Dishub

Pj Gubernur Aceh Lepas Keberangkatan Jemaah Haji Aceh Kloter Pertama

BANDA ACEH – Penjabat Gubernur Aceh Bustami melepas keberangkatan 393 jemaah calon haji embarkasi Aceh ke tanah suci di Asrama Haji, Banda Aceh, Rabu, 29 Mei 2024. Jemaah calon haji yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) pertama ini, yang berasal dari Aceh Besar dan Sabang, berangkat dari Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM) menuju Arab Saudi menggunakan pesawat udara Boeing 777-300ER milik maskapai Garuda Indonesia. Dalam sambutannya, Bustami berharap kepada seluruh jemaah calon haji agar bisa memanfaatkan kesempatan yang berharga ini dengan melaksanakan berbagai amalan yang telah disyariatkan sehingga menjadi haji yang mabrur. “Saya yakin seluruh jemaah calon haji yang akan berangkat tahun ini sudah mempersiapkan diri secara maksimal,” sebutnya. Penyelenggaraan ibadah haji tahun ini mengusung tema “Haji Ramah Lansia.” Oleh karena itu, Bustami menggarisbawahi pentingnya perhatian terhadap para jemaah yang telah mencapai usia lanjut. Pemerintah, lanjut Bustami, sudah menetapkan beberapa petugas pada setiap kloter yang akan membimbing dan membantu para jemaah berusia lanjut. Untuk itu, para jamaah haji diminta untuk tidak ragu berkonsultasi bila dirasa ada permasalahan yang timbul, baik dari segi ibadah maupun kesehatan. Di samping itu, keberangkatan jemaah haji embarkasi Aceh juga turut diawasi oleh Kementerian Perhubungan Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara serta Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah II Medan. Para inspektur penerbangan hadir untuk memastikan keberangkatan jemaah telah memenuhi seluruh aspek keamanan dan keselamatan penerbangan melalui monitoring dan rampcheck di bandara.(AB)

Sejarah Zebra Cross, Permudah Akses Pejalan Kaki

Zebra cross atau lintasan penyeberangan pejalan kaki adalah bagian penting dari infrastruktur jalan modern yang berfungsi untuk memberikan keamanan bagi pejalan kaki saat menyeberangi jalan. Zebra cross pertama kali diperkenalkan sebagai solusi untuk meningkatkan keselamatan lalu lintas dan mengurangi kecelakaan yang melibatkan pejalan kaki. Asal Usul Zebra Cross Penggunaan zebra cross pertama kali dicatat pada awal abad ke-20 di Inggris. Pada saat itu, kecelakaan lalu lintas yang melibatkan pejalan kaki sangat tinggi, terutama di kota-kota besar seperti London. Peningkatan jumlah kendaraan bermotor membuat kebutuhan akan solusi keselamatan menjadi sangat mendesak. Pada tahun 1949, setelah Perang Dunia II, pemerintah Inggris mulai melakukan uji coba berbagai desain lintasan penyeberangan untuk meningkatkan keamanan pejalan kaki. Salah satu desain yang diuji adalah pola garis-garis putih yang ditempatkan di atas permukaan jalan. Desain ini kemudian dikenal sebagai “zebra crossing” karena kemiripannya dengan pola garis pada tubuh zebra. Pada tahun 1951, setelah melalui berbagai uji coba dan evaluasi, zebra cross secara resmi diperkenalkan di Inggris. Penggunaan zebra cross ini segera menyebar ke negara-negara lain di Eropa dan seluruh dunia sebagai standar lintasan penyeberangan pejalan kaki. Perkembangan dan Penggunaan Zebra Cross Sejak diperkenalkan, desain zebra cross telah mengalami beberapa perubahan untuk meningkatkan efektivitasnya. Beberapa fitur tambahan, seperti lampu penanda (beacon lights) dan tanda peringatan, ditambahkan untuk lebih meningkatkan visibilitas dan keamanan. Di banyak negara, zebra cross kini dilengkapi dengan lampu lalu lintas khusus untuk pejalan kaki yang memberikan sinyal waktu aman untuk menyeberang. Selain itu, desain zebra cross juga telah disesuaikan dengan kebutuhan lokal dan kondisi jalan di berbagai negara. Zebra Cross di Indonesia Di Indonesia, zebra cross juga digunakan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan keselamatan pejalan kaki. Zebra cross dapat ditemukan di berbagai kota besar dan kecil, serta di sekitar sekolah, rumah sakit, dan tempat-tempat umum lainnya. Pemerintah terus mendorong penggunaan zebra cross dan disiplin dalam berkendara untuk mengurangi angka kecelakaan lalu lintas yang melibatkan pejalan kaki. Zebra cross telah menjadi bagian penting dari sistem lalu lintas modern. Sejak pertama kali diperkenalkan di Inggris pada tahun 1951, zebra cross telah membantu mengurangi jumlah kecelakaan dan meningkatkan keselamatan pejalan kaki di seluruh dunia. Inovasi dan penyesuaian terus dilakukan untuk memastikan zebra cross tetap efektif dan relevan dengan perkembangan zaman.(MR) *Diolah dari berbagai sumber

Maskapai Garuda Indonesia Siap Dukung Suksesnya PON XXI Aceh-Sumut

JAKARTA – Maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia terus memperkuat komitmennya dalam mendukung penyelenggaraan berbagai agenda nasional. Dukungan tersebut kali ini direpresentasikan oleh Garuda Indonesia melalui penandatanganan perjanjian kerja sama dengan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) yang dilaksanakan pada hari Senin (27/5) di Hanggar 2 GMF AeroAsia di mana Garuda Indonesia secara resmi menjadi mitra resmi KONI pada penyelenggaraan berbagai event olahraga nasional dengan periode perjanjian selama 4 tahun hingga 13 Mei 2028 mendatang. Melalui penandatanganan kerja sama tersebut, Garuda Indonesia diproyeksikan akan menerbangkan sedikitnya sekitar 12 ribu penumpang yang terdiri atas Pengurus, Atlet, Kontingen, Delegasi dan Official di 38 Provinsi serta 65 Induk Cabang Olahraga yang dipertandingkan di bawah naungan KONI (33 Aceh, 34 Sumut) dengan berbagai penawaran benefit tambahan. Selain itu, Garuda Indonesia juga secara resmi turut menjadi official airline pada penyelenggaraan agenda Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI yang akan diselenggarakan di Aceh dan Sumatera Utara pada tanggal 8-20 September 2024 mendatang. Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra mengungkapkan bahwa penandatanganan perjanjian kerja sama bersama KONI tersebut merupakan inisiatif berkelanjutan Perusahaan dalam berkontribusi aktif memajukan sektor olahraga nasional dengan memastikan tersedianya layanan penerbangan yang aman dan nyaman dalam memobilisasi para pelaku olahraga di Indonesia. “Kami memahami bahwa olahraga adalah salah satu sektor yang paling berkontribusi aktif mengharumkan nama bangsa di kancah dunia melalui berbagai keberhasilan penyelenggaraan event olahraga internasional di Indonesia maupun raihan berbagai prestasi membanggakan para atlet Indonesia di level internasional. Tentunya merupakan sebuah kebanggaan bagi kami untuk dapat terlibat aktif dalam memajukan sektor olahraga bersama KONI,” jelas Irfan. Irfan menambahkan, “Dengan kondisi bonus demografi yang sedang dihadapi oleh Indonesia, penyelenggaraan berbagai event olahraga yang diinisiasi oleh KONI seperti PON tentunya akan melahirkan bibit-bibit unggul di berbagai induk cabang olahraga yang dapat dibina menjadi atlet terbaik dan berprestasi di level internasional pada masa yang akan datang.” Sementara itu, Ketua Umum KONI Pusat, Letjen TNI (Purn.) Marciano Norman mengungkapkan, “Kerja sama dalam bidang transportasi khususnya penerbangan ini memerlukan satu koordinasi yang detail antara KONI Pusat dengan Garuda Indonesia, sehingga kehadiran Garuda Indonesia bisa memberikan bantuan percepatan kemudahan transportasi udara bagi kontingen yang disiapkan oleh Garuda Indonesia.” “Saya berharap dengan adanya kerja sama ini, di samping Garuda Indonesia, Citilink juga bisa membantu penyelenggaraan PON XXI dari daerah-daerah yang memang tidak dilewati Garuda Indonesia,” sambungnya. Lebih lanjut, melalui penandatanganan perjanjian kerja sama tersebut, Garuda Indonesia turut menawarkan berbagai benefit yang dapat dinikmati oleh para pelaku olahraga nasional di antaranya meliputi penawaran diskon sebesar 15% untuk rute domestik, diskon 20% untuk rute internasional, tambahan bagasi hingga 5 kg untuk para penumpang, hingga penawaran bagasi untuk sport equipment mencapai 23 kg. Selain itu, Garuda Indonesia juga turut menyediakan konter check-in di bandara khusus untuk para pelaku olahraga di bawah naungan KONI, dedicated PIC, head rest cover, hingga penawaran harga khusus untuk material promosi yang direncanakan akan ditampilkan pada livery pesawat dan in-flight magazine Garuda Indonesia. “Kiranya dukungan Garuda Indonesia melalui penyediaan layanan penerbangan yang aman dan nyaman terhadap para pelaku olahraga di bawah naungan KONI tersebut dapat meningkatkan kualitas berbagai penyelenggaraan event olahraga di Indonesia sehingga akan memberikan efek domino jangka panjang berupa semakin banyak munculnya pemuda-pemudi terbaik yang beprestasi di sektor olahraga,” tutup Irfan.(MR) Sumber: Rilis Berita Pt Garuda Indonesia (Persero) Tbk Corporate Secretary

Mengenal Teknologi Blockchain Dalam Dunia Transportasi

Teknologi Blockchain sedang dieksplorasi potensinya untuk meningkatkan keamanan, transparansi, dan efisiensi dalam sistem transportasi. Blockchain sendiri merupakan teknologi pencatatan secara permanen terhadap setiap transaksi yang dilakukan. Sistem tersebut terletak dalam sebuah database publik yang dapat diakses. Sebagai pusat data blockchain dirancang untuk menyimpan informasi elektronik dengan format digital dan mampu menjaga catatan transaksi dengan aman dan terdesentralisasi. Berikut beberapa manfaat teknologi blockchain jika diterapkan dalam sektor transportasi : Transparansi : Blockchain menciptakan catatan transaksi yang transparan, yang dapat meningkatkan efisiensi dalam setiap transaksi. Peningkatan Keamanan: Sifat blockchain yang terdesentralisasi dan tidak dapat diubah memastikan integritas data dan mengurangi risiko penipuan. Koordinasi yang Lebih baik: Blockchain dapat memfasilitasi koordinasi yang lebih baik di antara berbagai pemangku kepentingan (stakeholder) dalam rantai transportasi, sehingga menghasilkan koordinasi yang lebih baik. Berbagi Data Secara Real-time: Blockchain memungkinkan pembagian data secara real-time di antara para penumpang dan stakeholder, yang dapat meningkatkan efesiensi pengambilan keputusan. Keberlanjutan: Teknologi Blockchain dapat berkontribusi pada upaya keberlanjutan dengan memungkinkan perutean yang lebih efisien, mengurangi limbah, dan mendukung kepatuhan terhadap peraturan lalu lintas. Penerapan blockchain dalam sektor transportasi masih dalam tahap awal, namun hal ini cukup menjanjikan dalam mengatasi tantangan yang sudah lama ada seperti transparansi dokumen dan transaksi, keamanan, dan efisiensi dalam bidang transportasi. Seiring dengan semakin matangnya teknologi ini, semoga kedepannya kita dapat melihat penerapan yang lebih luas dalam dunia transportasi. (AP)

Apa Itu Turbulensi Pesawat? Begini Penjelasan Lengkapnya

Turbulensi pesawat adalah fenomena yang sering dialami penumpang selama penerbangan, yang biasanya ditandai oleh getaran atau guncangan yang terjadi saat pesawat terbang. Meskipun sering kali menimbulkan ketidaknyamanan dan ketakutan, turbulensi umumnya tidak berbahaya bagi pesawat maupun penumpangnya. Untuk memahami turbulensi lebih lanjut, berikut adalah penjelasan lengkapnya. Turbulensi adalah pergerakan udara yang tidak teratur yang menyebabkan pesawat bergetar atau terguncang saat terbang. Fenomena ini terjadi karena adanya variasi kecepatan dan arah angin di atmosfer. Turbulensi dapat terjadi pada ketinggian yang berbeda dan di berbagai kondisi cuaca. Jenis-Jenis Turbulensi Penyebab Turbulensi Turbulensi bisa disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain: Dampak Turbulensi Meskipun turbulensi bisa menimbulkan ketidaknyamanan, terutama bagi penumpang yang tidak terbiasa, pesawat modern dirancang untuk menahan tekanan dan guncangan yang disebabkan oleh turbulensi. Pilot juga dilatih untuk mengatasi situasi ini dan akan mencari rute yang lebih halus jika memungkinkan. Penumpang disarankan untuk selalu mengenakan sabuk pengaman saat duduk, bahkan ketika tanda kenakan sabuk pengaman dimatikan, untuk menghindari cedera akibat turbulensi mendadak. Turbulensi adalah fenomena umum yang terjadi selama penerbangan dan meskipun sering kali menimbulkan ketidaknyamanan, biasanya tidak berbahaya. Pemahaman tentang jenis-jenis turbulensi dan penyebabnya dapat membantu penumpang merasa lebih tenang selama mengalami fenomena ini. Dengan teknologi pesawat yang terus berkembang dan keterampilan pilot yang terlatih, keamanan selama penerbangan tetap terjaga meski mengalami turbulensi.(MR) *Diolah dari berbagai sumber

Penyeberangan Labuhan Haji Ke Simeulue Dialihkan Sementara

Calon Penumpang bisa berangkat melalui Pelabuhan Calang, Meulaboh, dan Singkil Kapal KMP Aceh Hebat 3 yang melayani lintasan penyeberangan Labuhan Haji – Sinabang tidak diberangkatkan pada Sabtu, 25 Mei 2024, malam. Penghentian keberangkatan ini berdasarkan pengumuman yang dirilis oleh PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Singkil dengan Nomor: OP/128/ASDP/L.HAJI/V/2024 tanggal 26 Mei 2024. General Manager PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Singkil, Burhan Zahim menyampaikan bahwa KMP Aceh Hebat 3 mengalami kendala teknis operasional dan membutuhkan perbaikan sementara sehingga kapal tidak bisa diberangkatkan dari Labuhan Haji. “Kami sedang mengusahakan pemesanan spare-part untuk perbaikan dari galangan di Pulau Nias atau Belawan. Mudah-mudahan bisa secepatnya,” sebutnya. Kepala Dinas Perhubungan Aceh Teuku Faisal mengharapkan pihak ASDP bisa segera menangani kendala-kendala yang ada agar tidak terjadi penumpukan orang maupun kendaraan di pelabuhan. “Khususnya, kita perlu menjamin distribusi barang pokok ke Simeulue bisa berjalan dengan lancar sehingga tidak mempengaruhi harga bahan pokok,” ungkapnya. Selama KMP Aceh Hebat 3 menjalani perbaikan, angkutan penyeberangan ke Simeulue akan dilayani oleh KMP Wira Camelia dari Singkil, serta KMP Aceh Hebat 1 dari Pelabuhan Calang dan Pelabuhan Penyeberangan Kuala Bubon, Aceh Barat. Kadishub Aceh mengimbau kepada masyarakat yang ingin menyeberang dari dan ke Pulau Simeulue bisa melakukan perjalanan melalui tiga lintasan tersebut untuk sementara waktu. Sementara itu, berdasarkan informasi dari PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Singkil, KMP Teluk Sinabang akan kembali masuk lintasan pada tanggal 7 Juni 2024 setelah menjalani docking tahunan di Pulau Nias.(AB)

Fungsi Child Lock pada Mobil

Keamanan berkendara adalah prioritas utama bagi setiap pemilik kendaraan, terutama ketika membawa penumpang anak-anak. Salah satu fitur keselamatan yang dirancang khusus untuk melindungi anak-anak di dalam mobil adalah child lock. Fitur ini mungkin sederhana, tetapi memiliki peran yang sangat penting dalam mencegah kecelakaan dan memastikan keselamatan anak-anak selama perjalanan. Artikel ini akan membahas fungsi child lock pada mobil, cara kerjanya, dan pentingnya fitur ini dalam meningkatkan keamanan berkendara. Apa itu Child Lock? Child lock adalah mekanisme pengaman yang terdapat pada pintu belakang mobil, yang berfungsi untuk mencegah pintu dibuka dari dalam kabin. Mekanisme ini biasanya diaktifkan dengan menekan atau memutar tuas kecil yang terletak di tepi pintu ketika pintu dalam posisi terbuka. Setelah diaktifkan, pintu hanya dapat dibuka dari luar, sehingga mencegah anak-anak membuka pintu secara tidak sengaja selama perjalanan. Fungsi Utama Child Lock Cara Kerja Child Lock Child lock umumnya mudah digunakan. Pada sebagian besar mobil, terdapat tuas kecil di tepi pintu belakang yang dapat digeser atau diputar untuk mengaktifkan atau menonaktifkan fitur ini. Berikut langkah-langkah umum untuk mengaktifkan child lock: Pentingnya Child Lock Mengaktifkan child lock adalah langkah preventif yang sederhana namun efektif dalam menjaga keselamatan anak-anak selama perjalanan. Fitur ini sangat penting terutama jika Anda sering bepergian dengan anak-anak atau memiliki anak yang masih kecil dan belum memahami risiko membuka pintu mobil saat kendaraan sedang berjalan. Selain itu, child lock juga berperan dalam mengurangi distraksi bagi pengemudi, sehingga dapat berkonsentrasi penuh pada mengemudi dan kondisi jalan. Kesimpulan Child lock adalah fitur keselamatan yang esensial pada mobil modern, dirancang khusus untuk melindungi anak-anak dari potensi bahaya saat berkendara. Dengan mencegah pintu terbuka dari dalam, child lock membantu menghindari kecelakaan, menjaga keselamatan anak-anak, dan memberikan ketenangan bagi pengemudi. Mengaktifkan child lock seharusnya menjadi kebiasaan setiap kali ada anak-anak yang naik mobil, sebagai bagian dari upaya menjaga keselamatan mereka di jalan raya.(MR) *Diolah dari berbagai sumber

Menteri Perhubungan Dorong Percepatan Penggunaan Bus Listrik di Perkotaan

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mendorong percepatan penggunaan bus listrik untuk transportasi publik di wilayah perkotaan. Hal ini disampaikan Menhub dalam acara Sustainable E-Mobility Event: Upscaling Bus Electrification Nationwide yang diselenggarakan oleh Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) Indonesia, di Jakarta, Selasa (21/5). “Kementerian Perhubungan selalu memprioritaskan pengadopsian transportasi yang rendah emisi dan peningkatan kualitas udara. Karena itu, kami mendorong percepatan elektrifikasi transportasi publik yakni penggunaan bus listrik untuk kawasan perkotaan,” ujar Menhub. Menhub menjelaskan, pengguna kendaraan pribadi di Indonesia masih tinggi dibanding pengguna transportasi umum, terutama yang berbasis bahan bakar fosil. Oleh sebab itu, lanjutnya, pemerintah terus berkomitmen untuk menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) yang telah tercantum dalam Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2020 – 2024. Lebih lanjut, Menhub juga menerangkan bahwa saat ini sudah ada Peraturan Presiden (Prepres) Nomor 79 tahun 2023 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai. Atas dasar itu, Kementerian Perhubungan pun sedang menyusun Road Map Implementasi E-Mobility untuk program transportasi massal berbasis BRT di Indonesia. Implementasi tersebut yakni angkutan perkotaan dengan skema BTS menggunakan armada listrik di dua kota, yaitu Bandung (8 Bus) dan Surabaya (14 Bus). Program lainnya Mastran di dua kota, yaitu Medan dan Bandung yang implementasinya akan menggunakan bus listrik. Namun demikian, Menhub menuturkan bahwa masih ada sejumlah tantangan dalam penerapan angkutan umum berbasis listrik di Indonesia. Di antaranya, belum optimalnya komitmen Pemerintah Daerah (Pemda) dalam penyelenggaraan transportasi publik serta kurangnya sarana dan prasarana terkait kesiapan armada bus listrik, seperti halnya charging station. “Pemerintah Pusat sudah berusaha untuk mengadakan kendaraan listik. Hanya saja, dukungan Pemda saya rasa belum optimal. Poin penting yang ingin saya sampaikan, Pemerintah Pusat dan Pemda punya tanggung jawab yang sama untuk menyelenggarakan angkutan publik yang ramah lingkungan,” ungkap Menhub. Sementara itu, Menhub juga menyadari bahwa pengadaan kendaraan listrik membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Menurutnya, harga kendaraan listrik bisa dua kali lipat lebih mahal dibanding kendaraan konvensional. “Menurut saya, salah satu komponen yang perlu diperhatikan dalam kendaraan listrik adalah baterai. Karena itu, saya berharap ITDP atau pihak-pihak lain yang berkepentingan bisa melakukan riset bagaimana cara mendapatkan baterai dengan harga yang terjangkau,” terang Menhub. Dalam kesempatan tersebut, Menhub juga menerima hasil studi ITDP Indonesia terkait Peta Jalan dan Program Insentif Nasional Elektrifikasi Transportasi Publik Perkotaan Berbasis Jalan untuk mendukung akselerasi elektrifikasi bus di perkotaan. Dokumen studi diserahkan oleh Direktur Asia Tenggara ITDP Gonggomtua Sitanggang, disaksikan langsung oleh CEO ITDP Heather Thompson dan Direktur Eksekutif ViriyaENB Suzanty Sitorus. Untuk diketahui, studi ITDP ini mencakup penilaian tentang kesiapan elektrifikasi transportasi publik, kesiapan adopsi Kendaraan Listrik Berbasis Baterai, serta faktor mendesak lain, seperti polusi udara dan kemacetan di 98 wilayah perkotaan di Indonesia. Ini merupakan bentuk dukungan ITDP kepada Pemerintah, khususnya Kementerian Perhubungan, dalam rangka mencapai target 90 persen elektrifikasi transportasi publik pada tahun 2030. “Hasil studi ini sangat bermanfaat karena dapat membantu kami dalam upaya percepatan pengembangan infrastruktur dan regulasi yang mendukung elektrifikasi transportasi publik. Ini bukan hanya langkah maju bagi transportasi, tapi juga untuk kualitas hidup yang lebih baik bagi masyarakat secara keseluruhan,” pungkas Menhub.(MR) Sumber: Kemenhub RI

Jenis-Jenis Rem yang Digunakan di Kereta Api

Rem adalah komponen vital dalam sistem keselamatan kereta api. Mereka berfungsi untuk mengurangi kecepatan, menghentikan kereta api, dan mempertahankan kereta api dalam posisi berhenti. Ada beberapa jenis rem yang digunakan di kereta api, masing-masing dengan mekanisme dan fungsinya sendiri. Berikut ini adalah beberapa jenis rem yang umum digunakan di kereta api: Rem udara adalah salah satu sistem rem yang paling umum digunakan di kereta api. Sistem ini bekerja dengan menggunakan udara bertekanan untuk mengoperasikan rem pada setiap gerbong. Udara bertekanan disimpan dalam reservoir di setiap gerbong dan dikendalikan oleh masinis melalui pipa rem utama yang menghubungkan semua gerbong. Ketika masinis menarik tuas rem, tekanan udara dalam pipa rem menurun, menyebabkan katup di reservoir udara membuka dan mengaktifkan rem. Rem vakum bekerja dengan prinsip yang berlawanan dari rem udara. Sistem ini menggunakan vakum (tekanan rendah) untuk mengoperasikan rem. Vakum dihasilkan oleh pompa vakum di lokomotif, dan pipa vakum menghubungkan semua gerbong. Ketika vakum berkurang, rem diaktifkan. Sistem ini lebih umum digunakan di kereta api tua dan di beberapa negara berkembang. Rem elektropneumatik menggabungkan sistem pneumatik dengan kontrol elektronik. Sistem ini memungkinkan masinis untuk mengontrol rem dengan lebih presisi dan responsif. Dalam sistem ini, sinyal elektronik dikirim dari lokomotif ke setiap gerbong untuk mengaktifkan rem, sementara udara bertekanan masih digunakan untuk menerapkan gaya pengereman. Rem regeneratif adalah sistem rem yang digunakan terutama pada kereta api listrik dan kereta api cepat. Sistem ini bekerja dengan mengubah energi kinetik kereta menjadi energi listrik saat pengereman. Energi listrik ini kemudian dapat disimpan dalam baterai atau dikembalikan ke jaringan listrik. Rem regeneratif tidak hanya membantu dalam mengurangi kecepatan, tetapi juga meningkatkan efisiensi energi. Rem mekanis adalah jenis rem yang lebih sederhana dan biasanya digunakan sebagai rem tambahan atau darurat. Sistem ini menggunakan mekanisme mekanis, seperti pegas atau tuas, untuk mengaktifkan rem. Pada beberapa kereta api, rem mekanis digunakan sebagai rem parkir untuk memastikan kereta tidak bergerak saat berhenti. Kereta api menggunakan berbagai jenis rem untuk memastikan keselamatan dan efisiensi operasi. Rem udara dan vakum adalah sistem yang paling tradisional dan masih banyak digunakan, sementara rem elektropneumatik dan regeneratif menawarkan kontrol yang lebih baik dan efisiensi energi. Rem mekanis berfungsi sebagai tambahan atau rem darurat. Pemilihan sistem rem tergantung pada jenis kereta api, kebutuhan operasional, dan teknologi yang tersedia. Setiap jenis rem memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri, dan seringkali digunakan dalam kombinasi untuk memastikan bahwa kereta api dapat berhenti dengan aman dan efisien dalam berbagai kondisi operasional.(MR) *Diolah dari berbagai sumber

Bahaya Pelintasan Sebidang Tanpa Palang Pintu

Pelintasan sebidang tanpa palang pintu merupakan salah satu titik rawan kecelakaan yang sering terabaikan. Keberadaan pelintasan ini dapat menjadi ancaman serius bagi keselamatan pengendara kendaraan bermotor, pejalan kaki, dan pengguna jalan lainnya. Berikut adalah beberapa bahaya utama yang dihadapi pada pelintasan sebidang tanpa palang pintu: 1. Risiko Tabrakan Pelintasan sebidang tanpa palang pintu memiliki risiko tabrakan yang tinggi antara kereta api dan kendaraan bermotor. Ketiadaan palang pintu membuat pengendara kendaraan bermotor sering kali tidak menyadari atau terlambat menyadari keberadaan kereta api yang mendekat. Hal ini bisa menyebabkan kecelakaan fatal yang berdampak serius bagi korban. 2. Kurangnya Waktu Reaksi Pengemudi membutuhkan waktu yang cukup untuk bereaksi terhadap sinyal dan suara peringatan kereta api. Namun, tanpa palang pintu, peringatan ini sering kali tidak memadai atau terabaikan. Kurangnya waktu reaksi dapat mengakibatkan pengemudi tidak sempat menghentikan kendaraannya, sehingga risiko kecelakaan meningkat. 3. Tingkat Kewaspadaan yang Rendah Pelintasan tanpa palang pintu cenderung menurunkan tingkat kewaspadaan pengemudi. Mereka mungkin merasa tidak ada ancaman yang signifikan dan dengan demikian kurang berhati-hati. Hal ini sangat berbahaya terutama di malam hari atau dalam kondisi cuaca buruk dimana visibilitas terbatas. 4. Kesulitan Menghitung Jarak dan Kecepatan Kereta Tanpa palang pintu, pengemudi harus mengandalkan penilaian visual untuk menentukan jarak dan kecepatan kereta api yang mendekat. Ini bisa sangat sulit dilakukan, terutama bagi pengemudi yang tidak berpengalaman atau yang berada di lokasi dengan pandangan terbatas. 5. Kesalahan Manusia Faktor kesalahan manusia, seperti kelelahan, gangguan, atau ketidakpatuhan terhadap rambu lalu lintas, dapat meningkatkan risiko kecelakaan di pelintasan sebidang tanpa palang pintu. Tanpa penghalang fisik seperti palang pintu, kemungkinan terjadinya kesalahan meningkat. Upaya Pencegahan Untuk mengurangi risiko kecelakaan di pelintasan sebidang tanpa palang pintu, diperlukan beberapa upaya pencegahan: Pelintasan sebidang tanpa palang pintu merupakan sumber bahaya yang signifikan bagi keselamatan lalu lintas. Untuk mengurangi risiko kecelakaan, penting untuk mengimplementasikan langkah-langkah pencegahan yang komprehensif dan berkelanjutan.(MR) Sumber