Dishub

Asisten III Setda dan Kadishub Sambut Kepulangan 391 Jemaah Haji Aceh

ACEH BESAR – Asisten III Sekretaris Daerah Aceh, Iskandar, mewakili Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh, didampingi Kepala Dinas Perhubungan Aceh, Teuku Faisal, beserta Panitia Penyelenggaraan Ibadah Haji (PPIH) Aceh menyambut kepulangan jemaah haji Aceh kelompok terbang (kloter) pertama di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM), Aceh Besar, Selasa malam, 26 Juli 2022. Penyambutan kepulangan jemaah haji embarkasi Aceh ini merupakan rangkaian akhir dari kegiatan pelayanan ibadah haji bagi tamu Allah. Asisten III Sekda Aceh, Iskandar menyampaikan bahwa para jemaah haji yang tiba malam ini di Bandara SIM berjumlah 391 orang dan semua berada dalam kondisi sehat. Iskandar menambahkan, ada 2 jemaah yang meninggal dunia pada kloter pertama ini. “Satu orang meninggal dalam penerbangan ke tanah suci, satu orang lagi saat melakukan ibadah,” ungkapnya. Sementara itu, Kadishub Aceh, Teuku Faisal bersyukur penerbangan kloter pertama jemaah haji dari Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah ke Aceh berjalan dengan lancar. “Alhamdulillah, pesawat yang membawa para jemaah haji kloter pertama telah mendarat dengan selamat di Aceh,” kata Faisal selaku Kepala Bidang Penerbangan PPIH Embarkasi Aceh, saat memantau aktivitas penyambutan di apron Bandara SIM. Seluruh pihak yang terlibat dalam kepanitiaan penyelenggaraan ibadah haji embarkasi Aceh, khususnya di bidang penerbangan, sebut Faisal, sudah melakukan persiapan yang optimal sejak beberapa hari yang lalu. “Koordinasi dengan stakeholder penerbangan di Bandara SIM terus kita jalin agar penyambutan kepulangan tamu Allah pada kloter-kloter selanjutnya berjalan lancar tanpa kendala apapun,” ungkap Faisal. Faisal menambahkan, keberhasilan penyambutan jemaah kloter pertama malam ini tentu menjadi tolak ukur terhadap kegiatan penyambutan pada hari-hari selanjutnya. Berdasar informasi yang diperoleh, para jemaah berangkat dari Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah menggunakan pesawat Garuda Indonesia bernomor penerbangan GA2201 pada pukul 07.10 waktu Arab Saudi. Pesawat bertipe Boeing 777-300ER tersebut mendarat dengan mulus di Bandara SIM pada pukul 19.30 WIB. (AM) Klik di sini, nonton videonya!

Jadwal Kepulangan Jamaah Haji di Bandara SIM Aceh

BANDA ACEH – Alhamdulillah, ibadah haji tahun 1443 H di tanah suci telah usai. Para jemaah akan kembali ke tanah air mulai hari ini, Selasa (26/7), dari Arab Saudi. Nah, para jemaah tiba di Aceh hari apa saja, ya? Yuk cek infonya berikut ini! Kloter pertama dijadwalkan beratolak dari Jeddah Arab Saudi pada Selasa 26 Juli 2022 pukul 07.05 Waktu Arab Saudi (WAS) dengan menggunakan pesawat Garuda Indonesia GIA2201. Jemaah haji Aceh kloter pertama dijaadwalkan tiba di tanah air di Bandara Sultan Iskandar Muda  (SIM) Aceh Besar pukul 19.30 WIB. Kemudian dilanjutkan jemaah haji kloter kedua bertolak dari Arab Saudi pada Rabu (27/7/2022) pukul 06.45 WAS dan tiba di bandara SIM pukul 19.10 WIB di hari yang sama. Berikutnya kloter ketiga bertolak dari Arab Saudi pada Kamis (28/7/2022) pukul 07.15 WAS dan tiba di bandara SIM pukul 19.40 WIB. Kloter keempat bertolak dari Jeddah Arab Saudi pada Jumat (29/7/2022) pukul 09.40 WAS dan tiba di bandara SIM pukul 22.05 WIB. Kloter kelima bertolak dari Jeddah Arab Saudi pada Sabtu (30/7/2022) pukul 08.50 WAS dan tiba di Aceh pukul 20.50 WIB di hari yang sama. Terakhir, kloter keenam yang merupakan kloter terakhir dijadwalkan bertolak dari Arab Saudi pada Minggu (1/8/2022) pukul 19.15 WAS dan tiba di tanah air pada pukul 21.15 WIB di hari yang sama. (HM) Simak Selengkapnya dalam infografik ini:

Pentingnya Penerbangan Perintis

Oleh Batara Yuda Hutapea* Provinsi Aceh merupakan daerah yang memiliki banyak tempat wisata. Jarak tempuh yang jauh menyulitkan masyarakat untuk mengunjungi tempat yang dituju apabila ditempuh hanya melalui jalur darat. Contohnya seperti Sabang yang bisa ditempuh dengan perjalanan udara dan laut. Transportasi udara dinilai lebih stabil dan menjadi alternatif terbaik. Jika dilihat dari waktu yang ditempuh, melalui udara relatif lebih unggul dan efektif dari pada jalur darat dan laut yang memakan waktu lama. Pada UU Nomor 1 Tahun 2009 dan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 9 Tahun 2016 bahwa: “Dalam rangka menghubungkan daerah terpencil, daerah tertinggal, daerah yang belum terlayani oleh moda transportasi lain serta guna mendorong pertumbuhan dan pengembangan wilayah guna mewujudkan stabilitas, pertahanan dan keamanan Negara, maka perlu diselenggarakan angkutan udara perintis.” Angkutan Udara Perintis adalah pemberian jasa layanan transportasi, serta menjadi campur tangan pemerintah yang berbentuk pemberian subsidi karena terjadinya ketidakseimbangan antara permintaan dengan penawaran. Angkutan Udara Perintis berfungsi untuk melayani pengangkutan menuju daerah-daerah terpencil. Angkutan Udara Perintis melayani jaringan dan rute penerbangan untuk menghubungkan daerah terpencil dan tertinggal atau daerah yang belum terlayani oleh moda transportasi lain dan secara komersial belum menguntungkan. Oleh karena itu, pemerintah mempunyai beban khusus yaitu sebagai penyelenggara pengangkutan perintis. Dengan kata lain, angkutan udara perintis berimplikasi terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat, karena mampu mencapai wilayah yang terpencil, membuka dan membangun serta mengembangkan daerah-daerah yang terisolasi yang selanjutnya mendorong pertumbuhan ekonomi dan peningkatan sosial budaya, pendidikan, kesehatan, Pariwisata dan lain sebagainya. Begitu pula sebaliknya, apabila angkutan udara perintis tidak diselenggarakan, maka daerah-daerah terpencil tidak terhubungkan. Sehingga penyaluran logistik dan mobilisasi manusia tidak terlaksana dan pertumbuhan ekonomi akan terhenti juga aktivitas lainnya, termasuk administrasi pemerintah yang pada akhirnya berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan ketentuan Peraturan Menteri Perhubungan (PM) No. 73 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Subsidi Angkutan Jalan Perintis, PM No. 104 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Angkutan Penyeberangan adalah menghubungkan wilayah yang belum berkembang dengan kawasan perkotaan dan belum dilayani moda transportasi, tertinggal dengan wilayah yang sudah terbangun, wilayah yang terkena bencana alam, serta menjadi penghubung untuk daerah yang secara komersil belum menguntungkan untuk dilayani oleh penyedia jasa angkutan. Penerbangan perintis berperan penting dalam membentuk konektivitas jaringan rute penerbangan yang menghubungkan antara rute utama dengan rute pengumpan dalam penyelenggaraan angkutan udara nasional. Adapun rute yang telah diusulkan Pemerintah Aceh tahun 2022 sebanyak 11 usulan rute, yaitu Banda Aceh–Sinabang, Banda Aceh–Kutacane, Banda Aceh–Gayo Lues, Banda Aceh–Takengon, Banda Aceh–Blang Pidie, Banda Aceh–Singkil, Banda Aceh–Tapak Tuan, Medan–Blang Pidie, Medan–Gayo Lues, Takengon–Singkil, dan Takengon–Sabang serta sebaliknya, dengan frekuensi penerbangan 1-3 kali seminggu. Untuk lintasan penyeberangan, terdapat 4 rute lintasan penyeberangan perintis, yaitu Singkil–Pulau Banyak, Ulee Lheue–Lamteng, Ulee Lheue–Seurapong, dan Calang–Sinabang dan sebaliknya. Dari rute-rute tersebut, Pemerintahan Aceh melalui Dinas Perhubungan Aceh ingin membentuk dan memajukan sektor udara khususnya Moda Transportasi Udara di Provinsi Aceh yang berkaitan tentang Angkutan Udara Perintis agar menjadi roda ekonomi yang baru. Semoga Rakyat aceh dan Pemerintahan terus memberikan dukungan kepada Moda Transportasi Udara di Aceh sehingga dapat berkembang menjadi lebih baik dan menjadi salah satu faktor utama dalam memajukan daerah. [] *Pengelola Sarana Angkutan Bidang Penerbangan Dinas Perhubungan Aceh

Sejumlah Pihak Bahas Kesiapan Pembukaan Penerbangan Internasional Bandara SIM

BANDA ACEH – Kepala Dinas Perhubungan Aceh, Teuku Faisal melakukan pertemuan bersama seluruh stakeholder Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) guna membahas persiapan pembukaan bandara tersebut sebagai entry point penerbangan internasional, pada Jumat, 8 Juli 2022. Pada pertemuan ini, Faisal menyebutkan bahwa koordinasi dengan Pemerintah pusat, baik dengan kementerian maupun lembaga terkait, perlu terus dilakukan secara intensif. Hal ini, tambahnya, guna memperoleh informasi yang update terkait teknis persiapan maupun simulasi pembukaan Bandara SIM untuk penerbangan internasional. Faisal juga meminta kepada manajemen PT Angkasa Pura II Bandara SIM agar bergerak cepat menyesuaikan layout/denah area terminal yang telah diperbaharui untuk penempatan counter masing-masing stakeholder, seperti tempat pelayanan keimigrasian, pemeriksaan keamanan, pelayanan kepabeanan, dan lainnya. Di samping itu, Executive General Manager (EGM) PT Angkasa Pura II Bandara SIM, diwakili oleh Assistant Manager of Airport Rescue & Fire Fighting, Twk. Rediarsa Asril menyebutkan, dari segi fasilitas, Bandara SIM telah siap melayani pelaku perjalanan luar negeri (PPLN). Rediarsa juga menyampaikan bahwa pihaknya akan terus berkoordinasi dengan seluruh komunitas bandara terkait persiapan pembukaan penerbangan internasional dari Bandara SIM. Selain membahas kesiapan Bandara SIM, pertemuan ini juga menindaklanjuti surat Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartanto, selaku Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN), yang telah menyetujui pembukaan Bandara SIM sebagai entry point penerbangan internasional. Keputusan Menko Perekonomian tersebut tertuang dalam surat bernomor IPW-162/M.EKON/06/2022 pada tanggal 30 Juni 2022 yang lalu. Terkait penanganan Covid-19, Kepala Dinas Kesehatan Aceh, yang diwakili Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan, dr. Yuanita Ananda menyebutkan bahwa Rumah Sakit Umum Daerah dr Zainoel Abidin (RSUDZA), RSUD Meuraxa dan RS Kesdam merupakan rumah sakit rujukan bila terdapat pelaku perjalanan dari luar negeri yang terkonfirmasi positif. Pemerintah Aceh, tambahnya lagi, telah menyiapkan anggaran untuk karantina PPLN yang terpapar Covid-19 dari luar negeri. Dari hasil rapat yang dilaksanakan di Aula Dishub Aceh, dipastikan seluruh stakeholder telah bersiap untuk menjalankan perannya guna mendukung Bandara SIM sbg entry point penerbangan internasional. Saat ini implementasi penerbangan internasional tersebut menunggu terbitnya Surat Edaran Satgas Covid-19 (BNPB) dan Kementerian Perhubungan RI. Pertemuan yang digelar di Aula Dishub Aceh ini turut dihadiri oleh Kadisops Lanud SIM, Komandan Paskhas SIM, General Manager Airnav Indonesia Banda Aceh, perwakilan Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Banda Aceh, Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Banda Aceh, perwakilan Kepala Kantor Bea dan Cukai Banda Aceh, dan perwakilan Operation Head DPPU PT Pertamina Bandar Udara Sultan Iskandar Muda. (AM)

Dishub Aceh Terima Penghargaan Kemenkes RI

BANDA ACEH – Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) melalui Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Banda Aceh berikan penghargaan kepada Dinas Perhubungan (Dishub) Aceh. Penghargaan ini diberikan atas dukungan dan partisipasi yang luar biasa dalam menyukseskan pelayanan kesehatan Embarkasi Haji Aceh Tahun 1443 H/2022 M. Pelaksana Harian (Plh) Kepala KKP Banda Aceh, Yusri, S.KM., M.Kes., menyerahkan penghargaan ini dan diterima langsung Kadishub Aceh, Teuku Faisal di ruang kerjanya, Rabu pagi, 29 Juni 2022. Suksesnya Embarkasi Haji Aceh ini tentu melibatkan banyak pihak. Oleh karenanya, Yusri juga berharap dukungan penuh Dishub Aceh saat Debarkasi Haji Aceh usai ibadah haji nantinya. (MR)

Kloter Terakhir CJH Aceh Berangkat Hari Ini

JANTHO – Calon jemaah haji (CJH) Embarkasi Aceh yang tergabung dalam kelompok terbang keenam atau rombongan terakhir telah berangkat ke tanah suci dari Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar, Selasa, 21 Juni 2022. Sebanyak 62 CJH asal Aceh tersebut terbang menggunakan pesawat Garuda Indonesia bernomor ekor PK-GIH dengan tipe Boeing 777-300ER pada pukul 10.30 WIB. Nantinya, pesawat yang membawa CJH asal Aceh dan CJH asal Sumatera Utara ini akan mendarat di Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah. (AM)

393 Calon Jamaah Haji Terbang Via Bandara SIM Menuju Madinah

JANTHO – Calon jemaah haji kelompok terbang (kloter) 2 embarkasi Aceh terbang ke tanah suci dari Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM) pada pukul 13.16 WIB hari ini, Kamis, 16 Juni 2022. Penerbangan menggunakan pesawat Garuda Indonesia berkode GIAA ini akan mendarat di Bandara Internasional Mohammad Bin Abdulaziz, Madinah. Kepala Dinas Perhubungan Aceh, Teuku Faisal, saat memantau persiapan penerbangan siang ini di Bandara SIM, menyampaikan bahwa pelayanan 393 calon jemaah haji kloter kedua yang berangkat hari ini berlangsung dengan baik. Meskipun sempat terjadi keterlambatan penerbangan (flight delay) beberapa waktu karena alasan operasional pesawat, namun Faisal memastikan pelayanan bagi para jemaah tetap lancar. Selain itu, koordinasi dengan seluruh stakeholder di Bandara SIM juga berjalan dengan baik, termasuk dengan para teknisi pesawat terbang. Koordinasi yang baik ini, harap Faisal, supaya dapat terus terjaga sebagai upaya menghadirkan pelayanan angkutan udara haji yang terbaik bagi para tamu Allah. Sebagai informasi, calon jemaah haji embarkasi Aceh yang tergabung dalam kloter kedua ini berasal dari Banda Aceh, Bireuen, Aceh Tenggara, Bener Meriah, dan Gayo Lues. (AM)

Penerbangan Kloter 1 Calon Jamaah Haji Aceh Berjalan Lancar

JANTHO – Kepala Dinas Perhubungan Aceh, Teuku Faisal, selaku Kepala Bidang Penerbangan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Aceh, memantau persiapan keberangkatan penerbangan haji perdana di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM), Blang Bintang, Aceh Besar, Selasa, 14 Juni 2022. Faisal menyebutkan, persiapan sarana dan prasarana di bidang penerbangan untuk menunjang penyelenggaraan angkutan udara haji tahun ini berjalan dengan baik. Koordinasi dengan sejumlah pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan ibadah haji di Aceh, tambah Faisal, juga berlangsung dengan cukup baik dan intens. Seperti koordinasi dengan manajemen PT Angkasa Pura II Bandara SIM serta stakeholder penerbangan lainnya di bandara. Di samping itu, kata Faisal, pesawat udara yang digunakan untuk mengantar calon jemaah haji ke tanah suci akan dilakukan pemeriksaan atau inspeksi (ramp inspection) secara rutin oleh pihak yang berwenang, yaitu dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan. “Kita tetap berupaya agar pelayanan di bidang penerbangan, baik saat keberangkatan maupun kepulangan jemaah haji berjalan dengan baik, seperti pesan Gubernur Aceh tadi sore saat pelepasan para calon jemaah di Asrama Haji,” ungkap Faisal. Sementara itu, dalam rangka memastikan keselamatan dan keamanan penerbangan, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan telah menempatkan para Inspektur Penerbangan pada 12 bandara embarkasi haji di seluruh Indonesia, salah satunya di Bandara SIM. Capt. Affandi Rinaldi, salah satu Inspektur Penerbangan dari Direktorat Kelaikudaraan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU) Kementerian Perhubungan yang bertugas di Bandara SIM, menyebutkan bahwa rampcheck keselamatan dilakukan demi kelancaran penerbangan angkutan udara haji. Affandi menjelaskan, pemeriksaan berfokus pada sisi kelaikudaraan pesawat udara (Airworthiness Certificate) dan dokumen-dokumen sertifikat pilot maupun awak kabin serta kondisi kesehatan mereka. Dari hasil pemeriksaan, Affandi menyebutkan bahwa lisensi penerbang dan awak kabin pesawat udara yang akan melayani keberangkatan calon jemaah haji semuanya masih valid dan current (baru). “Tidak ada yang habis masa berlakunya, termasuk sertifikat kesehatannya juga demikian,” ungkap Affandi. Ia juga menjelaskan bahwa pesawat bernomor registrasi PK-GII ini telah dinyatakan laikudara dengan terbitnya Airworthiness Certificate atau sertifikat kelaikudaraan pesawat udara. Penerbangan angkutan haji kloter pertama dari Bandara SIM dini hari ini berjalan lancar. Pesawat bertipe Boeing 777-3U3ER lepas landas menuju Bandara Internasional Mohammad Bin Abdulaziz Madinah tepat pada pukul 01.25 WIB sesuai jadwal yang direncanakan. (AM)

Gubernur Aceh Lepas 393 Kloter Pertama Calon Jamaah Haji

BANDA ACEH – Gubernur Aceh, Nova Iriansyah lepas keberangkatan 393 calon jemaah haji embarkasi Aceh kelompok terbang (kloter) pertama di Asrama Haji Banda Aceh, Selasa, 14 Juni 2022. Calon jemaah haji kloter pertama ini akan berangkat dini hari nanti, Rabu, 15 Juni 2022 pukul 01.25 WIB dari Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM) Aceh Besar. Nova, dalam sambutannya menyampaikan bahwa penyelenggaraan ibadah haji tahun ini cukup istimewa setelah dua tahun lamanya ditiadakan akibat pandemi. “Allah menakdirkan 2 tahun perjalanan ke tanah suci ditunda. Alhamdulillah, tahun ini bisa dilaksanakan kembali, sudah sepatutnya kita bersyukur,” ujarnya. Ia bersyukur Pemerintah Arab Saudi sudah membuka pintu untuk pelaksanaan ibadah haji walaupun dengan kuota terbatas. “Kita berharap dan terus berusaha agar kuota dapat bertambah agar waiting list (daftar tunggu) naik haji masyarakat Aceh menjadi lebih pendek,” harap Nova. Pemerintah Aceh, sebut Nova, terus berupaya melakukan pendekatan dengan Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia agar memberi perhatian bagi Aceh sebagai satu-satunya daerah yang menerapkan syariat islam. “Kita mohon doa dari bapak ibu para calon jemaah haji supaya Pemerintah Arab Saudi terketuk hatinya agar kuota haji khusus Aceh bertambah,” kata Nova. Bagi Petugas Penyelenggara Ibadah Haji embarkasi Aceh, Nova berpesan agar melayani para tamu Allah dengan sebaik-baiknya, mulai dari pelayanan asrama haji sampai di Bandara SIM hingga pesawat take-off ke tanah suci. Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Aceh, Iqbal, selaku Ketua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH), melaporkan bahwa tahun ini embarkasi Aceh akan memberangkatkan sebanyak 2.023 orang ke tanah suci. Jumlah ini terdiri dari 1.992 calon jemaah haji, 20 petugas kloter, 10 pemandu haji, dan 1 orang ketua. Acara pelepasan keberangkatan kloter pertama ini turut dihadiri oleh Ketua Komisi VI DPR Aceh, Sekretaris Daerah Aceh, Ketua MPU Aceh, Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Aceh, Kepala Dinas Perhubungan Aceh selaku Kepala Bidang Penerbangan pada Petugas Penyelenggara Ibadah Haji Tahun 2022, Kepala Dinas Kesehatan Aceh, dan sejumlah instansi lainnya yang terlibat dalam penyelenggaraan ibadah haji di Aceh. Sebagai informasi, penerbangan dini hari nanti menggunakan pesawat udara dengan tipe Boeing 777-3U3ER dengan nomor registrasi PK-GII milik Garuda Indonesia. Pesawat dengan nomor penerbangan GA-2101 tersebut akan lepas landas dari Bandara SIM menuju Bandara Internasional Mohammad Bin Abdulaziz, Madinah pada pukul 01.25 WIB. (AM)

Bandara SIM Perlu Segera Dibuka untuk Penerbangan Internasional

BANDA ACEH – Rakan harus tahu nih, Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) masih berstatus bandara internasional, lho. Memang, sejak Covid19 melanda Indonesia pada awal 2020, perjalanan dari/ke luar negeri melalui bandara di seluruh Indonesia dibatasi, termasuk melalui Bandara SIM. Nah, pada tahun ini, sesuai SE Nomor 17 tahun 2022, Pemerintah Pusat kembali membuka 10 bandara sebagai entry point perjalanan internasional, salah satu tujuannya untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional melalui sektor pariwisata. Kemudian, Pemerintah menambah 6 bandara lainnya untuk mendukung perjalanan haji yang dituang dalam SE Nomor 19 tahun 2022, salah satunya Bandara SIM. Merespon tingginya permintaan penerbangan internasional via Bandara SIM oleh masyarakat, Pemerintah Aceh bergerak cepat dengan menyurati Kemenhub pada April lalu, meminta agar Bandara SIM dapat melayani kembali penerbangan internasional. Tidak berhenti di situ, Pemerintah Aceh juga menyurati Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) supaya Bandara SIM ditetapkan sebagai salah satu pintu masuk perjalanan internasional, baik untuk perjalanan umrah, pariwisata maupun akifitas sosial ekonomi lainnya. Lantas, kenapa Bandara SIM perlu segera dibuka untuk penerbangan internasional? Yuk disimak. Sebagai satu-satunya provinsi yang menerapkan syari’at islam, Aceh yang dikenal dengan julukan Serambi Mekah menjadi provinsi dengan jumlah jamaah haji dan umrah yang cukup signifikan. Data perjalanan umrah via Bandara SIM sejak tahun 2017 hingga 2020 menunjukkan peningkatan setiap tahunnya. Penerbangan langsung dari Aceh ke Arab Saudi dengan jarak relatif dekat tentunya membuat biaya haji dan umrah lebih murah dan jarak tempuh yang singkat. Selain perjalanan ke tanah suci, masyarakat Aceh juga sangat antusias menantikan dibukanya kembali penerbangan langsung ke Malaysia, baik via Kuala Lumpur maupun Penang. Data menunjukkan bahwa sebelum pandemi covid-19 pelancong asal negeri jiran sangat ramai berkunjung ke Aceh, begitu pula sebaliknya. Hal ini disebabkan adanya ikatan historis yang kuat antara masyarakat Aceh dengan Malaysia. Perlunya Bandara SIM ditetapkan kembali sebagai entry point bagi pelaku perjalanan luar negeri juga disebabkan posisi Aceh yang sangat strategis di ujung barat Sumatera dan dekat dengan negara-negara di Eropa, Timur Tengah, Asia Selatan dan kawasan ASEAN. Pembukaan penerbangan internasional di Bandara SIM juga untuk mendukung kerjasama subregional antara Pemerintah Indonesia (Aceh) dengan sejumlah negara, seperti Indonesia – Malaysia – Thailand Growth Triangle (IMT-GT) serta kerjasama Aceh dengan India (Andaman-Nicobar). Untuk mendukung dikembangkannya rute penerbangan domestik dan internasional dari Bandara SIM, Pemerintah Aceh telah mengadakan kerjasama dengan PT Indonesia AirAsia terkait dukungan penerbangan dan peningkatan kunjungan wisatawan di Aceh. (AM)