Dishub

Dishub Aceh Imbau Sopir Angkutan Untuk Berhenti Saat Masuk Waktu Shalat

*Dukung Penerapan Instruksi Gubernur Aceh Terkait Pelaksanaan Shalat Fardhu Berjamaah BANDA ACEH – Kepala Dinas Perhubungan Aceh Teuku Faisal mengimbau seluruh pengemudi angkutan di Aceh, baik antar kota dalam provinsi (AKDP) maupun antar kota antar provinsi (AKAP) untuk melaksanakan shalat fardhu tepat waktu atau memanfaatkan keringanan berupa shalat jamak ataupun qashar selama perjalanan. Imbauan pelaksanaan shalat fardhu ini guna menindaklanjuti instruksi Gubernur Aceh Nomor: 01/INSTR/2025 tentang pelaksanaan shalat fardhu berjamaah bagi ASN dan masyarakat serta pelaksanaan mengaji pada satuan pendidikan di Aceh. Teuku Faisal menjelaskan, imbauan ini sudah mulai disosialisasikan melalui Surat Kadishub Aceh Nomor 500.11.1/753 tanggal 29 April 2025 yang lalu kepada DPD Organda Aceh, pihak perusahaan, dan sopir angkutan dalam rangka melaksanakan syariat islam sebagaimana diatur dalam Qanun Aceh Nomor 11 Tahun 2022. “Kita berharap imbauan ini bisa meningkatkan kesadaran dan kepatuhan pelaku usaha transportasi di Aceh terhadap kewajiban menjalankan ibadah khususnya shalat lima waktu,” sebut Teuku Faisal. Selain itu, Kadishub Aceh menyarankan agar setiap perusahaan angkutan untuk merencanakan perjalanan dengan mempertimbangkan waktu shalat, termasuk menyediakan waktu singgah di tempat yang memungkinkan untuk melaksanakan ibadah. “Kita juga berharap para sopir dapat berhenti sejenak apabila telah masuk waktu shalat dan kondisi memungkinkan untuk melaksanakan shalat, baik di mesjid, mushola atau tempat ibadah terdekat,” harapnya.(AB)

Amanah Baru untuk 146 PPPK Dishub Aceh: Tingkatkan Pelayanan Publik

BANDA ACEH – Sebanyak 146 Tenaga Kontrak Dinas Perhubungan Aceh menerima SK Pengangkatan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Formasi Tahun 2024 Tahap 1. SK pengangkatan ini diserahkan langsung oleh Kepala Dinas Perhubungan Aceh Teuku Faisal di Aula Multimoda, pada Senin, 4 Agustus 2025. Kadishub Aceh, saat membaca sambutan Gubernur Aceh, menyampaikan bahwa pengangkatan ini merupakan awal dari amanah besar sebagai bagian dari ASN yang diharapkan memberi pelayanan publik yang berkualitas dan berorientasi pada kebutuhan masyarakat. Dirinya berpesan agar para PPPK menjaga integritas dan loyalitas sebagai pelayan masyarakat, terus meningkatkan kapasitas diri dan adaptif terhadap perubahan, membangun kerja tim yang solid dan kolaboratif, serta menghadirkan pelayanan publik yang humanis dan adil.(AB) Baca Berita Lainnya: 5.789 PPPK di Aceh Resmi Dilantik, Gubernur Ingatkan Pentingnya Pelayanan Publik Ketua Tim Andalalin Aceh: Pentingnya Antisipasi Dampak Lalu Lintas dalam Setiap Pembangunan Pelabuhan Krueng Geukueh Aktif Dukung Kegiatan Ekspor Komoditas Unggulan Aceh

5.789 PPPK di Aceh Resmi Dilantik, Gubernur Ingatkan Pentingnya Pelayanan Publik

BANDA ACEH – Kepala Dinas Perhubungan Aceh Teuku Faisal menghadiri Acara Penyerahan Keputusan Gubernur Aceh tentang Pengangkatan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Formasi Tahun 2024 Tahap 1 yang digelar di halaman Kantor Gubernur Aceh, Senin, 4 Agustus 2025. Penyerahan SK PPPK kepada 5.789 pegawai dilakukan secara simbolis oleh Gubernur Aceh Muzakir Manaf. Dalam sambutannya, Gubernur mengingatkan para PPPK untuk memberikan pelayanan publik yang berkualitas dan berorientasi pada kebutuhan masyarakat. “Proses seleksi yang telah dilalui mencerminkan komitmen kita dalam memperkuat reformasi birokrasi, dengan menempatkan integritas, profesionalisme, dan kompetensi sebagai fondasi utama,” kata Muzakir Manaf. Selain itu, lanjut Gubernur Aceh yang akrab disapa Mualem itu, PPPK harus menjaga integritas dan loyalitas sebagai pelayan masyarakat, meningkatkan kapasitas diri dan adaptif terhadap perubahan, membangun kerja tim yang solid dan kolaboratif serta menghadirkan pelayanan publik yang humanis dan adil. “Intinya kita sama-sama mengevaluasi dan mengingatkan kerja kita agar lebih baik di masa mendatang dan ini adalah amanah kita semua untuk membangun Aceh yang lebih baik,” ujarnya. Pemerintah Aceh, kata Mualem, berkomitmen memperkuat tata kelola kepegawaian yang transparan dan adil. “Pengangkatan ini menjadi langkah strategis menjawab kebutuhan formasi di sektor-sektor penting,” pungkasnya. Pada pengangkatan PPPK Formasi Tahun 2024 Tahap 1, sebanyak 146 pegawai Dishub Aceh akan menerima SK PPPK pada hari ini yang akan digelar si Aula Multimoda Dishub Aceh.(AB)

Kapal pengangkut CPO dari Pelabuhan Krueng Geukueh Aceh Utara menuju Tuticorin India, di Aceh Utara, Aceh, Jumat (25/7/2025). ANTARA/HO

Gubernur Apresiasi Ekspor 12.000 Ton CPO PLB Aceh ke India Berlanjut

Banda Aceh (ANTARA) – Gubernur Aceh Muzakir Manaf mengapresiasi ekspor 12 ribu metrik ton CPO oleh PT Agro Murni melalui Pusat Logistik Berikat (PLB) PT Aceh Makmur Bersama di Pelabuhan Krueng Geukueh, Aceh Utara tujuan Tuticorin, India, diharapkan berlanjut. “Saya mengapresiasi langkah PT Agro Murni yang menggunakan fasilitas PLB PT Aceh Makmur Bersama untuk melakukan ekspor CPO langsung dari Aceh,” kata Muzakir Manaf, di Aceh Utara, Jumat. Muzakir mengimbau kepada pengusaha kelapa sawit di Aceh lainnya dapat mengikuti langkah PT Agro Murni yang melakukan ekspor langsung Aceh, sehingga memberikan dampak ekonomi terhadap daerah. “Tentu ini berdampak terhadap peningkatan perekonomian Aceh. Saya mengimbau agar langkah ini diikuti oleh eksportir CPO lainnya,” ujar Gubernur yang akrab disapa Mualem ini. Hari ini Bea Cukai memfasilitasi ekspor 12 ribu metrik ton CPO milik PT Agro Murni tujuan India melalui Pelabuhan Krueng Geukueh, Aceh Utara menggunakan kapal MT DOLPHIN 06. Sejak PT Aceh Makmur Bersama ini memperoleh fasilitas sebagai PDPLB dari Kanwil Bea Cukai Aceh pada akhir November 2019, perusahaan ini telah beberapa kali memanfaatkan fasilitas untuk mendukung efisiensi logistik dan proses ekspor CPO yang kompetitif. Kasi Perizinan dan Fasilitas I Kanwil Bea Cukai Aceh Sofyan mengatakan, fasilitas PLB ini merupakan bentuk dukungan konkret Bea Cukai dalam mendorong kelancaran distribusi, penimbunan, hingga ekspor barang strategis. “Komoditas CPO yang merupakan andalan ekspor nasional berhasil diberangkatkan langsung dari Aceh ke pasar global,” kata Sofyan. Sofyan menyampaikan, ekspor 12 ribu metrik ton CPO ini adalah yang pertama, dengan kapal langsung dikarantina di pelabuhan di Lhokseumawe. Kegiatan ini tidak hanya mengukir capaian ekonomi daerah, tetapi juga memberikan kontribusi terhadap penerimaan negara. Selain dampak fiskal, kehadiran PDPLB dinilai bisa memberikan multiplier effect terhadap perekonomian lokal seperti penyerapan tenaga kerja, hingga optimalisasi pemanfaatan pelabuhan ekspor di wilayah utara Aceh. “Ini adalah contoh nyata bagaimana sinergi antara dunia usaha dan Bea Cukai bisa menciptakan ekosistem industri yang sehat, efisien dan berdaya saing. Kami berharap ke depan semakin banyak perusahaan yang memanfaatkan fasilitas ini,” katanya pula. Operasional Manager PT Aceh Makmur Bersama Tarmiji selaku pengelolaan PLB mengapresiasi PT Agro Murni yang selalu memanfaatkan PLB untuk melakukan ekspor CPO dari Aceh. Tarmiji menegaskan, pihaknya selalu bersedia memberikan dukungan penuh bagi perusahaan mana saja yang mau memanfaatkan fasilitas PLB dalam kegiatan ekspor. “PT Aceh Makmur Bersama siap mendukung kegiatan ekspor melalui Pelabuhan Krueng Geukueh,” demikian Tarmiji. Pewarta: Rahmat Fajri Editor: Budisantoso Budiman Copyright © ANTARA 2025 Sumber Berita dan Foto: LKBN Antara ‘Gubernur Apresiasi Ekspor 12.000 Ton CPO PLB Aceh ke India Lanjut’

Pelabuhan Malahayati di Krueng Raya, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, dari udara. Foto: Abdul Hadi/acehkini

Hampir 80 Persen Ekspor Aceh Lewat Pelabuhan Sendiri

Sebagian besar barang ekspor asal Aceh pada Juni 2025 dikirim melalui pelabuhan yang berada di dalam wilayah provinsi. Total nilai ekspor melalui pelabuhan Aceh mencapai 38,16 juta dolar AS, atau sekitar 78,34 persen dari total ekspor bulan tersebut. Angka ini menunjukkan peran penting infrastruktur pelabuhan lokal dalam mendukung aktivitas perdagangan luar negeri dari Aceh. Ekspor adalah mengirim barang ke luar negeri untuk dijual. Hanya sekitar 21,66 persen ekspor Aceh yang masih harus dikirim lewat pelabuhan di luar provinsi, terutama melalui Sumatera Utara yang mencatat ekspor senilai 9,97 juta dolar AS. “Total nilai ekspor komoditas asal Provinsi Aceh yang diekspor melalui pelabuhan di Provinsi Aceh pada Juni 2025 sebesar 38,16 juta dolar AS,” demikian disampaikan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam laporan Perkembangan Ekspor dan Impor Aceh, Juni 2025, yang dirilis pada awal Agustus 2025. Secara keseluruhan, nilai ekspor barang asal Aceh pada Juni 2025 tercatat sebesar 48,71 juta dolar AS. Angka ini mengalami penurunan 3,16 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Komoditas ekspor terbesar berasal dari kelompok bahan bakar mineral senilai 31,77 juta dolar AS, terutama batu bara. India menjadi negara tujuan ekspor terbesar Aceh dengan nilai 38,61 juta dolar AS, hampir seluruhnya merupakan komoditas batubara. Amerika Serikat dan Tiongkok masing-masing menyusul dengan nilai ekspor 1,76 juta dan 1,66 juta dolar AS, didominasi oleh kopi dan rempah-rempah. Sementara itu, nilai impor Aceh pada bulan Juni tercatat sebesar 21,17 juta dolar AS, seluruhnya berupa bahan bakar mineral dan gas. Angka ini turun tajam sebesar 64,48 persen dibandingkan Mei 2025. Dengan ekspor yang lebih tinggi dari impor, neraca perdagangan Aceh pada Juni mencatat surplus sebesar 27,54 juta dolar AS.[] Sumber Berita dan Foto Aceh Kini: ‘Hampir 80 Persen Ekspor Aceh Lewat Pelabuhan Sendiri’

Dishub Aceh Gandeng Tim Peneliti USK Kembangkan Sistem Transportasi Cerdas

Banda Aceh – Dinas Perhubungan Aceh menjalin kerja sama strategis dengan Tim peneliti dari Universitas Syiah Kuala (USK) sebagai mitra untuk mengembangkan Sistem Transportasi Cerdas (Intelligent Transportation System/ITS) guna meningkatkan efisiensi dan keselamatan lalu lintas di Banda Aceh. Penelitian pengembangan sistem transportasi cerdas ini dilakukan sejak tahun 2024 yang didanai oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang berfokus pada perancangan dan pembuatan “Purwarupa Sistem Cerdas Deteksi Kenderaan pada Lingkungan Mixed-Traffic”. Kemudian, mulai tahun ini hingga tahun 2026, penelitian dilanjutkan pada pengembangan pada “Prototipe Sistem Pengendalian Cerdas Lampu Lalu Lintas Berbasis Model Deep Learning Adaptif Pada Lingkungan Urban Kompleks”, yang didanai oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik (Kemdiktisaintek). Kerja sama ini merupakan bagian dari upaya peningkatan infrastruktur digital di sektor transportasi, dengan mengintegrasikan teknologi informasi khususnya penerapan kecerdasan artifisial (Artificial Intelligence/AI) untuk pengelolaan lalu lintas, deteksi kenderaan secara real-time dan pengaturan lampu lalu lintas secara adaptif untuk mengurai kemacetan dan mengurangi kecelakaan. Kepala Dinas Perhubungan Aceh Teuku Faisal dalam sambutannya menyebutkan bahwa Pemerintah Aceh melalui Dishub Aceh ingin menghadirkan sistem transportasi yang lebih responsif, efisien, dan berbasis teknologi AI. “Melalui kerja sama dengan tim peneliti USK, kami berharap dapat menciptakan solusi inovatif yang sesuai dengan karakteristik lalu lintas di Kota Banda Aceh. Hal ini juga sejalan dengan kebijakan Pemerintah Aceh menjadikan transformasi digital sebagai salah satu misi strategis pemerintah,” ujarnya dalam konferensi pers di Banda Aceh. Sementara itu, Tim peneliti dari Fakultas Teknik USK, yang diketuai oleh Prof. Dr. Ir. Nasaruddin, ST., M.Eng., IPU, ASEAN Eng. telah mengembangkan prototipe sistem cerdas deteksi kenderaan yang telah berhasil dicoba pada lingkungan nyata pada tahun 2024 mencakup penggunaan camera sensor dan perangkat EdgeAI pada kenderaan. Sejalan dengan itu, untuk menciptakan kenyaman dan efisiensi waktu tunggu serta mencegah kemacetan, tim peneliti melanjutkan pengembangan prototipe sistem pengendalian cerdas lampu lalu lintas yang akan dihubungkan dengan media center Dishub secara real-time, pada tahun 2025-2026. “Kami memanfaatkan teknologi AI pada kenderaan yang dapat mendeteksi objek yang berada pada jalan dan penerapan teknologi AI pada persimpangan lalu lintas untuk memprediksi kepadatan lalu lintas dan mengatur lampu lalu lintas secara otomatis,” jelas Prof. Nasaruddin. Pengembangan prototipe sistem pengendalian cerdas lampu lalu lintas akan memasuki tahap uji coba pada lingkungan terbatas pada akhir tahun 2025 dan diharapkan dapat diuji coba langsung pada persimpangan lalu lintas di beberapa titik strategis di Banda Aceh, pada tahun 2026. Tim peneliti mengucapkan terima kasih kepada Kemendiktisaintek dan dukungan dari Pemerintah Aceh diharapkan dapat menjadi model percontohan bagi pengembangan transportasi cerdas di daerah lain di Indonesia. Penelitian kerja sama ini juga dalam rangka mendukung tujuan Pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development goals/SDGs) terutama SDG 9 (industry, innovation, and infrastructure), SDG 11 (sustainable cities and communities), dan SDG 17 (partnerships for the goals).(AB)

Gubernur Minta Garuda Indonesia Terbangi Umrah Langsung dari Banda Aceh

JAKARTA – Kepala Dinas Perhubungan Aceh Teuku Faisal bertemu dengan Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk yang diwakili oleh Direktur Niaga PT Garuda Indonesia Reza Aulia Hakim di Kantor Maskapai Garuda Indonesia, Jakarta pada Jumat, 18 Juli 2025 yang lalu. Kunjungan tersebut bertujuan untuk menyampaikan langsung harapan Gubernur Aceh Muzakir Manaf melalui suratnya bertanggal 15 Juli 2025 terkait prioritas penerbangan langsung umrah via Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM) menggunakan pesawat Garuda Indonesia. Aceh merupakan provinsi yang menerapkan syariat islam dengan potensi jemaah umrah setiap tahunnya mencapai 32.000 orang. Kondisi ini tentu sejalan dengan visi misi Pemerintah Aceh saat ini yaitu menjalankan syari’at islam dalam kehidupan masyarakat secara kaffah. Harapannya, seluruh masyarakat dapat menjalankan aktivitas ibadah, termasuk ibadah umrah dengan mudah, nyaman, serta dengan biaya yang terjangkau. “Jarak tempuh Aceh – Arab Saudi relatif cukup dekat dan menghemat waktu, hanya 7,5 jam penerbangan sudah tiba di Arab Saudi, tentunya menjadi pertimbangan bagi pihak manajemen Garuda Indonesia untuk memprioritaskan penerbangan langsung (direct flight) dari Banda Aceh,” ungkap Teuku Faisal di hadapan manajemen Garuda Indonesia mengenai harapan Gubernur Aceh tersebut. Jumlah jemaah umrah asal Aceh yang signifikan setiap tahunnya, memiliki potensi pasar yang besar untuk penerbangan langsung. Pembukaan rute ini tidak hanya akan memberikan kemudahan bagi masyarakat Aceh, tetapi juga berpotensi meningkatkan geliat ekonomi lokal. Harapan itu, tambah Teuku Faisal, kian besar mengingat Aceh memiliki sejarah panjang bersama Garuda Indonesia. Selama ini jemaah umrah asal Aceh harus menempuh perjalanan yang panjang dan melelahkan karena harus terbang melalui berbagai kota seperti Medan, Jakarta, bahkan Kuala Lumpur Malaysia, sebelum akhirnya bisa mencapai Tanah Suci. “Situasi ini tentu saja menambah beban biaya dan waktu bagi para jemaah, khususnya bagi jemaah lansia,” sebutnya. Pemerintah Aceh pada prinsipnya menyambut baik kehadiran berbagai maskapai untuk melayani umrah langsung dari Banda Aceh, baik maskapai baik nasional maupun asing. Namun Garuda Indonesia sebagai perusahaan BUMN pelat merah semestinya memberikan perhatian lebih untuk Aceh dengan potensi market yang tinggi dan mempertimbangkan hubungan sejarah dengan masyarakat Aceh. Meski begitu, Teuku Faisal memahami bahwa saat ini maskapai pelat merah itu memiliki jumlah armada pesawat udara yang terbatas. “Kita paham Garuda Indonesia memiliki keterbatasan armada pasca Covid-19, namun Garuda mestinya memprioritaskan Aceh,” harapnya. Di samping itu, Teuku Faisal mengharapkan komunikasi dan sinergi antara Pemerintah Aceh dan Garuda Indonesia semakin serius dan intens ke depannya. Dengan itu, impian masyarakat Aceh untuk dapat berumrah dan terbang langsung dari tanah kelahiran mereka menuju Tanah Suci dapat terwujud. Gubernur Aceh melalui Kadishub Aceh juga meminta agar tarif tiket Garuda Indonesia untuk masyarakat Aceh bisa diturunkan. “Perlu ada semacam insentif bagi masyarakat Aceh yang menggunakan Garuda Indonesia, itu harapan kita,” tambahnya. Tingginya tarif penerbangan saat ini menyebabkan banyak masyarakat Aceh harus memilih rute luar negeri supaya memperoleh tiket murah. Pada kesempatan yang sama, Kadishub Aceh juga menyampaikan permohonan agar Garuda Indonesia dapat mempertimbangkan Aceh sebagai lokasi penyelenggaraan event berskala nasional di masa mendatang. Hal ini diharapkan dapat mempromosikan pariwisata Aceh serta memberikan dampak positif bagi perekonomian Aceh. Sementara itu, Direktur Niaga PT Garuda Indonesia Reza Aulia Hakim menyampaikan bahwa dukungan masyarakat Aceh sebagai cikal-bakal lahirnya Garuda Indonesia tentunya tidak akan terlupakan. Pihaknya akan segera menindaklanjuti harapan Gubernur Aceh tersebut. Dalam waktu dekat, Garuda Indonesia akan mencoba melakukan rotasi-rotasi armada pesawat udara yang ada sehingga penerbangan direct Banda Aceh – Jeddah bisa dilaksanakan.(AB)

Temui Kemenhub, Kadishub Aceh Minta Dibangun Menara Suar di Empat Pulau di Singkil

JAKARTA – Kepala Dinas Perhubungan Aceh Teuku Faisal melakukan kunjungan kerja ke Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Republik Indonesia di Jakarta pada Kamis, 17 Juli 2025. Dalam kunjungan tersebut Kadishub atas nama Pemerintah Aceh meminta dukungan Kemenhub terkait pembangunan sektor perhubungan laut di Aceh, di antaranya pembangunan menara/rambu suar di 4 pulau yaitu Pulau Panjang, Pulau Lipan, Pulau Mangkir Gadang dan Mangkir Ketek. Selain itu Kadishub meminta dukungan Kemenhub untuk terlaksananya pelayaran lintas Krueng Geukuh Aceh – Penang Malaysia, khususnya terkait dengan regulasi pelayaran antar negara. Kunjungan Kadishub Aceh diterima oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan yang mewakili Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Direktur Kepelabuhanan, dan Kepala Bagian Perencanaan Ditjen Perhubungan Laut, serta sejumlah jajaran. “Maksud kehadiran kami guna menyampaikan surat Gubernur Aceh terkait permohonan pembangunan rambu suar di 4 pulau di Kabupaten Aceh Singkil. Pembangunan rambu suar ini kami rasa penting dalam upaya membangun konektivitas laut menuju ke empat pulau yang akan dikembangkan oleh Pemerintah Aceh tersebut” ungkap Teuku Faisal. Selain menyampaikan Surat Gubernur Aceh terkait dukungan pembangunan rambu suar, Teuku Faisal juga meminta dukungan Kemenhub utk percepatan pelayaran lintas Krueng Geukuh Aceh – Penang Malaysia. “Kita berharap Kemenhub membantu program Pemerintah Aceh untuk merealisasikan konektivitas laut Aceh – Penang khususnya terkait dengan regulasi dan perizinan pelayaran antar negara. Tentu pendampingan dari Kemenhub sangat kita butuhkan,” ujarnya. Dalam pertemuan itu, Kadishub Aceh juga meminta Kemenhub RI untuk meningkatkan kapasitas Pelabuhan Calang di Kabupaten Aceh Jaya dari 5.000 DWT menjadi 15.000 DWT (Dead Weight Tonnage) guna mendukung kegiatan ekspor impor khususnya Cruide Palm Oil (CPO) melalui Pelabuhan Calang. “Pelabuhan Calang sangat berpotensi untuk dikembangkan kedepannya dikarenakan kolam pelabuhan yang terlindungi dan kedalamannya cukup baik. Harapan kita, CPO yg diproduksi dari pabrik di wilayah pantai barat – selatan Aceh bisa langsung diekspor melalui pelabuhan Calang. Tidak perlu lagi dibawa keluar Aceh, sehingga lebih efisien,” sebut Teuku Faisal. Dalam kesempatan tersebut, Kadishub juga berharap agar pelabuhan Kuala Langsa dan Pelabuhan Singkil dapat dilakukan pengerukan alur agar pelayanan kapal pada kedua pelabuhan tersebut dapat lancar kembali untuk mendukung perekonomian wilayah. Sementara itu, Direktur Jenderal Perhubungan Laut yang diwakili Sesditjen Perhubungan Laut menyambut baik berbagai usulan Pemerintah Aceh, dan akan segera mempelajari dan menindaklanjuti berbagai permasalahan pada sektor perhubungan laut di Provinsi Aceh.(TF)

22 Petugas Dalops Dishub Aceh Kawal Arus Kedatangan Jemaah Haji

BANDA ACEH – Sebanyak 22 Petugas Dalops LLAJ Dishub Aceh turut mengatur arus lalu lintas kedatangan jemaah haji Aceh kloter 5 di area Asrama Haji Aceh, Rabu, 2 Juli 2025. Beberapa titik yang turut dilakukan pengaturan lalu lintas, meliputi pintu masuk asrama, di dalam area asrama, hingga pintu keluar asrama. Petugas Dalops ini telah berkerja sejak hari pertama kedatangan jemaah haji pada 28 Juni lalu dan akan bekerja hingga kedatangan kloter terakhir yaitu kloter 12 pada 9 Juli mendatang. Saat keberangkatan jemaah calon haji lalu, Petugas Dalops bekerja ekstra memastikan kelancaran transportasi di Asrama Haji Aceh. Kedatangan jemaah haji Aceh ini mendarat di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda sebanyak 390 jemaah haji Aceh kloter 5. Maskapai Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GIA 2405 berangkat dari Bandara Internasional Prince Mohammad Bin Abdul Aziz, Madinah, Arab Saudi pada Selasa 1 Juli 2025, pukul 18.50 WAS. Jemaah yang berasal dari Pidie Jaya, Nagan Raya, dan Aceh Barat Daya ini mendarat di Bandara SIM pada pukul 07.10 WIB.(MR) Baca Berita Selengkapnya: Alhamdulillah, 392 Jemaah Haji Kloter 1 Tiba Kembali di Aceh Tinjau 4 Pulau di Aceh Singkil, Kadishub Aceh Cek Kondisi Dermaga dan Rambu Suar Jadwal Keberangkatan KMP.Aceh Hebat 3 Disusun dengan Semangat Kolaboratif

Jadwal Keberangkatan KMP.Aceh Hebat 3 Disusun dengan Semangat Kolaboratif

SINGKIL – Kepala Dinas Perhubungan Aceh melalui Kepala Bidang Pelayaran Muhammad Al Qadri memantau pelayanan kapal penyeberangan KMP Aceh Hebat 3 yang bergerak dari Pelabuhan Penyeberangan Pulau Banyak menuju Pelabuhan Penyeberangan Aceh Singkil, Minggu, 29 Juni 2025. Al Qadri menyebutkan, layanan kapal penyeberangan di lintasan Singkil – Pulau Banyak perlu perhatian khusus terkait dengan penyusunan jadwal kapal dan operasional kapal itu sendiri. “Penyusunan jadwal harus disusun dengan semangat kolaboratif di mana harus melibatkan Pemprov Aceh (Dishub Aceh), PT. ASDP Indonesia Ferry selaku operator, PemKab Aceh Singkil, masyarakat Pulau Banyak, dan juga pelaku wisata di Pulau Banyak dan Singkil,” ujarnya. Penyusunan jadwal kapal, tambah Al Qadri, harus dapat memberikan efek pada peningkatan ekonomi wilayah khususnya sektor pariwisata dan juga kelancaran kegiatan sosial dan budaya masyarakat serta peningkatan produktifitas kapal penyeberangan KMP Aceh Hebat 3. Sedangkan dalam hal operasional, lanjut Al Qadri, kapal Aceh Hebat 3 ini perlu diawasi bersama agar dapat memberi pelayanan terbaik bagi masyarakat dan penumpang kapal. Al Qadri menambahkan bahwa di saat musim liburan seperti ini, kapal penyeberangan tidak hanya dinaiki oleh masyarakat biasa tapi juga didominasi wisatawan yang berlibur ke Pulau Banyak. “Oleh karena itu, kapal harus selalu dalam kondisi bersih, serta pelayanan dari para petugas dan ABK kapal harus ramah dan baik kepada penumpang dan memberikan kesan positif bagi pariwisata Aceh,” sebutnya. Koordinasi dengan Pemkab Singkil dan PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Singkil terkait peningkatan pelayanan terhadap penumpang kapal terus dilakukan. “Kita berharap kerjasama serta koordinasi yang baik yang selama ini telah terjalin antara Dishub Aceh, pihak ASDP selaku operator, dan Pemkab Aceh Singkil bisa menghadirkan pelayanan yang optimal bagi masyarakat,” pungkas Al Qadri. Sementara itu, menurut Henni Agustina, salah satu penumpang yang menaiki kapal KMP Aceh Hebat 3, menyebutkan bahwa pelayanan kapal penyeberangan sudah baik. “Petugasnya sigap membantu saya, kebetulan saya bawa banyak tas sama anak-anak,” ujarnya. Mengenai kondisi kapal, Henni menilai kapal cukup bersih, dan ada tong sampah yang disediakan di setiap ruangan. “Kapal bersih, cuma sayangnya belum ada kesadaran dari penumpang menjaga kebersihan dengan buang sampah ke tong sampah yang sudah disediakan,” tambahnya. Henni menyarankan agar setiap penumpang bisa mendapatkan tempat duduk supaya lebih nyaman. “Karena kami kan tujuannya berwisata, kalau harus duduk lesehan di ruangan jadinya tidak nyaman, apalagi banyak orang lalu lalang,” sarannya.(AB) Baca Berita Lainnya: Tinjau 4 Pulau di Aceh Singkil, Kadishub Aceh Cek Kondisi Dermaga dan Rambu Suar Alhamdulillah, 392 Jemaah Haji Kloter 1 Tiba Kembali di Aceh