam pengadaan pesawat pertama Republik Indonesia, Seulawah RI-001. Acara tersebut berlangsung di Istana Negara, Jakarta, pada Senin (25/8/2025) kemarin. Suasana haru menyelimuti Istana ketika Teungku Nyak Sandang hadir menggunakan kursi roda. Demi menghormatinya, Presiden Prabowo bahkan berlutut di hadapannya untuk menyematkan tanda kehormatan tersebut. Tepuk tangan meriah pun menggema saat pembawa acara menyampaikan jasa Teungku Nyak Sandang dalam pembelian pesawat pertama RI, Seulawah RI-001. Catatan sejarah menunjukkan bahwa pada usia 23 tahun, Teungku Nyak Sandang berinisiatif menjual tanah dan emas miliknya untuk mendukung pembelian Seulawah RI-001—pesawat pertama milik Republik Indonesia yang kelak menjadi cikal bakal maskapai Garuda Indonesia. Hasil penjualan tersebut bersama sumbangan masyarakat Aceh lainnya diserahkan kepada negara dan kemudian dipakai oleh Presiden Soekarno untuk membeli pesawat yang menjadi simbol kedaulatan bangsa. Pengorbanan Teungku Nyak Sandang bukan hanya cerminan solidaritas masyarakat Aceh terhadap negara yang baru merdeka, tetapi juga meneguhkan peran penting Aceh dalam sejarah transportasi nasional. Melalui tindakan heroiknya, ia mewariskan nilai nasionalisme dan semangat kebersamaan demi kedaulatan bangsa. Penghargaan berupa Bintang Jasa Utama menjadi bentuk pengakuan negara atas jasa besar putra Aceh ini. Sebelumnya, penghargaan kepada Teungku Nyak Sandang juga ditunjukkan melalui pembangunan Masjid Baitussalam Nyak Sandang di Gampong Lhuet, Kecamatan Jaya, Kabupaten Aceh Jaya. Masjid ini mulai dibangun pada Oktober 2020 oleh Kementerian PUPR sebagai tindak lanjut janji mantan presiden Indonesia, Joko Widodo setelah pertemuan dengan Nyak Sandang di pada tahun 2018. Masjid itu kini telah sepenuhnya difungsikan untuk ibadah utamanya masyarakat Gampong Lhuet Aceh Jaya. Pemerintah Aceh melalui Dinas Perhubungan menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas penghargaan yang diberikan Presiden Prabowo, sekaligus mengingatkan masyarakat Aceh tentang jejak heroik Teungku Nyak Sandang yang telah mengabadikan namanya dalam sejarah Republik Indonesia, khususnya dalam sejarah transportasi udara nasional.(HZ) Baca Berita Lainnya: UPTD Wilayah 1 Pelabuhan Penyeberangan Dishub Aceh Gelar Donor Darah dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis Guna Meriahkan HUT ke-80 RI Dishub Aceh Sosialisasikan Trans Koetaradja ke Mahasiswa Baru Fakultas Teknik USK Dishub Aceh Meriahkan HUT ke-80 RI dengan Lomba Unik dan Penuh Tawa