Dishub

Pelabuhan Krueng Geukueh Siap Ekspor Komoditi Aceh

ACEH UTARA – Aceh memiliki beberapa pelabuhan yang cukup representatif dan terbuka untuk perdagangan internasional. Potensi ini perlu dimanfaatkan dengan baik oleh pengusaha untuk kegiatan ekspor impor komoditas asal Aceh sehingga berbagai produk asal Aceh lebih mudah dipasarkan ke luar negeri dengan harga yang bersaing. Salah satu pelabuhan yang siap memfasilitasi perdagangan luar negeri komoditas Aceh adalah Pelabuhan Krueng Geukueh di Aceh Utara. Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Perhubungan Aceh, Teuku Faisal, dalam kunjungan kerja ke PT. Pelabuhan Indonesia (Pelindo) (Persero) Cabang Lhokseumawe pada Kamis, 4 Agustus 2022. Pada kesempatan tersebut Faisal meninjau langsung kesiapan sarana dan prasarana serta aktifitas bongkar muat di pelabuhan tersebut. “Pelabuhan Krueng Geukuh sangat siap untuk kegiatan ekspor impor dan telah comply dengan sertifikasi internasional SOCPH dan menerapkan ISPS Code. Pelabuhan ini juga telah melakukan beberapa kali kegiatan ekspor.” kata Faisal.   Faisal menekankan tentang pentingnya produk asal Aceh dikonsolidasikan dengan baik sehingga secara volume mencukupi untuk diangkut dengan kapal laut dari pelabuhan di Aceh. Upaya meningkatkan utilisasi pelabuhan di Aceh,lanjut Faisal, perlu mendapat dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, Pemerintah Aceh sendiri saat ini bersama Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) sedang menyusun Rancangan Qanun Aceh tentang Tata Niaga Komoditas Aceh (TNKA). Qanun ini nantinya antara lain mengatur komoditi unggulan Aceh diekspor melalui pelabuhan di Aceh. Oleh sebab itu, tambah Faisal, standar pelayanan minimum di pelabuhan harus benar-benar dipersiapkan sebaik mungkin agar tidak ada kendala lg saat Qanun tentang Tata Niaga Komoditi Aceh telah disahkan. Sementara itu, General Manager PT. Pelabuhan Indonesia (Persero) Cabang Lhokseumawe, Joni Hutama, menyebutkan bahwa berdasarkan data tiga tahun terakhir, pergerakan distribusi logistik dalam negeri yang keluar dari Aceh didominasi oleh komoditi curah, seperti minyak mentah, semen, pupuk, dan gas alam. Padahal, kata Joni, banyak komoditi unggulan Aceh lainnya yang seyogyanya dapat didistribusikan melalui pelabuhan ini. “Kita memiliki potensi pemanfaatan shore base oil dan potensi ekspor kopi, cangkang, serta curah sawit,” imbuh Joni. Pada prinsipnya, Pelindo mendukung penuh kebijakan (Raqan TNKA) ini. Fasilitas yang tersedia dipelabuhan Lhokseumawe sudah cukup lengkap, ada 6 dermaga, gudang, crane, lapangan penumpukan, forklift dan fasilitas pendukung lainnya. Hal senada juga diungkap oleh Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Bener Meriah, Abdul Gani yang juga hadir dalam kunker tersebut. Ia mengatakan, bahwa pihaknya bersama Kementerian Perhubungan tengah menjajaki potensi pembangunan Dry Port untuk mendukung konsolidasi dan kemudahan pemasaran komoditas unggulan di wilayah tengah Aceh. Keberadaan dry port ini nantinya akan sangat mendukung ekspor via pelabuhan Krueng Geukuh. Pada kesempatan tersebut, Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Lhokseumawe, Azwar, menyatakan pihaknya siap memastikan segala aspek mengenai keselamatan, keamanan, dan kelancaran proses pengangkutan melalui Pelabuhan Krueng Geukueh. Ketua Tim Pansus Penyusunan Raqan TNKA DPRA, Yahdi Hasan, yang dihubungi melalui sambungan seluler, menyebutkan bahwa penyusunan rancangan qanun ini terus digenjot oleh DPRA melalui Tim Pansus agar dapat disahkan sesegera mungkin yang diharapkan dapat disahkan pada akhir tahun ini. Ia berharap penyusunan Raqan ini dapat berdampak positif terhadap kesejahteraan rakyat Aceh. “Kami harap, Qanun ini nantinya dapat memaksimalkan Pendapatan Asli Daerah, serta memberikan lapangan kerja baru bagi masyarakat, dan mengurangi kerusakan jalan akibat seringnya dilalui kendaraan berat.” imbuhnya. (RZ)

Tiga Maskapai Siap Layani Penerbangan Internasional dari Bandara SIM

BANDA ACEH – Sesuai Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 39 Tahun 2022, Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM) ditetapkan sebagai salah satu pintu masuk udara atau penerbangan internasional bersama 17 bandara lainnya. Dibukanya kembali rute penerbangan internasional di Bandara SIM tidak terlepas dari upaya Pemerintah Aceh bersama pihak terkait serta dukungan dan doa seluruh masyarakat Aceh. Dalam Inmendagri ini disebutkan pula terkait aturan teknis pelaksanaan bagi bandara yang akan melayani penerbangan internasional akan diatur oleh Kementerian Perhubungan, Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Kementerian atau Lembaga terkait lainnya. Menanggapi perkembangan tersebut, Kepala Dinas Perhubungan Aceh, T. Faisal, Rabu, 03 Agustus 2022 menyatakan bahwa ada tiga maskapai yang telah menyatakan siap untuk melayani penerbangan internasional dari Bandara SIM, yaitu AirAsia, Firefly, dan Lion Air. “Pemerintah Aceh dan PT. Indonesia AirAsia bahkan telah menandatangani kerjasama terkait pengembangan rute internasional dan peningkatan kunjungan wisatawan di Aceh ,” sebut Faisal. Di samping itu, kata Faisal maskapai Lion Air telah menyatakan minat untuk melayani penerbangan Umrah dengan frekuensi seminggu dua kali dengan tujuan Madinah dan Jeddah dari Bandara SIM. Demikian pula maskapai Firefly menyatakan akan melayani penerbangan Banda Aceh – Penang. “Sejalan dengan akan terbitnya regulasi teknis dari instansi terkait, selanjutnya pihak maskapai perlu memperpanjang izin rute dan mempersiapkan hal-hal lain terkait teknis operasional” lanjut Faisal. Kementerian Hukum dan HAM juga telah menerbitkan Surat Edaran Direktorat Jenderal Imigrasi Kemenkumham Nomor IMI-0650.GR.01.01 Tahun 2022 Tentang Kemudahan Keimigrasian Dalam Rangka Mendukung Pariwisata Berkelanjutan Pada Masa Pandemi COVID-19. Dalam SE tersebut, Bandara SIM ditetapkan sebagai salah satu tempat pemeriksaan imigrasi bebas visa kunjungan khusus wisata Kepala Sub Seksi Pelayanan Dokumen Perjalanan dari Kantor Imigrasi Kelas I TPI Banda Aceh, Ibrahim D.W., kepada AcehTRANSit, menyebutkan bahwa pihaknya telah siap untuk penerbangan internasional, baik penerbangan reguler maupun umrah. “Kita sudah siap, baik SDM maupun kesistemannya, kita juga sudah update software dan data cekal dari pusat,” ungkap Ibrahim. Saat ini, seluruh Kabupaten/kota di Aceh sudah dinyatakan dengan PPKM level 1, sehingga diharapkan menjadi destinasi yang aman untuk dikunjungi wisatawan baik domestik maupun mancanegara. “Dengan banyaknya dukungan dari berbagai pihak, kita optimis Bandara SIM siap melayani penerbangan internasional,” pungkas Faisal. (MS)

Kesan Saat Berada di Terminal Tipe B Bener Meriah dan Calang

Oleh Drs. Erizal, A.MURP* Dua tahun lalu, pandemi Covid-19 melanda seluruh dunia, dari lapisan atas sampai lapisan bawah sehingga banyak kegiatan-kegiatan keagamaan dan kenegaraan tertunda. Mereda nya pandemi ini membuat kegiatan-kegiatan yang biasanya dilakukan menjadi lebih istimewa dari sebelum-sebelumnya, sehingga semarak, keramaian, suka-cita dan kemenangan kembali terasa pada lebaran tahun 2022 ini. Ada banyak hal menarik seputar lebaran yang menjadi cerita dan pengalaman di berbagai sektor sehingga membawa pengaruh positif untuk setiap kalangan. Salah satunya seperti sektor jasa transportasi. Dengan dibuka kembali kebijakan angkutan lebaran oleh Presiden Republik Indonesia melalui Kementerian Perhubungan telah menambah suasana hiruk pikuk di banyaknya angkutan transportasi baik di darat, laut dan udara. Persebaran masyarakat Aceh di berbagai kota rantau mewajibkan mereka melakukan mudik lebaran. Bagi masyarakat Aceh, merantau bertujuan untuk bekerja seperti berdagang, juga menempuh studi di suatu lembaga pendidikan. Oleh karena itu, terbuka kembali jasa transportasi di hari menjelang lebaran dimanfaatkan perantau untuk kembali ke kampung halaman. Momen mudik dimanfaatkan untuk bersilaturrahmi mengunjungi sanak saudara atau melakukan perjalanan untuk mengisi liburan dengan mengunjungi berbagai objek wisata. Salah satu moda transportasi yang banyak diminati selama arus mudik lebaran di Aceh adalah moda transportasi darat. Selama periode H-7 sampai H+7 lebaran tercatat sebanyak 107.896 orang melakukan perjalanan menggunakan transportasi darat melalui terminal. Sebagian orang menganggap moda transportasi ini lebih mudah menjangkau tujuan perjalanan masyarakat Aceh dan dapat dengan mudah mengubah jadwal keberangkatan jika sewaktu-waktu ada keperluan mendadak. Banyaknya pelaku perjalanan mudik lebaran tahun ini memerlukan pengendalian transportasi dari Pemerintah Pusat dan Daerah. Dinas Perhubungan Aceh (Dishub Aceh) merupakan instansi Pemerintah Aceh yang mempunyai wewenang terhadap pengendalian transportasi selama angkutan lebaran dan fokus utamanya terhadap pelayanan angkutan umum. Instrumen pengendalian ini dilakukan melalui pos komando (posko) angkutan lebaran di berbagai prasarana transportasi. Ketersediaan posko angkutan lebaran telah menjadi metode andalan Dishub Aceh setiap tahunnya dalam melayani masyarakat terkait pengendalian transportasi khususnya untuk perjalanan darat. Posko angkutan lebaran ini mencakup jalan lintas timur, tengah dan barat – selatan Aceh. Posko angkutan lebaran pada jalan lintas timur meliputi Terminal Tipe B Pidie, Pidie Jaya, Bireuen dan Aceh Tamiang. Dan posko lebaran pada jalan lintas tengah berada di Terminal Tipe B Bener Meriah. Sedangkan pada jalan lintas barat – selatan terdiri atas terminal Tipe B Singkil, Aceh Barat Daya dan Aceh Jaya. Pada awal 2022, terdapat dua terminal baru dioperasikan kembali setelah beberapa tahun tidak difungsikan, yaitu Terminal Tipe B Bener Meriah dan Aceh Jaya. Menariknya, kedua posko ini merupakan posko perdana dalam hal penyelenggaraan posko angkutan lebaran. Gebrakan  ini menjadi analisis tersendiri bagi Dishub Aceh untuk melihat tingkat kepentingan prasarana dan operasional terminal di masing-masing daerah serta potensi pengembangannya. Tulisan ini akan memperbandingkan kondisi penyelenggaraan transportasi selama angkutan lebaran di Terminal Tipe B Bener Meriah dan Terminal Tipe B Aceh Jaya dari lima sudut pandang, antara lain: aspek lokasi, ketersediaan fasilitas, tingkat pelayanan jalan akses, kenyamanan dan ketersediaan angkutan lanjutan. Lokasi terminal Kondisi lokasi terminal model ini lebih mampu memberikan perkembangan terhadap aktivitas terminal, karena mempunyai kemudahan akses terhadap pusat-pusat aktivitas perkotaan. Akan tetapi, tingkat perkembangan yang terjadi akan berdampak terhadap fenomena percampuran arus pergerakan, sehingga menimbulkan permasalahan lalu lintas berupa kemacetan. Dari segi lokasi, Terminal Tipe B Aceh Jaya lebih strategis dari Terminal Tipe B Bener Meriah. Disebabkan karena Terminal Tipe B Aceh Jaya termasuk ke dalam model central terminating yaitu berlokasi di dekat pusat kota dengan jarak ±2 Km dari pusat Kota Calang dan berada pada lintasan Jalan Nasional Banda Aceh-Meulaboh. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) Calang berfungsi sebagai pusat perdagangan, jasa, pelayanan sosial, dan umum skala kabupaten dan pusat pemerintahan. Sedangkan Terminal Tipe B Bener Meriah terletak di jalan lintasan provinsi yaitu Jalan Bandara Rembele Aceh Tengah, Kampung Ketipis, Kecamatan Bukit, Kab. Bener Meriah, Aceh. Jika ditinjau dari sistem kota, lokasi Terminal Tipe B Bener Meriah termasuk kedalam model nearside terminating (pinggiran kota). Jaraknya sekitar ± 3 km dari pusat ibu kota, yaitu Redelong dan berjarak sekitar ± 11 km dari Kota Pondok Baru yang merupakan kota padat penduduk yang selama ini menopang mayoritas kegiatan perekonomian.   Ketersediaan Fasilitas Fasilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pengguna terminal. Artinya, jika fasilitas yang disediakan baik maka kepuasan pengguna terminal juga akan meningkat, begitu pula sebaliknya. Hubungan antara fasilitas dan kepuasan penggunaan terminal memiliki pengaruh yang kuat. Dalam kata lain, setiap perubahan yang kecil akan mempengaruhi peningkatan atau penurunan kepuasan pelanggan terminal. Terminal Tipe B Bener Meriah dan Terminal Tipe B Aceh Jaya sama-sama memiliki fasilitas yang menunjang fungsi Terminal. Fasilitas di Terminal Tipe B Bener Meriah memiliki penilaian dalam kategori baik (Laporan Tahunan Kondisi Fasilitas Terminal, 2021). Fasilitas lebih memadai, diantaranya adalah loket, ruang tunggu, toilet, area parkir, musalla dan kantor operasional. Pun sama halnya dengan Terminal Tipe B Aceh Jaya, terminal ini juga memiliki fasilitas seperti Terminal Tipe B Bener Meriah. Namun, penilaian dalam kategori cukup (Laporan Tahunan Kondisi Fasilitas Terminal, 2021). Tingkat Pelayanan Jalan Ketersediaan akses jalan berpengaruh positif berupa kemudahan melakukan mobilitas dari satu tempat ke tempat lain. Kinerja tingkat pelayanan pada jalan akses terminal ini dipengaruhi oleh faktor – faktor yang  harus dipenuhi. Faktor-faktor tersebut yaitu letak posisi terminal, kondisi jalan dan ketersediaan fasilitas jalan. Dari segi lokasi, Terminal Tipe B Aceh Jaya merupakan terminal dengan tipe on street karena letaknya yang terhubung langsung dengan jalan nasional melalui jalan lokal sehingga memberikan aksesibilitas yang tinggi serta kemudahan dalam pergantian moda angkutan kota. Jalan akses menuju terminal berkondisi baik dan dilengkapi perlengkapan rambu dan marka di jalan nasional, sedangkan jalan lokal berkondisi sedang tanpa ada perlengkapan rambu dan marka. Ditinjau dari posisi terhadap elemen transportasi jalan, Terminal Tipe B Bener Meriah merupakan terminal dengan tipe off street karena letaknya yang jauh dari jalan utama. Namun, kondisi jalan akses menuju terminal kategori baik, dilengkapi fasilitas marka dan rambu. Kedua terminal ini sulit untuk dicapai melalui angkutan umum, karena terminal belum mendapat akses jaringan trayek angkutan umum berupa angkutan perkotaan/angkutan pedesaan sehingga di kedua terminal ini belum terdapat kemudahan untuk pergantian angkutan umum. Penumpang hanya mengandalkan antar jemput secara pribadi dari kerabat dekat.   Kenyamanan Kenyamanan juga dapat dijelaskan sebagai suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar

Kloter Terakhir Jemaah Haji Aceh Tiba dengan Selamat

ACEH BESAR – Kelompok terbang (kloter) terakhir jemaah haji asal Aceh telah tiba di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM) Aceh Besar pada pukul 21.15 WIB, Senin, 1 Agustus 2022. Para jemaah asal Aceh yang tergabung dengan debarkasi Sumatera Utara ini pulang menggunakan pesawat Garuda Indonesia bernomor penerbangan GA3120. Kepala Dinas Perhubungan Aceh, Teuku Faisal bersyukur pemulangan jemaah haji asal Aceh berjalan dengan lancar. “Alhamdulillah seluruh jemaah sudah tiba di Aceh dengan selamat,” ujar Faisal. Keberhasilan pelaksanaan angkutan udara haji tahun 2022 ini, kata Faisal, tidak terlepas dari koordinasi yang intens seluruh stakeholder di Bandara SIM. Oleh karena itu, Faisal menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat, baik secara langsung maupun tidak. “Kerjasama yang baik ini patut kita pertahankan supaya pelayanan terhadap para tamu Allah pada tahun-tahun berikutnya berjalan semakin baik,” ungkap Faisal. Sementara itu, Pelaksana Harian (Plh) Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Banda Aceh, Yusri menyebutkan bahwa seluruh jemaah haji yang tiba di Aceh dalam keadaan sehat. Meskipun begitu, Yusri menyebutkan, pihaknya tetap merujuk pada Surat Edaran (SE) Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 yang terbaru dalam menangani setiap pelaku perjalanan dari luar negeri, yaitu melakukan pemeriksaan swab antigen di asrama haji. “Alhamdulillah, sampai saat ini hasilnya negatif,” ungkapnya. Yusri menambahkan, setiap jemaah yang baru tiba akan diberikan Kartu Kewaspadaan Kesehatan Jemaah Haji (K3JH) untuk dilakukan pemantauan selama 21 hari. “Artinya, jika jemaah sakit ketika sampai di daerah, mereka dapat melaporkan ke puskesmas terdekat,” jelasnya. Penerbangan terakhir jemaah haji asal Aceh ini bertolak dari Bandara Internasional Mohammad Bin Abdul Aziz, Madinah pada pukul 09.15 waktu Arab Saudi dengan pesawat Boeing 777-300 ER. (AM)

Petugas DKPPU Kemenhub Rampcheck Pesawat Jemaah Haji

ACEH BESAR – Pesawat udara yang membawa pulang 392 jemaah haji kelompok terbang (kloter) 3 asal Aceh telah mendarat dengan selamat di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar, Kamis malam, 28 Juli 2022. Pesawat bernomor penerbangan GA2203 ini bertolak dari Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah pada pukul 07.15 waktu Arab Saudi. Setelah mendarat di Bandara SIM, pesawat bertipe Boeing 777-300ER ini menjalani proses inspeksi atau rampcheck rutin dari inspektur penerbangan dari Direktorat Kelaikudaraan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU) Kementerian Perhubungan. “Kita melakukan rampcheck untuk memastikan keamanan dan keselamatan penerbangan yang mengangkut jemaah haji pulang ke tanah air,” ungkap Aang Sunandang, selaku ketua tim inspeksi penerbangan haji di Bandara SIM. Pemeriksaan ini, kata Aang, berfokus pada sisi kelaikudaraan pesawat udara (Airworthiness Certificate) dan dokumen-dokumen sertifikat pilot maupun awak kabin serta kondisi kesehatan mereka. “Banyak hal yang kita lihat (periksa), seperti menyangkut personil, dokumen dan lisensi mereka, aircraft-nya sendiri, maintenance-nya, dan kesiapan personil untuk penerbangan kepulangan jemaah haji,” jelas Aang. Aang menambahkan, terkait pemeriksaan sisi teknis pada pesawat udara, pihaknya juga melihat status maintenance pesawat. Apabila terdapat temuan atau permasalahan yang diperlukan perbaikan segera, pihaknya akan segera berkoordinasi dengan tim teknis dari maskapai. “Agar kendala-kendala yang dapat menghambat kelancaran penerbangan bisa kita hindari sedini mungkin, sehingga penerbangan kepulangan jemaah haji bisa terlaksana dengan aman dan selamat,” ungkap Aang.

Tim Dalops LLAJ Dishub Aceh Lakukan Pengamanan Lalin Kepulangan Jemaah Haji

BANDA ACEH – Sebanyak 23 personil Tim Pengendalian Operasional (Dalops) Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) Dishub Aceh dikerahkan untuk giat pengamanan lalu lintas (Pamlin) kepulangan Jemaah haji Aceh, di Asrama Embarkasi Haji Aceh, Banda Aceh, Rabu malam (27/07/2022). Malam sebelumnya (26/07/2022), Tim Dalops LLAJ Dishub Aceh juga telah melakukan giat menyukseskan kedatangan kloter 1 jemaah sebanyak 391 orang. Selama enam hari terhitung 26 Juli – 1 Agustus 2022,Tim Dalops LLAJ Dishub Aceh bekerja untuk melayani enam kloter kepulangan jemaah haji. Dalam rentang waktu ini, sebanyak 60 bus akan keluar masuk Asrama Haji Aceh membawa sebanyak 2.018 jemaah haji Aceh dari 23 kabupaten/kota. Informasi ini seperti yang disampaikan Kadishub Aceh, Teuku Faisal melalui Kepala Bidang LLAJ Dishub Aceh, Deddy Lesmana. “Kesiapan tim selalu berkoordinasi dengan sejumlah stakeholder juga mengajak Tim Dishub Kota Banda Aceh guna memperlancar arus lalu lintas keluar masuk asrama haji dan sirkulasi lalu lintas di dalam asrama haji,” sebut Deddy. Kehadiran Tim Dalops LLAJ Dishub Aceh amat penting guna mengurai kemacetan dan menjaga ketertiban lalu lintas pemulangan Jemaah haji Aceh. (MR)

ABK KMP Aceh Hebat 2 Ikuti Pelatihan Keselamatan SAR

BANDA ACEH – Seluruh anak buah kapal (ABK) KMP Aceh Hebat 2 ikuti pelatihan keselamatan Search and Rescue (SAR) di dermaga Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue, Rabu, 27 Juli 2022. General Manager PT ASDP Indonesia Ferry Banda Aceh, Agus Djoko Triyanto mengatakan bahwa pelatihan keselamatan SAR ini merupakan agenda wajib dan rutin diadakan agar seluruh kru siap menghadapi segala keadaan darurat di kapal. Selain itu, tambah Agus, pelatihan keselamatan merupakan mandatory dari International Safety Management (ISM) Code. “Pelatihan keselamatan ini kita adakan untuk melihat kesigapan dan responsibilitas kru kapal dalam melakukan penanganan kondisi darurat,” ujar Agus. Agus juga menjelaskan, pelatihan keselamatan di kapal ini rutin dilakukan setiap tahun dengan tema atau kondisi yang berbeda-beda. “Kali ini kami fokus bagaimana menangani kecelakaan atau accident yang disebabkan oleh kebakaran sehingga mengakibatkan orang cedera,” ungkapnya. Sementara itu, saat dikonfirmasi secara terpisah, Kepala Dinas Perhubungan Aceh, Teuku Faisal mengapresiasi pelaksanaan pelatihan keselamatan SAR oleh PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Banda Aceh ini. “Simulasi penanganan kondisi darurat dalam pelayaran sangat baik untuk menjamin keselamatan penumpang kapal,” ungkap Faisal. “Ini juga sebagai bentuk komitmen kita bersama ASDP, Basarnas, serta stakeholder terkait dalam memberikan pelayanan keselamatan pelayaran bagi masyarakat pengguna jasa penyeberangan,” ungkap Faisal. Pelatihan keselamatan di kapal milik Pemerintah Aceh ini turut melibatkan tim Kantor Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas) Banda Aceh  personil Pengawasan Operasional (Wasops) Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah I Aceh, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas pelabuhan (KSOP) Malahayati, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Banda Aceh, serta stakeholder lainnya. (AM)

Asisten III Setda dan Kadishub Sambut Kepulangan 391 Jemaah Haji Aceh

ACEH BESAR – Asisten III Sekretaris Daerah Aceh, Iskandar, mewakili Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh, didampingi Kepala Dinas Perhubungan Aceh, Teuku Faisal, beserta Panitia Penyelenggaraan Ibadah Haji (PPIH) Aceh menyambut kepulangan jemaah haji Aceh kelompok terbang (kloter) pertama di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM), Aceh Besar, Selasa malam, 26 Juli 2022. Penyambutan kepulangan jemaah haji embarkasi Aceh ini merupakan rangkaian akhir dari kegiatan pelayanan ibadah haji bagi tamu Allah. Asisten III Sekda Aceh, Iskandar menyampaikan bahwa para jemaah haji yang tiba malam ini di Bandara SIM berjumlah 391 orang dan semua berada dalam kondisi sehat. Iskandar menambahkan, ada 2 jemaah yang meninggal dunia pada kloter pertama ini. “Satu orang meninggal dalam penerbangan ke tanah suci, satu orang lagi saat melakukan ibadah,” ungkapnya. Sementara itu, Kadishub Aceh, Teuku Faisal bersyukur penerbangan kloter pertama jemaah haji dari Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah ke Aceh berjalan dengan lancar. “Alhamdulillah, pesawat yang membawa para jemaah haji kloter pertama telah mendarat dengan selamat di Aceh,” kata Faisal selaku Kepala Bidang Penerbangan PPIH Embarkasi Aceh, saat memantau aktivitas penyambutan di apron Bandara SIM. Seluruh pihak yang terlibat dalam kepanitiaan penyelenggaraan ibadah haji embarkasi Aceh, khususnya di bidang penerbangan, sebut Faisal, sudah melakukan persiapan yang optimal sejak beberapa hari yang lalu. “Koordinasi dengan stakeholder penerbangan di Bandara SIM terus kita jalin agar penyambutan kepulangan tamu Allah pada kloter-kloter selanjutnya berjalan lancar tanpa kendala apapun,” ungkap Faisal. Faisal menambahkan, keberhasilan penyambutan jemaah kloter pertama malam ini tentu menjadi tolak ukur terhadap kegiatan penyambutan pada hari-hari selanjutnya. Berdasar informasi yang diperoleh, para jemaah berangkat dari Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah menggunakan pesawat Garuda Indonesia bernomor penerbangan GA2201 pada pukul 07.10 waktu Arab Saudi. Pesawat bertipe Boeing 777-300ER tersebut mendarat dengan mulus di Bandara SIM pada pukul 19.30 WIB. (AM) Klik di sini, nonton videonya!

Cuaca Ekstrem, KMP. Aceh Hebat 3 dan KMP. Teluk Singkil Berhenti Berlayar Sementara

SINABANG – Beberapa hari belakangan ini, cuaca pantai barat wilayah Aceh sedang mengalami kondisi yang dapat dikatakan ekstrem. Gelombang tinggi menyebabkan terhentinya sementara pelayanan angkutan penyeberangan. Sehingga, di terminal Pelabuhan Sinabang terjadi lonjakan penumpang dan antrian kendaraan yang didominasi oleh kendaraan angkutan barang baik golongan lV dan V sejenis truk telah terurai dengan baik, Selasa, 26 Juli 2022. Namun, pihak pelabuhan bersama stakeholder mengambil langkah cepat mengantisipasi ketertundaan pelayaran. Hari ini, terpantau kondisi penumpang dan kendaraan di terminal keberangkatan Pelabuhan Sinabang masih kondusif. KMP. Aceh Hebat 3 dan KMP. Teluk Singkil yang akan berlayar besok akan mengangkut semua kendaraan yang telah mendaftarkan kendaraannya untuk menyeberang. Said UR, Nakhoda KMP. Teluk Singkil berpesan kepada calon pengguna jasa yg ingin menyeberang serta membawa kendaraan agar mendaftarkan kendaraannya jauh-jauh hari sebelum keberangkatan agar antrian kendaraan lebih tertib dalam pengaturan di geladak kapal. Menjaga pelayanan penyeberangan agar mampu memenuhi kapasitas permintaan, maka keberangkatan kapal penyeberangan dari Pelabuhan Sinabang untuk esok, Rabu, 27 Juli 2022, terdapat dua kali keberangkatan, yaitu KMP. Teluk Singkil yang akan menyeberang pukul 20.00 WIB menuju ke Labuhan Haji. Selanjutnya pada pukul 22.00 WIB, KMP. Aceh Hebat 3 akan berlayar menuju Pulau Banyak dan Singkil. Namun untuk sementara, KMP. Aceh Hebat 1 yang berlayar pada rute Calang- Sinabang belum dapat melayani penyeberangan karena dermaga Pelabuhan Calang sedang dilakukan pemeliharaan. Kita berharap pemeliharaan ini dapat terselesaikan dalam waktu cepat. (MS/MU)

Jadwal Kepulangan Jamaah Haji di Bandara SIM Aceh

BANDA ACEH – Alhamdulillah, ibadah haji tahun 1443 H di tanah suci telah usai. Para jemaah akan kembali ke tanah air mulai hari ini, Selasa (26/7), dari Arab Saudi. Nah, para jemaah tiba di Aceh hari apa saja, ya? Yuk cek infonya berikut ini! Kloter pertama dijadwalkan beratolak dari Jeddah Arab Saudi pada Selasa 26 Juli 2022 pukul 07.05 Waktu Arab Saudi (WAS) dengan menggunakan pesawat Garuda Indonesia GIA2201. Jemaah haji Aceh kloter pertama dijaadwalkan tiba di tanah air di Bandara Sultan Iskandar Muda  (SIM) Aceh Besar pukul 19.30 WIB. Kemudian dilanjutkan jemaah haji kloter kedua bertolak dari Arab Saudi pada Rabu (27/7/2022) pukul 06.45 WAS dan tiba di bandara SIM pukul 19.10 WIB di hari yang sama. Berikutnya kloter ketiga bertolak dari Arab Saudi pada Kamis (28/7/2022) pukul 07.15 WAS dan tiba di bandara SIM pukul 19.40 WIB. Kloter keempat bertolak dari Jeddah Arab Saudi pada Jumat (29/7/2022) pukul 09.40 WAS dan tiba di bandara SIM pukul 22.05 WIB. Kloter kelima bertolak dari Jeddah Arab Saudi pada Sabtu (30/7/2022) pukul 08.50 WAS dan tiba di Aceh pukul 20.50 WIB di hari yang sama. Terakhir, kloter keenam yang merupakan kloter terakhir dijadwalkan bertolak dari Arab Saudi pada Minggu (1/8/2022) pukul 19.15 WAS dan tiba di tanah air pada pukul 21.15 WIB di hari yang sama. (HM) Simak Selengkapnya dalam infografik ini: