Dishub

Sekdishub Aceh Paparkan Inovasi dan Strategi Keterbukaan Informasi Publik, Tim KIA Terkesan

BANDA ACEH – Sekretaris Dinas Perhubungan Aceh, Teuku Rizki Fadhil paparkan inovasi dan strategi pengelolaan keterbukaan informasi publik di hadapan Tim Komisi Informasi Aceh (KIA) di ruang Multimoda, Kamis, 26 Oktober 2023. Pemaparan inovasi dan strategi pengelolaan keterbukaan informasi publik ini merupakan sebuah rangkaian dari penilaian keterbukaan informasi pada lembaga publik yang diselenggarakan oleh KIA. “Kita (Dishub Aceh) terus berkomitmen dalam mengelola layanan keterbukaan informasi publik melalui inovasi dan strategi yang baik,” kata Teuku Rizki saat menyampaikan paparannya di hadapan Tim visitasi KIA yang dihadiri oleh Andi Rahmadsyah selaku Wakil Ketua KIA, M Hamzah selaku komisioner KIA, dan Adi Warsidi, Ketua Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) Wilayah Aceh, selaku Tim ahli KIA. Tanda-tanda adanya komitmen tersebut, kata Teuku Rizki, terlihat dari di antaranya inovasi-inovasi yang dilahirkan, penyediaan anggaran dan peningkatan kapasitas SDM, hingga penghargaan-penghargaan yang diraih di tingkat nasional. Di samping melahirkan inovasi-inovasi baru, Dishub Aceh juga membangun kolaborasi dan kerjasama dengan berbagai instansi, termasuk dengan dunia kampus. Kerjasama dengan kampus melalui program magang mahasiswa, sebutnya menjadi salah satu strategi Dishub Aceh yang cukup jitu saat ini. “Anak-anak mahasiswa punya kreatifitas tinggi yang bisa kita manfaatkan untuk menyebarkan informasi yang mudah dipahami oleh generasi milenial,” ungkapnya. Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua KIA, Andi Rahmadsyah menyebutkan bahwa inovasi dan strategi pengelolaan keterbukaan informasi yang dipaparkan cukup menarik dan kreatif. Andi Rahmadsyah berharap inovasi dan strategi pengelolaan keterbukaan informasi publik di Dishub Aceh bisa memberi dampak besar serta bermanfaat bagi masyarakat. Sehingga masyarakat bisa memperoleh informasi yang mudah, akurat, dan kredibel. Kegiatan visitasi dan penilaian pengelolaan keterbukaan informasi publik ini juga diisi dengan sesi tanya jawab dari tim penilai KIA kepada pejabat pengelola informasi dan dokumentasi (PPID) Dishub Aceh.(AB) Simak videonya:

Cut Meutia, Pahlawan Aceh yang Namanya Diabadikan Jadi Nama Kereta Api

Kereta api pernah menjadi bagian dari sejarah Aceh, meskipun sejarah kereta api di Aceh relatif singkat, sejak masa kolonial Belanda dan terus berupaya direaktivasi pada tahun 2007, tetapi operasionalnya tetap terbatas. Faktor seperti konflik dan bencana alam telah memengaruhi perkembangan kereta api di Aceh. Saat ini, kereta api tidak menjadi moda transportasi utama di wilayah tersebut. Kereta api Cut Meutia adalah nama sebuah kereta api yang menghubungkan Stasiun Medan, Sumatera Utara, dengan Stasiun Lhokseumawe, Aceh. Nama “Cut Meutia” berasal dari salah satu tokoh pahlawan perempuan dari Aceh, Cut Meutia memiliki nama asli “Cut Nyak Meutia” yang lahir pada tahun 1870 di Perlak, Aceh Timur.  Perjungannya sangat dikenal dalam perang Aceh melawan penjajahan Belanda pada awal abad ke-20. Cut Nyak Meutia diakui sebagai pahlawan nasional Indonesia karena perjuangannya dalam menjaga kemerdekaan Aceh dan perlawanan terhadap penjajahan Belanda. Prestasi dan dedikasinyalah yang kemudian akan terus menjadi sejarah dan dikenang abadi sebagai salah satu alat trasnportasi darat di Aceh. Kereta api Cut Meutia adalah salah satu layanan kereta api yang melayani rute Sumatera Utara ke Aceh, yang terletak di ujung barat Pulau Sumatera. Ini adalah salah satu pilihan transportasi darat yang populer untuk menghubungkan dua provinsi ini, terutama bagi orang-orang yang ingin bepergian antara Medan (Sumatera Utara) dan Lhokseumawe (Aceh) dengan kenyamanan kereta api. Selama perjalanan, penumpang dapat menikmati pemandangan alam yang indah di sepanjang rute. Rute kereta api Cut Meutia menghubungkan Stasiun Medan, yang terletak di Sumatera Utara, dengan Stasiun Lhokseumawe, yang terletak di Aceh. Rute kereta api Cut Meutia menawarkan penumpang kesempatan untuk menikmati pemandangan alam yang beragam, termasuk dataran tinggi, perbukitan, hutan, dan wilayah pesisir. Ini adalah salah satu cara yang nyaman untuk berpergian antara Sumatera Utara dan Aceh, dua provinsi di ujung barat Sumatera. Jadwal dan pemberhentian kereta api Cut Meutia dapat berubah, jadi sebaiknya Anda memeriksa jadwal dan informasi terbaru dari operator kereta api sebelum melakukan perjalanan. (FL)

Terminal di Aceh dan Sejarah Keberadaannya

Rakan Moda, Apa yang ada dipikiran kita ketika mendengar kata “terminal”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata terminal memiliki makna: perhentian penghabisan (bus, kereta api dan sebagainya). Sebagian kita juga beranggapan bahwa terminal adalah sebuah tempat pertukaran penumpang atau pengguna jasa angkutan darat saja bukan? Kenyataannya adalah terminal bukan hanya tempat perhentian angkutan darat saja, juga termasuk jalur udara dan laut. Terminal dapat ditemukan di setiap provinsi, termasuk di provinsi Aceh.  Keberadaan Terminal di Aceh mengalami perkembangan sepanjang sejarah yang berkaitan dengan transportasi dan konektivitas di provinsi Aceh. Berikut merupakan sejarah singkat tentang terminal di Aceh: Aceh memiliki beberapa jenis terminal yang berfungsi sebagai pusat transportasi untuk berbagai moda transportasi, termasuk darat, laut, dan udara. Berikut adalah beberapa jenis terminal yang ada di Aceh: Selama beberapa tahun terakhir, Aceh telah mengalami perkembangan signifikan dalam sektor transportasi dan infrastruktur, termasuk terminal-terminal yang lebih modern dan nyaman untuk melayani kebutuhan penduduk dan wisatawan. Sejarah ini mencerminkan pentingnya konektivitas dan mobilitas dalam pengembangan ekonomi dan sosial di provinsi Aceh. (FL)

Mengenal berbagai Macam Alat Navigasi Pada Kapal

Rakan Moda, Kapal laut yang sedang melakukan pelayaran harus dilengkapi dengan alat navigasi yang baik. Pemahaman tentang alat navigasi laut sangat diperlukan, hal ini berguna untuk menghindari kecelakaan di laut sewaktu kapal sedang berlayar. Alat navigasi sendiri merupakan seperangkat alat yang berguna untuk menunjukkan arah kapal selama berlayar. Mari kita kenali berbagai alat navigasi yang ada pada kapal, alat ini terdiri dari : Kompas Peralatan navigasi yang harus ada di kapal salah satunya adalah kompas. Kompas berfungsi untuk menetapkan arah haluan kapal dan juga menetapkan arah baringan suatu target sasaran. Prinsip kerja kompas yaitu apabila batangan magnet berdiri bebas maka batangan magnet tersebut akan mengarah ke arah kutub – kutubnya. Radar Radar adalah alat yang mempunyai kemampuan untuk mendeteksi adanya objek di sekitar kapal dalam radius sesuai jangkauan radar baik 5 mil, 10 mil, 20 mil ataupun 100 mil. Kelebihan radar dibandingkan alat navigasi yang lain adalah penggunaan radar tidak memerlukan stasion pemancar, karena radar menggunakan prinsip pancaran gelombang. Sonar Sonar merupakan sistem navigasi kapal yang menggunakan gelombang suara bawah air yang dipancarkan dan dipantulkan untuk mendeteksi dan menetapkan lokasi objek di bawah laut atau untuk mengukur jarak bawah laut. Sejauh ini sonar telah luas digunakan salah satunya untuk mendeteksi kapal selam dan ranjau, mendeteksi kedalaman, keselamatan penyelaman dan komunikasi di laut. Barometer Fungsi utama sistem navigasi barometer adalah untuk mengukur tekanan atmosfer di suatu lokasi tertentu. Informasi tentang tekanan atmosfer sangat penting dalam meramalkan perubahan cuaca di lautan. Tekanan udara yang rendah seringkali mengindikasikan kemungkinan cuaca buruk, seperti hujan dan badai. Sebaliknya, tekanan udara yang tinggi dapat menunjukkan cuaca cerah dan kering. Echo Sounder Echo Sounder merupakan peralatan yang digunakan untuk mengetahui kedalaman laut antara lunas kapal dengan dasar laut. Sistem ini bekerja dengan cara merambatkan gelombang akustik menuju air dan menghitung waktu pantulan gelombang tersebut. Kedalaman perairan dapat diketahui dengan mengoperasikan selang waktu perambatan dan cepat rambat gelombang di air. Informasi ini dapat digunakan untuk kepentingan navigasi atau pemetaan. Alat ini digunakan sewaktu kapal berlayar diperairan dangkal atau perairan yang mempunyai pasang surut tinggi. Nah, Rakan Moda itulah beberapa fakta menarik tentang berbagai macam alat navigasi yang ada pada kapal Semoga bisa menambah insight kita bersama ya.(AP)

Berbagai Jenis Bus di Aceh

Bus di Terminal Batoh. Foto: Irfan Fuadi/Dishub Aceh

Dishub Aceh Mulai Relokasi Terminal Lama Bireuen ke Terminal Tipe B

BIREUEN – Dinas Perhubungan Aceh melalui UPTD Penyelenggaraan Terminal Tipe B mulai melakukan relokasi loket perusahaan angkutan umum antar kota dalam provinsi (AKDP) dari terminal lama Bireuen ke dalam area Terminal Tipe B Bireuen. “Relokasi terminal ini merupakan tindak lanjut dari hasil kesepakatan rapat kita sebelumnya dengan Pemerintah Kabupaten Bireuen pada tanggal 1 Oktober 2023 yang lalu,” kata Kepala UPTD Penyelenggaraan Terminal Tipe B, Erizal saat memantau proses relokasi di terminal lama Bireuen, Kamis, 12 Oktober 2023. Erizal mengatakan, sosialisasi relokasi terminal ini sudah dilakukan sejak tanggal 1 Oktober 2023 sehingga manajemen perusahaan angkutan AKDP bisa memindahkan loketnya secara bertahap ke dalam Terminal Tipe B. “Kita terus lakukan pemantauan dan evaluasi supaya proses relokasi ini tidak mengganggu operasional harian angkutan AKDP. Fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan di terminal tipe B kita coba lengkapi pelan-pelan sesuai dengan kebutuhan sehingga pihak perusahaan bisa mengoperasionalkan loket secepat mungkin,” ungkap Erizal. Erizal menambahkan, relokasi terminal mobil penumpang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan transportasi angkutan darat di Aceh, khususnya di wilayah Kabupaten Bireuen. “Terminal baru diharapkan bisa menciptakan ekosistem layanan transportasi darat yang lebih baik, sehingga memberi rasa aman dan nyaman bagi masyarakat pengguna jasa transportasi,” sebutnya. Di samping itu, dengan beroperasi Terminal Tipe B Bireuen, Erizal berharap sentra ekonomi baru bisa bertumbuh di wilayah ini sehingga menciptakan peluang lapangan kerja bagi masyarakat. Sementara itu, Sekretaris DPD Organda Aceh, Azwir Sanusi yang ikut memantau proses relokasi ini menyebutkan bahwa pihaknya menyambut baik relokasi terminal lama ke Terminal Tipe B Bireuen. Ia menambahkan, pihaknya juga sudah mengimbau pemilik perusahaan angkutan penumpang AKDP untuk mengikuti arahan berdasarkan Surat Pj Bupati Bireuen terkait relokasi terminal lama ke Terminal Tipe B Bireuen. Komunikasi dan sosialisasi dengan pihak angkutan, kata Azwir, sudah dilakukan beberapa kali yang melibatkan sejumlah pihak terkait. Semua perusahaan angkutan, khususnya angkutan penumpang AKDP, menurut Azwir menyambut baik dan siap untuk pindah ke Terminal Tipe B Bireuen meskipun relokasinya dilakukan secara bertahap. Kendala-kendala yang dihadapi, menurut Azwir, akan terus dicoba carikan solusi agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan. “Ya, ada kendala seperti masa sewa loket di terminal lama yang belum habis, atau hal administratif lainnya kita coba duduk bersama carikan solusi,” ucapnya.(AB)

Petugas Terminal Tipe B Bireuen Lakukan Inspeksi Keselamatan AKDP

BIREUEN – UPTD Penyelenggaraan Terminal Tipe B Dinas Perhubungan Aceh lakukan inspeksi keselamatan terhadap armada angkutan penumpang antar kota dalam provinsi (AKDP) di Terminal Tipe B Bireuen, Kamis, 12 Oktober 2023. Kepala UPTD Penyelenggaraan Terminal Tipe B, Erizal menyebutkan, hari ini merupakan hari perdana dilakukan inspeksi keselamatan di Terminal Tipe B Bireuen. Pemeriksaan kendaraan angkutan ini, kata Erizal, difokuskan pada armada yang melayani trayek angkutan penumpang dari dan ke Kabupaten Bireuen. “Untuk angkutan yang melayani trayek lainnya, atau hanya melintas di Bireuen, tidak kita periksa karena sudah dilakukan di terminal asal,” ucapnya. Inspeksi keselamatan angkutan penumpang yang digelar sejak Kamis pagi hingga siang hari tercatat ada sebanyak 14 unit kendaraan yang telah berhasil diperiksa oleh petugas Terminal Tipe B Bireuen. “Pemeriksaan kendaraan di Terminal Tipe B Bireuen akan dilakukan secara berkala sebagai upaya memastikan keselamatan angkutan umum AKDP dan kenyamanan pengguna jasa angkutan umum di Aceh,” ungkap Erizal. Sementara itu, Putu Ekayana Adi Sanjaya, Penguji Kendaraan Bermotor dari UPTD Penyelenggaraan Terminal Tipe B Dinas Perhubungan Aceh mengungkapkan bahwa inspeksi keselamatan angkutan penumpang menyasar sejumlah unsur, di antaranya unsur administrasi seperti surat tanda uji kendaraan (STUK) dan SIM pengemudi. Selanjutnya ada unsur teknis utama seperti sistem penerangan, sistem pengereman, badan kendaraan, kondisi ban, dan lainnya. Lalu ada unsur teknis penunjang seperti kapasitas tempat duduk dan perlengkapan kendaraan. “Kita mengimbau kepada perusahaan angkutan penumpang AKDP untuk selalu memastikan kelaikan kendaraan sebelum beroperasi melayani perjalanan masyarakat,” tutur Putu.(AB)

Kadishub Aceh Jadi Narasumber Rapat Panmus-IX MPU Aceh

BANDA ACEH – Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Aceh, Teuku Faisal hadir sebagai narasumber dalam Rapat Panitia Musyawarah (PANMUS) – IX Majelis Permusyarawatan Ulama (MPU) Aceh tahun 2023, dengan tema pembahasan “Kepatuhan Atas Aturan Publik Menurut Perspektif Hukum Positif”, Selasa, 10 Oktober 2023. Ada empat poin cakupan bahasan dalam kegiatan ini meliputi rambu-rambu lalu lintas, antrian layanan publik, parkir sembarangan, dan menyalahgunakan area kaki lima, trotoar, media jalan. Faisal dalam kesempatan tersebut membahas kepatuhan atas aturan publik menurut perspektif hukum positif. Salah satu hal yang urgensi dalam pembahasan ini adalah tercatat dari tahun 2016 hingga tahun 2022, kecelakaan tertinggi pada tahun 2019 sebanyak 4.233 kecelakaan. “Sedangkan angka pelnggaran tertinggi berada pada tahun 2018 dengan total 71.523 pelanggaran. Kecelakaan pada umumnya disebabkan rendahnya disiplin dan ketertiban pengemudi berlalu lintas. Ini perlu menjadi perhatian kita bersama,” sebut Faisal. Sementara itu upaya dalam peningkatan kepatuhan berlalu lintas dilakukan dengan berbagai kegiatan, antara lain sosialisasi keselamatan jalan untuk pelajar di sekolah maupun melalui media sosial. Selain itu, Dishub Aceh juga telah melakukan pembinaan pelajar pelopor LLAJ, pelaporan melalui aplikasi berbasis website, dan pemilihan abdi yasa teladan di tingkat provinsi. Terkait antrian layanan publik yaitu di sarana transportasi misalnya di halte bus Trans Koetaradja dan pelabuhan Ulee Lheue. Hal ini perlu diwaspadai untuk mencegah fatalitas pelanggaran, sebab dikhawatirkan mengakibatkan calon penumpang terjatuh, terjepit, dan mengganggu pengguna jasa di sekitar. Selain itu, yang perlu menjadi perhatian adanya calo yang merugikan penumpang. Masyarakat yang memarkirkan kendaraan secara sembarangan juga dapat mengganggu aktivitas publik lainnya. Akibat dari parkir sembarangan yaitu mengganggu ketertiban dan kelancaran lalu lintas, tidak terjaminnya keamanan kendaraan, dan mengurangi kapasitas jalan. Selain itu, Faisal juga memaparkan terkait penyalahgunaan trotoar dan media jalan untuk pemakaian kaki lima. Hasil pembahasan dan pemaparan Kadishub Aceh ini sebagai persiapan Sidang Paripurna-VI MPU Aceh tahun 2023 dengan tema Pembahasan Kepatuhan atas Aturan Publik Menurut Perspektif Hukum Islam, Hukum Positif, dan Adat.(MR)

Cara Gunakan Tap On Bus Trans Koetaradja

Hallo Rakan Moda! Mulai tanggal 1 Oktober 2023, jika Rakan Moda menaiki bus Trans Koetaradja maka sekarang wajib menggunakan sistem Tap On Bus (TOB). Penggunaan sistem Tap On Bus (TOB) pada bus Trans Koetaradja di koridor 1 (Pusat Kota – Darussalam). Lalu gimana sih cara gunakanya? Simak penjelasan berikut ini ya. Penerapan sistem Tap On Bus ini bertujuan untuk membiasakan masyarakat menggunakan cashless payment atau pembayaran non tunai. Selain itu sistem ini berfungsi untuk pencatatan jumlah penumpang yang lebih akurat. Tapi, masyarakat tidak perlu khawatir, sebab Trans Koertarajda masih gratis alias belum berbayar. Jadi, mulai saat ini yuk beralih menggunakan sistem cashless payment ini ya. Lalu, gimana sih cara dapatin kartunya? Nah, Rakan Moda haru tau nih bahwa TOB bisa menggunakan kartu berbasis pembayaran elektronik apa saja, seperti e-money Mandiri, PengCard Bank Aceh, Tap Cash BNI, dan lain-lain. Rakan bisa membeli kartunya di semua cabang layanan perbankan yang tersedia atau layanan retail yang menyediakan kartu uang elektronik, seperti Indomaret atau Alfamart.(*) Simak Video penjelasannya klik di sini

Sebulan Diterapkan, Pengguna Jasa Pelabuhan Ulee Lheue Antusias Gunakan Cashless

BANDA ACEH – Sebulan paska penerapan pembayaran non tunai atau cashless di Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue, Banda Aceh, pengguna jasa terlihat antusias untuk membayar retribusi dengan metode ini, Minggu, 1 Oktober 2023. Dinas Perhubungan (Dishub) Aceh menganalisa bagaimana masyarakat Aceh semakin teredukasi dan bersemangat untuk menjalankan sistem transaksi cashless, antusiasme tinggi ini terlihat dari pengguna jasa yang semakin meningkat dan transaksi yang terus tumbuh. “Kami melihat bagaimana masyarakat Aceh semakin teredukasi dalam transaksi digital dengan proses pembayaran yang lebih sederhana, mudah, dan cepat,“ ujar Kadishub Aceh, Teuku Faisal. Penerapan metode cashless di Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue sejalan dengan transformasi digital yang semakin berkembang. Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh masyarakat Aceh melalui metode pembayaran cashless ini, diantaranya metode cashless dapat memberikan rasa aman dan nyaman dalam bertransaksi, terhindar dari penggunaan uang palsu, tidak perlu terlalu lama mengantri serta terhindar dari pungli. Sebagaimana kita ketahui Dishub Aceh sedang gencar menuju cashless society, hal ini juga terlihat dengan diterapkannya cashless payment (sistem pembayaran non-tunai) untuk pembayaran bus Trans Koetaradja dimulai dari 1 Oktober ini.(AP) Baca Juga: