Dishub

Kemenhub Koordinasikan Langkah Antisipasi Mudik Lebaran Tahun Ini Dengan Satgas Covid-19

Kementerian Perhubungan segera mengkoordinasikan langkah antisipasi Mudik Lebaran Tahun 2021 dengan Satgas Covid-19. Hal ini perlu dilakukan dalam rangka mencegah dan memutus penyebaran covid-19 yang masih melanda Indonesia. “Kemenhub tidak bisa melarang atau mengijinkan mudik, karena harus dikoordinasikan dengan Kementerian/Lembaga terkait dan Satgas Covid 19, yang nanti akan memberikan arahannya,” kata Menhub saat Rapat Kerja dengan Komisi V DPR RI, di Jakarta, Selasa (16/3). Menhub mengatakan, dalam rangka mengantisipasi adanya lonjakan penumpang pada masa mudik lebaran tahun ini, akan menerapkan protokol kesehatan dan tracing secara ketat kepada masyarakat yang bepergian. Menhub menjelaskan, tengah mengkonsultasikan dengan pihak-pihak terkait untuk memperketat syarat perjalanan, yaitu dengan mempersingkat masa berlaku alat skrining (penyaringan) covid 19 seperti : GeNose, Rapid Test, atau PCR Test. Penerapan protokol kesehatan lainnya yang juga akan diperketat seperti : memakai masker, melaksanakan jaga jarak, melakukan disinfektasi prasarana/sarana, pemberlakuan pembatasan penumpang dan pengaturan jadwal layanan. Lebih lanjut Menhub mengungkapkan, telah bekerja sama dengan media nasional untuk melakukan survey nasional tentang potensi pemudik pada masa Lebaran Tahun 2021 yang akan menjadi rekomendasi pelaksanaan Angkutan Lebaran tahun ini. Sementara itu, Ketua Komisi V DPR RI Lasarus mengatakan, dalam rangka persiapan menjelang masa mudik lebaran tahun 2021, meminta Kemenhub untuk melakukan sejumlah langkah yaitu : mengantisipasi lonjakan penumpang dan konsistensi pengawasan protokol kesehatan; melakukan pengawasan kelaikan sarana dan prasarana transportasi berupa inspeksi terhadap personil, ramp check sarana transportasi, ketersediaan peralatan keselamatan, dan SOP pelayanan dan keselamatan; meningkatkan koordinasi dengan pihak terkait mengenai penyediaan fasilitas alat tes covid-19 yang terjangkau dan akurat dan mendorong penggunaan GeNose di setiap simpul transportasi. (LKW/RDL/LA/JD)   Biro Komunikasi dan Informasi Publik Sumber : Kemenhub Koordinasikan Langkah Antisipasi Mudik Lebaran Tahun Ini Dengan Satgas Covid-19 (dephub.go.id)

Plt. Gubernur Aceh Tinjau Posko Perbatasan Aceh Tamiang

Plt Gubernur Aceh Nova Iriansyah bersama Forkopimda Aceh, Ketua DPR Aceh, Pangdam Iskandar Muda, Kapolda Aceh, Wakajati Aceh, meninjau posko penanggulangan virus corona di terminal tipe B Aceh Tamiang, Selasa, 19 Mei 2020 yang disambut Bupati Aceh Tamiang, Mursil. Dalam kunjungan tersebut, Plt. Gubernur Aceh menyampaikan bahwa jelang lebaran Idul Fitri 1441 H jumlah pemudik dipastikan meningkat. Untuk mengantisipasi lonjakan pemudik, pemeriksaan dan pendataan di posko perbatasan perlu diperketat sesuai protokol kesehatan. “Kita yang bertugas di sini harus bekerja ekstra. Arus mudik dan arus balik harus dipastikan aman,” ujar Nova. Terkait kekurangan personil posko, Nova meminta Satuan Tugas Covid-19 Kabupaten Aceh Tamiang berkoordinasi dengan Gugus Tugas Covid-19 Pemerintah Aceh untuk kemungkinan-kemungkinan yang bisa dikolaborasikan antara Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota. “Tolong perkuat personil di posko. Jika kurang, jajaki untuk penempatan relawan baik dari Tagana maupun organisasi sipil,” pesan Nova yang juga didampingi oleh Kadinsos Aceh dan Kadishub Aceh. Forkopimda Aceh mengharapkan semua pihak mendukung posko yang sudah dibentuk dengan mengevaluasi kekurangan-kekurangan yang ada. Sementara itu, opsi pendirian posko lain harap dipertimbangkan karena keterbatasan personil di semua sektor. Selain petugas Satgas Kabupaten Aceh Tamiang, Dishub Aceh juga telah menerjunkan 4 tahap regu pendataan pemudik dengan aplikasi SAPAMUDIK.id yang mulai bertugas 15 Mei 2020 sampai 27 Mei 2020. Tim gelombang 4 ini juga diperkuat oleh Tim Dalops LLAJ untuk memastikan semua angkutan umum yang datang dari Sumatera Utara ke Aceh masuk ke Terminal Type B Aceh Tamiang. Dibandingkan dengan 3 posko perbatasan lainnya, Aceh Tamiang merupakan gerbang masuk pendatang dari Provinsi Sumatera Utara. Kepala Dinas Perhubungan Aceh Junaidi, mengatakan bahwa Regu pendataan SAPAMUDIK ini akan terus bertugas ditengah lebaran Idul Fitri 1441H, dan pada tanggal 26 Mei 2020 direncanakan akan diturunkan kembali Regu Gelombang 5 untuk fokus pada pendataan arus balik. (AM)

UCOK SIBREH, KISAH KORBAN SELAMAT TRAGEDI GURITA 1996

Liburan awal tahun pada Januari 1996 seharusnya merupakan hal yang menyenangkan bagi Muhibuddin Ibrahim yang biasa disapa Ucok Sibreh beserta rekannya bernama Indra sesama anak sekolah. Iya, saat itu Ucok dan rekannya Indra masih duduk di bangku kelas dua SMA 3 (usia 17-an). Hari itu Jum’at, 19 Januari 1996 mereka berencana mau ke Kota Sabang untuk suatu urusan sekalian jalan-jalan liburan menggunakan kapal penyeberangan KMP. Gurita.  Namun naas dalam perjalanan menuju Sabang kapal ferry  yang berkapasitas 210 orang namun pada hari itu penuh sesak sampai 387 penumpang itu mengalami musibah karam di perairan Sabang sekitar 6 mil laut mendekati Pelabuhan Penyeberangan Balohan Sabang pada pukul 20.30 malam. Ucok berkisah malam itu dia beserta rekannya sedang berada di buritan kapal melihat air yang menghantam bagian depan kapal semakin mendekati mereka. Temannya bernama Indra pun berinisiatif mengajak Ucok untuk melompat kelaut. Namun sayang rekannya ternyata belum bisa berenang sehingga hilang ditelan arus laut. Sedangkan Ucok tanpa disadarinya telah terlempar jauh dari kapal, Ucok pun berusaha berenang kesana sini menggapai apa yang bisa dipegang untuk mengapung, dan seperti mukjizat akhirnya Ucok berhasil mendapat pertolongan salah seorang ABK bernama Adi dan memberinya tempat pegangan pada pelampung kapal lifebuoy yang ada padanya. Setelah terkatung-katung selama kurang lebih 17 jam di laut dalam keadaan lapar haus dan letih, Ucok dan Adi pun ditemukan oleh kapal tanker Laju Perkasa 4 yang sedang lewat. Menurut ucok kejadian ini merupakan mukjizat dari Allah dia bisa selamat. Sebab dari 387 penumpang, cuma Ucok beserta 40 orang yang selamat. 54 orang dinyatakan meninggal dan 284 orang dinyatakan hilang. Setelah dievakuasi ke kapal penolong, Ucok dan Adi pun bersujud syukur kepada Allah SWT kerena telah diselamatkan dari maut lautan. “Alhamdulillah” ungkapnya berkali-kali dengan mata masih berkaca-kaca mengenang peristiwa itu. Ucok menyesalkan hingga saat ini tidak adanya perhatian pihak terkait terhadap korban. Padahal semua korban selamat membeli tiket resmi dan ada asuransinya. Selain itu, Ucok juga berharap adanya perhatian pelaku transportasi terhadap kelayakan kapal (laik layar) saat beroperasi. (RS)

KEBERSAMAAN PEKERJA DI BANDARA SIM DALAM BALUTAN KEMENANGAN IDUL ADHA

Banda Aceh (10/08), PT. Angkasa Pura II Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) menyelenggarakan Shalat Ied di halaman parkir Bandara SIM. Penyelenggaraan Shalat Ied ini juga diiringi dengan penyembelihan hewan qurban sebanyak empat ekor sapi dan satu ekor kambing yang akan dibagikan kepada masyarakat sekitar. Awalnya, penyelenggaraan Shalat Ied ini telah direncanakan pada tahun sebelumnya. Namun, pada tahun ini Angkasa Pura II bersama stakeholder terlibat berkesempatan melakukan shalat hari raya bersama. Dalam perbincangan singkat Tim Aceh Transit dengan Bapak Yos Suwagiyono, General Manajer PT Angkasa Pura II menyampaikan bahwa, “penyelenggaraan Shalat Ied ini menyikapi permintaan teman-teman imigrasi, mereka mengeluh selama beberapa tahun, puasanya full tapi nggak pernah Shalat Ied,” ucapnya penuh semangat. “Maka, sampailah hal ini kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia. Lalu, mereka koordinasi dengan airlines dan pihak terkait. Kemudian, mereka menyurati saya dan disampaikan juga ke Bupati Aceh Besar,” lanjutnya dengan rona wajah yang cerah. Dalam hal ini, Bupati Aceh Besar menghimbau Bandara SIM agar dapat menunda sementara penerbangan saat hari pertama Idul Adha mulai pukul 00.00 – 12.00 WIB. Terlebih dulu, manajeman Bandara SIM berkoordinasi dengan Otoritas Bandara Wilayah II Medan dalam menyikapi surat edaran tersebut. Dalam hal ini, Otoritas Bandara Wilayah II Medan selaku regulator agar tidak bertentangan dengan regulasi yang telah ditetapkan. Setelah berkoodinasi, manajemen Bandara SIM menghentikan sementara penerbangan pada tanggal 11 Agustus 2019 dari pukul 07.25 – 11.00 WIB. Namun, penerbangan pertama pada hari tersebut (penerbangan pukul 06.00 WIB –red) tetap beroperasi seperti biasanya. Dalam kesempatan ini juga, Junaidi, Kepala Dinas Perhubungan Aceh, menyampaikan bahwa secara teknis pelaksanaan aktifitas transportasi pada Shalat Ied tidak mengganggu pelayanan bandara. Hanya saja, pergeseran jam pelayanan setelah prosesi Shalat Idul Adha dan penyembelihan Qurban. Prosesi ini dapat dijadikan sebagai ritual rutin dalam penyambutan hari raya sekaligus sebagai identitas pribadi Aceh sebagai daerah Syari’at Islam. “Kita perlu tunjukkan kepada mereka, bahwa Aceh gini loh. Syiar Islam menyeruak dari pintu gerbang pertama Aceh. Niat baik seperti ini perlu kita pertahankan dan juga kita permudah jalan bagi yang ingin melaksanaan Shalat Hari Raya (Shalat Ied –red),” Imbuh Pak Yos dalam perbincangan ini. Tambahnya, pada momen seperti ini, kita sebagai insan perhubungan bekerja lebih ekstra dari biasanya. Melayani masyarakat yang ingin segera berkumpul dengan keluarga pada hari penuh kemenangan. Beberapa jam inilah kita manfaatkan dan sisihkan waktu dalam menyambut hari kemenangan di atas sajadah dengan sujud penuh suka cita menghadap Ilahi dalam kebersamaan. Inilah rasa syukur yang mendalam pada Sang Kuasa. Komunitas pelayanan di Bandara SIM seperti Airnav, Airlines, beacukai beserta keluarga menyambut gembira penyelenggarakan Shalat Ied di Bandara SIM. Inilah harapan kebahagiaan, mereka dapat merasakan kesyahduan Shalat Ied di hari kemenangan bersama keluarga meskipun sedang dalam melaksanakan tugas. Tetes pilu tahun-tahun berlalu, mereka hanya mampu menyaksikan indahnya kalimat takbir melalui televisi yang tergantung di pojok bandara. Tahun ini, mereka dapat melafazkan kalimah takbir bersama-sama. Penuh kesyahduan suka cita, dan haru bahagia menyelimuti relung hati komunitas ini. Masyarakat juga menyambut antusias penyelenggaraan Shalat Ied ini. Momentum seperti ini perlu dipertahankan dan menjadi ciri khas Aceh sebagai Serambi Mekkah. Kemeriahan penyambutan Hari Raya (Idul Fitri dan Idul Adha –red) sebagai rasa syukur kepada Allah SWT. Nantinya, momen seperti ini dapat mempererat ukhuwah islamiah dan silaturrahmi bagi kita semua. (MS)

TINGKATKAN KESELAMATAN BERLALU LINTAS MELALUI PELAJAR PELOPOR

Selama hampir sepuluh tahun berturut-turut Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan RI melalui Dinas Perhubungan Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Indonesia menyelenggarakan Pemilihan Pelajar Pelopor Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ). Dinas Perhubungan Aceh melalui Bidang LLAJ juga setiap tahunnya menyelenggarakan kegiatan tersebut. Pada Tahun 2018, Pemilihan Pelajar Pelopor Keselamatan LLAJ di Provinsi Aceh diselenggarakan oleh Dishub Aceh dengan jumlah 23 peserta dari 23 Kabupaten/Kota, dan dipilih 4 peserta terbaik untuk diseleksi di Tingkat Nasional. Pada Tingkat Nasional, Provinsi Aceh yang diwakili oleh 4 peserta tersebut, antara lain Devia Army mendapat peringkat ke-31, Win Putra Sandy Agung mendapat peringkat ke-33, Muchammad Fachrizal mendapat peringkat ke-38 dan Adisty Ayu Hafizah mendapat peringkat ke-58 dari jumlah total peserta 72 orang. Hal tersebut merupakan prestasi yang sangat memuaskan. Kegiatan Pemilihan Pelajar Pelopor Tahun 2019 sendiri akan dilaksanakan di Hotel Ayani, Kota Banda Aceh mulai tanggal 5 – 9 Agustus 2019. Kegiatan akan diawali dengan pembukaan acara, dilanjutkan dengan dinamika kelompok, beberapa pemaparan materi dari narasumber, tes soal peserta, expose karya ilmiah, pengumuman pemenang dan penutupan acara. Dinas Perhubungan Aceh berharap Pelajar Pelopor Keselamatan LLAJ yang menjadi pemenang lebih aware, menyebarkan virus berkeselamatan lalu lintas ke rekan-rekan dan lingkungannya, serta mendapatkan prestasi yang lebih memuaskan pada Tingkat Nasional dari tahun sebelumnya.

TRANSPORTASI LANCAR UNTUK MUDIK LANCAR 2019

Penyelenggaraan angkutan lebaran terhitung sejak tanggal 26 Mei 2019 sampai dengan 13 Juni 2019 cenderung lancar dan lebih baik, hal ini dapat dilihat dari koordinasi yang lebih baik dari Dinas Perhubungan, Kepolisian, Kodam Iskandar Muda, Operator pelayanan transportasi dan Stakeholder pendukung kegiatan pelayanan mudik lainnya. Dukungan kesiapan Armada Darat, Laut dan ASDP, serta Angkutan Udara baik Komersil maupun perintis yang beroperasi secara optimal juga mempunyai andil yang besar terhadap keberhasilan angkutan lebaran kali ini. Keberhasilan pelayanan ini juga didukung oleh ketersediaan infrastruktur jalan yang mencapai nilai kemantapan 93,91%. Evaluasi penyelenggaraan kegiatan dari hasil Rampcheck kendaraan khususnya angkutan umum pada moda transportasi darat menunjukkan 80% kendaraan memenuhi persyaratan teknis dan administrasi (Ramp Check 21 sd 25 Mei 2019) sedangkan angkutan udara dan laut/penyeberangan secara umum dipastikan memenuhi persyaratan teknis dan administrasi, bahkan pada tahun ini Dinas Perhubungan Aceh beserta jajaran yang terkait kemaritiman mengadakan rampcheck untuk angkutan laut di atas 8 GT pada tanggal 27 Mei 2019 dengan menghimbau kapal-kapal yang beropearasi dapat memenuhi standar keselamatan pelayaran. Arus puncak mudik menunjukkan 5700 penumpang/hari yang masuk ke Banda Aceh dari semua moda transportasi dan 6028 penumpang/hari yang keluar dari Banda Aceh. Dengan jumlah keberangkatan penumpang rata-rata selama masa lebaran adalah 2500 sampai dengan 3000 penumpang perhari. Puncak mudik terjadi pada H-3 (2 Juni 2019) untuk moda darat, sedangkan udara dan laut pada H-6 (30 mei 2019).  Untuk arus balik terjadi pada H+3 (9 Juni 2019) untuk moda transportasi darat, udara dan laut, sedangkan angkutan penyeberangan pada H+2 (8 mei 2019). Tahun 2018 terdapat 63 kasus kecelakaan dengan dampak korban meninggal dunia sebanyak 31 orang, namun pada tahun 2019 turun menjadi 53 kasus kecelakaan dengan korban jiwa sebanyak 25 orang (Data : Dirlantas Polda Aceh). Puncak Arus Balik mengakibatkan 9456 penumpang/hari atau meningkat 20% penumpang baik arus mudik maupun arus balik jika dibandingkan data tahun 2018. Peningkatan Arus mudik/balik sangat terlihat pada pengangkutan penyeberangan dan laut yaitu sekitar 30% yang disebabkan  karena adanya angkutan perintis Tol Laut yang melayani wilayah pantai barat selatan dan tambahan frekuensi keberangkatan kapal ferry pada lintasan Balohan Sabang. Keberhasilan penanganan angkutan lebaran kali ini juga terlihat dengan menurunnya angka kecelakaan sebesar 16 persen dari tahun sebelumnya. Kerugian materi akibat laka lantas pada tahun 2019 ini diperkirakan sebesar Rp. 131.720.000 atau menurun 73 % dari tahun sebelumnya (Data : Dirlantas Polda Aceh). Pelaksanaan Angkutan lebaran kali ini cenderung lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya jika dilihat dari kesiapan koordinasi, infrastruktur jalan, kesiapan moda dampak kecelakaan serta pemberian informasi kepada masyarakat sehingga menciptakan mudik lancar untuk kita semua.

PLT. GUBERNUR ACEH TINJAU KESIAPAN POSKO LEBARAN

Pada H-6 lebaran, Pelaksana Tugas Gubernur Aceh, Nova Iriansyah didampingi Sekretaris Dinas Perhubungan Aceh, T. Faisal,  Wakil Ketua DPRA, Dalimi, Kepala Terminal Type A Batoh serta SKPA lainnya meninjau Posko Angkutan Lebaran Idul Fitri 1440 H/2019 M, Banda Aceh, Kamis (30/5/2019). Plt. Gubernur Aceh Nova Iriansyah mengapresiasi kesiapsiagaan para aparatur dari Dinas Perhubungan, Balai Pengelola Transportasi Darat Wilayah Aceh, Kepolisian dan stakeholder lainnya yang telah dan sedang bertugas di seluruh posko pelayanan mudik di Aceh. Meski demikian, Nova terlihat kecewa dengan kondisi sejumlah bangunan dibiarkan rusak dan terbengkalai. Kekecewaan tersebut disampaikan oleh Plt. Gubernur Aceh kepada awak media saat memberikan keterangan pers, di Posko Terpadu Angkutan Lebaran 1440 H di komplek Terminal Bus Batoh, Banda Aceh. “Secara sistem, aparatur terkait tentu sudah memiliki prosedur baku yang selalu disempurnakan setelah bercermin dari pengalaman penanganan mudik di tahun sebelumnya. Ini tentu harus diapresiasi. Namun sebagai Pemerintah, saya tentu tidak boleh hanya melihat softwarenya saja, hardwarenya juga harus diperhatikan. Beberapa catatan sudah saya sampaikan saat meninjau ke Ulhee Lheue juga di Terminal Batoh ini,” ujar Nova. Masih banyak tugas yang harus dikerjakan oleh pengelola, upaya peningkatan pelayanan bukan hanya memperbaiki software tetapi hardware juga harus menjadi perhatian serius. Oleh karena itu, saya mengajak awak media untuk bekerjasama dan melakukan pengawasan pada upaya perbaikan yang akan kami lakukan ke depan, tentu sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing,” imbau Nova. Di dua tempat kunjungan itu, Plt. Gubernur memastikan kesiapan angkutan agar berjalan maksimal. Diantaranya, memastikan fasilitas pendukung, pengemudi hingga angkutan lebaran baik darat maupun laut sudah memenuhi standar. Selain itu, Nova Iriansyah, juga mengharapkan semua pihak dapat bekerja maksimal guna memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat. Plt. Gubernur dan rombongan bersama motornya, kemudian melanjutkan perjalanan darat untuk memastikan angkutan lebaran mudik berjalan lancar. (AM)

ANGKUTAN LEBARAN 2018 (1439 H) MENINGKAT SECARA SIGNIFIKAN

Hasil Pemantauan angkutan Lebaran 2018 (1439 H) di Provinsi Aceh yang telah dilaksanakan mulai H -7 sampai dengan H +7 yaitu mulai tanggal 08 Juni 2018 sampai dengan 23 Juni 2018,  untuk sektor Lalu Lintas Angkutan Jalan dengan jumlah armada yang digunakan selama angkutan lebaran mencapai 3.876 unit dari 133 perusahaan angkutan dengan jumlah pemudik Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) sebanyak 48.852 penumpang dan  Pemudik Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) sebesar 32.503 penumpang. Peningkatan arus mudik lalu lintas angkutan jalan terjadi pada H-5 dengan lonjakan penumpang yang naik dan turun sebanyak 6.849 penumpang dan pada H-2 kembali terjadi lonjakan penumpang sebanyak 7.177 penumpang. Sedangkan pada arus balik terjadi lonjakan penumpang pada H+4 sebanyak 6.354 penumpang. Selama Angkutan Lebaran 2018, jumlah kecelakaan lalu lintas sekitar 54 kejadian, dengan jumlah korban jiwa 26 orang, sekitar 84 % merupakan angkutan pribadi khususnya roda dua, penyebab utama kecelakaan lebih banyak disebabkan oleh human error. Untuk sektor pelayaran, berdasarkan hasil pemantauan jumlah penumpang pada 7 lintasan penyeberangan mencapai 58.350 penumpang, 8.531 roda dua dan 3.481 roda empat keatas. Lintasan yang paling dominan adalah Ulee Lheue – Balohan yang melayani 51.366 penumpang (88,03%) dengan  menyiagakan 6 Kapal Ro-Ro, 3 Kapal Cepat dan 1 Kapal Coaster. Angkutan laut perintis mengambil peran positif dalam angkutan lebaran 2018 dengan menggunakan Kapal Sabuk Nusantara 110 (coaster) telah mengangkut 702 penumpang dan 132 ton barang. Keberadaan angkutan perintis ini sangat membantu para pemudik dengan tujuan Kabupaten Simeulue. Akibat cuaca buruk yang terjadi pada H+2 dan beberapa hari selanjutnya menyebabkan harus ditunda beberapa jadwal pelayaran. Akibat penundaan ini, kondisi paling krusial terjadi pada lintasan penyeberangan Barat – Selatan dengan tujuan Simeulue karena waktu tempuh yang panjang (lebih dari 10 jam), sehingga pihak Syahbandar maupun ASDP setiap saat harus mencermati kondisi cuaca dengan dukungan dari BMKG. Pemantauan angkutan lebaran di sektor penerbangan dipantau pada 4 bandar udara yang melayani penerbangan komersil yaitu Bandara Sultan Iskandar Muda (Aceh Besar), Bandara Rembele (Bener Meriah), Bandara Cut Nyak Dhien (Nagan Raya) dan Bandara Lasikin (Sinabang). Selama angkutan lebaran, jumlah penumpang yang menggunakan angkutan udara adalah 57.523 orang, dengan jumlah pergerakan pesawat sebanyak 533 kali. Jumlah penumpang terbanyak terdapat pada bandara Sultan Iskandar Muda sebesar 45.665 Penumpang untuk penerbangan domestik dan 8.243 Penumpang untuk penerbangan internasional. Di tahun 2018 ini Penggunaan angkutan udara mengalami peningkatan sekitar ± 4% dari tahun sebelumnya. Peningkatan penumpang berangkat yang cukup tinggi ini terjadi dikarenakan karena kemampuan pengguna jasa angkutan udara cukup tinggi, meskipun harga tiket pesawat relatif mahal dan adanya pergeseran/pengalihan pengguna jasa moda transportasi lain (darat, laut dan penyeberangan) ke transportasi udara. Kepala Dinas Perhubungan Aceh Junaidi Ali, ST, MT mengatakan “Pelayanan angkutan lebaran Provinsi Aceh setiap tahunnya mengalami peningkatan yang signifikan, ketersediaan sarana dan infrastruktur pendukung membutuhkan upaya peningkatan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik dan mengutamakan keselamatan transportasi. Koordinasi lintas sektor dalam pelayanan angkutan lebaran telah terlaksana dengan baik namun hal ini perlu lebih ditingkatkan dalam hal menurunkan angka kecelakaan. Alangkah baiknya koordinasi dapat dilakukan sepanjang tahun”. Terkait hasil-hasil yang sudah diraih oleh sektor perhubungan ini, diharapkan pada tahun-tahun mendatang angkutan Lebaran bisa lebih baik dengan meningkatkan pelayanan transportasi di seluruh Aceh dengan tetap berkoordinasi dengan stakeholder. (DW)

TIM POSKO TERPADU ANGKUTAN LEBARAN ACEH GELAR CEK LAIK JALAN DAN TES URINE AWAK KENDARAAN

Pada H-6 arus mudik lebaran 2018, Kepala Dinas Perhubungan Junaidi, ST, MT meninjau langsung pelaksanaan Posko Angkutan Lebaran 2018, Sabtu (09/06) di Terminal Tipe A Batoh Banda Aceh. Peninjauan ini dilakukan untuk mengecek kesiagaan personil dan perlengkapan pendukungnya guna memastikan optimalnya pelayanan kepada masyarakat dalam rangka kelancaran arus mudik Hari Raya Idul Fitri 1439 H Tahun 2018. Dalam kesempatan tersebut Kadishub Aceh berkesempatan menempelkan stiker pada kaca depan angkutan umum yang telah dinyatakan lulus dan laik jalan. “Bagi angkutan umum yang telah lulus pemeriksaan administrasi dan teknis laik jalan, akan ditempel stiker resmi Angkutan Lebaran Aceh Tahun 2018” ujar Junaidi, ST, MT disela-sela kegiatan pemeriksaan oleh Tim Penguji Kendaraan Bermotor. Setelah kunjungan di posko terpadu angkutan lebaran Terminal Batoh, rombongan yang terdiri  dari unsur Dishub Aceh,  BPTD Aceh, Polda Aceh, PT. Jasa Raharja Banda Aceh dan  BNN Aceh melanjutkan kunjungannya ke Terminal Saree Aceh Besar untuk melakukan serangkaian rampcheck dan tes urine terhadap supir angkutan umum di terminal tersebut. Setibanya di Saree rombongan langsung bergabung dengan Polres Aceh Besar, Dishub Aceh Besar dan Damkar Aceh Besar serta melakukan apel bersama yang dipimpin oleh Kapolres Aceh Besar AKBP Heru Suprihasto, SH. Dalam apel terpadu tersebut Kapolres menyampaikan bahwa pemeriksaaan yang dilakukan bersifat preventif untuk mencegah human error yang disebabkan oleh Pengemudi AKAP dan AKDP. “Bagi supir yang terbukti positif menggunakan obat terlarang, maka akan ditindak sesuai hukum yang berlaku, dan perusahaan angkutan harus menunjuk supir pengganti” kata AKPB Heru S. Pemeriksaan urine dilakukan terhadap pengemudi bus AKAP (Antar Kota Antar Provinsi) dan AKDP (Antar Kota Dalam Provinsi) baik pengemudi utama maupun cadangan. Jika terdapat supir yang ditemukan positif mengkonsumsi narkoba dan zat adiktif, maka akan dilakukan assessment. Terminal Saree dipilih sebagai tempat untuk kegiatan ini, karena selain memiliki areal yang relatif luas dan cocok untuk menjadi tempat peristirahatan sementara bagi para pemudik yang kelelahan. (DW)