Dishub

Kemenhub Terus Tingkatkan Aspek Keselamatan Jalan

Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat terus melakukan pembangunan fasilitas keselamatan jalan demi meningkatkan aspek keselamatan bagi para pengguna jalan sesuai kewenangannya di jalan-jalan nasional seluruh Indonesia. Adapun menurut Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan pada pasal 25 disebutkan bahwa fasilitas perlengkapan jalan berupa rambu lalu lintas, marka jalan, alat penerangan jalan, fasilitas pejalan kaki, dan fasilitas pendukung lalu lintas angkutan jalan. “Di tahun 2023, kami membangun alat perlengkapan jalan dengan cukup signifikan di beberapa wilayah. Di antaranya kita memasang Alat Penerangan Jalan sebanyak 8.574 unit, rambu sebanyak 12.930 buah, serta paku jalan sebanyak 30.083 buah. Jumlah ini meningkat dibanding tahun sebelumnya,” jelas Direktur Lalu Lintas Jalan, Ahmad Yani di Jakarta pada Selasa (30/1). Lebih lanjut Ia menyampaikan, Direktorat Lalu Lintas Jalan juga turut memasang Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) sebanyak 68 unit, Warning Light sebanyak 237 unit, Marka Jalan sepanjang 1.418.712 meter, Guard Rail sebanyak 7.368 unit, Delinator sebanyak 4.274 unit serta cermin tikungan sebanyak 3.480 buah. “Hal ini terus menjadi perhatian kami karena faktor keselamatan jalan merupakan fokus utama sektor Perhubungan. Hal ini dilakukan tentunya untuk kelancaran, keamanan, ketertiban dan kemudahan dalam berlalu lintas,” ungkap Yani. Adapun pembangunan fasilitas perlengkapan jalan di tahun 2023 tersebar di 60 kabupaten/kota se-Indonesia, seperti di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Gorontalo, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat serta Papua. Kemudian, Ia menambahkan, “Bantuan teknis berupa perlengkapan jalan ini diharapkan dapat mewujudkan transportasi yang berkeselamatan dan juga mengurangi angka kecelakaan lalu lintas yang saat ini masih cukup tinggi”. Di samping itu, fungsi dari adanya perlengkapan jalan adalah agar pengguna jalan mengetahui situasi dan kondisi segmen berikutnya, mengendalikan pengguna jalan tetap pada jalurnya dan menjaga kecepatan dan jarak aman, serta meminimalisir kesalahan pengguna jalan. Selain dari pembangunan fasilitas keselamatan jalan, perlu dilakukan juga pemeliharaan perlengkapan jalan sesuai dengan yang tertuang pada Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor SK. 4303/AJ.002/DRJD/2017 tentang Petunjuk Teknis Pemeliharaan Perlengkapan Jalan. “Fasilitas perlengkapan jalan yang sudah dibangun wajib untuk dilakukan pemeliharaan dan harus menjadi perhatian bersama. Untuk jalan nasional akan dilakukan oleh Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) di wilayahnya masing-masing. Sedangkan, untuk jalan provinsi/kabupaten/kota akan dilakukan oleh Dinas Perhubungan terkait,” imbuhnya. (*) Sumber: Kemenhub RI

Keselamatan Jalan Raya Berbasis Data

Mengingat masa depan, kita semua pasti memiliki harapan. Dalam Bidang Transportasi, penerapan inovasi sistem keselamatan secara Real Time menjadi impian. Salah satu teknologi yang terbesit di pikiran adalah Pemasangan sensor di Jalan dan juga di kendaraan yang memungkinkan pemberian informasi penting tentang pola lalu lintas, bagaimana kondisi jalan, dan kinerja kendaraan. Data yang diterima membantu meningkatkan keselamatan kita di jalan raya. Selain itu, data ini memberikan gambaran komprehensif dan terkini mengenai situasi jalan raya, hal ini dapat membantu mengidentifikasi area berisiko dan lokasi rawan terjadi kecelakaan untuk mengambil tindakan proaktif. Misalnya, jika data menunjukkan bahwa persimpangan tertentu mempunyai tingkat kecelakaan yang tinggi, Dinas Perhubungan dapat memasang perangkat pengatur lalu lintas tambahan atau memodifikasi tata letak jalan untuk mengurangi risiko kecelakaan kedepan. Data yang dikumpulkan juga memberi manfaat luar biasa bagi produsen penghasil kendaraan dimana produsen dapat mengembangkan kendaraan yang lebih andal dan sistem keselamatan yang efektif untuk mencegah kecelakaan. Bagi pihak berwenang, data ini tidak hanya membantu meningkatkan keselamatan di jalan raya namun juga memandu proses pengambilan keputusan untuk perencanaan transportasi dan pembangunan infrastruktur yang lebih baik kedepannya. Secara keseluruhan, keselamatan jalan raya berbasis data merupakan komponen penting untuk segera dibicarakan, sistem ini diyakini  berkontribusi signifikan terhadap pengurangan tingkat kecelakaan dan peningkatan manajemen lalu lintas jalan raya. Pengembangan sistem ini juga menyahuti regulasi tentang Lalu Lintas  dan  Angkutan  Jalan yang menyatakan bahwa Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah suatu keadaan terhindarnya setiap orang  dari risiko kecelakaan selama berlalu lintas yang disebabkan oleh manusia, kendaraan, Jalan, dan/atau lingkungan yang tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009.*(AP)

Rute Angkutan Perintis Aceh 2024

Kamu harus tahu nih, layanan angkutan perintis yang beroperasi di Aceh tahun 2024. Selain penerbangan dan penyeberangan perintis, ada layanan perintis lainnya yaitu angkutan jalan, angkutan laut (Sabuk Nusantara) serta angkutan barang di laut perintis (Tol Laut). Layanan yang disubsidi melalui APBN ini diperuntukkan untuk membuka aksesibilitas dan konektivitas di wilayah 3ТР (tertinggal, terluar, terdepan, dan perbatasan) di seluruh Indonesia. Kamu wajib manfaatin layanan ini karena biayanya cukup murah,lho. Apakah di daerah kamu ada layanan angkutan perintis? Yuk cek informasinya berikut! Cek infografisnya dengan klik DI SINI

Sistem Permesinan pada Kereta Api Cepat Berbasis Listrik

Sistem permesinan pada kereta api cepat merupakan inti dari keberhasilan transportasi modern yang efisien dan ramah lingkungan. Kereta api cepat, berbasis listrik, menggunakan motor listrik yang efisien dan kuat sebagai sumber utama tenaga. Energi listrik disalurkan melalui pantograf atau kabel pemandu, lalu diubah menjadi gerakan mekanis oleh sistem transmisi yang canggih. Dengan fitur-fitur seperti rem regeneratif, baterai penyimpan energi opsional, dan sistem pengendali otomatis, kereta cepat dapat mengoptimalkan efisiensi energi dan memastikan perjalanan yang aman dan nyaman. Selain itu, sensor-sensor dan sistem keselamatan berperan penting dalam memantau dan menjaga kinerja optimal serta memberikan perlindungan kepada penumpang. Sistem permesinan ini menjadi pilar utama dalam menghadirkan masa depan transportasi yang berkelanjutan dan efisien. Mesin kereta api listrik mengandalkan motor listrik sebagai sumber tenaga utama. Berikut adalah langkah-langkah umum cara kerja mesin kereta api listrik: Semua komponen ini bekerja bersama untuk menghasilkan gerakan yang halus dan efisien pada kereta api listrik. Meskipun konsep ini tidak langsung terkait dengan laptop Anda, semoga penjelasan ini memberikan wawasan tentang cara kerja mesin kereta api listrik.(MR) Diolah dari berbagai sumber

Sepeda, Inilah Sejarah Kemunculan Transportasi Sederhana Ini

Sepeda, sebuah alat transportasi sederhana yang menjadi salah satu sarana populer untuk beraktivitas fisik dan mobilitas sehari-hari, memiliki sejarah yang panjang dan menarik. Perjalanan evolusinya membawa kita melintasi zaman dan peradaban, menciptakan alat yang saat ini kita kenal sebagai sepeda. Sejarah sepeda dimulai pada awal abad ke-19 ketika seorang bangsawan Jerman, Karl Drais, menciptakan “Laufmaschine” atau yang lebih dikenal sebagai sepeda draisine pada tahun 1817. Sepeda draisine tidak memiliki pedal, melainkan seorang pengendara menggunakan kakinya untuk mendorong alat tersebut maju. Inovasi ini memberikan kontribusi besar dalam mengembangkan konsep dasar sepeda. Pada pertengahan abad ke-19, pedal ditambahkan ke sepeda, menciptakan desain awal yang lebih mirip dengan sepeda modern. Penggunaan rantai untuk menghubungkan pedal dengan roda belakang diperkenalkan pada akhir abad ke-19, yang membuat sepeda lebih efisien dan mudah dikendarai. Selama beberapa dekade berikutnya, desain sepeda mengalami berbagai perubahan dan peningkatan teknologi. Pengenalan ban karet pada awal abad ke-20 meningkatkan kenyamanan berkendara, sementara perubahan bahan material dari besi cor menjadi aluminium dan baja membantu mengurangi berat sepeda. Pada pertengahan abad ke-20, sepeda mulai menjadi sarana rekreasi populer dan alat transportasi yang terjangkau untuk banyak orang. Inovasi seperti gigi variasi dan rem cakram terus meningkatkan kinerja sepeda, baik untuk pengendara sehari-hari maupun pembalap profesional. Hingga saat ini, sepeda terus mengalami perkembangan dan inovasi. Desain yang ringan, bahan-bahan modern seperti serat karbon, dan teknologi elektronik semakin mengukuhkan posisi sepeda sebagai alat transportasi yang ramah lingkungan dan efisien. Dari lahirnya sebagai alat transportasi sederhana tanpa pedal hingga menjadi kendaraan modern yang canggih, sepeda telah mengalami perjalanan yang luar biasa dalam sejarah perkembangannya. Sepeda tidak hanya menjadi sarana transportasi, tetapi juga ikon kebebasan, kebugaran, dan keindahan desain yang terus berlanjut hingga hari ini.(MR) Diolah dari berbagai sumber

Kuda, Teman Sekaligus Alat Transportasi Manusia

Kuda, makhluk yang telah lama menjalin hubungan erat dengan manusia, bukan hanya menjadi teman setia di padang rumput, tetapi juga telah berperan sebagai alat transportasi yang sangat berharga. Sejarah penggunaan kuda sebagai sarana pergerakan mencakup berbagai peradaban di seluruh dunia dan telah memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan mobilitas manusia. Sejarah Penggunaan Kuda Penggunaan kuda sebagai alat transportasi dapat ditelusuri kembali ribuan tahun. Dalam peradaban kuno di Timur Tengah, Asia, dan Eropa, kuda sering kali menjadi kendaraan utama untuk mengatasi medan yang sulit di daratan. Kuda sebagai Sarana Perjalanan Kecepatan dan keandalan kuda membuatnya menjadi alat transportasi yang efektif pada masa lampau. Pengembaraan jarak jauh, pengiriman surat, dan transportasi penumpang menjadi lebih cepat dan efisien dengan kehadiran kuda. Peran Kuda dalam Perkembangan Sipilisasi Kuda tidak hanya berfungsi sebagai alat transportasi tetapi juga berperan dalam mempercepat pertumbuhan kota dan perdagangan. Masyarakat kuno yang menggunakan kuda sebagai sarana pergerakan cenderung memiliki konektivitas yang lebih baik. Penggunaan Kuda dalam Militer Kuda telah digunakan secara luas dalam konteks militer. Prajurit berkuda memberikan keunggulan mobilitas dan kejutan di medan perang. Kuda juga digunakan untuk menarik kendaraan perang seperti kereta dan meriam. Perubahan Peran Kuda dengan Kemajuan Teknologi Meskipun kuda masih digunakan di beberapa wilayah untuk transportasi lokal dan kegiatan pertanian, peran mereka sebagai alat transportasi utama secara bertahap digantikan oleh kendaraan bermotor dengan munculnya Revolusi Industri. Kuda dalam Aktivitas Rekreasi dan Olahraga Meskipun kuda tidak lagi menjadi alat transportasi utama, mereka tetap menjadi bagian integral dari kegiatan rekreasi dan olahraga. Berkuda menjadi olahraga yang populer, dan sejumlah orang menikmati kegiatan wisata dengan naik kuda. Perlunya Perlindungan dan Pemeliharaan Kuda Dalam era modern, dengan pergeseran peran kuda, penting untuk memastikan kesejahteraan dan perlindungan mereka. Organisasi dan individu berkomitmen untuk melestarikan dan melindungi kuda, menjadikan mereka sebagai hewan yang dihargai untuk keindahan dan kegunaannya. Kuda, dengan sejarah panjang sebagai alat transportasi, terus memberikan inspirasi dan kekaguman. Meskipun peran mereka telah berubah seiring waktu, kuda tetap menjadi simbol kebebasan, kekuatan, dan keindahan, mewakili hubungan unik yang terjalin antara manusia dan hewan yang penuh daya.(MR) Diolah dari berbagai sumber

Penutupan Posko, Selama Libur Nataru Tercatat Ada 126 Juta Pergerakan

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi resmi menutup Posko Pusat Angkutan Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan Jakarta, Kamis (4/1). Menhub menjelaskan, lonjakan pergerakan masyarakat di masa libur Nataru dapat diantisipasi dan berjalan dengan selamat, aman, nyaman dan lancar. Hal ini tercapai berkat koordinasi dan kolaborasi yang baik dari seluruh unsur terkait baik dari Kementerian/Lembaga, operator transportasi dan jalan tol, media massa dan masyarakat. “Dengan adanya lonjakan pergerakan, berarti kita harus merencanakan dan juga mengeksekusi dengan baik untuk mengurai kepadatan pergerakan di satu waktu tertentu. Alhamdulillah kita dapat melaksanakannya dengan baik, tentunya tidak lepas dari kerja sama kita semua,” sebut Menhub. Menhub mengungkapkan, Kemenhub bekerjasama dengan operator telekomunikasi untuk melihat jumlah pergerakan masyarakat selama masa libur Nataru. Berdasarkan resume hasil Positioning Mobile Data (PMD) yang dilakukan dari 16 Desember 2023 s.d 1 Januari 2024, tercatat ada sebanyak 126 juta pergerakan keluar provinsi maupun di dalam provinsi. Menurut Menhub, hasil ini tidak berbeda jauh dengan prediksi pergerakan masyarakat dari Badan Kebijakan Transportasi Kemenhub yang mencapai 107 juta orang. “Kami akan terus melakukan upaya yang lebih akurat terkait dengan pergerakan masyarakat dari satu titik ke titik lainnya, agar bisa dilakukan penanganan yang lebih baik lagi,” tutur Menhub. Lebih lanjut berdasarkan data Polri, pada masa Nataru 2023/2024 tepatnya sejak 22 Desember 2023 hingga 2 Januari 2024, terjadi penurunan kecelakaan lalu lintas sebesar 12% dengan jumlah kecelakaan lalu lintas sebanyak 3.412 kejadian. Dari hasil pemantauan di Posko Pusat Nataru yang dilakukan dari 19 Desember 2023 s.d 3 Januari 2024, tercatat total jumlah penumpang yang menggunakan moda angkutan umum baik darat, kereta api meningkat 16,48% dibandingkan dengan Nataru tahun lalu. Sementara itu, jumlah kendaraan yang melintas di jalan tol yang keluar Jabodetabek mengalami peningkatan sebanyak 8,13%. Sedangkan jumlah kendaraan yang melintas di jalan tol yang masuk Jabodetabek mengalami peningkatan sebanyak 7,81%.(*) Sumber: Kemenhub

Lakukan Evaluasi Insiden Perkeretaapian, DJKA Berkomitmen Tingkatkan Keselamatan Perjalanan Kereta Api

Direktur Jenderal Perkerataapian, Kementerian Perhubungan Risal Wasal menyatakan, pihaknya terus lakukan evaluasi terjadinya sejumlah insiden kereta api belakangan ini. “Kami bersama para pihak terkait tengah berupaya mendalami insiden-insiden yang terjadi ini sehingga harapannya dapat dirumuskan solusi yang dapat dilakukan agar insiden serupa tidak terulang,” ujarnya pada Senin (15/01) di Jakarta. Seperti diketahui, pada Minggu (14/01) terjadi insiden kereta anjlok di Stasiun Tanggulangin, serta insiden pada perlintasan sebidang yang terjadi di tiga lokasi terpisah, yaitu Klaten, Banyuwangi, dan Tebingtinggi. Sementara sebelumnya telah terjadi kecelakaan yang melibatkan KA Turangga dan KA Lokal Bandung Raya pada Jumat (05/01) di Cicalengka. Terkait insiden-insiden tersebut, Risal mengungkapkan bahwa DJKA terus melakukan peningkatan pada jalur-jalur kereta api dan membangun jalur ganda untuk meningkatkan keselamatan, kenyamanan, dan keamanan perjalanan kereta api. Pembangunan jalur ganda yang dilakukan oleh DJKA mencakup Segmen Cirebon – Purwokerto – Yogya – Solo – Madiun – Wonokromo (rampung pada 2020), Segmen Bogor – Sukabumi (progres mencapai 97,14%), dan Segmen Kiaracondong – Cicalengka (Tahap I rampung 2022, Tahap II progres mencapai 76,08%). Sementara untuk memitigasi terjadinya anjlok, DJKA telah menargetkan untuk melakukan 18 kegiatan peningkatan prasarana perkeretaapian, mencakup peningkatan kapasitas jalur, serta fasilitas operasi pendukungnya, pada tahun 2024. Dalam hal ini, DJKA menargetkan adalah agar pada tahun 2024 ini, 94% dari keseluruhan jalur kereta api di Indonesia sudah sesuai standar Track Quality Index (TQI) Kategori 1 dan 2. “Jika jalur kereta kita sudah mencapai standar kualitas TQI Kategori 2, maka kereta dapat melaju pada kecepatan 80 sampai 100 km/jam, sementara dengan standar kualitas TQI Kategori 2, kereta dapat melaju pada kecepatan 100 sampai 120 km/jam dengan aman dan selamat,” urai Risal. Di sisi lain, Risal mengatakan bahwa DJKA juga terus mendorong penanganan perlintasan sebidang dengan melibatkan Kementerian PUPR, Pemerintah Daerah, serta stakeholder terkait. Keterlibatan Pemerintah Daerah dalam penanganan perlintasan sebidang ini sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 94 Tahun 2018 tentang Peningkatan Keselamatan Perlintasan Sebidang Antara Jalur Kereta Api dengan Jalan. Lebih lanjut, Risal menyebut bahwa penanganan perlintasan sebidang ini juga telah diupayakan oleh DJKA dengan menghilangkan atau menutup perlintasan sebidang KA yang berdekatan (kurang dari 800 meter) dan/atau yang lebar jalannya kurang dari 2 meter; memasang pagar sterilisasi jalur KA, program pembangunan fly over atau underpass; membangun jalan kolektor atau frontage road di sepanjang jalur KA atau jalan alternatif (manajemen lalu lintas). Selanjutnya, program pengadaan pintu perlintasan, early warning system (EWS), dan pemasangan rambu; perbaikan perkerasan jalan (modular concreate LX/sintetis LX); pengembangan level crossing obstacle detection system yang melakukan deteksi otomatis rintangan di perlintasan sebidang untuk mencegah kecelakaan kereta api dengan kendaraan jalan; program evaluasi perlintasan Jawa dan Sumatera serta sosialisasi, kampanye dan promosi keselamatan di perlintasan. “Harapan kami agar pihak KAI selaku operator juga mengambil andil dalam meningkatkan aspek keselamatan dan pelayanannya agar tidak terjadi lagi peristiwa serupa,” tegas Risal Kendati demikian, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian, masyarakat dihimbau untuk tetap mematuhi rambu lalu lintas, mendahulukan perjalanan kereta api, dan tidak menerobos palang pintu perlintasan untuk mencegah terjadinya insiden serupa. “Kami berharap partisipasi aktif dari masyarakat untuk berhati-hati pada perlintasan sebidang demi menjaga keamanan dan keselamatan bersama,” tutup Risal.(*) Sumber: DJKA Kemenhub

Bertemu Wamen Transportasi Korsel, Menhub Bahas Upaya Penyelesaian Feasibility Study dan Pembiayaan LRT Bali

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bertemu dengan Wakil Menteri Infrastruktur, dan Transportasi Korsel Mr. Baek Won Kug, Selasa (9/1), untuk membahas upaya penyelesaian Feasibility Study (FS) dan pembiayaan pembangunan transportasi massal Light Rail Transit (LRT) di Bali. Dalam pertemuan yang berlangsung di Korea Territorial Development Museum, Seoul, Korsel, Menhub menyampaikan bahwa pemerintah Indonesia berkomitmen membangun transportasi massal perkotaan untuk mengatasi permasalahan kemacetan di sejumlah wilayah Indonesia, salah satunya yaitu di Bali. “Kami akan fokus untuk memulai pembangunan LRT Bali Tahap 1 yaitu dari Bandara Ngurah Rai hingga Central Park,” ujar Menhub. Menhub menjelaskan, pemerintah mengundang Korsel untuk bekerjasama membangun proyek transportasi massal berbasis rel pertama yang ada di Bali tersebut. Adapun Feasibility Study (FS) dilakukan oleh Korea National Railways dengan pembiayaan grant dari Korea Exim Bank. “FSnya sudah dimulai pada Januari 2023 lalu, dan kami targetkan studinya sudah selesai pada April 2024,” kata Menhub. Menhub berharap, KNR yang memiliki pengalaman dan reputasi yang baik sebagai perusahaan kereta api di Korsel, dapat mendukung upaya penyelesaian FS sesuai tenggat waktu. “Pengerjaan FS ini bukanlah suatu yang mudah, karena banyak aspek yang harus dipertimbangkan mulai dari teknis, finansial, dan institusional. Tapi kami yakin FS ini dapat kita selesaikan dengan baik,” ucap Menhub. Terkait dengan pembiayaannya, Menhub mengungkapkan, pemerintah masih terus membahas berbagai skema antara lain memanfaatkan Official Development Assistance (ODA) Loan maupun Public Private Partnership (PPP). “Kami meminta dukungan penuh Pemerintah Korsel kepada pihak Eximbank, KNR, dan pihak terkait lainnya, sehingga Bali dapat menikmati transportasi massal yang lebih baik,” tutur Menhub. Di sektor udara, Menhub juga mengundang Korea untuk meningkatkan frekuensi penerbangan langsung (direct flight) dari Korea ke Indonesia, khususnya ke Batam dan Bali. Selain itu Menhub juga mengharapkan kerjasama pengelolaan Bandara Batam dengan pihak Incheon dari Korea dapat ditingkatkan. Dalam kunjungannya, Menhub juga bertemu dengan CEO Korea National Railway (KNR) Mr. Hanyoung Kim dan CEO Korea Exim Bank Mr. Hee-Seung Yoon. Selain itu, Menhub juga mengunjungi Depo Kereta Api bawah tanah (underground) di Seoul. Turut hadir dalam pertemuan ini Dirjen Perkeretaapian Risal Wasal, serta perwakilan dari Bappenas dan Pemerintah Provinsi Bali.(*) Sumber: Kemenhub

Bertemu Menteri Transportasi Tiongkok, Menhub Bahas Peningkatan Kerja Sama Bilateral

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bertemu dengan Menteri Transportasi Republik Rakyat China Li Xiaopeng, Jumat (12/1) di Kota Beijing, Tiongkok . Pertemuan tersebut membahas peluang peningkatan kerja sama bilateral di sektor transportasi. Menhub mengatakan, kedua negara berkomitmen untuk terus meningkatkan kerja sama pengembangan infrastruktur transportasi nasional. “Kereta Cepat Whoosh Jakarta – Bandung merupakan wujud komitmen kerja sama bilateral, yang kini telah dioperasikan dan mendapatkan antusiasme yang tinggi dari masyarakat. Whoosh ini menjadi proyek yang potensial untuk dikembangkan ke depannya,” ujar Menhub. Kemudian, terkait pembangunan Kereta Otonom atau Autonomous Rail Transit (ART) di Ibukota Nusantara (IKN), Menhub menyampaikan telah melakukan penjajakan dengan pihak Tiongkok melalui China Railway Rolling Stock Corporation (CRRC). Menhub menyampaikan keinginan pemerintah Indonesia untuk menggunakan satu set Kereta Otonom dari CRRC untuk pengoperasiannya di IKN. “Satu set kereta terdiri dari tiga gerbong, berkapasitas 307 penumpang, memiliki kecepatan operasional 40 km/jam dan kecepatan maksimal 70 km/jam,” ucap Menhub. Pihak CRRC dikabarkan akan membawa unit Kereta Otonom ke Indonesia, sebagai etalase pameran yang akan diselenggarakan di IKN sekitar bulan Juli 2024. Ini menjadi ajang demonstrasi kemampuan dari Kereta Otonom. Lebih lanjut Menhub meminta dukungan Pemerintah Tiongkok untuk mengundang pihak-pihak swasta dapat melakukan investasi proyek perkeretaapian di kota-kota besar di Indonesia seperti di Bandung, Semarang, dan Makassar. Tidak hanya di bidang perkeretaapian, Menhub juga mengajak Tiongkok untuk berinvestasi di bidang penerbangan, khususnya untuk memenuhi kebutuhan pelayanan penerbangan di daerah yang memiliki landasan pacu/runway yang cukup pendek, serta kerja sama peningkatan kapasitas SDM di bidang penerbangan. Di sektor pelayaran, Menhub juga menjajaki kerja sama di bidang peningkatan SDM melalui berbagai program pendidikan dan pelatihan di bidang pelayaran. Pada kesempatan tersebut, Menhub mengundang Menteri Transportasi Tiongkok untuk menghadiri kegiatan Ministerial Roundtable on Intelligent Transport System (ITS) Asia Pacific, yang akan diselenggarakan di Jakarta pada Mei 2024. Dalam lawatannya ke Tiongkok, Menhub juga melakukan pertemuan dengan sejumlah pihak, di antaranya yaitu: Chairman CRRC Mr. Yongcai Sun dan Chairman Huawei. Selain itu juga akan melakukan diskusi bersama Indonesian Chamber of Commerce in China (Inacham) di Shanghai. Turut hadir dalam pertemuan, Dirjen Perkeretaapian Risal Wasal dan Dirjen Perhubungan udara Maria Kristi.(*) Sumber: Kemenhub