Dishub

Kadishub Aceh Tandatangani Perjanjian Kerjasama Dengan BPS Wilayah Aceh

BANDA ACEH – Kepala Dinas Perhubungan Aceh, Teuku Faisal tandatangani perjanjian kerjasama dengan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Wilayah Aceh, Ahmad Nasution terkait kegiatan dalam bidang statistik dan perhubungan. Penandatanganan kerjasama itu dilaksanakan bertepatan dengan Rapat Koordinasi Pendataan Awal Registrasi Sosial Ekonomi (Regsosek) Tahun 2022 di Hotel Hermes Palace, Banda Aceh, 21 September 2022. Rapat koordinasi yang dibuka oleh Penjabat (Pj) Gubernur Aceh Achmad Marzuki ini turut dihadiri oleh Kepala Bank Indonesia Wilayah Aceh, unsur Forkopimda Aceh, Kepala Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA), dan seluruh stakeholder terkait. Kepala BPS Wilayah Aceh, Ahmad Nasution, mengatakan bahwa data adalah salah satu faktor penting untuk pembangunan. Di mana hal itu, ujarnya, masih menjadi tantangan bagi Indonesia untuk terus membenahinya, khususnya dalam aspek akurasi dan penutakhiran data guna mengefektifkan program perlindungan sosial dan ekonomi yang tepat sasaran. “Tantangan yang dihadapi saat ini terkait target sasaran bantuan sosial kemiskinan yang mencakup seluruh penduduk untuk target pembangunan masih minim data,” ungkap Ahmad. Sementara itu, Teuku Faisal menyebutkan bahwa data sangat penting bagi Pemerintah (Dishub Aceh) dalam menyusun strategi maupun rencana pembangunan di sektor perhubungan. Melalui data yang komprehensif pula, kata Teuku Faisal, juga membantu Pemerintah memperoleh informasi yang akurat sehingga bisa merencanakan pembangunan di sektor transportasi yang lebih baik dan tepat sasaran. Sehingga penyediaan layanan transportasi, baik angkutan orang maupun barang, lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Ruang lingkup kerjasama antara Dinas Perhubungan Aceh dengan BPS Wilayah Aceh ini di antaranya terkait penyediaan, pertukaran, maupun pemanfaatan data dan informasi, serta peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) dalam bidang statistik dan perhubungan. (AM)

Trans Meudiwana Lahirkan Legacy Baru Kemajuan Pariwisata Aceh

BANDA ACEH – Aceh sangat kaya akan nilai-nilai sejarah, dan ini menjadi tugas kita semua untuk terus menjaga dan mempromosikan kekayaan peninggalan sejarah itu kepada masyarakat luas. Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh, Almuniza Kamal saat memberi sambutan dalam Launching Trans Meudiwana di Museum Aceh, Minggu, 11 September 2022. Program Trans Meudiwana ini, kata Almuniza, merupakan hasil kerjasama dan kolaborasi Disbudpar Aceh dengan Dinas Perhubungan Aceh untuk melahirkan legacy baru untuk kemajuan kepariwisataan Aceh. “Untuk memajukan pariwisata Aceh, Disbudpar tidak bisa melakukannya sendiri, butuh kolaborasi dan kerjasama dengan seluruh pihak, termasuk sektor perhubungan,” kata Almuniza. Kehadiran layanan angkutan umum di lokasi wisata, tambah Almuniza, tentu akan menghadirkan kenyamanan bagi wisatawan, baik nusantara maupun mancanegara. Almuniza juga menyampaikan apresiasi kepada Dishub Aceh, UPTD Angkutan Massal Trans Kutaraja, serta para pelaku pariwisata atas dukungan dan atensinya terhadap pariwisata Aceh. Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Perhubungan Aceh, Teuku Faisal menyampaikan bahwa kehadiran Trans Meudiwana bisa menjadi solusi bagi masyarakat di tengah tingginya inflasi dan kenaikan harga BBM. “Ini salah satu solusi dan inovasi hasil kolaborasi Dishub Aceh dan Disbudpar Aceh agar masyarakat tetap bisa beraktivitas dan berwisata sehingga tidak terlalu berat beban yang dirasakan oleh masyarakat dengan meningkatnya inflasi dan tingginya harga BBM,” ungkap Teuku Faisal. Teuku Faisal juga mengisahkan bahwa inovasi ini lahir dari keresahannya, di mana sarana dan SDM Trans Koetaradja yang cukup baik namun belum termanfaatkan dengan maksimal. “Jadi kita berpikir inovasi apa yang bisa dilakukan untuk mendukung seluruh sektor, akhirnya kita cetus inovasi yang bisa mendukung pariwisata Banda Aceh dan Aceh Besar,” ujarnya. Teuku Faisal berharap kolaborasi ini menjadi sebuah model kolaborasi baru untuk menjadikan pariwisata Aceh semakin baik ke depannya. Turut hadir dalam launching Trans Meudiwana ini Ketua Majelis Adat Aceh (MAA), Kadishub Kota Banda Aceh, Kadis Pariwisata Banda Aceh, Kadisparpora Aceh Besar, Dirut PT Harapan Indah Transport, GM Perum Damri Banda Aceh, serta para pelaku pariwisata di Banda Aceh dan Aceh Besar. Sebagai informasi, Trans Meudiwana mempunyai makna Trans Berwisata yang diambil dari bahasa Aceh kuno. Program yang berlangsung setiap hari Minggu ini tidak berbayar, atau sama dengan pelayanan Trans Koetaradja reguler. Dishub Aceh mengerahkan 6 unit bus untuk melayani 2 rute Trans Meudiwana di wilayah Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar. Rute 1 (MRB – Pelabuhan Ulee Lheue) dilayani oleh 2 unit bus, dan beroperasi mulai pukul 08.00 WIB hingga 18.22 WIB. Sedangkan rute 2 (MRB – Pantai Lampuuk) dilayani oleh 4 unit bus, dan beroperasi mulai pukul 09.00 WIB hingga 18.57 WIB. (AM) Berita Menarik Lainnya: Dishub Aceh Bersama Disbudpar Aceh Uji Coba Trans Wisata Dishub Aceh Perluas Layanan Trans Koetaradja dengan 4 Rute Baru Buy The Service (BTS), Upaya Menggalakkan Angkutan Massal Perkotaan

Bank Aceh Serahkan Bantuan CSR untuk Pelabuhan Ulee Lheue

BANDA ACEH – Kepala Dinas Perhubungan Aceh, Teuku Faisal terima bantuan CSR (Corporate Social Responsibility) Bank Aceh berupa 25 unit kursi ruang tunggu penumpang untuk Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue di Banda Aceh, Kamis, 8 September 2022. Bantuan CSR ini diserahkan langsung oleh Direktur Utama Bank Aceh, Haizir Sulaiman saat berkunjung ke Pelabuhan Ulee Lheue. Pada kesempatan tersebut, Teuku Faisal yang didampingi pejabat struktural Dishub Aceh menyampaikan bahwa ini bukan kali pertama Bank Aceh menyalurkan bantuan pada sarana transportasi yang bersentuhan langsung dengan pelayanan publik. “Untuk itu, kami berterima kasih atas bantuan CSR dari Bank Aceh,” ungkap Faisal. Bantuan CSR pada sektor pelayanan publik, menurut Teuku Faisal, tepat sasaran karena akan digunakan setiap saat oleh masyarakat. Ia mencontohkan, saat musim liburan maupun angkutan lebaran, penumpang yang menggunakan angkutan penyeberangan membludak luar biasa, khususnya saat ini di mana pandemi mulai mereda. Kondisi tersebut, tambah Teuku Faisal, menyebabkan sebagian pengguna jasa tidak terlayani oleh fasilitas pelabuhan, termasuk ruang tunggu yang tidak memadai lagi sehingga Dishub Aceh melakukan pembenahan. “Bantuan seperti ini insyaallah benar-benar berdampak langsung bagi masyarakat pengguna jasa pelabuhan,” ujar Teuku Faisal. Teuku Faisal juga berbicara terkait potensi pengembangan pelabuhan penyeberangan, baik Ulee Lheue maupun Balohan. “Pelabuhan saat ini konsepnya seperti rest area, jadi saat pelayanan pelabuhan tutup, orang tetap bisa memasuki pelabuhan untuk sekedar menikamti pemandangan atau menikmati kuliner yang berjualan di area pelabuhan,” ujarnya. Oleh karena itu, Teuku Faisal mendorong pihak swasta, termasuk Bank Aceh untuk masuk dan berinvestasi di berbagai sarana transportasi agar aset Pemerintah Aceh terberdayakan dengan baik. “Dishub Aceh siap bila ada hal-hal yang dapat kita kerjasamakan dengan Bank Aceh untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dan kunjungan pariwisata melalui fasilitas perhubungan,” ungkap Teuku Faisal. Sementara itu, Dirut Bank Aceh, Haizir Sulaiman menyebutkan bahwa bantuan CSR ini merupakan wujud kepedulian Bank Aceh terhadap masyarakat Aceh, khususnya di sektor transportasi. “Kami bangga dan senang bisa membantu memudahkan masyarakat yang menggunakan jasa pelabuhan,” ungkap Haizair. Haizir menambahkan bahwa peningkatan pelayanan pada sektor transportasi perlu digalakkan bersama-sama agar masyarakat betah dan nyaman saat berada di sarana transportasi. Melalui pelayanan yang baik, kata Haizir, akan melahirkan efek domino bagi perekonomian masyarakat dan pertumbuhan kunjungan pariwisata. Bank Aceh juga terus berupaya menghadirkan kemudahan bagi masyarakat Aceh sebagai bentuk kehadiran bank daerah ini bagi masyarakat, termasuk di sektor pariwisata. Upaya-upaya ini, kata Haizir, untuk memberi kenyamanan bagi wisatawan yang berkunjung ke Aceh sehingga diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Aceh. (AM)

GISA Percepat Penanganan Stunting dan Imunisasi di Aceh

TAPAKTUAN – Gerakan Imunisasi dan Stunting Aceh (GISA) dimulai tanggal 30 Agustus 2022 di seluruh kabupaten/kota di Aceh. GISA merupakan program yang dicanangkan oleh Penjabat (Pj) Gubernur Aceh, Achmad Marzuki untuk mempercepat penanganan stunting dan capaian imunisasi di Aceh. Pada acara pemantapan program GISA di Aceh Selatan yang digelar di Rumoh Agam Tapaktuan hari ini, Kamis, 1 September 2022, Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh, Taqwallah menyebutkan bahwa GISA merupakan gerakan moral yang harus dilakukan secara bersama-sama. Taqwallah menambahkan, Pemerintah Aceh melakukan 10 intervensi melalui bidan desa dan puskesmas terhadap program GISA, yaitu; pemberian tablet tambah darah (TTD), screening anemia, pemeriksaan kehamilan, pemberian TTD untuk ibu hamil, pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil KEK (kekurangan energi kalori), pemantauan tumbuh kembang anak, ASI eksklusif, pemberian makanan tambahan protein hewani bagi bayi dua tahun (baduta), tatalaksana balita dengan masalah gizi, dan peningkatan cakupan dan perluasan jenis imunisasi. Pemerintah Aceh melalui Dinas Kesehatan Aceh, kata Taqwallah, telah mendistribusikan sejumlah obat penambah darah, susu dan makanan tambahan bagi remaja putri, ibu hamil dan balita kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Selatan untuk didistribusikan ke seluruh puskesmas. Di samping itu, Pemerintah Aceh juga menunjuk sejumlah pejabat Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA) sebagai orang tua asuh yang akan bertanggung jawab terhadap penanganan stunting dan capaian imunisasi di seluruh kabupaten/kota di Aceh. Di Aceh Selatan, Taqwallah selaku Kepala Satgas Penanganan Stunting Aceh menetapkan Dinas Perhubungan Aceh, Dinas Peternakan Aceh, Dinas Koperasi dan UKM Aceh, dan Kantor Samsat wilayah sebagai orang tua asuh. Sementara itu, Sekretaris Dinas Perhubungan Aceh, Teuku Rizki Fadhil menyebut, ada enam pejabat Dinas Perhubungan Aceh yang ditunjuk sebagai orang tua asuh pada enam puskesmas, yaitu Puskesmas Labuhan Haji, Labuhan Haji Timur, Drien Jalo, Meukek, Sawang, dan Samadua. Para orang tua asuh tersebut, tambah Rizki, pada hari sebelumnya telah melakukan kunjungan dan koordinasi dengan pihak puskesmas terkait jumlah ibu hamil, ibu hamil KEK (kekurangan energi kalori), balita, dan anak stunting. Kegiatan ini berjalan dengan lancar meskipun dalam keadaan hujan lebat dan banjir pada sejumlah lokasi di Kabupaten Aceh Selatan. Kelancaran acara juga berkat dukungan petugas Dalops Dishub Aceh Selatan yang mengatur lalu lintas di beberapa titik di Tapaktuan. Acara pemantapan program GISA di Tapaktuan hari ini turut dihadiri oleh Kepala Dinas Kesehatan Aceh, Kepala BKKBN Aceh, dan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Gampong (DPMG) Aceh yang juga bertindak sebagai narasumber. Selain itu, kegiatan ini juga dihadiri oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Aceh Selatan dan jajaran Forkopimda Aceh Selatan. (AM/QQ) Berita Menarik Lainnya: E-Kiosk Mudahkan Retribusi Masuk Terminal Tipe B Abdya Kadishub Aceh Bertemu Susi Pudjiastuti Bahas Potensi Penerbangan Perintis Pj Gubernur Aceh Temui Menhub Bahas Percepatan Pembangunan Transportasi di Aceh  

Trans Koetaradja di Mata Mahasiswi

OLEH NURUL HUSNA, Mahasiswi Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia dan Anggota UKM Jurnalistik Universitas Bina Bangsa Getsempena (UBBG), dan Anggota FAMe, melaporkan dari Banda Aceh SAYA tinggal di Gampong Punge Blang Cut, Kecamatan Jaya Baru, Kota Banda Aceh. Setiap pergi dan pulang kuliah saya menggunakan angkutan massal bus Transkoetaradja. Karena saya tak bisa mengendarai sepeda motor menjadi alasan tambahan bagi saya mengapa lebih memilih naik bus. Apalagi gratis dan saya merasa nyaman berada di dalamnya. Transkoetaradja berpusat di Kota Banda Aceh, tapi layanannya menjangkau hingga ke wilayah Aceh Besar.Bus ini juga penyatu semua kalangan: duduk sama rendah, berdiri sama tinggi, dan tiba sama cepat. Kebanyakan penumpang bus ini adalah mahasiswa dan mahasiswi. Teman-teman saya di Penbi angkatan 2020 maupun anak kecil yang pernah naik bus ini menyebut Transkoetaradja dengan sebutan “Tayo”. Naik bus sambil berjemur Senin (13/6/2022), matahari pagi menyilaukan mata. Halte bus Masjid Raya Baiturrahman dipenuhi orang-orang yang menunggu bus menuju arah Darussalam. Saya duduk di kursi paling depan. Di deretan kursi ini sedikit orang yang mau duduk kala pagi. Soalnya, cahaya matahari langsung menembus kulit siapa saja yang duduk di situ. Sebaliknya, saya suka duduk di kursi tersebut karena sekalian berjemur. Rasanya tidak masalah berjemur di pagi hari untuk mendapatkan vitamin D gratis dari sang surya, mumpung masih pukul 08.35 WIB. Tak lama menunggu, tiba satu bus Transkoetaraja yang menuju Darussalam koridor 1. Bus ini sangat penuh.Banyak penumpang yang berdiri. Setelah penumpang turun dari bus barulah penumpang yang ingin naik masuk ke dalam bus. Lantunan lagu Aceh menggema di dalam bus pada saat saya duduk di kursi penumpang. Ada pengalaman berkesan sewaktu saya pulang dari kampus mengejar Transkoetaradja trayek Kedah-Darussalam koridor 1. Saat itu, Rabu (15/6/2022) sore, bus terlihat dari jauh. Posisi saya juga masih jauh dari tangga bus (pengganti halte bus) yang ada di depan Toko Fantasi Darussalam, Banda Aceh. Saya memutuskan berjalan cepat menyeberangi jalan dua jalur. Saat itu jalan dipenuhi kendaraan. Ada rasa waswas di hati saya, perasaan takut ditinggal bus dan takut ditabrak kendaraan yang melaju kencang. Dengan berlari saya melambaikan tangan agar sopir (pramudi) berhenti. Untunglah satu orang penumpang laki-laki yang baru turun melihat saya yang sedang berlari. Dia sepertinya paham kondisi saya yang sedang mengejar bus, dengan cekatan penumpang tersebut menoleh ke belakang agar kondekturnya menunggu saya. Kondektur bus menatap saya tanpa kata saat saya naiki tangga dengan terburu-buru. Kata terima kasih terucap begitu saja dari mulut saya yang tertutupi oleh masker putih. Rasa lelah berganti dengan rasa syukur setelah berada di dalam angkutan massal Transkoetaraja. Wanita paruh baya menatap lekat ke arah saya dan beberapa orang memperhatikan saya mungkin mereka melihat saya berlari mengejar bus tadi, tapi saya hanya memperhatikan sekilas saya fokus duduk sambil mengatur napas agar normal kembali. Pelayanan yang baik dan memuaskan terasa langsung oleh siapa saja yang pernah menaiki bus ini. Para pramudi dan pramugaranya memiliki sikap yang baik, toleransi dan suka menolong para penumpangnya tanpa memadang status mereka. Pramudi dan pramugaranya mempakai pakaian seragam yang sopan dan rapi. Mereka bekerja dengan sistem shift, dua hari kerja satu hari off duty. Pramudi dan pramugara arah koridor 1 ada pergantian ke koridor lain, tergantung kebijakan mutasi dari operator Transkoetaraja. Jadwal bus Senin hingga Sabtu dari pukul 06.30 sampai pukul 19.20 WIB.Minggu dari pukul 06.30 hingga 14.45 WIB, terbatas hanya tiga bus untuk koridor 1 (Keudah-Darussalam). Bus ini milik bersama, tentu yang menjaganya adalah kita semua. Semoga angkutan massal milik masyarakat Aceh ini selalu ada dan tetap gratis selamanya.(*) Sumber: Serambi Indonesia

Kemenhub Libatkan Perguruan Tinggi dalam Proyek Kereta Cepat dan LRT Jabodebek

Yogyakarta – Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi libatkan perguruan tinggi di Indonesia dalam pembangunan proyek strategis nasional kereta cepat Jakarta-Bandung dan LRT Jabodebek untuk mendampingi Kementerian Perhubungan dalam melakukan review atas kesiapan operasi LRT dan Kereta Cepat Jakarta Bandung. Hal ini disampaikan Menhub usai meninjau langsung Laboratorium Transportasi Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Gajah Mada di Yogyakarta, Jumat (29/7). Pada kesempatan tersebut Menhub menegaskan pihaknya ingin agar nantinya baik proyek kereta cepat Jakarta-Bandung maupun proyek LRT Jabodebek tidak hanya memiliki kualitas konstruksi yang baik, namun juga memiliki standar pelayanan dan keselamatan yang prima saat beroperasi nanti. Menhub berharap nantinya kedua proyek tersebut memiliki kualitas yang sama dengan kereta cepat Shinkansen yang beroperasi di Jepang. “Zero accident harus menjadi prinsip utama kita , apalagi dua proyak ini sarat teknologi baru. Oleh karenanya saya datang ke laboratorium ini untuk mengundang langsung keterlibatan UGM dan ITB menjadi tenaga ahli pendamping Kementerian Perhubungan dalam melakukan review akan kesiapan operasi LRT jabodebek dan Kereta Cepat Jakarta Bandung bersama konsultan Crossrail International yang ditugaskan dari Department for Transportation Inggris”,” kata Menhub. Selanjutnya Menhub menegaskan agar Indonesia tidak kalah dengan negara-negara lain. Menhub yakin Indonesia mampu bersaing dengan negara luar. Menurutnya di kereta MRT Indonesia sudah punya pengalaman, termasuk KAI juga sudah punya pengalaman di LRT. Oleh karena itu baik LRT maupun kereta cepat harus berhasil dan zero accident. Hal lainnya Menhub juga mendorong peningkatan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) pada proyek infrastruktur transportasi. Sementara itu Dekan Fakultas Teknik UGM Prof. Ir. Selo mengungkapkan pihaknya sangat mengapresiasi Kementerian Perhubungan yang telah melibatkan perguruan tinggi di Indonesia dalam proyek pembangunan infrastruktur transportasi. Menurut Selo hal ini menjadi kesempatan bagi perguruan tinggi untuk berkontribusi pada pembangunan infrastruktur transportasi khususnya teknologi sektor perkeretaapian. “Terima kasih kesempatan yang diberikan Kementerian Perhubungan untuk masuk ke dunia perkeretaapian. Kami selama ini mungkin kurang area bermain, kurang masuk kesana, tentu hal ini menjadi suatu kesempatan yang luar biasa agar kami dapat berkontribusi membangun kemandirian teknologi,” ungkap Selo. Selanjutnya, pihaknya berharap dengan keterlibatan ini maka akan menjadi kesempatan bagi Indonesia ke depan untuk tidak lagi bergantung dengan teknologi luar negeri. “Ini suatu kesempatan bagi kita untuk sedikit demi sedikit menguasai meskipun baru mengintegrasikan, menjadi kesempatan bagi kita untuk menguasai paling tidak kita tidak tergantung pada vendor tertentu sehingga kita punya kewenangan keleluasaan untuk memilih, ini adalah suatu kemandirian keputusan,” ujar Selo. Turut hadir pada kegiatan tersebut Sekretaris Direktorat Jenderal Perkeretaapian Zulmafendi, Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Mohamad Risal Wasal, perwakilan dari PT KAI, PT LEN, PT INKA, PT Adhi Karya, dan sejumlah pejabat terkait. (Sumber: Kemenhub RI)

Asisten III Setda dan Kadishub Sambut Kepulangan 391 Jemaah Haji Aceh

ACEH BESAR – Asisten III Sekretaris Daerah Aceh, Iskandar, mewakili Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh, didampingi Kepala Dinas Perhubungan Aceh, Teuku Faisal, beserta Panitia Penyelenggaraan Ibadah Haji (PPIH) Aceh menyambut kepulangan jemaah haji Aceh kelompok terbang (kloter) pertama di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM), Aceh Besar, Selasa malam, 26 Juli 2022. Penyambutan kepulangan jemaah haji embarkasi Aceh ini merupakan rangkaian akhir dari kegiatan pelayanan ibadah haji bagi tamu Allah. Asisten III Sekda Aceh, Iskandar menyampaikan bahwa para jemaah haji yang tiba malam ini di Bandara SIM berjumlah 391 orang dan semua berada dalam kondisi sehat. Iskandar menambahkan, ada 2 jemaah yang meninggal dunia pada kloter pertama ini. “Satu orang meninggal dalam penerbangan ke tanah suci, satu orang lagi saat melakukan ibadah,” ungkapnya. Sementara itu, Kadishub Aceh, Teuku Faisal bersyukur penerbangan kloter pertama jemaah haji dari Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah ke Aceh berjalan dengan lancar. “Alhamdulillah, pesawat yang membawa para jemaah haji kloter pertama telah mendarat dengan selamat di Aceh,” kata Faisal selaku Kepala Bidang Penerbangan PPIH Embarkasi Aceh, saat memantau aktivitas penyambutan di apron Bandara SIM. Seluruh pihak yang terlibat dalam kepanitiaan penyelenggaraan ibadah haji embarkasi Aceh, khususnya di bidang penerbangan, sebut Faisal, sudah melakukan persiapan yang optimal sejak beberapa hari yang lalu. “Koordinasi dengan stakeholder penerbangan di Bandara SIM terus kita jalin agar penyambutan kepulangan tamu Allah pada kloter-kloter selanjutnya berjalan lancar tanpa kendala apapun,” ungkap Faisal. Faisal menambahkan, keberhasilan penyambutan jemaah kloter pertama malam ini tentu menjadi tolak ukur terhadap kegiatan penyambutan pada hari-hari selanjutnya. Berdasar informasi yang diperoleh, para jemaah berangkat dari Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah menggunakan pesawat Garuda Indonesia bernomor penerbangan GA2201 pada pukul 07.10 waktu Arab Saudi. Pesawat bertipe Boeing 777-300ER tersebut mendarat dengan mulus di Bandara SIM pada pukul 19.30 WIB. (AM) Klik di sini, nonton videonya!

Gubernur Aceh Lepas 393 Kloter Pertama Calon Jamaah Haji

BANDA ACEH – Gubernur Aceh, Nova Iriansyah lepas keberangkatan 393 calon jemaah haji embarkasi Aceh kelompok terbang (kloter) pertama di Asrama Haji Banda Aceh, Selasa, 14 Juni 2022. Calon jemaah haji kloter pertama ini akan berangkat dini hari nanti, Rabu, 15 Juni 2022 pukul 01.25 WIB dari Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM) Aceh Besar. Nova, dalam sambutannya menyampaikan bahwa penyelenggaraan ibadah haji tahun ini cukup istimewa setelah dua tahun lamanya ditiadakan akibat pandemi. “Allah menakdirkan 2 tahun perjalanan ke tanah suci ditunda. Alhamdulillah, tahun ini bisa dilaksanakan kembali, sudah sepatutnya kita bersyukur,” ujarnya. Ia bersyukur Pemerintah Arab Saudi sudah membuka pintu untuk pelaksanaan ibadah haji walaupun dengan kuota terbatas. “Kita berharap dan terus berusaha agar kuota dapat bertambah agar waiting list (daftar tunggu) naik haji masyarakat Aceh menjadi lebih pendek,” harap Nova. Pemerintah Aceh, sebut Nova, terus berupaya melakukan pendekatan dengan Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia agar memberi perhatian bagi Aceh sebagai satu-satunya daerah yang menerapkan syariat islam. “Kita mohon doa dari bapak ibu para calon jemaah haji supaya Pemerintah Arab Saudi terketuk hatinya agar kuota haji khusus Aceh bertambah,” kata Nova. Bagi Petugas Penyelenggara Ibadah Haji embarkasi Aceh, Nova berpesan agar melayani para tamu Allah dengan sebaik-baiknya, mulai dari pelayanan asrama haji sampai di Bandara SIM hingga pesawat take-off ke tanah suci. Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, Iqbal, selaku Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH), melaporkan bahwa tahun ini embarkasi Aceh akan memberangkatkan sebanyak 2.023 orang ke tanah suci. Jumlah ini terdiri dari 1.992 calon jemaah haji, 20 petugas kloter, 10 pemandu haji, dan 1 orang ketua. Acara pelepasan keberangkatan kloter pertama ini turut dihadiri oleh Ketua Komisi VI DPR Aceh, Sekretaris Daerah Aceh, Ketua MPU Aceh, Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Aceh, Kepala Dinas Perhubungan Aceh selaku Kepala Bidang Penerbangan pada Petugas Penyelenggara Ibadah Haji Tahun 2022, Kepala Dinas Kesehatan Aceh, dan sejumlah instansi lainnya yang terlibat dalam penyelenggaraan ibadah haji di Aceh. Sebagai informasi, penerbangan dini hari nanti menggunakan pesawat udara dengan tipe Boeing 777-3U3ER dengan nomor registrasi PK-GII milik Garuda Indonesia. Pesawat dengan nomor penerbangan GA-2101 tersebut akan lepas landas dari Bandara SIM menuju Bandara Internasional Mohammad Bin Abdulaziz, Madinah pada pukul 01.25 WIB. (AM)

ASN Dishub Aceh Berhasil Kumpulkan 246 Kantong Darah

BANDA ACEH – Gadis berjilbab biru yang dibaluti seragam Dinas Perhubungan itu berjalan cukup meyakinkan. Ia bersama para sejawatnya hendak mendonasikan darah mereka sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama. Jantungnya cukup berdebar. Sebab, hari ini adalah pengalaman pertamanya seumur hidup mendonor darah. Namun ia tetap melanjutkan langkahnya sembari menepis segala keraguan. Gadis itu bernama Adira. Si cantik asal Palembang itu merupakan CPNS jalur pola pembibitan (Polbit) tahun 2022 di lingkungan Pemerintah Aceh. Rasa takut akan perih, saat jarum suntik menusuk kulit lengan tangannya, sama sekali tidak menyurutkan minatnya untuk berdonasi. Ia bahkan takjub melihat para aparatur sipil negara (ASN) Dishub Aceh lainnya yang telah berdonasi hingga puluhan kali. Bila mengacu pada data, sejak diluncurkan program donor darah ASN Pemerintah Aceh pada 2020, jumlah kantong darah yang telah didonasikan oleh pegawai Dishub Aceh melonjak setiap tahunnya. Tahun ini saja, setidaknya ada 246 kantong darah telah terkumpul hingga hari ini, Rabu, 8 Juni 2022. Keinginan Adira mendonor darahnya tentu didasari rasa kemanusiaan dan kepedulian terhadap mereka yang membutuhkan. Apalagi, ada fakta yang cukup mengejutkan yaitu Aceh berada pada posisi persentase teratas penyandang thalassemia di Indonesia, dengan angka 13,4 persen. Berdasar data dari YADUA (Yayasan Darah untuk Aceh), ada lebih dari 750 penyintas thalassemia melakukan transfusi darah pada seluruh rumah sakit di Aceh. Thalassemia merupakan penyakit keturunan (kelainan genetik) akibat kelainan sel darah merah, dimana rantai pembentuk hemoglobin utama tidak terbentuk sebagian atau tidak ada sama sekali. Adira cukup mengerti kesusahan yang dialami oleh para penyintas thalassemia yang sangat bergantung kepada pendonor darah. Terlebih, di masa pandemi Covid19 jumlah pendonor darah berkurang cukup drastis. Adira mengajak masyarakat agar ikut mendonor darah karena setetes darah sangat bermanfaat bagi mereka yang membutuhkan. Ia juga berpesan agar tidak takut mendonor darah karena tidak semenakutkan yang dikira, dan yang pasti insya Allah berkah. (AM)

SMART, Ilustrasi Trans Koetaradja Bebas Emisi Menuju Indonesia Emas 2045

Indonesia disebut sebagai negara maritim, negara dengan ribuan pulau yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Negara yang dilalui garis khatulistiwa ini memiliki garis lintang 6ᵒ LU – 11ᵒ LS serta garis bujur 95ᵒ BT – 141ᵒ BT. Letak astronomis ini menjadikan Indonesia sebagai negara strategis sebagai jalur perdagangan dunia. Pulau-pulau yang berjajar, laut yang membentang, dan kekayaan alam yang melimpah menjadi suatu potensi yang mendorong terjaminnya kehidupan di negera ini, sehingga Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi (Megadiverse Country). Indonesia memiliki kekayaan alam dan jumlah penduduk yang melimpah, sehingga Indonesia menjadi salah satu negara yang dihadapkan dengan bonus demografi. Dilansir dari Kemendagri melalui Direktorat Jenderal Dukcapil merilis Data Kependudukan Semester II Tahun 2021 per tanggal 30 Desember 2021. Dari data tersebut diketahui jumlah penduduk Indonesia saat ini 273 juta tepatnya 273.879.750 jiwa. Kondisi ini membuat Indonesia menduduki peringkat ke-4 sebagai negara dengan jumlah penduduk terpadat di dunia. Jumlah penduduk yang besar memicu munculnya berbagai permasalahan. Masalah yang kerap muncul pada negara dengan jumlah penduduk yang besar adalah masalah lalu lintas angkutan jalan. Sesuai dengan bunyi Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 yang menyatakan bahwa “Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas Lalu Lintas, Angkutan Jalan, Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Kendaraan, Pengemudi, Pengguna Jalan, serta pengelolaannya”. Mengendarai kendaraan menjadi hal yang paling sering dilakukan oleh manusia setiap harinya, namun yang perlu diutamakan dalam berkendara adalah harus memperhatikan peraturan lalu lintas. Sehingga bisa menciptakan kondisi jalan yang aman dan kondusif. Menurut laporan Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan populasi seluruh kendaraan di Indonesia mengalami kenaikan tiap tahunnya, yaitu pada tahun 2018 terdapat 126.508.776 unit, dan di tahun 2019 terdapat penambahan 5,3 persen menjadi 133.617.012. Banyak faktor yang menyebabkan jumlah kendaraan di Indonesia terus mengalami peningkatan, salah satunya yaitu jumlah penduduk yang semakin meningkat sehingga memungkinkan kebutuhan kendaraan juga akan semakin meningkat juga, terutama bagi mereka yang tinggal di perkotaan. Oleh sebab itu, masalah kemacetan di perkotaan seringkali belum bisa terpecahkan sampai saat ini. Adanya transportasi udara, darat, dan laut diharapkan mampu memudahkan komoditas masyarakat dalam melakukan kehidupan sehari-hari untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045. Untuk mewujudkannya di bidang transportasi sendiri maka perlu menciptakan lalu lintas yang aman dan nyaman. Dalam hal ini pemerintah harus mampu memberikan sarana dan prasana lalu lintas. Pemerintah melalui Dinas PUPR telah membangun jalan tol di berbagai penjuru Indonesia. Hal ini dilakukan agar daerah 3T (Tertinggal, Terluar, dan Terdepan) dapat diakses dengan mudah. Masyarakat sebagai obyek yang dilayani pun harus mengikuti prosedur dan regulasi yang telah ditetapkan agar Indonesia Emas 2045 benar-benar terwujud. Namun pada kenyataannya masih banyak penyelewengan pengendara di jalan raya, misalnya tidak mengenakan helm, tidak membawa dokumen kendaraan, dan membawa penumpang atau barang yang melebihi batas maksimal. Tentunya jika hal tersebut tidak segera ditindaklanjuti dengan tegas maka dikhawatirkan akan menimbulkan dampak yang tidak diinginkan. Untuk itu pemerintah mengeluarkan UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu-lintas dan Angkutan Jalan, bahwa setiap pengemudi kendaraan bermotor di wilayah wajib memiliki SIM. Tujuan dari SIM yaitu untuk mengetahui apakah pengendara sudah cukup umur untuk mengendarai transportasi atau belum. Saat ini tingkat kesadaran dalam mematuhi lalu lintas di Indonesia masih sangat rendah dibandingkan dengan negara maju lainnya. Maka dari itu perlu ditindak dengan tegas dan mengadakan pemerataan sarana dan prasarana lalu lintas yang disiapkan oleh pemerintah, salah satunya adalah pengadaan rambu-rambu lalu lintas. Rambu lalu lintas sendiri adalah bagian perlengkapan jalan yang berupa lambing, huruf, angka, kalimat dan perpaduan yang berfungsi sebagai peringatan, larangan, perintah, atau petunjuk bagi pengguna jalan. Rambu-rambu lalu lintas di atas adalah peringatan yang sering dilihat oleh pengguna jalan di perkotaan, namun jarang ditemukan di jalan perdesaan. Padahal jalanan kota dengan jalanan di perdesaan juga sama-sama dilalui kendaraan sehingga pemerintah perlu menambahkannya di jalan perdesaan. Dengan demikian pemerataan sarana dan prasarana lalu lintas dapat segera terpenuhi dengan baik. Dalam menuju suatu tujuan tidak harus mengendarai transportasi pribadi, masyarakat bisa menggunakan angkutan umum baik yang di jalur udara, darat, dan laut. Namun masalahnya tidak semua orang ingin menggunakan angkutan umum dengan dalih malas untuk menunggu angkutan umum dan kerepotan dalam membeli tiket. Namun dengan masalah tersebut mendorong penulis untuk menggagas SMART (Scheme Mode Of Transportation) dengan aman, nyaman, dan lebih maju. Langkah yang harus dilalui konsumen bila ingin menggunakan jasa angkutan umum yaitu harus memesan tiket baik secara online maupun offline. Kemudian sambil menunggu keberangkatan transportasi pastikan tidak salah menaiki angkutannya, usahakan selalu mendengarkan suara pemberitahuan dari speaker. Langkah berikutnya angkutan umum akan mengantarkan konsumen sesuai dengan tujuan yang dipesan. Setelah tiba di tempat tujuan, pastikan konsumen tidak meninggalkan sampah dan tidak meninggalkan barang-barang bawaannya. Dari pandangan ini dapat disimpulkan bahwa usaha dalam mewujudkan masyarakat yang patuh terhadap lalu lintas perlu difasilitasi dan ditindak dengan tegas agar lalu lintas di Indonesia dapat berjalan dengan normal sehingga mampu mendukung Indonesia Emas 2045.(*) *Fariz Ari Wibowo Juara 1 Lomba Menulis “Transportasi Aceh dalam Perspektif Rakan Moda”