Dishub

Permasalahan dan Menambah Ketertarikan Generasi Milenial Terhadap Trans Koetaradja

Oleh Ridha Rosmarna DewiJuara 1 Lomba Menulis Transportasi Aceh Tahun 2022 Trans Koetaradja tentu sudah tidak asing lagi didengar oleh masyarakat Aceh, khususnya warga Banda Aceh dan di sekitarnya. Kehadiran Trans Koetaradja memberikan warna baru dalam dunia transportasi umum, kehadirannya pun kerap digemari oleh sebagian kalangan masyarakat. Trans Koetaradja sudah mulai dioperasionalkan sejak tahun 2016 yang merupakan inovasi baru bagi Provinsi Aceh. Kehadiran Trans Koetaradja diharapkan mampu memberikan akses mobilitas yang merata kepada seluruh masyarakat hingga ke daerah terpencil. Dengan adanya Trans Koetaradja masalah pada transportasi kini dapat dikurangi. Seperti masalah pada masyarakat yang mobilitasnya terkadang terhambat oleh tidak adanya kendaraan pribadi, namun dengan adanya Trans Koetaradja diharapkan penghambatan mobilitas seperti ini dapat diatasi. Kehadiran Trans Koetaradja juga diharapkan dapat mendukung infrastruktur pertumbuhan ekonomi, mengurangi kecelakaan lalu lintas, menghindari kemacetan sehingga dapat menurunkan polusi udara, dan mampu menciptakan kondisi kota yang ramah lingkungan.1,2 Selain memiliki beberapa tujuan dan manfaat, Trans Koetaradja terus mengutamakan dan mempertahankan kualitasnya. Hal ini dapat terlihat dari suasana bus yang selalu bersih, fasilitasnya pun dilengkapi dengan AC (Air Conditioner) dan CCTV (Closed Circuit Televition) sehingga dari kamera tersebut dapat memantau perilaku pengemudi, dan kondisi penumpang di dalam bus. Tentu fasilitas yang ditawarkan menambah kenyamanan dan keamanan bagi para penumpang. Tidak hanya itu, tarif biaya yang akan diberlakukan juga sangat ekonomis dan cara pembayarannya juga bisa dengan menggunakan berbagai cara nantinya, yaitu dengan cara tunai maupun nontunai seperti: LinkAja, T-Money, OVO, GoPay, dan lain-lain. Hal ini merupakan inovasi yang patut diapresiasi karena pemerintah Aceh sangat sigap dalam mengikuti perkembangan digital yang semakin hari semakin berkembang. Dengan adanya metode pembayaran digital, tanpa disadari mampu menambah wawasan baru pula bagi para penumpang dalam mengikuti perkembangan zaman khususnya bagi generasi milenial. Namun, beberapa tujuan tersebut sepertinya belum sepenuhnya tercapai. Sungguh disayangkan fasilitas yang begitu nyaman dan mudah belum mampu menambah ketertarikan generasi milenial pada Trans Koetaradja. Hal ini dapat dilihat dari data statistik yang memperlihatkan penggunaan transportasi pribadi terus meningkat di setiap tahunnya.3,4 Tentu hal ini belum relevan dengan tujuan dioperasionalkannya Trans Koetaradja. Seharusnya dengan adanya Trans Koetaradja mampu menekan jumlah penggunaan transportasi pribadi di setiap tahunnya. Banyaknya penggunaan transportasi pribadi yang terus meningkat dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah faktor status ekonomi. Semakin tinggi pendapatan masyarakat semakin berpeluang generasi milenial menggunakan transportasi pribadi dibandingkan dengan transportasi umum.5 Jika hal ini terus berlanjut, tradisi sosial-budaya menggunakan transportasi umum akan hilang tingkat eksistensinya dan pelajaran moral yang didapat dalam tata krama penggunaan transportasi umum juga akan menurun. Akibatnya lahirlah generasi milenial yang tidak tertarik pada tranportasi umum dan kurang berkembangnya nilai sosial budaya bagi kehidupan yang berkualitas. Ketertarikan generasi milenial pada Trans Koetaradja diharapkan dapat meningkat sehingga mampu mewujudkan tujuan pokok dari dioperasionalkannya Trans Koetaradja dan mampu mewujudkan tujuan visual yang berdampak positif bagi sosial budaya, seperti mampu membangun kembali tradisi menggunakan transportasi umum di kalangan generasi milenial yang sedikit demi sedikit kini mulai menghilang. Jika dipahami lebih luas lagi, dengan menggunakan Trans Koetaradja juga dapat melatih generasi milenial untuk lebih menghargai waktu dalam menghadapi keterlambatan mengakses Trans Koetaradja sehingga generasi milenial akan lebih disiplin dan lebih bertanggung jawab pada dirinya sendiri. Pelajaran menarik lainnya dapat membentuk kepekaan terhadap lingkungan sekitar. Misalnya di dalam Trans Koetaradja terdapat penumpang lanjut usia yang tidak memiliki tempat duduk, generasi milenial bisa melatih kepeduliannya dengan cara memberikan tempat duduknya kepada penumpang lanjut usia tersebut dan tentu masih banyak lagi pelajaran moral yang akan didapat. Ironisnya, nilai-nilai positif tersebut sudah jarang terlihat terlebih lagi karena banyaknya dari generasi milenial saat ini lebih tertarik menggunakan transportasi pribadi dibandingkan dengan transportasi umum. Sinurat, dkk mengungkapkan beberapa alasan kurangnya ketertarikan masyarakat pada Trans Koetaradja yaitu, pertama: pengaruh pendapatan. Dari hasil penelitian didapat bahwa tingkat pendapatan responden berpengaruh negatif dan signifikan terhadap intensitas penggunaan Trans Koetaradja, yang artinya semakin tinggi pendapatan masyarakat maka semakin menurun intensitas pemakaian transportasi umum. Yang kedua: pengaruh waktu, masyarakat akan lebih senang jika lokasi halte Trans Koetaradja lebih mudah dijangkau, sehingga tidak membutuhkan waktu yang lama untuk menuju halte Trans Koetaradja. Yang ketiga: pengaruh jarak, Semakin jauh jarak tempuh Trans Koetaradja akan meningkatkan minat masyarakat untuk menggunakannya. Bertambahnya jangkauan rute Trans Koetaradja akan menambah tujuan-tujuan mobilitas masyarakat.5 Selain itu keluhan mengenai keterlambatan kedatangan Trans Koetaradja juga dikeluhkan oleh masyarakat sebanyak 37% yang merupakan tingkat keluhan tertinggi mengenai layanan Trans Koetaradja.6 Beberapa keluhan tersebut sudah mendapat perhatian pemerintah dan sedang ditindaklanjuti demi kelancaran operasional dan demi menambah ketertarikan pada Trans Koetaradja. Hal ini dapat dilihat dari beberapa aplikasi yang sudah mulai dirancang untuk melacak posisi Trans Koetaradja supaya penumpang tidak terlalu lama dalam menunggu. Bahkan bukan hanya pemerintah, Payana dkk juga terinspirasi dari permasalahan tersebut untuk menciptakan aplikasi pelacakan rute dan halte Trans Koetaradja menggunakan self position GPS berbasis android.7  Selain itu, upaya lain yang dilakukan pemerintah untuk menarik minat pada Trans Koetaradja yaitu telah dilakukan uji coba pada hari Minggu tanggal 21 Agustus 2022 terhadap layanan ke sejumlah destinasi wisata yang ada di kota Banda Aceh dan Aceh besar bersama Dinas Perhubungan (Dishub) Aceh dan Dinas Kebudayaan dan Parawisata (Disbudpar) Aceh diharapkan perluasan rute ini akan meningkatkan minat masyarakat untuk menggunakannya.8 Namun, untuk menarik perhatian generasi milenial terhadap Trans Koetaradja sepertinya masih belum optimal. Mengenai masalah ketertarikan generasi milenial, perhatian pemerintah masih sangat minim. Gambaran ini terlihat dari fokus pemerintah yang lebih kepada meningkatkan kualitas Trans Koetaradja sedangkan pengenalan terhadap Trans Koetaradja itu sendiri masih sangat kurang. Seperti kata pepatah “tak kenal maka tak sayang”, oleh karena itu penting bagi pemerintah untuk meningkatkan kembali pengenalan pada Trans Koetaradja kepada generasi milenial. Beberapa usaha pengenalan yang telah dilalukan pemerintah sebenarnya sudah baik, seperti pemanfaatan media sosial sebagai alternatif dalam mengedukasi masyarakat, khusunya generasi milenial.  Hal ini terlihat dengan adanya akun Dishub Aceh di media sosial seperti: Instagram, Tiktok, Twitter, bahkan Channel Youtube juga sudah ada. Namun, generasi milenial sebagian masih sangat jarang mengakses akun-akun tersebut. Untuk mengatasi hal ini pemerintah bisa memanfatkan jasa selebgram atau influencer Aceh untuk mempromosikan akun-akun tersebut dan bisa juga dengan cara membuat konten kreatif yang menarik berisi edukasi atau drama singkat tentang ayo naik bus Trans Koetaradja yang melibatkan orang-orang

Mulai Hari ini, Bandara SIM Kembali Layani Penerbangan Interasional

ACEH BESAR – Alhamdulillah, hari ini kita bergembira sekali penerbangan dari dan ke luar negeri di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM) beroperasi kembali setelah hampir 2 tahun terhenti akibat pandemi Covid19. Hal itu disampaikan oleh Asisten 3 Sekretaris Daerah Aceh, Iskandar yang mewakili Penjabat Gubernur Aceh saat menyambut kedatangan Direksi Kapital A AirAsia, Dato’ Abdul Aziz bin Abu Bakar beserta rombongan dalam penerbangan internasional perdana ke Banda Aceh, Aceh Besar, Senin, 03 Oktober 2022. Iskandar menyampaikan apresiasi kepada AirAsia yang telah menjawab permintaan masyarakat Aceh untuk dibuka penerbangan ke Kuala Lumpur. “Terima kasih dari lubuk hati yang paling dalam kepada seluruh keluarga besar AirAsia, kita berharap frekuensi penerbangan ke Malaysia dapat bertambah tidak hanya 2 kali dalam seminggu,” ujarnya. Di samping itu, Iskandar menjelaskan bahwa kembali beroperasinya penerbangan internasional di Bandara SIM tidak luput dari atensi penuh Gubernur Aceh untuk membangkitkan perekonomian Aceh. Pergerakan masyarakat Aceh maupun Malaysia, tambahnya, dapat kembali lancar sehingga aktivitas bisnis, pariwisata, berobat, dan segala keperluan persaudaraan (Aceh – Malaysia) bisa terhubung kembali. “Dan semua ini dimudahkan dengan ada flight langsung dari Aceh ke Malaysia maupun sebaliknya,” ungkap Iskandar. Pemerintah Aceh juga menyampaikan apresiasi kepada Kementerian Perhubungan atas dukungan yang diberikan selama ini, sehingga penerbangan internasional di Bandara SIM telah beroperasi kembali. Sementara itu, Dato’ Abdul Aziz menyebutkan bahwa Aceh merupakan salah satu destinasi favorit AirAsia karena tingginya animo masyarakat Aceh menggunakan layanan maskapai ini. “Dan hari ini adalah hari bersejarah untuk kami karena kami dapat terbang kembali ke Aceh,” ungkapnya. AirAsia saat ini, ungkapnya, memiliki 10 rute penerbangan ke Indonesia dengan 66 frekuensi penerbangan lebih kurang, termasuk Aceh dengan 2 kali penerbangan dalam seminggu. Dato’ Abdul Aziz meyakini bahwa frekuensi penerbangan ke Banda Aceh bisa ditingkatkan melalui kerjasama antara kedua belah pihak. “Bila dimudahkan, bisa kita tambahkan 13 kali dalam seminggu, dan tentu perlu adanya kerjasama antara Aceh (Pemerintah Aceh) dengan AirAsia melalui two-way collaboration dan partnership,” tuturnya. Pada kesempatan itu, ia menambahkan bahwa AirAsia selalu menargetkan komunitas maupun destinasi yang kurang terlayani (underserved) oleh maskapai lainnya dengan harga yang murah. “Memang kita coba menargetkan harga yang termurah supaya lebih ramai orang bisa terbang untuk jumpa familiy, bisnis, medical, tourism, karena itu adalah komoditi yang kita hendak berkhidmat (layani),” ungkap Dato’ Abdul Aziz. Penerbangan perdana dari Malaysia kali ini menggunakan pesawat berjenis Airbus A320-216 dengan nomor penerbangan AK 421. Pesawat tiba di Bandara SIM (BTJ) pada pukul 10.50 WIB dengan membawa 76 penumpang dari Bandara Internasional Kuala Lumpur (KUL). Sedangkan penerbangan internasional perdana dari Banda Aceh ke Kuala Lumpur, pesawat bernomor penerbangan AK 420 itu membawa 133 penumpang. (AM) Simak Videonya:

Komisi III DPRK Banda Aceh Sambangi Dishub Aceh

BANDA ACEH – Kepala Dinas Perhubungan Aceh, Teuku Faisal bersama pejabat struktural menerima kunjungan silaturrahmi anggota Komisi 3 Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Kota Banda Aceh di Ruang Traffic Dishub Aceh, Rabu, 28 September 2022. Pada pertemuan itu, Teuku Faisal mendengar sejumlah aspirasi yang disampaikan oleh anggota DPRK Banda Aceh terkait pembangunan sektor perhubungan di Kota Banda Aceh. Teuku Faisal menyampaikan apresiasi atas kunjungan silaturrahmi tersebut. Tugas pemerintah di sektor perhubungan, ujarnya, memang sangat kompleks karena kewenangannya cukup luas, mulai dari membangun infrastruktur hingga menjalankan operasional transportasi. “Maka sudah sepatutnya sektor perhubungan menjalin kolaborasi yang kuat dengan berbagai elemen supaya pembangunannya berjalan efektif serta berkelanjutan,” ungkap Faisal. Masukan-masukan yang disampaikan oleh DPRK Banda Aceh, kata Teuku Faisal, akan kita tampung untuk selanjutnya dipelajari dan ditindaklanjuti bersama dengan Dishub Kota Banda Aceh maupun dengan instansi terkait lainnya. Di samping itu, kata Teuku Faisal, Dishub Aceh telah menyediakan layanan aduan maupun masukan terkait sektor perhubungan melalui media sosial. “Walaupun jam kantor hanya sampai pukul 5 sore, tapi masukan maupun laporan ke Dishub Aceh tetap bisa dilakukan melalui media sosial selama 24 jam,” tuturnya. (AM)

Arsip Statis Dishub Aceh Diserahkan ke Dinas Perpustakaan dan Kearsipan

BANDA ACEH – Arsip merupakan suatu rekaman dari setiap kegiatan atau peristiwa yang terjadi baik dalam penyelenggaraan Negara, Pemerintah, swasta maupun masyarakat. Karena itulah, arsip memiliki nilai dan makna yang sangat penting dan mendasar bagi kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Perhubungan Aceh, Teuku Faisal saat memberi sambutan dalam acara penyerahan arsip statis Dinas Perhubungan Aceh bersama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh kepada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh, di ruang multimoda, Senin, 26 September 2022. Teuku Faisal juga menekankan tentang pentingnya pengelolaan kearsipan, khususnya di lembaga pemerintahan. Sesuai amanat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan, sebutnya, bahwa arsip statis sebagai bukti pertanggungjawaban nasional bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. “Sehingga perlu dijamin keselamatan arsipnya, baik secara fisik maupun informasinya, agar tidak mengalami kerusakan ataupun hilang,” sebut Teuku Faisal. Pada kegiatan yang digelar bersama Disbudpar Aceh hari ini, Dinas Perhubungan Aceh menyerahkan sebanyak 30 box dan 299 folder arsip yang berasal dari Bidang Lalu Lintas Angkutan Jalan, Bidang Pelayaran, dan Bidang Penerbangan. “Masih banyak arsip penting dari bidang lainnya yang akan diserahkan pada kesempatan berikutnya ke Lembaga Kearsipan,” ujar Faisal. Di akhir sambutannya, Teuku Faisal berharap kerjasama kearsipan antar instansi di lingkungan Pemerintah Aceh terus terjalin dengan baik dan kegiatan seperti ini dapat berlanjut. Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh, Edi Yandra menyebutkan bahwa penyelamatan arsip dilakukan melalui penyerahan arsip statis oleh pencipta arsip, dalam hal ini Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA). “Oleh karena itu, lembaga kearsipan wajib melaksanakan akusisi tersbeut,” sebutnya. Edi Yandra menambahkan, penyerahan arsip statis merupakan proses akhir dari rangkaian keseluruhan proses akuisisi arsip statis dari pencipta arsip kepada lembaga kearsipan. Melalui pelaksanaan acara seremonial seperti ini, kata Edi Yandra, tidak hanya sekedar menjalankan kewajiban penyerahan arsip. “Namun diharapkan menjadi inspirasi bagi SKPA lainnya di lingkungan Pemerintah Aceh untuk menyerahkan arsip statis kepada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh (DPKA) sebagai lembaga kearsipan,” tuturnya. Kegiatan ini juga dihadiri oleh Kepala Disbudpar Aceh, Sekretaris Dinas Perhubungan Aceh, Sekretaris Disbudpar Aceh, Sekretaris DPKA, beserta seluruh penjabat fungsional arsiparis di lingkungan Pemerintah Aceh. (AM)

Mulai 3 Oktober, AirAsia Akan Mendarat di Bandara SIM

BANDA ACEH – Penerbangan Banda Aceh (BTJ) – Kuala Lumpur (KUL) dari Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) kembali beroperasi mulai 3 Oktober 2022 mendatang. Penerbangan tersebut akan dilayani oleh maskapai penerbangan Malaysia AirAsia (AK) sebanyak dua kali dalam seminggu. Informasi tersebut diperoleh melalui surat Head of Indonesia Affairs and Policy PT Indonesia AirAsia, Eddy Krismeidi Soemawilaga kepada Penjabat Gubernur Aceh, Achmad Marzuki perihal pembukaan kembali penerbangan internasional Banda Aceh (BTJ) – Kuala Lumpur (KUL) pada hari ini, Jumat, 23 September 2022. Melalui surat tersebut, Eddy Krismeidi menyebutkan, menanggapi surat Gubernur Aceh Nomor 553/13235, pihaknya telah berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan dan telah memperoleh persetujuan untuk melayani kembali penerbangan Banda Aceh (BTJ)-Kuala Lumpur (KUL) sebanyak dua kali seminggu. Eddy Krismeidi juga menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Aceh atas perhatian yang telah diberikan kepada AirAsia selama ini. Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Aceh, Teuku Faisal menyebutkan bahwa kabar baik ini merupakan hasil dari kerja keras semua pihak, baik dari Pemerintah Aceh maupun doa masyarakat Aceh. “Alhamdulillah, Menteri Perhubungan telah menyetujui pembukaan kembali penerbangan internasional Banda Aceh-Kuala Lumpur dari Bandara SIM, ini berkat ikhtiar kita bersama,” ungkap Teuku Faisal. Kembali beroperasinya penerbangan internasional di Bandara SIM, lanjut Teuku Faisal, merupakan impian kita bersama masyarakat Aceh. “Ini bisa jadi momentum kebangkitan perekonomian masyarakat Aceh maupun UMKM lokal melalui kunjungan pariwisata,” ujarnya. Sebagai informasi, AirAsia akan melayani penerbangan BTJ – KUL dua kali dalam seminggu dengan jadwal (waktu setempat) sebagai berikut; Senin, KUL-BTJ: 10.20-10.50 dan BTJ-KUL: 11.15-13.45, serta Kamis, KUL-BTJ: 08.05-08.35 dan BTJ-KUL: 09.00-11.35. (AM/MS) https://www.youtube.com/watch?v=YXyELjaRZbk&t=2s&ab_channel=DishubAceh

Bus Trans Koetaradja Bawa Peserta Fordasi Keliling Banda Aceh

BANDA ACEH – Peserta Forum Desentralisasi Asimetris Indonesia (Fordasi) mengikuti kegiatan City Tour di Kota Banda Aceh menggunakan bus Trans Koetaradja, Kamis, 22 September 2022. Bus Trans Koetaradja juga membawa para peserta ke sejumlah destinasi pariwisata di Kota Banda Aceh, seperti Museum Aceh, Museum Tsunami, Museum PLTD Apung, dan Mesjid Raya Baiturrahman. Selama city tour, peserta juga mendengar penjelasan dari pemandu wisata tentang sejarah dan wisata Aceh. Fordasi merupakan forum kolaborasi yang terdiri dari lima provinsi di Indonesia, yaitu Aceh, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Papua, dan Papua Barat. Rapat koordinasi Fordasi diselenggarakan setiap tahun, di mana Provinsi Aceh menjadi tuan rumah pada tahun 2022 ini. (AM)

Kadishub Aceh Tandatangani Perjanjian Kerjasama Dengan BPS Wilayah Aceh

BANDA ACEH – Kepala Dinas Perhubungan Aceh, Teuku Faisal tandatangani perjanjian kerjasama dengan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Wilayah Aceh, Ahmad Nasution terkait kegiatan dalam bidang statistik dan perhubungan. Penandatanganan kerjasama itu dilaksanakan bertepatan dengan Rapat Koordinasi Pendataan Awal Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek) Tahun 2022 di Hotel Hermes Palace, Banda Aceh, 21 September 2022. Rapat koordinasi yang dibuka oleh Penjabat (Pj) Gubernur Aceh Achmad Marzuki ini turut dihadiri oleh Kepala Bank Indonesia Wilayah Aceh, unsur Forkopimda Aceh, Kepala Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA), dan seluruh stakeholder terkait. Kepala BPS Wilayah Aceh, Ahmad Nasution, mengatakan bahwa data adalah salah satu faktor penting untuk pembangunan. Di mana hal itu, ujarnya, masih menjadi tantangan bagi Indonesia untuk terus membenahinya, khususnya dalam aspek akurasi dan penutakhiran data guna mengefektifkan program perlindungan sosial dan ekonomi yang tepat sasaran. “Tantangan yang dihadapi saat ini terkait target sasaran bantuan sosial kemiskinan yang mencakup seluruh penduduk untuk target pembangunan masih minim data,” ungkap Ahmad. Sementara itu, Teuku Faisal menyebutkan bahwa data sangat penting bagi Pemerintah (Dishub Aceh) dalam menyusun strategi maupun rencana pembangunan di sektor perhubungan. Melalui data yang komprehensif pula, kata Teuku Faisal, juga membantu Pemerintah memperoleh informasi yang akurat sehingga bisa merencanakan pembangunan di sektor transportasi yang lebih baik dan tepat sasaran. Sehingga penyediaan layanan transportasi, baik angkutan orang maupun barang, lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Ruang lingkup kerjasama antara Dinas Perhubungan Aceh dengan BPS Wilayah Aceh ini di antaranya terkait penyediaan, pertukaran, maupun pemanfaatan data dan informasi, serta peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) dalam bidang statistik dan perhubungan. (AM)

Terminal, Peluang dan Potensi Ekonomi Daerah

Kotor, dan tidak teratur. Itulah image terminal yang melekat dalam persepsi masyarakat. Mereka pun enggan singgah ke terminal. Katanya, masuk ke terminal sama dengan masuk sarang penyamun. Dapat dibayangkan betapa sumpeknya jika harus berada di terminal. Jauh berbeda dengan bandara, indah, mewah, rapi, dan nyaman. Padahal, terminal sebagai bagian simpul transportasi yang menjadi salah satu gerbang perekonomian daerah. Dalam lembaran ilmiah juga mengungkap fakta bahwa perkembangan suatu daerah tidak terlepas dari sistem transportasi, yang menjadi dasar bagi pembangunan ekonomi, masyarakat dan pertumbuhan industri. Jelas, pertumbuhan ekonomi suatu daerah tergantung pada tersedianya pengangkutan dalam daerah yang bersangkutan. Keberadaan terminal di suatu daerah merupakan pemicu munculnya aktivitas ekonomi. Hal ini terlihat jika operasional dan pelayanan terminal berjalan optimal maka pokok-pokok ekonomi akan tumbuh, seperti pengiriman barang akan meningkatkan daya jual dan beli di tengah masyarakat akibat penekanan biaya transportasi. Biasanya teori dasar ekonomi yaitu semakin banyak permintaan, maka penawaran akan tinggi, berarti setiap produk yang banyak diinginkan konsumen maka harga barang akan naik. Hal ini jauh berbeda dengan konspirasi transportasi, semakin banyak permintaan, maka harga pun dapat ditekan. Oleh karenanya, kelancaran operasional dan pelayanan terminal harus diupayakan seoptimal mungkin. Belum lagi, pusat-pusat usaha seperti kios-kios, warung serta pusat souvenir di sekitar terminal yang semakin beragam dan bertambah jumlahnya akan terus berkembang dan tumbuh, inilah tunas-tunas ekonomi bermunculan. Tumbuhnya aktivitas-aktivitas ekonomi tersebut mendukung peran terminal sebagai penggerak atau kutub pertumbuhan yang menarik aktivitas lain untuk berkembang. Terminal sebagai media penghubung aliran ekonomi antara produsen dengan konsumen serta bentuk guna lahan memberikan stimulus bagi masyarakat di sekitarnya. Terminal memiliki peluang ekonomi tinggi dalam mengembangkan usaha perdagangan dan jasa. Namun, pelayanan terminal yang optimal menjadi kunci awal penarik minat masyarakat sebagai pelaku ekonomi. Jika wajah terminal masih sama dengan persepsi awal masyarakat yang kumuh dan pusatnya premanisme maka dapat dipastikan bahwa tidak ada investor dengan “ide gilanya” mau menitipkan dananya. Sebagai pemegang kewenangan, potensi yang sangat besar terhadap peran terminal seyogyanya telah membuka mata kita, strategi apa yang semestinya dilakukan agar peran terminal sebagai pengungkit ekonomi berfungsi secara efisien dan efektif. Seperti yang disampaikan Safuadi, S.T., M.Sc., Ph.D., Kepala Perwakilan Kementerian Keuangan Aceh/Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea Cukai Aceh, saat memberi materi tentang Membangun Aceh melalui Sinergi Strategi dan Kebijakan Bidang Transportasi di Aceh dalam Rapat Sinergisitas Rencana Kerja Perhubungan Aceh Tahun 2022 di Amel Hotel and Convention Hall, Selasa, 15 Maret 2022. Safuadi mengilustrasikan pentingnya transportasi dalam menopang potensi alam dan pariwisata yang sangat besar dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun sayangnya, aksesibilitas yang kurang memadai dan belum terintegrasi dengan baik menjadi penghambat tumbuhnya perekonomian Aceh. Di samping itu, Safuadi menyebutkan pula bahwa penghambat utama ekonomi Aceh tumbuh tinggi adalah infrastruktur yang kurang memadai, terutama terkait konektivitas antar wilayah seperti halnya terminal. Makanya, kolaborasi yang baik sangat diperlukan agar pembangunan sarana dan prasarana transportasi benar-benar berdampak bagi pertumbuhan ekonomi Aceh. Terkadang juga tak dapat dipungkiri, peraturan yang berlaku dalam penyelenggaraan terminal berbenturan dengan kejadian lapangan. Semestinya terminal bersifat terpadu dan kolaboratif, yang berarti sebuah terminal memiliki layanan satu pintu yang dapat mengakses transportasi baik dalam daerah maupun ke luar daerah. Namun pasal kewenangan, semuanya jadi terpisah dan terkotak-kotak. Kenyataannya, banyak bus antar provinsi yang tidak bisa masuk ke terminal yang hanya melayani antar kabupaten dalam daerah, sedangkan permintaan penumpang akan pelayanan bus cukup tinggi. Ujung-ujungnya, bus terpaksa menjemput penumpang dan ngetem di pinggir jalan. Akibatnya, lalu lintas kembali amburadul dan kemacetan tak terelakkan. Hal-hal yang seperti ini menjadi bahan evaluasi dan pertimbangan dalam pengaturan kebijakan. Perubahan harus digebrak secepatnya. Layaknya mall atau pusat perbelanjaan yang menarik perhatian masyarakat dan investor, terminal juga harus memiliki wajah baru, dari sarang penyamun menjadi ruang publik yang banyak diminati masyarakat. Memang membangun perubahan butuh waktu, tidak serta merta dan tidak hanya fisik saja, tapi juga menyangkut sumber daya manusia (SDM) dan menyangkut masalah hal lain, seperti penganggaran, manajemen operasional dan lain sebagainya. Namun dengan seabrek masalah bukan tidak mungkin untuk membuat perubahan. Perubahan itu nyata, hanya kita butuh usaha dan mempercepat proses. Tak ada yang mustahil ketika kita berusaha dan saling mendukung. (Misqul Syakirah) Selengkapnya donwload di:

Sektor Transportasi Tumbuh 21,27 Persen di Kuartal Kedua

BANDA ACEH – Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa sektor transportasi telah berhasil tumbuh 21,27 persen di kuartal kedua tahun 2022, dan memberi sumbangan positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,44 persen. Pencapaian ini harus kita syukuri. Di tengah tantangan (pandemi Covid-19), sektor transportasi masih memberi kontribusi yang berarti bagi Indonesia. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Perhubungan Aceh, Teuku Faisal saat membacakan sambutan Menteri Perhubungan Republik Indonesia, Budi Karya Sumadi, dalam upacara peringatan Hari Perhubungan Nasional (Harhubnas) di Provinsi Aceh yang digelar di Depo UPTD Angkutan Massal Trans Kutaraja, Banda Aceh, Sabtu, 17 September 2022. Di tengah pencapaian yang baik ini, kata Teuku Faisal, harus diakui pula bahwa masih banyak hal yang harus dibenahi. Di mana banyak pembangunan yang harus dituntaskan untuk meningkatkan konektivitas di seluruh nusantara. “Peringatan Harhubnas merupakan momentum yang tepat bagi Insan Perhubungan untuk terus memperbaiki kinerja pada sektor transportasi,” ungkapnya. Tantangan-tantangan ini, tambahnya, tidak akan bisa dihadapi tanpa kolaborasi dan sinergi bersama seluruh pemangku kepentingan di sektor transportasi. “Oleh karena itulah, hari perhubungan tahun ini mengambil tema “Bangkit Maju Bersama”. Kita tidak akan bisa cepat bangkit jika kita tidak bersama, tidak Bersatu,” ujarnya. Di samping itu, Teuku Faisal menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada seluruh Insan Transportasi di manapun berada. Yang bertugas di kota, di desa, di perbatasan dan di pulau-pulau terpencil. Yang telah mengabdi demi menjaga konektivitas di seluruh penjuru negeri. Teuku Faisal juga mengajak seluruh peserta upacara maupun tamu undangan untuk mengenang jasa para pendahulu yang telah gugur dalam memajukan transportasi Indonesia. “Mari kita kenang mereka semua sebagai pahlawan transportasi,” tuturnya. Hari Perhubungan Nasional 2022 atau Harbubnas diperingati setiap tanggal 17 September. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengangkat tema “Bangkit Maju Bersama”. Tema ini diharapkan menjadi spirit kebangkitan jasa transportasi setelah dua tahun menghadapi pandemi COVID-19. Upacara Harhubnas tersebut dihadiri seluruh Aparatur Sipili Negara (ASN) Dinas Perhubungan Aceh. Turut dihadiri pula oleh Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Kepolisian Daerah (Polda) Aceh para Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten/Kota se-Aceh, dan para mitra kerja perhubungan Aceh. Dinas Perhubungan Aceh juga menyerahkan hadiah kepada para mitra kerja perhubungan terbaik dan pemenang lomba yang menjadi rangkaian kegiatan memperingati Harhubnas 2022 di Aceh. Di antaranya, penilaian standar pelayanan minimal (SPM) AKDP terbaik, lomba menulis transportasi Aceh, serta pengelolaan media sosial terbaik pada Dinas Perhubungan Kabupaten/Kota se-Aceh. (AM)

ASN Dishub Aceh dan Mitra Kerja Donasikan 144 Kantong Darah

BANDA ACEH – ASN Dinas Perhubungan Aceh bersama mitra kerja di sektor perhubungan Aceh berhasil donasikan 144 kantong darah dalam kegiatan donor darah rutin Pemerintah Aceh yang digelar di Depo UPTD Angkutan Massal Trans Kutaraja, Rabu, 14 September 2022. Aksi kemanusiaan ini juga menjadi rangkaian kegiatan dalam rangka memperingati Hari Perhubungan Nasional (Harhubnas) Tahun 2022 yang jatuh pada tanggal 17 September mendatang. Sekretaris Dinas Perhubungan Aceh, Teuku Rizki Fadhil saat meninjau dan ikut mendonasikan darahnya pada kegiatan ini menyebutkan bahwa antusias pegawai Dishub Aceh untuk berkontribusi dalam aksi ini sangat luar biasa. “Alhamdulillah, para ASN cukup antusias, buktinya hari ini ramai sekali yang hadir agar bisa ikut menyumbang darahnya, kita sangat mengapresiasi kebaikan niat mereka,” kata Teuku Rizki. Teuku Rizki juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh mitra kerja perhubungan Aceh yang telah ikut berpartisipasi dalam kegiatan donor darah hari ini. Di antaranya, PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Banda Aceh, Perum Damri Banda Aceh, Basarnas Banda Aceh, PT Jasa Raharja Aceh, dan Dinas Perhubungan Kota Banda Aceh. (AM)