Dishub

Puncak Perayaan Harhubnas di Aceh, Dishub Anugerahkan Penghargaan kepada Tokoh Transportasi dan Luncurkan Rute Baru Trans Koetaradja

Banda Aceh – Dinas Perhubungan Aceh menganugerahkan penghargaan kepada sejumlah tokoh transportasi asal Aceh pada puncak peringatan Hari Perhubungan Nasional (Harhubnas) 2025 yang berlangsung di Depo Trans Koetaradja, Banda Aceh, Rabu (17/9). Sekretaris Daerah Aceh, M. Nasir, bertindak sebagai inspektur upacara dan menyerahkan langsung penghargaan tersebut didampingi Kepala Dinas Perhubungan Aceh, Teuku Faisal. Penghargaan Tokoh Inspiratif Transportasi diberikan kepada Capt. Ichsan, pilot maskapai Garuda Indonesia putra Aceh, atas dedikasinya membawa jemaah haji Aceh sejak 2018 lalu. Pada tahun 2025, Capt. Ichsan juga menerbangkan 1.600 jamaah haji asal Aceh dalam 4 kloter penerbangan. Sementara kategori Insan Transportasi Berdedikasi dianugerahkan kepada Tarmizi, pengemudi labi-labi trayek Seulimum–Banda Aceh yang telah lebih dari 25 tahun mengabdi. Dalam amanat Menteri Perhubungan yang dibacakan M. Nasir, disampaikan bahwa peringatan Harhubnas bukan hanya rutinitas tahunan, melainkan ajang refleksi bagi seluruh insan transportasi untuk meneguhkan komitmen melayani masyarakat. Menhub menegaskan bahwa transportasi adalah jalan kehidupan yang menghubungkan harapan rakyat dari Sabang hingga Merauke. Ia menjelaskan, transportasi yang terhubung dan terintegrasi akan memberi dampak luas, memperkuat distribusi pangan agar hasil pertanian lebih cepat sampai ke pasar, menjamin ketahanan energi lewat logistik yang efisien, sekaligus membuka akses pendidikan dan lapangan kerja. “Semua itu pada akhirnya akan berkontribusi dalam mengentaskan kemiskinan dan menjadi pondasi menuju Visi Indonesia Emas 2045,” ujar M. Nasir membacakan sambutan Menhub. Menhub juga menyoroti tantangan besar yang dihadapi sektor transportasi, mulai dari situasi geopolitik global yang penuh ketidakpastian, keterbatasan anggaran negara, hingga tuntutan publik akan transparansi dan peningkatan layanan. Karena itu, sektor transportasi dituntut hadir lebih dekat dengan rakyat, menghadirkan biaya logistik yang terjangkau, serta memberikan perlindungan yang layak bagi pengemudi, operator, dan pekerja transportasi di seluruh Nusantara. Untuk menjawab tantangan tersebut, Menhub mendorong inovasi pembiayaan infrastruktur melalui skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU), sehingga pembangunan tidak hanya bergantung pada APBN. Selain itu, pengembangan sistem transportasi cerdas berbasis teknologi digital juga harus dipercepat agar pelayanan semakin efisien, aman, dan nyaman. Selain menyampaikan sambutan Menhub, Sekda Aceh, M. Nasir, juga menyampaikan pentingnya memperkuat konektivitas antarwilayah di Aceh. Menurutnya, saat ini masih ada rute darat dan laut yang memerlukan terobosan besar. “Sekarang ini dari Banda Aceh ke Singkil butuh 16 jam, begitu juga ke Simeulue. Momentum ini harus kita manfaatkan untuk membangun konektivitas yang lebih mudah, murah, dan cepat,” kata Nasir. Ia mencontohkan, akses jalan ke Muara Situlen Aceh Tenggara yang mestinya dapat ditempuh dalam waktu 1 jam dari Subulussalam, namun masih harus memutar melalui Sumatera Utara hingga memakan waktu 7 jam. “Alhamdulillah, saya dengar sudah ada sinyal positif dari Kementerian PU untuk membuka akses ini,” ujarnya. Sekda juga mengungkapkan terkait pengembangan transportasi laut internasional. Menurutnya, jalur pelayaran Krueng Geukuh–Penang Malaysia kini sudah mulai dibicarakan dengan pihak Penang. “Keuntungan Aceh sangat besar. Orang dan barang bisa sekali jalan. Petani kita bisa mengekspor kopi, nilam, kakao, sayuran, dan komoditi unggulan lain ke Malaysia, Singapura, hingga Brunei,” tambahnya. Selain penyerahan penghargaan, peringatan Harhubnas 2025 juga dirangkai dengan berbagai kegiatan sosial. Aksi sosial dilakukan di panti asuhan dan dayah, termasuk berbagi sembako, alat tulis, dan perlengkapan ibadah. ASN Dishub Aceh juga melaksanakan aksi bersih-bersih di berbagai fasilitas publik seperti terminal, pelabuhan, bandara, dan halte bus. Di Simpang Lima Banda Aceh, Dishub bersama Jasa Raharja dan Satlantas Polresta Banda Aceh juga menggelar aksi simpatik berupa pembagian helm kepada pengendara motor. Pada kesempatan itu pula, Dishub Aceh meluncurkan rute baru Trans Koetaradja jurusan Simpang Mesra–Kajhu yang dilayani dua bus feeder setiap hari. Layanan ini dihadirkan sebagai respon atas kebutuhan masyarakat, khususnya warga Baitussalam, Aceh Besar. “Trayek Feeder 9 (Rute Simpang Mesra – Kajhu) ini akan dilayani oleh 2 unit bus medium dengan waktu operasional pukul 06.50 WIB dan berakhir pukul 17.30 WIB yang dimulai dari Simpang Mesra melewati Jalan Laksamana Malahayati dan berakhir di Pasar Labuy,” kata Kadishub Aceh Teuku Faisal. Faisal menambahkan, tujuan utama layanan Trans Koetaradja adalah untuk mengatasi kemacetan serta menyediakan sarana transportasi yang mudah dan nyaman bagi masyarakat. “Bus Trans Koetaradja sudah beroperasi sejak 2016 dan sampai sekarang masih gratis karena disubsidi oleh Pemerintah Aceh. Ini sesuai pesan Bapak Gubernur Aceh, Muzakir Manaf, agar masyarakat selalu mendapat kemudahan dalam beraktivitas,” ujarnya. Kadishub Aceh juga berpesan, bila terdapat pelayanan yang kurang memuaskan pada rute baru ini, Dishub Aceh melalui UPTD Angkutan Massal Trans Kutaraja menyediakan layanan pengaduan yang aktif setiap hari selama 24 jam. “Silakan sampaikan melalui nomor aduan tersebut. Masyarakat juga bisa memberi masukan melalui aplikasi Trans Kutaraja,” kata Teuku Faisal.(HM) Baca Berita Lainnya: Respon Masukan Masyarakat, Dishub Aceh Operasikan Bus Trans Koetaradja ke Kajhu Aceh Besar Dishub Aceh Gelar Aksi Simpatik, Bagikan Helm SNI untuk Tingkatkan Keselamatan Berkendara Peringati Harhubnas 2025, Dishub Aceh Wujudkan Bakti Transportasi untuk Negeri

Respon Masukan Masyarakat, Dishub Aceh Operasikan Bus Trans Koetaradja ke Kajhu Aceh Besar

Banda Aceh – Dinas Perhubungan Aceh kembali memperluas layanan angkutan massal perkotaan Trans Koetaradja ke wilayah Kajhu Kecamatan Baitussalam Kabupaten Aceh Besar. Perluasan layanan Trans Koetaradja ini merupakan bentuk respon Dishub Aceh terhadap masukan sejumlah masyarakat yang diterima selama ini. “Trayek Feeder 9 (Rute Simpang Mesra – Kajhu) ini akan dilayani oleh 2 unit bus medium dengan waktu operasional pukul 06.50 WIB dan berakhir pukul 17.30 WIB yang dimulai dari Simpang Mesra melewati Jalan Laksamana Malahayati dan berakhir di Pasar Labuy,” sebut Kepala Dinas Perhubungan Aceh Teuku Faisal dalam acara Launching Feeder 9 Operasional Bus Trans Koetaradja Rute Simpang Mesra – Kajhu hari ini, Selasa, 16 September 2025. Pada peluncuran rute baru yang berlangsung di Depo Trans Koetaradja tersebut, Teuku Faisal menyampaikan bahwa tujuan utama layanan angkutan massal Trans Koetaradja adalah untuk mengatasi kemacetan serta menyediakan sarana transportasi yang mudah dan nyaman bagi masyarakat. “Bus Trans Koetaradja sudah beroperasi sejak tahun 2016 dan sampai sekarang masih gratis karena disubsidi oleh Pemerintah Aceh. Ini sesuai pesan Bapak Gubernur Aceh, Muzakir Manaf, agar masyarakat selalu mendapat kemudahan dalam beraktivitas.” ungkapnya. Dalam kesempatan yang turut dihadiri oleh Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Baitussalam dan para Geuchiek Gampong itu, Teuku Faisal berharap masyarakat dapat memanfaatkan layanan bus Trans Koetaradja dalam beraktivitas sehari-hari, baik untuk ke tempat kerja, berbelanja di pasar, mengantar anak ke sekolah, atau kegiatan harian lainnya. Peluncuran rute feeder Simpang Mesra – Kajhu ini bertepatan dengan peringatan Hari Perhubungan Nasional (Harhubnas) Tahun 2025 yang akan dilaksanakan pada tanggal 17 September 2025 esok hari. “Tentu ini menjadi kebanggaaan bagi kita bahwa ada rute baru yang kita luncurkan tepat pada perayaan Harhubnas, sekaligus menjadi bukti bakti insan transportasi untuk negeri,” sebutnya. Kadishub Aceh juga berpesan, bila terdapat pelayanan yang kurang memuaskan pada rute baru ini, Dishub Aceh melalui UPTD Angkutan Massal Trans Kutaraja menyediakan layanan pengaduan yang aktif setiap hari selama 24 jam. “Jadi silahkan disampaikan melalui nomor aduan tersebut. Masyarakat juga bisa menyampaikan feedback melalui aplikasi Trans Kutaraja,” tutur Teuku Faisal. Pada kesempatan yang sama, Geuchiek Klieng Cot Aron, Afdhal dalam sambutannya sangat mengapresiasi pengoperasian rute baru bus Trans Koetaradja ini. Menurutnya, dengan beroperasinya angkutan massal ini sangat memudahkan masyarakat wilayah Baitussalam untuk beraktivitas khususnya di pagi hari seperti mengantar anak ke sekolah atau pergi berbelanja di pasar.(AB) Baca Berita Lainnya: Dishub Aceh Gelar Aksi Simpatik, Bagikan Helm SNI untuk Tingkatkan Keselamatan Berkendara Peringati Harhubnas 2025, Dishub Aceh Wujudkan Bakti Transportasi untuk Negeri 418 Armada AKDP di Aceh Jalani Rampcheck dan Evaluasi Standar Pelayanan Minimal

220 Peserta Ikut Serta, Ini Daftar Pemenang Lomba Menulis Transportasi Aceh 2025

Banda Aceh – Dinas Perhubungan Aceh resmi mengumumkan pemenang Lomba Menulis Transportasi Aceh tahun 2025, Jumat (12/09), setelah melalui proses seleksi, penilaian, serta pembahasan dalam rapat pleno tim juri. Juara pertama diraih oleh Muhammad Nabiya Lubis, disusul T Muhammad Hafidz Ramadhan sebagai juara kedua, dan Syahrina Maghfirah di posisi ketiga. Ketiganya berhasil memperoleh nilai tertinggi dari tiga juri yang berkompeten, yaitu Ir. Juliana Fisaini, S.T., M.T. (Masyarakat Transportasi Indonesia/Universitas Syiah Kuala), Baiquni Hasbi, Ph.D. (Sejarawan UIN Sultanah Nahrasiyah), dan Azhari Aiyub (Penulis/Budayawan Komunitas Tikar Pandan). Panitia menyampaikan bahwa penyerahan hadiah akan dilakukan secara langsung kepada para pemenang, yang nantinya akan dihubungi oleh pihak penyelenggara. Dalam kesempatan tersebut, Dishub Aceh juga menyampaikan apresiasi kepada 220 peserta yang telah berpartisipasi dalam lomba tahun ini. Para finalis akan menerima e-sertifikat sebagai bentuk penghargaan. Bagi peserta yang belum beruntung, jangan berkecil hati. Semoga tahun depan bisa menghasilkan karya yang lebih baik lagi.(AB) Baca Berita Lainnya: Persiapan Launching Rute Simpang Mesra-Kajhu, Trans Koetaradja Gelar Rakornis Lintas Stakeholder Kadishub Aceh Tinjau Rehabilitasi Terminal Tipe B Bireuen, Tekankan Mutu dan Tepat Waktu Gelar Rapat di Pelabuhan Krueng Geukueh, Pemerintah Aceh Matangkan Kesiapan Sarana dan Prasarana Pelabuhan

Persiapan Launching Rute Simpang Mesra-Kajhu, Trans Koetaradja Gelar Rakornis Lintas Stakeholder

Banda Aceh – UPTD Angkutan Massal Trans Koetaradja menggelar Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) dalam rangka persiapan Launching Rute Simpang Mesra-Kajhu Bersama sejumlah pihak terkait di Depo Trans Koetaradja pada Jumat, 12 September 2025. Rakornis ini menghadirkan sejumlah pihak terkait, mulai dari unsur pemerintah daerah, kepolisian, TNI, hingga perangkat gampong. Agenda utama membahas teknis operasional, kesiapan armada, sosialisasi kepada masyarakat, serta langkah-langkah untuk memastikan layanan berjalan aman, nyaman, dan tepat waktu. Kepala UPTD Angkutan Massal Trans Koetaradja, M. Hanung Kuncoro, menyampaikan bahwa pembukaan rute baru ini merupakan komitmen pemerintah dalam meningkatkan aksesibilitas transportasi publik yang terjangkau dan ramah lingkungan bagi masyarakat. “Dengan dibukanya rute Simpang Mesra – Kajhu, kami berharap dapat memberikan alternatif transportasi yang lebih mudah bagi warga, apalagi untuk anak sekolah dan mahasiswa, serta mendorong masyarakat beralih ke moda transportasi umum yang lebih efisien dan nyaman,” ujarnya Selain itu, rute baru ini diharapkan dapat mendukung konektivitas kawasan pinggiran dengan pusat kota Banda Aceh, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi lokal di sepanjang jalur yang dilalui bus Trans Koetaradja.(MA) Baca Berita Lainnya: Kadishub Aceh Tinjau Rehabilitasi Terminal Tipe B Bireuen, Tekankan Mutu dan Tepat Waktu Gelar Rapat di Pelabuhan Krueng Geukueh, Pemerintah Aceh Matangkan Kesiapan Sarana dan Prasarana Pelabuhan Keberangkatan Lancar, KMP Aceh Hebat 1 Bawa 243 Penumpang dan 98 Kendaraan

Saat Daerah Lain Berbayar, Aceh Masih Gratiskan Bus Trans Koetaradja, Mengapa?

Di tengah banyaknya kota besar di Indonesia yang sudah menetapkan tarif untuk layanan Bus Rapid Transit (BRT) mereka, Trans Koetaradja hadir dengan keistimewaan tersendiri : gratis untuk semua masyarakat. Subsidi penuh dari Pemerintah Aceh menjadikan masyarakat masih bisa menikmati moda transportasi nyaman tanpa harus merogoh kocek. Dibandingkan dengan kota lain, misalnya Trans Jakarta dan Trans Semarang yang mematok tarif Rp3.500 per perjalanan. Bahkan di Bandung (Metro Jabar Trans) tarifnya mencapai Rp4.900, sementara Trans Banjarbakula di Banjarmasin sudah berada di angka Rp5.000. Jika melangkah lebih jauh ke luar negeri, Malaysia dengan Go KL City Bus nya juga menyediakan layanan gratis, tetapi konteksnya ada di ibu kota negara dengan skala penduduk dan anggaran yang jauh lebih besar. Dengan jumlah penduduk Banda Aceh yang hanya 267 ribu jiwa, keberadaan 59 unit bus Trans Koetaradja benar-benar terasa sebagai layanan publik yang langsung menyentuh kebutuhan masyarakat. Tidak hanya gratis soal ongkos, layanan ini juga terus berkembang dengan integrasi antar moda dan menghadirkan aplikasi khusus untuk memantau bus, sehingga semakin memudahkan mobilitas masyarakat. Dalam periode Februari hingga Juni Tahun 2025 saja, tercatat 384.957 penumpang telah memanfaatkan layanan Trans Koetaradja. Angka ini menegaskan bahwa layanan ini tidak hanya meringankan masyarakat, tetapi juga mampu menarik lebih banyak orang untuk beralih ke transportasi umum, sesuatu yang kerap menjadi tantangan di kota-kota besar lainnya.(AP) Baca Berita Lainnya: Presiden Anugerahkan Bintang Jasa Utama kepada Teungku Nyak Sandang, Patriot Aceh dalam Sejarah Transportasi Udara Indonesia UPTD Wilayah 1 Pelabuhan Penyeberangan Dishub Aceh Gelar Donor Darah dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis Guna Meriahkan HUT ke-80 RI Dishub Aceh Sosialisasikan Trans Koetaradja ke Mahasiswa Baru Fakultas Teknik USK

Gratis dan Modern Aplikasi Trans Koetaradja Semakin Diminati

Di tengah perkembangan teknologi dan kebutuhan mobilitas masyarakat yang semakin dinamis, Dinas Perhubungan (Dishub) Aceh melalui UPTD Angkutan Massal Trans Koetaradja tampil progresif. Salah satunya dengan menghadirkan layanan transportasi publik yang tak hanya gratis, tetapi kini juga lebih modern dan terintegrasi secara digital. Bus Trans Koetaradja, yang sejak tahun 2016 menjadi moda transportasi andalan warga, terus mengalami inovasi signifikan demi menunjang kenyamanan, efisiensi, dan aksesibilitas masyarakat. Trans Koetaradja awalnya diluncurkan sebagai solusi untuk mengatasi kemacetan, menekan biaya transportasi warga, serta memperkenalkan budaya menggunakan transportasi umum yang layak dan ramah lingkungan. Kini, dengan hadirnya aplikasi digital Trans Koetaradja, layanan ini naik satu tingkat lebih maju. Aplikasi ini memungkinkan pengguna untuk mengecek jadwal keberangkatan bus secara real-time, melacak posisi armada, serta mengetahui halte terdekat hanya dengan satu sentuhan melalui ponsel pintar. Aplikasi ini bisa diunduh secara gratis melalui Play Store dan App Store dan dirancang dengan antarmuka yang sederhana namun fungsional, sehingga mudah digunakan oleh semua kalangan—dari pelajar hingga pekerja profesional. Menurut Kepala UTPD Angkutan Massal Perkotaan Trans Koetaradja, Muhammad Hanung Kuncoro, peluncuran aplikasi ini merupakan bagian dari langkah strategis dalam transformasi digital layanan publik, tentunya selaras dengan visi Banda Aceh sebagai kota cerdas (smart city). “Digitalisasi ini bukan hanya memudahkan masyarakat, tetapi juga menjadi landasan untuk menciptakan sistem transportasi yang efisien, terencana, dan minim hambatan,” ujarnya. Kini, tidak ada lagi ketidakpastian dalam menunggu bus. Warga dapat merencanakan perjalanan dengan lebih presisi dan nyaman. Salah satu fitur menarik lainnya adalah penerapan sistem Tap On Bus (TOB), yang telah digunakan di semua armada. Meskipun menggunakan tiket masuk bus menggunakan kartu uang elektronik, TOB ini masih bersifat gratis dan lebih ditujukan untuk pendataan serta edukasi penggunaan pembayaran non-tunai di masa depan. Artinya, Trans Koetaradja tetap menjadi transportasi publik tanpa biaya, sekaligus menyiapkan masyarakat untuk beradaptasi dengan ekosistem digital. Dengan rute yang menjangkau hampir seluruh wilayah kota, Trans Koetaradja kian diminati oleh masyarakat. Banyak warga kini lebih memilih naik dari halte resmi ketimbang menggunakan kendaraan pribadi, yang tentu berdampak langsung pada berkurangnya kemacetan serta penurunan emisi kendaraan di pusat kota Banda Aceh. Ini menjadi langkah nyata dalam mendukung transportasi berkelanjutan dan ramah lingkungan. Upaya pengembangan aplikasi dan layanan ini juga dibarengi dengan sosialisasi intensif melalui media sosial dan berbagai platform digital. Pemerintah daerah berharap semakin banyak warga yang mengetahui, mengunduh, dan memanfaatkan aplikasi ini demi pengalaman mobilitas yang lebih baik. Siti Aisyah, mahasiswi kampus UIN Ar-Raniry Banda Aceh ini rutin menggunakan layanan bus Trans Koetaradja dari Blang Bintang pada Koridor 5 (Pusat Kota-Ulee Kareng-Bandara SIM) menuju Darussalam pada Feeder 7 (Darusalam-Lam Ateuk). Ia mengungkapkan pengalamannya sejak menggunakan aplikasi ini. “Dulu saya sering menunggu tanpa tahu kapan bus datang. Sekarang saya bisa cek langsung di aplikasi. Ini sangat membantu, apalagi kalau sedang buru-buru ke kampus,” tuturnya. Ia juga menyebut bahwa informasi halte dan rute yang lengkap membuat perjalanan lebih tenang dan terencana. Dengan konsep yang semakin digital, tetap gratis, serta didukung kenyamanan layanan yang terus ditingkatkan, Trans Koetaradja berhasil memposisikan diri sebagai ikon transportasi modern Banda Aceh. Ke depan, diharapkan aplikasi ini terus dikembangkan agar lebih responsif, adaptif, dan tetap menjawab kebutuhan mobilitas warga yang semakin dinamis.Kini saatnya masyarakat Banda Aceh dan sekitarnya bergerak bersama menuju masa depan transportasi publik yang lebih hijau, praktis, dan cerdas. Baca Berita Lainnya: Rute Baru Feeder Trans Koetaradja Tahun 2025 Jadwal Operasional Bus Trans Koetaradja Selama Bulan Ramadan 1446 H Menhub Dudy: Harga Tiket Pesawat Domestik Turun 13-14 Persen pada Masa Lebaran 2025

Dishub Aceh Sosialisasikan Trans Koetaradja ke Mahasiswa Baru Fakultas Teknik USK

BANDA ACEH – Kepala UPTD Angkutan Massal Trans Koetaradja Hanung Kuncoro memberikan sosialisasi penggunaan transportasi umum Trans Koetaradja kepada lebih dari seribu mahasiswa baru Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala (USK), Sabtu (16/8/2025). Acara yang berlangsung di kampus Darussalam itu turut dihadiri Dekan Fakultas Teknik USK, Prof. Alfiansyah Yulianur. Dalam paparannya, Hanung menjelaskan sejarah operasional Trans Koetaradja yang dimulai sejak 2016 dengan satu koridor Pusat Kota–Darussalam menggunakan 25 unit bus. Seiring waktu, jaringan layanan terus berkembang menyesuaikan kebutuhan masyarakat. Saat ini, Trans Koetaradja mengoperasikan enam rute utama dan delapan rute feeder, termasuk yang melayani kawasan Darussalam. “Khusus untuk adik-adik mahasiswa, ada feeder yang melayani Universitas Syiah Kuala dan UIN Ar-Raniry. Awalnya pada Januari 2023 kita meluncurkan dua unit bus feeder dari Shelter Gelanggang USK. Sekarang sudah ada tiga unit feeder yang beroperasi untuk memudahkan mobilitas mahasiswa,” ujar Hanung. Ia menambahkan, salah satu rute terbaru bus feeder adalah dari Masjid Jamik Unsyiah menuju Pasar Lam Ateuk, Kuta Baro, karena banyak mahasiswa yang berdomisili di kawasan tersebut. Hingga kini, Trans Koetaradja memiliki 59 unit bus, sebagian besar di antaranya merupakan bantuan dari Kementerian Perhubungan. Hanung mengajak mahasiswa untuk aktif menggunakan layanan Trans Koetaradja sekaligus membantu menjaga fasilitas umum. “Kami sudah berusaha menambah prasarana halte untuk mendukung aktivitas mahasiswa. Tapi masih ada kasus perusakan dan pencurian aset halte. Mari sama-sama menjaga agar fasilitas ini bisa dinikmati semua,” ujar Hanung. Menurut Hanung, mahasiswa merupakan pengguna terbesar Trans Koetaradja. Hal ini terlihat dari turunnya jumlah penumpang setiap kali masa libur perkuliahan, namun kembali meningkat tajam saat aktif kuliahan. Dengan banyaknya pengguna dari kalangan mahasiswa, maka koridor 1 yaitu Masjid Raya – Darusalam menjadi rute dengan penumpang terbanyak. Selain pengembangan armada dan rute, Trans Koetaradja juga menghadirkan inovasi teknologi. Sejak pertengahan Maret 2025, semua penumpang diwajibkan menggunakan kartu uang elektronik dengan sistem Tap on Bus. “Kami ingin melatih masyarakat terbiasa dengan e-money. Bukan hany Trans Koetaradja, tapi sekarang ke bandara, pelabuhan, hingga jalan tol juga sudah menggunakan sistem pembayaran elektronik,” ujar dia. Trans Koetaradja juga menyediakan aplikasi khusus yang dapat digunakan masyarakat untuk memantau keberadaan bus dan jadwal kedatangan. Aplikasi ini sekaligus menjadi sarana transparansi layanan transportasi publik. Selain mendukung mobilitas warga, Trans Koetaradja kerap berpartisipasi dalam berbagai kegiatan daerah. Misalnya saat PON XXI Aceh-Sumut, seluruh armada dikerahkan untuk melayani kebutuhan transportasi atlet dan masyarakat. Para mahasiswa baru diminta mengunduh aplikasi Trans Koetaradja. Hanung juga mengadakan kuis interaktif, di mana mereka yang bisa menjawab pertanyaan seputar materi Trans Koetaradja mendapatkan hadiah cenderamata yang di antaranya berupa kartu e-money.(HZ) Baca Berita Lainnya: Dishub Aceh Meriahkan HUT ke-80 RI dengan Lomba Unik dan Penuh Tawa Donor Darah Dishub Aceh Kumpulkan 106 Kantong, Plt. Sekda Turut Berpartisipasi Dishub Aceh Gelar Rakornis Percepatan Operasional Pelayaran Krueng Geukueh – Penang

Dishub Aceh Meriahkan HUT ke-80 RI dengan Lomba Unik dan Penuh Tawa

BANDA ACEH – Dengan mata tertutup kain, Pegawai Dinas Perhubungan (Dishub) Aceh ikuti lomba Baris Berbaris Buta (BBB) di Halaman Kantor Gedung Induk, Banda Aceh, Kamis (14/8/2025), melangkah mantap mengikuti aba-aba. Sesekali ada yang melenceng ke arah tak terduga, memancing tawa penonton yang berkerumun di pinggir lapangan. Lomba unik ini menjadi bintang utama perayaan HUT ke-80 RI di lingkungan Dishub Aceh, diikuti seluruh pegawai, termasuk ASN PPPK yang baru dilantik dua pekan lalu. Tim Sekretariat Dishub Aceh membuka kompetisi bersama UPTD Pelabuhan Penyeberangan Wilayah I, UPTD Angkutan Massal Perkotaan Trans Kutaradja, dan Bidang PSM. Setelah itu giliran Bidang LLAJ, Pelayaran, Penerbangan, serta UPTD Terminal Tipe B. Meski tak bisa melihat, tim Sekretariat justru tampil memukau dengan langkah rapi dan kompak mengikuti instruksi. Mereka menjadi yang terbaik diikuti oleh tim dari Bidang Penerbangan serta tim Bidang Pelayaran. Yang membuatnya lebih menarik, sebagian besar peserta adalah ASN PPPK yang baru saja memegang SK. Mereka hanya sempat berlatih baris-berbaris saat retret paskapelantikan. Keseruan berlanjut ke lomba Perang Ekor Naga. Lima orang per tim saling berangkulan, berusaha mempertahankan “ekor” berupa balon yang diikat di pinggang peserta terakhir. Dengan lidi runcing di tangan, mereka memburu balon lawan sambil melindungi milik sendiri. Begitu terdengar letupan penonton sontak bersorak—ada yang girang, ada pula yang kecewa karena timnya kalah. “Ini game strategi. Ada delapan tim, dan tiga tim yang balonnya paling bertahan akan jadi juara. Kuncinya kekompakan,” kata Sekretaris Dishub Aceh, T. Rizki Fadhil, yang memandu jalannya pertandingan. Berbeda dengan yang terlihat, tidak semua tim memilih menyerang habis-habisan. Ada yang bermain aman dengan strategi bertahan, ada yang nekat memancing lawan ke sudut lapangan sebelum melakukan serangan balik. Penonton tak henti-hentinya tertawa melihat aksi-aksi lucu yang kadang justru membuat tim sendiri kebingungan. Untuk Perang Ekor Naga pria, juaranya adalah dari Bidang Penerbangan, Bidang LLAJ dan UPTD Wilayah 1. Sementara untuk kategori wanita dimenangkan oleh Bidang Pelayaran, UPTD Wilayah 1 dan Bidang PSM sebagai juara 3. Sorak-sorai penonton semakin memuncak saat lomba makan kerupuk dimulai. Angin yang berhembus kencang membuat kerupuk bergoyang liar, memaksa peserta berjinjit, mengangguk, bahkan memutar badan demi menggigitnya. Tawa pecah setiap kali ada peserta yang gagal berkali-kali menggigit kerupuk yang digantung di udara. Juara lomba makan Kerupuk pria dimenangkan oleh Bidang PSM, Sekretariat dan UPTD Terminal Tipe B. Sementara untuk kategori wanita diraih oleh Bidang Penerbangan dan juara kedua serta tiga diraih oleh dua perwakilan PSM. Sebagai penutup, para bapak-bapak unjuk kebolehan di lomba memasak mie Aceh. Aroma rempah menggoda langsung menyeruak di udara. Ibu-ibu duduk santai memberi dukungan sambil sesekali melontarkan komentar jahil kepada para “chef dadakan” yang sibuk mengaduk wajan. Hasilnya, setelah dinilai oleh tim juri, pihak Trans Kutaradja, LLAJ dan Sekretariat Dishub menjadi tiga terbaik dalam hal rasa. Dari semua perlombaan, Bidang Penerbangan kemudian mendapatkan juara umum setelah mendapatkan juara satu pada lomba Perang Ekor Naga dan Lomba Makan Kerupuk Wanita. Mereka juga mendapatkan juara dua pada lomba Baris Berbaris Buta. Sementara itu, fans dari sekretariat dianggap sebagai supporter terheboh pada perayaan HUT RI Dishub Aceh. Kepada yang terbaik ini, hadiahnya diserahkan langsung Kepala Dinas Perhubungan Aceh, T. Faisal ST., MT. Tak hanya di lapangan, semarak kemerdekaan juga terasa di setiap sudut kantor. Semua bidang dan UPTD berlomba menghias ruang kerja dengan tema merah putih. Bendera, balon, dan umbul-umbul dipasang rapi. Bahkan, bagian Sekretariat diam-diam mendekor pojok merah putih di lantai dua pada malam hari, sehingga keesokan harinya suasana kantor berubah penuh warna dan semangat kemerdekaan. Dalam Lomba Pojok Merah Putih ini, Bidang Pelayaran, UPTD Terminal dan Sekretariat menjadi juara setelah dinilai punya dekorasi terbaik. Perayaan HUT ke-80 RI di Dishub Aceh bukan sekadar deretan lomba, tetapi juga momen mempererat kebersamaan. Di antara tawa, sorakan, dan langkah kompak para peserta, tersimpan rasa bangga dan persaudaraan yang menjadi ruh peringatan kemerdekaan Indonesia.(HZ) Baca Berita Lainnya: Donor Darah Dishub Aceh Kumpulkan 106 Kantong, Plt. Sekda Turut Berpartisipasi Dishub Aceh Gelar Rakornis Percepatan Operasional Pelayaran Krueng Geukueh – Penang Dishub Aceh Imbau Sopir Angkutan Untuk Berhenti Saat Masuk Waktu Shalat

Muhammad Yacub, Dibalik Setir Bus Trans Koetaradja

Aceh TRANSit – Pagi yang cerah di Kota Banda Aceh, Muhammad Yacub, seorang sopir bus Trans Koetaradja, memulai rutinitasnya. Setiap hari, ia mengendarai bus yang melayani mobilitas masyarakat dari rumah mereka ke Pusat Kota atau sebaliknya. Di balik profesinya yang tampak sederhana, terdapat sebuah kisah perjuangan yang penuh dedikasi dan semangat untuk memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat. Muhammad Yacub atau yang akrab disapa Pak Yacub bukanlah sosok yang mudah menyerah. Selama bertahun-tahun, ia selalu merasa bahwa bekerja di sektor transportasi publik adalah cara terbaik untuk memberi kontribusi bagi masyarakat. Berbagai rute sudah pernah ia lalui dan berbagai jenis bus pun sudah ia kemudikan. Sebelum menjadi sopir bus Trans Koetaradja, Pak Yacub sudah menjadi sopir angkutan umum bernama Labi-labi selama kurang lebih 18 tahun. Ia berjuang menghadapi berbagai rintangan di jalanan demi memenuhi kebutuhan keluarga kecilnya. Ia tahu betul bahwa hidup tidak akan pernah mudah, tapi keyakinannya bahwa setiap usaha akan membuahkan hasil membuatnya tidak mudah menyerah. Dengan pengalaman bertahun-tahun di dunia transportasi, Pak Yacub akhirnya mendapatkan kesempatan untuk bergabung dengan Trans Koetaradja pada tahun 2017, angkutan yang menjadi tulang punggung transportasi publik di Banda Aceh. Sebagai seorang Pramudi, ia tidak hanya bertugas mengemudi, tetapi juga menjadi wajah dari pelayanan yang memastikan kenyamanan dan keselamatan penumpang. Baginya, pekerjaan ini lebih dari sekadar mencari nafkah, ia merasa bangga bisa menjadi bagian dari layanan yang memudahkan masyarakat Aceh. Tak jarang, ia mendengar ucapan terima kasih dari penumpang yang merasa terbantu dengan adanya bus Trans Koetaradja. kata-kata sederhana seperti itu menjadi penghargaan yang sangat berarti bagi dirinya. Hal itu membuatnya merasa bahwa setiap perjalanan yang dilaluinya membawa manfaat yang lebih besar. Namun, tugasnya tidak mudah. Tantangan di jalan sering kali datang, mulai dari kemacetan hingga tugas mengelola waktu yang sangat ketat. Namun, Pak Yacub tidak pernah mengeluh. Baginya, setiap rintangan adalah bagian dari proses yang membuatnya menjadi lebih kuat dan lebih bijak. Cerita Pak Yacub begitu membanggakan terkait ketulusannya dalam menjalankan pekerjaan. Ia bukan sekadar bekerja untuk mencari uang, tetapi juga untuk mengabdi kepada masyarakat. Bagi Pak Yacub, profesinya adalah kebanggaan, dan itu terlihat jelas dalam setiap langkahnya. Ia selalu memberikan yang terbaik kepada setiap penumpang yang memasuki busnya. Dengan semangat kerja keras dan rasa tanggung jawab yang tinggi, ia menjadi sosok yang dihormati oleh sesama sopir dan penumpang. Kisah Pak Yacub adalah bukti bahwa dari pekerjaan yang tampak sederhana sekalipun, seseorang bisa memberikan dampak yang besar bagi kehidupan orang lain. Ia menunjukkan bahwa ketulusan, dedikasi, dan kerja keras adalah kunci untuk meraih keberhasilan. Dengan setiap perjalanan yang ia tempuh, Pak Yacub tidak hanya mengantarkan penumpang ke tujuan mereka, tetapi juga mengantarkan inspirasi dan kebanggaan bagi masyarakat Aceh. Ia berharap besar agar bus Trans Koetaradja di masa yang akan datang akan terus bisa melayani masyarakat dengan baik, serta membuat pramudi dan pramugara lebih sejahtera. Semoga cerita ini bisa memberikan gambaran betapa besar dedikasi seorang sopir bus dalam menjalani tugasnya, dan bagaimana usaha serta kerja keras mereka patut dihargai.(Stephanie Marsya Ayundha) Baca Selengkap Tulisan Aceh TRANSit lainnya klik di bawah ini:

Asa Membara Rute Baru Trans Koetaradja

Aceh TRANSit – Kabar gembira bagi masyarakat Banda Aceh dan sekitarnya. Di tahun 2025, bus Trans Koetaradja kembali menghadirkan inovasi layanan dengan membuka tiga rute baru yang semakin mempermudah mobilitas warga. Rute-rute baru tersebut mencakup Darussalam- Pasar Lam Ateuk, rute Pusat Kota-Lampaseh-Lambung, dan rute Keudah – Pasar Al Mahirah. Mulai beroperasi sejak 25 Februari 2025, kehadiran rute baru ini merupakan jawaban atas permintaan masyarakat yang menginginkan akses transportasi umum lebih luas dan efisien. Kepala UPTD Angkutan Massal Trans Kutaraja, M. Hanung Kuncoro, menjelaskan bahwa dari banyaknya usulan rute baru, tiga rute inilah yang dapat direalisasikan. “Masyarakat di kawasan ini melapor ke perangkat desa agar bus Trans Koetaradja bisa menjangkau wilayah mereka. Permintaan ini kemudian diperkuat oleh surat dari DPRK dan DPRA, sehingga akhirnya tiga rute baru ini bisa kami wujudkan,” ujarnya dalam wawancara dengan tim majalah Aceh TRANSit, Selasa, 25 Maret 2025. Keputusan ini ternyata mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat. Berdasarkan data pergerakan penumpang e-Manifes yang terdapat di laman Dinas Perhubungan Aceh, feeder 8 (Pusat Kota – Lampaseh – Lambung) menjadi rute paling ramai sejak awal beroperasi hingga 25 Maret 2025. Ini menunjukkan bahwa hadirnya rute baru benar-benar memberikan dampak positif bagi mobilitas masyarakat. Salah satu penumpang setia bus Trans Koetaradja, Rahmawati, mengungkapkan rasa syukurnya atas perluasan rute ini. Perempuan yang akrab disapa Wati ini telah menggunakan layanan Bus Rapid Transit (BRT) sejak tahun 2016. Sebagai warga Gampong Pie, Kecamatan Meuraxa, Kota Banda Aceh, Wati yang tidak memiliki kendaraan pribadi merasa sangat terbantu dengan hadirnya rute baru ini. Memang, saat ini banyak masyarakat berharap adanya penambahan halte Trans Koetaradja, terutama di daerah yang minim fasilitas dan membutuhkan tempat berlindung. Namun, pembangunan halte permanen juga memiliki tantangan tersendiri. Beberapa halte kerap menjadi sasaran vandalisme, dan tidak jarang disalahgunakan sebagai tempat tidur oleh Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ), yang dapat mengganggu kenyamanan serta estetika lingkungan. Pemerintah Aceh melalui Dishub Aceh terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan, termasuk dalam hal prasarana transportasi. Salah satu langkah yang telah dilakukan adalah berkoordinasi dengan Dinas Sosial. “Kami sudah menyurati Dinas Sosial untuk menangani keberadaan ODGJ yang mengganggu kenyamanan penumpang, baik di halte maupun di dalam bus Trans Koetaradja. Beberapa ODGJ bahkan melakukan tindakan tidak senonoh yang membuat penumpang merasa khawatir,” jelas Hanung. Terlepas dari berbagai tantangan tersebut, Hanung berharap penambahan rute ini dapat mempermudah mobilitas masyarakat ke fasilitas publik. Dengan semakin bertambahnya rute, diharapkan semakin banyak warga yang beralih ke transportasi publik yang lebih nyaman, aman, terjangkau, dan ramah lingkungan. Pemerintah pun terus berkomitmen untuk meningkatkan pelayanan, agar masyarakat dapat menikmati perjalanan yang lebih mudah dan efisien. Bagi warga Banda Aceh yang belum mencoba bus Trans Koetaradja, yuk manfaatkan fasilitas ini! Dengan semakin luasnya jangkauan rute, kini perjalanan menuju pusat perbelanjaan, kawasan pendidikan, hingga area perdagangan semakin mudah dan nyaman.(Dhea Atifa) Baca Selengkap Tulisan Aceh TRANSit lainnya klik di bawah ini: