Dishub

Pejabat Kabupaten Studi Banding ‘BEREH’ ke Dishub Aceh

Pejabat Kabupaten yang terdiri dari  Asisten I Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Aceh Timur dan 3 (tiga) Camat se-Aceh mengunjungi Dinas Perhubungan (Dishub) Aceh dalam rangka meninjau konsep BEREH (Bersih, Rapi, Estetis, dan Hijau) yang beberapa waktu lalu digaungkan oleh Plt Gubernur Aceh, Ir. Nova Iriansyah MT melalui  Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh, dr. Taqwallah, M.Kes. Pejabat-pejabat tersebut adalah Syahrizal Fauzi  (Asisten I Pemerintah Kabupaten Aceh Timur), Ibrahim (Camat Gandapura, Bireuen), Tahta Amrullah (Camat Trumon Tengah, Aceh Selatan), dan Saiful Ifwan (Camat Batee, Pidie). Kedatangan camat ini pada Kamis (3/10/2019) disambut hangat Kadishub Aceh, Junaidi, S.T, M.T., beserta jajarannya. Dalam paparannya, Junaidi menyebut beragam perubahan telah dilakukan Dishub Aceh dalam mendukung konsep BEREH seperti, renovasi ruang kerja pegawai, interior kantor, mushalla, toilet, taman serta penghijauan dalam bentuk penempatan bunga hidup pada seluruh ruang kerja Dishub Aceh. “Yang dilakukan Pemerintah Aceh ini adalah sangat baik untuk generasi mendatang. Pelayanan yang baik didukung oleh SDM dan kenyamanan kantor ini sangat penting untuk mendukung kinerja, Pemerintah Aceh” sebutnya. Dilanjutkannya, selama ini Dishub Aceh telah berupaya melakukan berbagai perubahan ke arah yang lebih baik, bahkan sebelum program ini gemakan. Selain itu, beragam inovasi Dishub Aceh juga dipaparkan, khususnya konsep smart office dan green office. Selanjutnya Innovation Centre Room, taman konektivitas, ruang fitnes, penggunaan tumbler untuk mengurangi sampah plastik serta pemisahan sampah organik dan non organik. “Isu lingkungan menjadi isu yang sangat penting saat ini. Apalagi terus didorong oleh Pak Sekda. Gerakan pelestarian lingkungan sudah menjadi perhatian dunia. Untuk itu, Dishub Aceh pun berkomitmen kuat untuk menjaga kelestarian alam dan dimulai dari level kantor,” pungkas Junaidi. Camat Trumon, Nagan Raya, Tahta Amrullah menyebut ketertarikannya pada ruang kerja Innovation Centre Room (ICR). “Ini salah satu ruang yang saya sukai, karena pemanfaatan ruang tersebut tidak memandang sekat antara pimpinan dengan bawahan untuk saling bertukar pikiran dan berinovasi bagi pembangunan,” ujarnya. Camat Gandapura, Bireuen, Ibrahim menyebut Dishub Aceh dapat menjadi contoh bagi kecamatannya untuk terapkan wilayah kerjanya. Sementara itu, Camat Batee, Pidie, Saiful Ifwan,  menyebut keunggulan Dishub Aceh  harus digali olehnya untuk menjadi potensi besar dalam hal percepatan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. “Saya lihat, suasana ruang kerja di Dishub Aceh hampir sama dengan ruang kerja di kementerian,” sebutnya. Ditambahkannya, Ini bisa jadi pilot proyek bagi pihaknya.  Saiful pun menyebut, diharapkan sebaiknya SKPA lain juga mengikuti Dishub Aceh. Selain Camat, Asisten Pemerintah Kabupaten Aceh Timur, Syahrizal Fauzi dalam rombongan ini. Syahrizal menyebut ketertarikannya pada aspek kebersihan yang sudah baik, di dalam maupun di luar kantor. Katanya, penghijaun juga sudah memadai ditambah tingkat kedisplinan ASN dapat dinilai tinggi. “Saya berharap, program BEREH ini tidak hanya berlangsung di provinsi saja, juga di kabupaten/kota. Kami berharap dibimbing oleh Pemerintah Aceh,” sebutnya. (MR)

Tiga Tokoh Inspiratif Raih Anugerah Dishub Aceh di Malam Keakraban

Dishub Aceh menganugerahkan tokoh inspiratif yang menjadi inspirasi bagi insan perhubungan dalam menjalankan tugas di sektor transportasi. Perhargaan tersebut diberikan pd Acara Malam Keakraban Keluarga Besar Perhubungan tadi malam (Selasa/17/9) di Taman Budaya, Banda Aceh. Tiga tokoh inspiratif ini dipilih karena dedikasi dan bakti nyata-nya selama ini dalam perkembangan dunia transportasi di Aceh. Ketiga tokoh inspiratif yang terpilih adalah Keuchik Harun Husen, beliau sopir Robur pada era tahun 1970-an, Sualiman Timpor, seorang operator getek mandiri untuk penyeberangan sungai di Kecamatan Simpang Jernih, Aceh Timur. Keterbatasan bukanlah penghalang unuk mengadbi, sebab itu, Husan juru parkir dengan keterbatasn fisik atau difabel di Kota Banda Aceh terpilih juga sebagai tokoh inspiratif. Kadishub Aceh, Junaidi, S.T., M.T., menyebut penghargaan tersebut diberikan karena dedikasi mereka terhadap pelayanan transportasi menjadi inspirasi dan energi positif bagi insan perhubungan saat ini. “Bapak-bapak ini menjadi inspirasi dan motivasi bagi kita semua,” sebut Junaidi. Malam keakraban merupakan kegiatan puncak dalam rangka memperingati Harhubnas 2019 di Provinsi Aceh. Harhubnas 2019 mengusung tema “Merajut Nusantara Membangun Bangsa, Bakti Nyata Insan Perhubungan Untuk Indonesia Unggul, Indonesia Maju.” Selain penganugerahan tokoh inspiratif, Malam Keakraban Dishub Aceh turut dibarengi dengan pembagian hadiah pemenang lomba fotografi dan lomba vlog Trans Koetaradja. Pun demikian sejumlah hiburan menambah kemeriahan acara malam itu. Kehadiran pentas mini teater anak-anak muda pegawai Dishub Aceh menjadi penutup kegiatan pada malam itu. (AM)

Plt. Gubernur Aceh Ajak Insan Perhubungan Tingkatkan Layanan

Segenap Insan Perhubungan di lingkungan Provinsi Aceh mengikuti Upacara Bendera Peringatan Hari Perhubungan Nasional Tahun 2019 di Halaman Kantor Gubernur Aceh (Selasa/17/9). Upacara yang diikuti pula oleh Mitra Perhubungan Provinsi Aceh ini dipimpin langsung oleh Plt. Gubernur Aceh, Ir. Nova Iriansyah, ST., MT. Dalam amanatnya, Plt. Gubernur Aceh menyampaikan sambutan Menteri Perhubungan Republik Indonesia, yang mengingatkan kepada seluruh insan perhubungan untuk melakukan introspeksi sebagai pelaksana tugas di sektor perhubungan. Dan merenungkan kembali terhadap kinerja dan berbagai peristiwa yang terjadi di sektor perhubungan. Serta menyatukan persepsi dan tekad untuk meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat. Peringatan Hari Perhubungan Nasional tahun 2019 mengusung tema “Merajut Nusantara Membangun Bangsa, Bakti Nyata Insan Perhubungan Untuk Indonesia Unggul, Indonesia Maju”. Ditemui Tim Aceh TRANSit setelah upacara, Plt. Gubernur Aceh berharap insan perhubungan Aceh lebih meningkatkan kinerjanya. Karena bagi negara maju, sektor perhubungan sangat vital. Tidak ada pertumbuhan ekonomi tanpa adanya konektivitas (transportasi) yang baik. “Saya berharap insan perhubungan meningkatkan kinerjanya. Karena kita tahu, bagi negara maju transportasi adalah objek vital. Tidak ada pertumbuhan ekonomi tanpa konektivitas yang baik,” sebut Nova usai upacara. (AM)

Rapat Evaluasi Progam untuk Sinergisitas Transportasi Berkeadilan

Perlunya diwujudkan persamaan visi dan persepsi dalam pelaksanaan tugas serta menciptakan sinkronisasi program kerja, kebijakan dan operasional antara Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota. Pernyataan tersebut disampaikan Kepala Dishub Aceh, Junaidi, S.T., M.T., pada pembukaan Rapat Evaluasi Program Tahun Anggaran 2019 & Sinergisitas Penyusunan Program Tahun 2021 hari ini (Senin/16/9). “Sehingga menghasilkan kesepakatan antara pelaku pembangunan perhubungan dengan rencana kerja pemerintah,” sambung Junaidi lagi. Materi yang dibahas dalam kegiatan tersebut, diantaranya; Evaluasi Program Tahun 2019 yang disampaikan oleh Sekretaris Dishub Aceh , T. Faisal, S.T., M.T., dan Sinkronisasi Publikasi Sektor Transportasi Menuju Perhubungan Hebat, yang disampaikan oleh Pemimpin Redaksi Serambi Indonesia, Zainal Arifin M.Nur. Kegiatan yang dihelat di Hotel Grand Nanggroe Banda Aceh ini dihadiri oleh seluruh Kadishub Kabupaten/Kota se-Provinsi Aceh. (AM)

Sejumlah Kegiatan Meriahkan Harhubnas 2019 Dishub Aceh

Sejumlah kegiatan dan perlombaan ikut memerihakan peringatan Hari Perhubungan Nasional (Harhubnas 2019) Dinas Perhubungan Aceh. Jenis perlombaan yang berlangsung diantaranya lomba memasak, senam gembira, karaoke, membaca puisi, sepeda lambat, fotografi, vlog Trans Koetaradja, menghias kue, hingga lomba mewarnai anak. Kegiatan ini dilaksanakan untuk menumbuhkan jiwa kebersamaan dan sportivitas di kalangan pegawai Dishub Aceh di masing-masing bidang dan mitra perhubungan turut andil dlm setiap ajang perlombaan yang dilombakan. Masih dalam rangkaian kegiatan memperingati Harhubnas 2019, BPTD Wilayah I Aceh bekerjasama dengan PMI Banda Aceh menyelenggarakan Donor Darah di Terminal Tipe A Banda Aceh,Jumat (13/9/2019). Pegawai dan Dharma Wanita Persatuan (DWP) Dishub Aceh nampak semangat mengikuti donor darah ini berhasil mendapatkan 39 kantong darah. Selain mengikuti aksi donor darah, DWP Dishub Aceh menyelenggarakan bakti sosial dengan memberikan bantuan berupa santunan, Jumat (13/9/2019). Baksos yang dilaksanakan antara lain penyerahan zakat kepada tenaga kebersihan & petugas satpam Dishub Aceh. Di hari yang sama, DWP juga menyelenggarakan pembagian sembako, lalu penyerahan sumbangan kepada Yayasan Darah Untuk Aceh “Rumah Singgah”. Melalui momentum Harhubnas tahun ini dapat menjadi dan membuktikan inilah bakti nyata insan perhubungan keluara besar Dishub Aceh. (AM)    

Pelantikan Pegawai Eselon II, III, dan IV Upaya Maksimalkan Kinerja

Plt. Gubernur Aceh, Nova Iriansyah melantik sebanyak 24 orang pejabat Eselon II dalam lingkungan Pemerintahan Aceh, di Aula Serbaguna Setda Aceh, Senin siang (2/9/2019). Pada sorenya, Nova melantik sebanyak 523 pejabat eselon III dan IV di Anjong Mon Mata, Pendopo Gubernur Aceh. Dalam sambutannya, Nova mengatakan, tujuan dari mutasi ini adalah untuk memaksimalkan kualitas kinerja pelayanan bagi masyarakat dengan melahirkan inovasi dan ide-ide kreatif. “Inovasi dan kreativitas itu ditunggu-tunggu masyarakat,” sebut Nova. Salah satu dinas yang turut dilakukan promosi dan mutasi pejabat adalah Dinas Perhubungan Aceh. Tercatat terjadinya pergantian pejabat struktural pada posisi Eselon III dan IV. Diantaranya lima orang dipromosi sebagai eselon IV, lima orang lainnya dirotasi antar bidang di Dishub Aceh. Sementara itu, tiga orang pejabat Dishub Aceh mendapat promosi eselon III ke Satuan Kerja Pemerintah Aceh (SKPA) lainnya. Kini Dishub Aceh telah memiliki pejabat struktural yang baru. Tentu, pejabat yang baru saja dilantik ini diharapkan terus berupaya bekerja profesional demi misi mewujudkan transportasi berkeadilan. Pembekalan Pejabat Di hari yang berbeda, Selasa (3/9/2019) Sekretaris Daerah Aceh (Sekda Aceh) dr. Taqwallah, M.Kes, memberikan pembekalan kepada 1415 pejabat eselon II, III, dan IV yang baru dilantik kemarin. Pada kegiatan tersebut turut dilakukan pula launching buku kerja. Hal ini untuk mendorong profesionalitas pejabat dalam bekerja sebagai abdi negara. Kegiatan yang diadakan di Anjong Mon Mata itu mengangkat tema Sinergi, Kolaborasi, Sukses. (MR)

392 Jemaah Haji Kloter Pertama Tiba di Aceh

Sebanyak 392 orang jamaah haji asal Aceh telah mendarat di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM) Aceh Besar, pukul 16.20 WIB, Selasa sore (3/9/2019). Jamaah haji ini berasal dari Sabang, Pidie Jaya, Pidie, dan Aceh Utara. Tercatat sebelumnya 393 orang adalah keseluruhan kloter ini. Satu orang meninggal dunia di Makkah. Kloter pertama ini take off dari Madinah pukul 03.50 waktu setempat. Keberangkatannya menuju tanah air menggunakan Garuda Indonesia (Retro Livery) Boeing 777-3U3 (ER) dengan nomor registrasi PK-GIK. Kedatangan jamaah ini dijemput dengan 10 bus armada diantara langsung ke Asrama Haji Banda Aceh. Beberapa jamaah haji yang baru saja tiba, memunajatkan doa dan diantaranya ada yang sujud syukur penuh haru. Di kesempatan yang sama, Kementerian Perhubungan Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara turut hadir memonitoring kedatangan para jamaah haji ini. Feriyadi dan Praba Djuhartian yang ditugaskan dari pusat menyebut, pihaknya setiap tahun rutin melakukan kegiatan ini. “Gak semuanya kita monitoring. Kita ambil beberapa sampelnya. Kita lihat apakah sudah sesuai pelayanannya. Untuk seterusnya, kita lampirkan laporan ke pihak pusat,” sebut Feriyadi. Sejauh ini, menurut Feriyadi dan Praba, pelayanan terkait kedatangan jamaah haji di Aceh sudah berjalan dengan maksimal. Meski demikian, pihaknya terus berkoordinasi dengan semua pihak demi pelayanan transportasi udara yang lebih optimal. Setelah kedatangan kloter pertama ini, berurutan dari 3 September hingga 14 September mendatang akan tiba di Bandara SIM. (MR)

RDTR Kawasan Krueng Raya Sebagai Kawasan Industri dan Pelabuhan Laut Aceh

Pengembangan kawasan yang tidak terkendali (tanpa pemberian batas atau zonasi ruang – red) akan menginvestasikan dampak negatif yang signifikan bagi suatu kawasan dan masyarakat. Rancangan pengembangan Kawasan Krueng Raya dan Sekitarnya Sebagai Kawasan Industri dan Pelabuhan Laut Aceh (KIPA) membutuhkan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dalam waktu yang mendesak. Dishub Aceh melalui Bidang Pengembangan Sistem dan Multimoda (PSM) melaksanakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) RDTR Kawasan Krueng Raya dan Sekitarnya sebagai KIPA di Aula Rapat Hotel Kyriad Muraya (Selasa, 27/8). Kadishub Aceh, Junaidi S.T., M.T. menyampaikan FGD ini sebagai tindak lanjut tata ruang Aceh. Hal ini juga mendelegasikan Kawasan Krueng Raya dan sekitarnya sebagai Kawasan Strategis Transportasi. Adanya kriteria teknis yang harus dipenuhi dalam penyusunan RDTR, diharapkan melalui FGD ini, tim ahli tata ruang dapat memberikan masukan untuk kesempurnaan dokumen RDTR tersebut. Penyelenggaraan FGD ini bertujuan tergambarnya peta kondisi (potensi, masalah dan isu strategis –red) dan pemanfaatan ruang di KIPA dengan konektivitas antar kawasan terhadap kebutuhan lahan, infrastruktur, SDM serta program rencana penataan dan pengendalian ruang KIPA. Sesuai amanat Qanun Aceh Nomor 19 Tahun 2013 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Aceh Tahun 2013-2033, Kawasan Krueng Raya sebagai salah satu kawasan rencana pengembangan Kawasan Strategis Aceh dengan karakter kawasan khusus. Kawasan khusus ini merupakan kawasan dalam wilayah Aceh yang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi-fungsi yang bersifat khusus bagi kepentingan Aceh. Hal ini meliputi Kawasan Krueng Raya dan sekitarnya sebagai kawasan industri dan pelabuhan laut Aceh (KIPA). Penyusunan RDTR ini dilaksanakan berdasarkan tingkat urgensi penanganan kawasan Krueng Raya dalam konstelasi wilayah yang mengatur, menata serta menetapkan blok peruntukan pada kawasan fungsional. Penjabaran ini sebagai kegiatan yang disematkan dalam wujud ruang. Di samping itu, kegiatan ini juga dilakukan dalam rangka mengatur zonasi, perizinan dan pembangunan kawasan yang selaras, serasi, seimbang dan terpadu. Kawasan yang berkembang secara tunggal tanpa instrumen pengendalian akan mewujudkan pengembangan kota tanpa kendali. Sehingga, nilai keberlanjutan akan berlari dan menyimpang jauh dari tujuan yang diharapkan. Menurut Zubir Sahim, Direktur Utama PT. Pembangunan Aceh, pengembangan kawasan Krueng Raya sebagai KIPA juga perlu memperhatikan aspek pemeliharaan di masa mendatang. Keberlanjutan pengembangan kawasan ini sebagai mesin pembangkit perekonomian masyarakat dalam kategori besar. Jadi, penanganan pengembangan kawasan ini perlu diperhatikan sedetail mungkin. “Potensi perikanan dan Pelabuhan Malahayati yang berada di Krueng Raya juga merupakan potensi andalan yang dimiliki kawasan tersebut. Jaringan ekspor ke negara lain juga mulai dilakukan. Hal ini juga perlu peningkatan dan penanganan serius kedepannya,” tukas Cut Yusminar, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh dalam diskusi ini. Potensi ini menjadi salah satu tolok ukur atau pertimbangan utama dalam rencana yang akan dilakukan di masa mendatang, tambahnya. Dalam hal ini juga, Kerjasama Indonesia-India yang akan membuka jalur ekspor ke Port Blair melalui Pelabuhan Malahayati mendesak kita harus siap terhadap pengembangan kawasan ini dalam prediksi waktu yang relatif cepat. Penyiapan infrastruktur dan instrumen pengendalian ruang kawasan ini harus segera direalisasikan. (MS)

Siswa SMA Ali Hasyimi Belajar Keselamatan Transportasi Jalan

Dinas Perhubungan Aceh melalui Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) kembali menyapa para pelajar. Kali ini, sosialisasi keselamatan transporasi jalan dilaksanakan dan diprioritaskan bagi kalangan siswa SMA Ali Hasyimi, Indrapuri, Aceh Besar, Rabu (21/8/2019). Sosialisasi ini dimaksudkan untuk meningkatkan tertib lalu lintas bagi para pelajar. Hadir selaku pemateri Kepala Seksi Lalu Lintas dan Keselamatan Jalan Dishub Aceh, M. Hanung Kuncoro, S.SiT, M.T. Dikatakannya, banyak kecelakan di jalan dilakukan oleh kalangan pelajar. Untuk itu, sosialisasi ini juga sebagai upaya memberi kesadaran keselamatan lalu lintas jalan bagi mereka. “Kita tahu bahwa, 40 persen  kecelakaan terjadi pada usia produktif. Baik pelajar maupun pekerja, maka dari itu para pelajar harus memahami bagaimana tertib berlalu lintas,” ungkapnya. “Kita tahu bahwa, 40 persen  kecelakaan terjadi pada usia produktif. Baik pelajar maupun pekerja, maka dari itu para pelajar harus memahami bagaimana tertib berlalu lintas,” ungkapnya. Selain Hanung, M. Ismail Ramdhani, A.Md, LLAJ hadir pula menjadi pemateri kedua yang membahas terkait Tertib Berlalu Lintas. Kegiatan rutinan ini telah sejak tahun 2014 silam dilakukan Dishub Aceh dengan cara yang informatif, komunikatif, dan kekinian. Kegiatan ini dimaksudkan guna memberikan pemahaman kepada generasi muda terkait keselamatan di jalan. Pada tahun 2019, sosialisasi ke sekolah dilaksanakan di Banda Aceh dan Aceh Besar. Terdapat empat sekolah yang sudah dilaksanakan sosialisasi. SMA Negeri 1 Kota Banda Aceh, SMA Negeri 4 Kota Banda Aceh, SMP Negeri 6 Kota Banda Aceh, dan SMA Negeri 2 Unggul Ali Hasyimi, Aceh Besar. Dishub Aceh berharap para pelajar di Provinsi Aceh terhadap tertib berlalu lintas dan mengaplikasikan dalam kegiatan berlalu lintas sehari-hari. (MR)

KEBERSAMAAN PEKERJA DI BANDARA SIM DALAM BALUTAN KEMENANGAN IDUL ADHA

Banda Aceh (10/08), PT. Angkasa Pura II Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) menyelenggarakan Shalat Ied di halaman parkir Bandara SIM. Penyelenggaraan Shalat Ied ini juga diiringi dengan penyembelihan hewan qurban sebanyak empat ekor sapi dan satu ekor kambing yang akan dibagikan kepada masyarakat sekitar. Awalnya, penyelenggaraan Shalat Ied ini telah direncanakan pada tahun sebelumnya. Namun, pada tahun ini Angkasa Pura II bersama stakeholder terlibat berkesempatan melakukan shalat hari raya bersama. Dalam perbincangan singkat Tim Aceh Transit dengan Bapak Yos Suwagiyono, General Manajer PT Angkasa Pura II menyampaikan bahwa, “penyelenggaraan Shalat Ied ini menyikapi permintaan teman-teman imigrasi, mereka mengeluh selama beberapa tahun, puasanya full tapi nggak pernah Shalat Ied,” ucapnya penuh semangat. “Maka, sampailah hal ini kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia. Lalu, mereka koordinasi dengan airlines dan pihak terkait. Kemudian, mereka menyurati saya dan disampaikan juga ke Bupati Aceh Besar,” lanjutnya dengan rona wajah yang cerah. Dalam hal ini, Bupati Aceh Besar menghimbau Bandara SIM agar dapat menunda sementara penerbangan saat hari pertama Idul Adha mulai pukul 00.00 – 12.00 WIB. Terlebih dulu, manajeman Bandara SIM berkoordinasi dengan Otoritas Bandara Wilayah II Medan dalam menyikapi surat edaran tersebut. Dalam hal ini, Otoritas Bandara Wilayah II Medan selaku regulator agar tidak bertentangan dengan regulasi yang telah ditetapkan. Setelah berkoodinasi, manajemen Bandara SIM menghentikan sementara penerbangan pada tanggal 11 Agustus 2019 dari pukul 07.25 – 11.00 WIB. Namun, penerbangan pertama pada hari tersebut (penerbangan pukul 06.00 WIB –red) tetap beroperasi seperti biasanya. Dalam kesempatan ini juga, Junaidi, Kepala Dinas Perhubungan Aceh, menyampaikan bahwa secara teknis pelaksanaan aktifitas transportasi pada Shalat Ied tidak mengganggu pelayanan bandara. Hanya saja, pergeseran jam pelayanan setelah prosesi Shalat Idul Adha dan penyembelihan Qurban. Prosesi ini dapat dijadikan sebagai ritual rutin dalam penyambutan hari raya sekaligus sebagai identitas pribadi Aceh sebagai daerah Syari’at Islam. “Kita perlu tunjukkan kepada mereka, bahwa Aceh gini loh. Syiar Islam menyeruak dari pintu gerbang pertama Aceh. Niat baik seperti ini perlu kita pertahankan dan juga kita permudah jalan bagi yang ingin melaksanaan Shalat Hari Raya (Shalat Ied –red),” Imbuh Pak Yos dalam perbincangan ini. Tambahnya, pada momen seperti ini, kita sebagai insan perhubungan bekerja lebih ekstra dari biasanya. Melayani masyarakat yang ingin segera berkumpul dengan keluarga pada hari penuh kemenangan. Beberapa jam inilah kita manfaatkan dan sisihkan waktu dalam menyambut hari kemenangan di atas sajadah dengan sujud penuh suka cita menghadap Ilahi dalam kebersamaan. Inilah rasa syukur yang mendalam pada Sang Kuasa. Komunitas pelayanan di Bandara SIM seperti Airnav, Airlines, beacukai beserta keluarga menyambut gembira penyelenggarakan Shalat Ied di Bandara SIM. Inilah harapan kebahagiaan, mereka dapat merasakan kesyahduan Shalat Ied di hari kemenangan bersama keluarga meskipun sedang dalam melaksanakan tugas. Tetes pilu tahun-tahun berlalu, mereka hanya mampu menyaksikan indahnya kalimat takbir melalui televisi yang tergantung di pojok bandara. Tahun ini, mereka dapat melafazkan kalimah takbir bersama-sama. Penuh kesyahduan suka cita, dan haru bahagia menyelimuti relung hati komunitas ini. Masyarakat juga menyambut antusias penyelenggaraan Shalat Ied ini. Momentum seperti ini perlu dipertahankan dan menjadi ciri khas Aceh sebagai Serambi Mekkah. Kemeriahan penyambutan Hari Raya (Idul Fitri dan Idul Adha –red) sebagai rasa syukur kepada Allah SWT. Nantinya, momen seperti ini dapat mempererat ukhuwah islamiah dan silaturrahmi bagi kita semua. (MS)