Dishub

Dishub Aceh Imbau Sopir Angkutan Untuk Berhenti Saat Masuk Waktu Shalat

*Dukung Penerapan Instruksi Gubernur Aceh Terkait Pelaksanaan Shalat Fardhu Berjamaah BANDA ACEH – Kepala Dinas Perhubungan Aceh Teuku Faisal mengimbau seluruh pengemudi angkutan di Aceh, baik antar kota dalam provinsi (AKDP) maupun antar kota antar provinsi (AKAP) untuk melaksanakan shalat fardhu tepat waktu atau memanfaatkan keringanan berupa shalat jamak ataupun qashar selama perjalanan. Imbauan pelaksanaan shalat fardhu ini guna menindaklanjuti instruksi Gubernur Aceh Nomor: 01/INSTR/2025 tentang pelaksanaan shalat fardhu berjamaah bagi ASN dan masyarakat serta pelaksanaan mengaji pada satuan pendidikan di Aceh. Teuku Faisal menjelaskan, imbauan ini sudah mulai disosialisasikan melalui Surat Kadishub Aceh Nomor 500.11.1/753 tanggal 29 April 2025 yang lalu kepada DPD Organda Aceh, pihak perusahaan, dan sopir angkutan dalam rangka melaksanakan syariat islam sebagaimana diatur dalam Qanun Aceh Nomor 11 Tahun 2022. “Kita berharap imbauan ini bisa meningkatkan kesadaran dan kepatuhan pelaku usaha transportasi di Aceh terhadap kewajiban menjalankan ibadah khususnya shalat lima waktu,” sebut Teuku Faisal. Selain itu, Kadishub Aceh menyarankan agar setiap perusahaan angkutan untuk merencanakan perjalanan dengan mempertimbangkan waktu shalat, termasuk menyediakan waktu singgah di tempat yang memungkinkan untuk melaksanakan ibadah. “Kita juga berharap para sopir dapat berhenti sejenak apabila telah masuk waktu shalat dan kondisi memungkinkan untuk melaksanakan shalat, baik di mesjid, mushola atau tempat ibadah terdekat,” harapnya.(AB)

5.789 PPPK di Aceh Resmi Dilantik, Gubernur Ingatkan Pentingnya Pelayanan Publik

BANDA ACEH – Kepala Dinas Perhubungan Aceh Teuku Faisal menghadiri Acara Penyerahan Keputusan Gubernur Aceh tentang Pengangkatan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Formasi Tahun 2024 Tahap 1 yang digelar di halaman Kantor Gubernur Aceh, Senin, 4 Agustus 2025. Penyerahan SK PPPK kepada 5.789 pegawai dilakukan secara simbolis oleh Gubernur Aceh Muzakir Manaf. Dalam sambutannya, Gubernur mengingatkan para PPPK untuk memberikan pelayanan publik yang berkualitas dan berorientasi pada kebutuhan masyarakat. “Proses seleksi yang telah dilalui mencerminkan komitmen kita dalam memperkuat reformasi birokrasi, dengan menempatkan integritas, profesionalisme, dan kompetensi sebagai fondasi utama,” kata Muzakir Manaf. Selain itu, lanjut Gubernur Aceh yang akrab disapa Mualem itu, PPPK harus menjaga integritas dan loyalitas sebagai pelayan masyarakat, meningkatkan kapasitas diri dan adaptif terhadap perubahan, membangun kerja tim yang solid dan kolaboratif serta menghadirkan pelayanan publik yang humanis dan adil. “Intinya kita sama-sama mengevaluasi dan mengingatkan kerja kita agar lebih baik di masa mendatang dan ini adalah amanah kita semua untuk membangun Aceh yang lebih baik,” ujarnya. Pemerintah Aceh, kata Mualem, berkomitmen memperkuat tata kelola kepegawaian yang transparan dan adil. “Pengangkatan ini menjadi langkah strategis menjawab kebutuhan formasi di sektor-sektor penting,” pungkasnya. Pada pengangkatan PPPK Formasi Tahun 2024 Tahap 1, sebanyak 146 pegawai Dishub Aceh akan menerima SK PPPK pada hari ini yang akan digelar si Aula Multimoda Dishub Aceh.(AB)

Ketua Tim Andalalin Aceh: Pentingnya Antisipasi Dampak Lalu Lintas dalam Setiap Pembangunan

Banda Aceh — Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) Dinas Perhubungan Aceh, Deddy Lesmana sekaligus Ketua Tim Analisis Dampak Lalu Lintas (Andalalin) Aceh menegaskan pentingnya pengurusan dokumen Andalalin sebelum dimulainya pembangunan. Hal tersebut disampaikannya dalam Rapat Koordinasi Lintas Sektoral Bidang Andalalin yang digelar di Aula Multimoda Dishub Aceh, Senin, 28 Juli 2025. Deddy menjelaskan bahwa dokumen Andalalin merupakan instrumen penting dalam mengantisipasi dampak lalu lintas dari berbagai kegiatan pembangunan, seperti permukiman, infrastruktur, maupun pusat-pusat kegiatan lainnya. “Andalalin adalah analisis untuk memprediksi dan mengantisipasi dampak lalu lintas yang ditimbulkan akibat pembangunan. Dengan disusunnya dokumen ini sebelum masa konstruksi, potensi masalah dapat diidentifikasi dan dimitigasi sejak awal,” ujar Deddy. Ia juga menekankan pentingnya pemahaman mendalam oleh tim evaluasi Andalalin terhadap isi dokumen, termasuk rekomendasi teknis yang diperlukan guna menjamin keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu lintas pada setiap tahapan pembangunan. “Dishub dan Ditlantas sebagai pelaksana teknis Andalalin harus memahami substansi analisis serta rekomendasi yang diperlukan, agar tidak terjadi gangguan lalu lintas sebelum, selama, maupun setelah masa pembangunan,” tambahnya. Deddy juga menyampaikan bahwa Tim Evaluasi Andalalin di Aceh dibentuk berdasarkan Keputusan Gubernur Aceh Nomor 600.1.8/916/2025 yang bertugas melakukan penilaian menyeluruh terhadap rencana pembangunan dari sisi lalu lintas. Dalam kesempatan yang sama, Kasubdit Keamanan dan Keselamatan (Kamsel) Ditlantas Polda Aceh, Kompol Erwinsyah, berharap petugas Andalalin dari kepolisian dapat memberikan masukan strategis dalam penyusunan dokumen tersebut. “Berdasarkan supervisi kami sepanjang tahun 2025, ditemukan beberapa persoalan lalu lintas dan perparkiran, seperti di kawasan Plaza Aceh, Simpang Surabaya, dan Suzuya Mall. Ini menjadi perhatian penting bagi kita semua,” pungkasnya. (AP)

Dishub Aceh Gandeng Tim Peneliti USK Kembangkan Sistem Transportasi Cerdas

Banda Aceh – Dinas Perhubungan Aceh menjalin kerja sama strategis dengan Tim peneliti dari Universitas Syiah Kuala (USK) sebagai mitra untuk mengembangkan Sistem Transportasi Cerdas (Intelligent Transportation System/ITS) guna meningkatkan efisiensi dan keselamatan lalu lintas di Banda Aceh. Penelitian pengembangan sistem transportasi cerdas ini dilakukan sejak tahun 2024 yang didanai oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang berfokus pada perancangan dan pembuatan “Purwarupa Sistem Cerdas Deteksi Kenderaan pada Lingkungan Mixed-Traffic”. Kemudian, mulai tahun ini hingga tahun 2026, penelitian dilanjutkan pada pengembangan pada “Prototipe Sistem Pengendalian Cerdas Lampu Lalu Lintas Berbasis Model Deep Learning Adaptif Pada Lingkungan Urban Kompleks”, yang didanai oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik (Kemdiktisaintek). Kerja sama ini merupakan bagian dari upaya peningkatan infrastruktur digital di sektor transportasi, dengan mengintegrasikan teknologi informasi khususnya penerapan kecerdasan artifisial (Artificial Intelligence/AI) untuk pengelolaan lalu lintas, deteksi kenderaan secara real-time dan pengaturan lampu lalu lintas secara adaptif untuk mengurai kemacetan dan mengurangi kecelakaan. Kepala Dinas Perhubungan Aceh Teuku Faisal dalam sambutannya menyebutkan bahwa Pemerintah Aceh melalui Dishub Aceh ingin menghadirkan sistem transportasi yang lebih responsif, efisien, dan berbasis teknologi AI. “Melalui kerja sama dengan tim peneliti USK, kami berharap dapat menciptakan solusi inovatif yang sesuai dengan karakteristik lalu lintas di Kota Banda Aceh. Hal ini juga sejalan dengan kebijakan Pemerintah Aceh menjadikan transformasi digital sebagai salah satu misi strategis pemerintah,” ujarnya dalam konferensi pers di Banda Aceh. Sementara itu, Tim peneliti dari Fakultas Teknik USK, yang diketuai oleh Prof. Dr. Ir. Nasaruddin, ST., M.Eng., IPU, ASEAN Eng. telah mengembangkan prototipe sistem cerdas deteksi kenderaan yang telah berhasil dicoba pada lingkungan nyata pada tahun 2024 mencakup penggunaan camera sensor dan perangkat EdgeAI pada kenderaan. Sejalan dengan itu, untuk menciptakan kenyaman dan efisiensi waktu tunggu serta mencegah kemacetan, tim peneliti melanjutkan pengembangan prototipe sistem pengendalian cerdas lampu lalu lintas yang akan dihubungkan dengan media center Dishub secara real-time, pada tahun 2025-2026. “Kami memanfaatkan teknologi AI pada kenderaan yang dapat mendeteksi objek yang berada pada jalan dan penerapan teknologi AI pada persimpangan lalu lintas untuk memprediksi kepadatan lalu lintas dan mengatur lampu lalu lintas secara otomatis,” jelas Prof. Nasaruddin. Pengembangan prototipe sistem pengendalian cerdas lampu lalu lintas akan memasuki tahap uji coba pada lingkungan terbatas pada akhir tahun 2025 dan diharapkan dapat diuji coba langsung pada persimpangan lalu lintas di beberapa titik strategis di Banda Aceh, pada tahun 2026. Tim peneliti mengucapkan terima kasih kepada Kemendiktisaintek dan dukungan dari Pemerintah Aceh diharapkan dapat menjadi model percontohan bagi pengembangan transportasi cerdas di daerah lain di Indonesia. Penelitian kerja sama ini juga dalam rangka mendukung tujuan Pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development goals/SDGs) terutama SDG 9 (industry, innovation, and infrastructure), SDG 11 (sustainable cities and communities), dan SDG 17 (partnerships for the goals).(AB)

Perkuat Sinergi Digital di Era Keterbukaan Informasi, Dishub Aceh Gelar Rakor Publikasi dan PPID

Takengon – Dinas Perhubungan Aceh menyelenggarakan Rapat Koordinasi (Rakor) Publikasi dan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) yang diikuti oleh perwakilan Dinas Perhubungan Kabupaten/Kota se-Aceh. Kegiatan yang berlangsung di Ballroom Parkside Gayo Hotel Takengon mulai 23 hingga 25 Juli 2025 ini bertujuan untuk memperkuat sinergi dalam pengelolaan informasi publik dan meningkatkan kualitas pelayanan PPID di sektor perhubungan di Aceh. Kepala Dinas Perhubungan Aceh, yang diwakili oleh Sekretaris Dinas Perhubungan Teuku Rizki Fadhil, dalam sambutannya menekankan pentingnya keterbukaan informasi publik sebagai wujud transparansi dan akuntabilitas pemerintah kepada masyarakat. “Di era digital saat ini, masyarakat semakin membutuhkan informasi yang cepat, akurat, dan mudah diakses. Oleh karena itu, peran PPID sangat krusial dalam memastikan setiap informasi yang dibutuhkan publik dapat terpenuhi sesuai dengan Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik,” ujar Teuku Rizki. Dirinya berharap seluruh pengelola kehumasan dan media sosial di lingkungan Dinas Perhubungan se-Aceh memiliki pemahaman yang sama dan dapat mengimplementasikan praktik terbaik (best practice) dalam pengelolaan informasi publik. Rakor yang mengusung tema “Kolaborasi Digital melalui Website, Adaptasi untuk Era Baru” ini membahas berbagai strategi peningkatan kualitas publikasi melalui website resmi, termasuk optimalisasi penggunaan media sosial, serta platform digital lainnya untuk menyebarluaskan informasi terkait kebijakan, program, dan kegiatan Dinas Perhubungan. Sementara itu, Ketua Panitia Rakor Publikasi dan PPID (TransMeet) Tahun 2025 Rahmi Caesaria Nazir menyampaikan bahwa pada tahun ini sebanyak 33 peserta ikut menghadiri serta berpartisipasi dalam kegiatan ini. Selain peserta dari Dishub Kabupaten/Kota se-Aceh, panitia juga turut mengundang pengelola media sosial dari Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Kelas II Aceh. Dishub Aceh juga menghadirkan 2 pemateri yang cukup kompeten dalam bidang publikasi dan PPID, yaitu dari Komisi Informasi Aceh (KIA) dan seorang influencer atau konten kreator yang berasal dari Bener Meriah. Keduanya berbagai cukup banyak ilmu dan wawasan baru terkait peningkatan keterbukaan informasi publik dan penyiapan konten publikasi kepada seluruh peserta.(AB)c

22 Petugas Dalops Dishub Aceh Kawal Arus Kedatangan Jemaah Haji

BANDA ACEH – Sebanyak 22 Petugas Dalops LLAJ Dishub Aceh turut mengatur arus lalu lintas kedatangan jemaah haji Aceh kloter 5 di area Asrama Haji Aceh, Rabu, 2 Juli 2025. Beberapa titik yang turut dilakukan pengaturan lalu lintas, meliputi pintu masuk asrama, di dalam area asrama, hingga pintu keluar asrama. Petugas Dalops ini telah berkerja sejak hari pertama kedatangan jemaah haji pada 28 Juni lalu dan akan bekerja hingga kedatangan kloter terakhir yaitu kloter 12 pada 9 Juli mendatang. Saat keberangkatan jemaah calon haji lalu, Petugas Dalops bekerja ekstra memastikan kelancaran transportasi di Asrama Haji Aceh. Kedatangan jemaah haji Aceh ini mendarat di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda sebanyak 390 jemaah haji Aceh kloter 5. Maskapai Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GIA 2405 berangkat dari Bandara Internasional Prince Mohammad Bin Abdul Aziz, Madinah, Arab Saudi pada Selasa 1 Juli 2025, pukul 18.50 WAS. Jemaah yang berasal dari Pidie Jaya, Nagan Raya, dan Aceh Barat Daya ini mendarat di Bandara SIM pada pukul 07.10 WIB.(MR) Baca Berita Selengkapnya: Alhamdulillah, 392 Jemaah Haji Kloter 1 Tiba Kembali di Aceh Tinjau 4 Pulau di Aceh Singkil, Kadishub Aceh Cek Kondisi Dermaga dan Rambu Suar Jadwal Keberangkatan KMP.Aceh Hebat 3 Disusun dengan Semangat Kolaboratif

Galeri Foto Teamwork dan Motivasi Pembekalan CPNS Dishub Aceh

Dishub Aceh menggelar kegiatan teamwork dan motivasi pembelakalan bagi CPNS baru di Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue, Sabtu, 21 Juni 2025. Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan kekompakan, meningkatkan kerjasama dalam tim, serta membangun hubungan yang lebih baik antar CPNS baru.(AB)

Galeri Foto Keberangakatan Mahasiswa KKN UGM ke Pulo Aceh Melalui Pelabuhan Ulee Lheue

BANDA ACEH – Kepala UPTD Wilayah I Pelabuhan Penyeberangan Dishub Aceh, Husaini Jamil menyambut kunjungan 32 mahasiswa Universitas Gajah Mada (UGM) di Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue, pada Minggu, 22 Juni 2025. Sebanyak 32 mahasiswa UGM tersebut akan melaksanakan kegiatan KKN-PPM UGM Periode II tahun 2025 di Pulo Nasi Kabupaten Aceh Besar. Rombongan berangkat ke Pulo Aceh menggunakan angkutan penyeberangan KMP Papuyu yang difasilitasi oleh PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Banda Aceh.(AB)

84 CPNS Dishub Aceh Ikuti Pembekalan dan Perkenalan untuk Siap Bertugas

BANDA ACEH – 84 Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Dishub Aceh mulai mengikuti sesi perkenalan dan pembekalan terkait sektor perhubungan. Kehadiran para CPNS baru ini disambut langsung oleh Kadishub Aceh Teuku Faisal saat membuka acara penyambutan oleh segenap keluarga besar Dishub Aceh di Aula Multimoda pada Rabu, 18 Juni 2025. 84 CPNS Dishub Aceh Ikuti Pembekalan dan Perkenalan untuk Siap BertugasSesi perkenalan dan pembekalan bagi para CPNS Dishub Aceh menjadi penting karena dapat mempermudah mereka untuk beradaptasi, memahami budaya kerja dan tanggung jawab, serta menumbuhkan keterlibatan mereka dalam program-program Dishub Aceh di masa yang akan datang.(AB) Baca Berita Lainnya Setir dan Sepiring Sate: Estu Menantang Malam dari Takengon Muhammad Yacub, Dibalik Setir Bus Trans Koetaradja

Setir dan Sepiring Sate: Estu Menantang Malam dari Takengon

Aceh TRANSit – Takengon, rokok menyala pelan di sela jari Estu Budianto, yang akrab dipanggil Wen. Ia duduk santai di warung kopi pinggir terminal, espresso arabika di hadapannya mengepulkan aroma yang akrab. Wajahnya masih segar, tak menua oleh waktu, meski sepuluh tahun sudah ia melewati jalan lintas provinsi sebagai sopir angkutan AKDP. Wen, memulai karier dari bawah. “Tahun 2014 saya cuma nyuci mobil di doorsmeer milik perusahaan angkutan di Banda Aceh. Gak lanjut kuliah,” tutur pria yang kini berusia 31 tahun itu dengan tenang. Dari situlah ia mulai kenal dunia persupiran, dan tak lama kemudian dipercaya menjadi sopir jemput. Dunia AKDP mengenal dua jenis sopir: sopir jemput dan sopir jalan. Sopir jemput menjemput penumpang dari rumah ke rumah, karena banyak yang kesulitan menjangkau terminal dan membutuhkan biaya tambahan. Perjalanan kariernya telah membawa ia ke kursi kemudi mobil Hiace lintas kota. Awalnya sopir cadangan, kini ia memegang rute tetap Banda Aceh – Takengon, Aceh Tengah. Rutinitas malam hari menjadi sahabat dan kantuk menjelang subuh adalah musuh utama. “Saya nikah tahun 2016, semua dari hasil nyopir,” katanya bangga. Anak sulungnya baru saja masuk SD. Dalam obrolan, Wen tak banyak mengeluh. “Cukup untuk makan, cukup untuk hidup dan gak punya utang,” tambahnya sambil tertawa. Dan inilah bagian yang membuat semua teman ngopi tergelak: “Gaji kami lebih besar dari gaji pokok PNS, gaji pokok tapi ya bang,” ujarnya sambil tertawa lepas yang semua mendengarkan kisahnya tahu arah ucapannya.Lalu ia menambahkan, “Kalau berhenti di warung makan saya selalu disuguhi makan sate dan ayam geprek sama pemilik warung. Ya begitulah, hidup di jalan kadang lebih gurih dari yang kerja di kantor.” Satir itu muncul begitu saja, tanpa maksud merendahkan. Justru disitulah letaknya: kerja keras di jalan bisa jadi tumpuan hidup, bukan sekadar peluh yang hilang di aspal. Tak berseragam, tak tercatat absensi, tapi tetap bisa pulang dengan sesuatu yang hangat—di piring dan di hati. Namun tentu, ada risiko. Ia pernah mengalami kecelakaan ringan, dan tantangan kabut dataran tinggi Takengon jadi cerita harian. Tapi Wen tak gentar. “Musibah bagian dari lalu lintas di jalan,” katanya. Kini, Wen mengangsur Hiace pribadi lewat skema kerja sama dengan perusahaan. “Memang awalnya berutang, tapi jelas arahnya. Kalau tua nanti, saya balik ke loket atau jadi supir jemput. Rezeki masih bisa dicari,” katanya yakin. Menutup cerita, Wen menyampaikan harapan, “Supir ini ujung tombak. Kami butuh pemerintah, bukan sekadar aturan, tapi juga bimbingan. Ajak kami bicara soal izin, soal tata kelola. Jangan tiba-tiba razia tanpa pemahaman,”pungkasnya. Dan seperti segelas kopi yang perlahan dingin di dataran tinggi, Wen tetap hangat dengan prinsip: ramah, disiplin, dan jujur. Bukan hanya setir yang ia pegang erat, tapi juga harapan bahwa jalanan tak hanya membawa lelah, tapi juga harga diri.(T.Fajar Hakim) Baca Selengkap Tulisan Aceh TRANSit lainnya klik di bawah ini: