Dishub

392 Jemaah Haji Kloter Pertama Tiba di Aceh

Sebanyak 392 orang jamaah haji asal Aceh telah mendarat di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM) Aceh Besar, pukul 16.20 WIB, Selasa sore (3/9/2019). Jamaah haji ini berasal dari Sabang, Pidie Jaya, Pidie, dan Aceh Utara. Tercatat sebelumnya 393 orang adalah keseluruhan kloter ini. Satu orang meninggal dunia di Makkah. Kloter pertama ini take off dari Madinah pukul 03.50 waktu setempat. Keberangkatannya menuju tanah air menggunakan Garuda Indonesia (Retro Livery) Boeing 777-3U3 (ER) dengan nomor registrasi PK-GIK. Kedatangan jamaah ini dijemput dengan 10 bus armada diantara langsung ke Asrama Haji Banda Aceh. Beberapa jamaah haji yang baru saja tiba, memunajatkan doa dan diantaranya ada yang sujud syukur penuh haru. Di kesempatan yang sama, Kementerian Perhubungan Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara turut hadir memonitoring kedatangan para jamaah haji ini. Feriyadi dan Praba Djuhartian yang ditugaskan dari pusat menyebut, pihaknya setiap tahun rutin melakukan kegiatan ini. “Gak semuanya kita monitoring. Kita ambil beberapa sampelnya. Kita lihat apakah sudah sesuai pelayanannya. Untuk seterusnya, kita lampirkan laporan ke pihak pusat,” sebut Feriyadi. Sejauh ini, menurut Feriyadi dan Praba, pelayanan terkait kedatangan jamaah haji di Aceh sudah berjalan dengan maksimal. Meski demikian, pihaknya terus berkoordinasi dengan semua pihak demi pelayanan transportasi udara yang lebih optimal. Setelah kedatangan kloter pertama ini, berurutan dari 3 September hingga 14 September mendatang akan tiba di Bandara SIM. (MR)

RDTR Kawasan Krueng Raya Sebagai Kawasan Industri dan Pelabuhan Laut Aceh

Pengembangan kawasan yang tidak terkendali (tanpa pemberian batas atau zonasi ruang – red) akan menginvestasikan dampak negatif yang signifikan bagi suatu kawasan dan masyarakat. Rancangan pengembangan Kawasan Krueng Raya dan Sekitarnya Sebagai Kawasan Industri dan Pelabuhan Laut Aceh (KIPA) membutuhkan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dalam waktu yang mendesak. Dishub Aceh melalui Bidang Pengembangan Sistem dan Multimoda (PSM) melaksanakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) RDTR Kawasan Krueng Raya dan Sekitarnya sebagai KIPA di Aula Rapat Hotel Kyriad Muraya (Selasa, 27/8). Kadishub Aceh, Junaidi S.T., M.T. menyampaikan FGD ini sebagai tindak lanjut tata ruang Aceh. Hal ini juga mendelegasikan Kawasan Krueng Raya dan sekitarnya sebagai Kawasan Strategis Transportasi. Adanya kriteria teknis yang harus dipenuhi dalam penyusunan RDTR, diharapkan melalui FGD ini, tim ahli tata ruang dapat memberikan masukan untuk kesempurnaan dokumen RDTR tersebut. Penyelenggaraan FGD ini bertujuan tergambarnya peta kondisi (potensi, masalah dan isu strategis –red) dan pemanfaatan ruang di KIPA dengan konektivitas antar kawasan terhadap kebutuhan lahan, infrastruktur, SDM serta program rencana penataan dan pengendalian ruang KIPA. Sesuai amanat Qanun Aceh Nomor 19 Tahun 2013 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Aceh Tahun 2013-2033, Kawasan Krueng Raya sebagai salah satu kawasan rencana pengembangan Kawasan Strategis Aceh dengan karakter kawasan khusus. Kawasan khusus ini merupakan kawasan dalam wilayah Aceh yang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi-fungsi yang bersifat khusus bagi kepentingan Aceh. Hal ini meliputi Kawasan Krueng Raya dan sekitarnya sebagai kawasan industri dan pelabuhan laut Aceh (KIPA). Penyusunan RDTR ini dilaksanakan berdasarkan tingkat urgensi penanganan kawasan Krueng Raya dalam konstelasi wilayah yang mengatur, menata serta menetapkan blok peruntukan pada kawasan fungsional. Penjabaran ini sebagai kegiatan yang disematkan dalam wujud ruang. Di samping itu, kegiatan ini juga dilakukan dalam rangka mengatur zonasi, perizinan dan pembangunan kawasan yang selaras, serasi, seimbang dan terpadu. Kawasan yang berkembang secara tunggal tanpa instrumen pengendalian akan mewujudkan pengembangan kota tanpa kendali. Sehingga, nilai keberlanjutan akan berlari dan menyimpang jauh dari tujuan yang diharapkan. Menurut Zubir Sahim, Direktur Utama PT. Pembangunan Aceh, pengembangan kawasan Krueng Raya sebagai KIPA juga perlu memperhatikan aspek pemeliharaan di masa mendatang. Keberlanjutan pengembangan kawasan ini sebagai mesin pembangkit perekonomian masyarakat dalam kategori besar. Jadi, penanganan pengembangan kawasan ini perlu diperhatikan sedetail mungkin. “Potensi perikanan dan Pelabuhan Malahayati yang berada di Krueng Raya juga merupakan potensi andalan yang dimiliki kawasan tersebut. Jaringan ekspor ke negara lain juga mulai dilakukan. Hal ini juga perlu peningkatan dan penanganan serius kedepannya,” tukas Cut Yusminar, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Aceh dalam diskusi ini. Potensi ini menjadi salah satu tolok ukur atau pertimbangan utama dalam rencana yang akan dilakukan di masa mendatang, tambahnya. Dalam hal ini juga, Kerjasama Indonesia-India yang akan membuka jalur ekspor ke Port Blair melalui Pelabuhan Malahayati mendesak kita harus siap terhadap pengembangan kawasan ini dalam prediksi waktu yang relatif cepat. Penyiapan infrastruktur dan instrumen pengendalian ruang kawasan ini harus segera direalisasikan. (MS)

Siswa SMA Ali Hasyimi Belajar Keselamatan Transportasi Jalan

Dinas Perhubungan Aceh melalui Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) kembali menyapa para pelajar. Kali ini, sosialisasi keselamatan transporasi jalan dilaksanakan dan diprioritaskan bagi kalangan siswa SMA Ali Hasyimi, Indrapuri, Aceh Besar, Rabu (21/8/2019). Sosialisasi ini dimaksudkan untuk meningkatkan tertib lalu lintas bagi para pelajar. Hadir selaku pemateri Kepala Seksi Lalu Lintas dan Keselamatan Jalan Dishub Aceh, M. Hanung Kuncoro, S.SiT, M.T. Dikatakannya, banyak kecelakan di jalan dilakukan oleh kalangan pelajar. Untuk itu, sosialisasi ini juga sebagai upaya memberi kesadaran keselamatan lalu lintas jalan bagi mereka. “Kita tahu bahwa, 40 persen  kecelakaan terjadi pada usia produktif. Baik pelajar maupun pekerja, maka dari itu para pelajar harus memahami bagaimana tertib berlalu lintas,” ungkapnya. “Kita tahu bahwa, 40 persen  kecelakaan terjadi pada usia produktif. Baik pelajar maupun pekerja, maka dari itu para pelajar harus memahami bagaimana tertib berlalu lintas,” ungkapnya. Selain Hanung, M. Ismail Ramdhani, A.Md, LLAJ hadir pula menjadi pemateri kedua yang membahas terkait Tertib Berlalu Lintas. Kegiatan rutinan ini telah sejak tahun 2014 silam dilakukan Dishub Aceh dengan cara yang informatif, komunikatif, dan kekinian. Kegiatan ini dimaksudkan guna memberikan pemahaman kepada generasi muda terkait keselamatan di jalan. Pada tahun 2019, sosialisasi ke sekolah dilaksanakan di Banda Aceh dan Aceh Besar. Terdapat empat sekolah yang sudah dilaksanakan sosialisasi. SMA Negeri 1 Kota Banda Aceh, SMA Negeri 4 Kota Banda Aceh, SMP Negeri 6 Kota Banda Aceh, dan SMA Negeri 2 Unggul Ali Hasyimi, Aceh Besar. Dishub Aceh berharap para pelajar di Provinsi Aceh terhadap tertib berlalu lintas dan mengaplikasikan dalam kegiatan berlalu lintas sehari-hari. (MR)

KEBERSAMAAN PEKERJA DI BANDARA SIM DALAM BALUTAN KEMENANGAN IDUL ADHA

Banda Aceh (10/08), PT. Angkasa Pura II Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) menyelenggarakan Shalat Ied di halaman parkir Bandara SIM. Penyelenggaraan Shalat Ied ini juga diiringi dengan penyembelihan hewan qurban sebanyak empat ekor sapi dan satu ekor kambing yang akan dibagikan kepada masyarakat sekitar. Awalnya, penyelenggaraan Shalat Ied ini telah direncanakan pada tahun sebelumnya. Namun, pada tahun ini Angkasa Pura II bersama stakeholder terlibat berkesempatan melakukan shalat hari raya bersama. Dalam perbincangan singkat Tim Aceh Transit dengan Bapak Yos Suwagiyono, General Manajer PT Angkasa Pura II menyampaikan bahwa, “penyelenggaraan Shalat Ied ini menyikapi permintaan teman-teman imigrasi, mereka mengeluh selama beberapa tahun, puasanya full tapi nggak pernah Shalat Ied,” ucapnya penuh semangat. “Maka, sampailah hal ini kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia. Lalu, mereka koordinasi dengan airlines dan pihak terkait. Kemudian, mereka menyurati saya dan disampaikan juga ke Bupati Aceh Besar,” lanjutnya dengan rona wajah yang cerah. Dalam hal ini, Bupati Aceh Besar menghimbau Bandara SIM agar dapat menunda sementara penerbangan saat hari pertama Idul Adha mulai pukul 00.00 – 12.00 WIB. Terlebih dulu, manajeman Bandara SIM berkoordinasi dengan Otoritas Bandara Wilayah II Medan dalam menyikapi surat edaran tersebut. Dalam hal ini, Otoritas Bandara Wilayah II Medan selaku regulator agar tidak bertentangan dengan regulasi yang telah ditetapkan. Setelah berkoodinasi, manajemen Bandara SIM menghentikan sementara penerbangan pada tanggal 11 Agustus 2019 dari pukul 07.25 – 11.00 WIB. Namun, penerbangan pertama pada hari tersebut (penerbangan pukul 06.00 WIB –red) tetap beroperasi seperti biasanya. Dalam kesempatan ini juga, Junaidi, Kepala Dinas Perhubungan Aceh, menyampaikan bahwa secara teknis pelaksanaan aktifitas transportasi pada Shalat Ied tidak mengganggu pelayanan bandara. Hanya saja, pergeseran jam pelayanan setelah prosesi Shalat Idul Adha dan penyembelihan Qurban. Prosesi ini dapat dijadikan sebagai ritual rutin dalam penyambutan hari raya sekaligus sebagai identitas pribadi Aceh sebagai daerah Syari’at Islam. “Kita perlu tunjukkan kepada mereka, bahwa Aceh gini loh. Syiar Islam menyeruak dari pintu gerbang pertama Aceh. Niat baik seperti ini perlu kita pertahankan dan juga kita permudah jalan bagi yang ingin melaksanaan Shalat Hari Raya (Shalat Ied –red),” Imbuh Pak Yos dalam perbincangan ini. Tambahnya, pada momen seperti ini, kita sebagai insan perhubungan bekerja lebih ekstra dari biasanya. Melayani masyarakat yang ingin segera berkumpul dengan keluarga pada hari penuh kemenangan. Beberapa jam inilah kita manfaatkan dan sisihkan waktu dalam menyambut hari kemenangan di atas sajadah dengan sujud penuh suka cita menghadap Ilahi dalam kebersamaan. Inilah rasa syukur yang mendalam pada Sang Kuasa. Komunitas pelayanan di Bandara SIM seperti Airnav, Airlines, beacukai beserta keluarga menyambut gembira penyelenggarakan Shalat Ied di Bandara SIM. Inilah harapan kebahagiaan, mereka dapat merasakan kesyahduan Shalat Ied di hari kemenangan bersama keluarga meskipun sedang dalam melaksanakan tugas. Tetes pilu tahun-tahun berlalu, mereka hanya mampu menyaksikan indahnya kalimat takbir melalui televisi yang tergantung di pojok bandara. Tahun ini, mereka dapat melafazkan kalimah takbir bersama-sama. Penuh kesyahduan suka cita, dan haru bahagia menyelimuti relung hati komunitas ini. Masyarakat juga menyambut antusias penyelenggaraan Shalat Ied ini. Momentum seperti ini perlu dipertahankan dan menjadi ciri khas Aceh sebagai Serambi Mekkah. Kemeriahan penyambutan Hari Raya (Idul Fitri dan Idul Adha –red) sebagai rasa syukur kepada Allah SWT. Nantinya, momen seperti ini dapat mempererat ukhuwah islamiah dan silaturrahmi bagi kita semua. (MS)

Raihan dan Afiliandi Wakili Aceh di Tingkat Nasional

Muhammad Raihan Hidayat siswa SMAN 3 Banda Aceh dan M. Afiliandi Ulyansyah siswa SMAN 1 Peurelak Aceh Timur terpilih mewakili Aceh ke tingkat nasional pada ajang pemilihan Pelajar Pelopor Keselamatan Lalu Lintas Angkutan Jalan, Jumat, (9/8/2019) di Hotel Ayani, Banda Aceh. Raihan adalah peserta terbaik pertama, sementara Afiliandi adalah peserta terbaik kedua. Terpilihnya dua siswa terbaik dari 22 peserta ini setelah melewati lima hari karantina dan diberikan materi khusus terkait transportasi. Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Dinas Perhubungan Aceh, Nizarli, S.SiT, M.T., dalam sambutannya membacakan pidato Kepala Dinas Perhubungan Aceh, Junaidi, S.T., M.T., mengatakan kepala pelajar yang terpilih diharapkan dapat meraih predikat terbaik. Sehingga dapat mengharumkan nama Provinsi Aceh tingkat nasional di Jakarta. Diharapkan agar pelajar lebih optimis dan giat belajar untuk menambah wawasan sehingga tidak tertinggal jauh dengan provinsi lainnya “Bagi peserta yang terpilih jangan cepat berpuas diri, karena tantangan yang dihadapi di tingkat nasional akan lebih besar dan bervariasi,” paparnya. Sementara itu, Nizarli mengapresiasi bagi peserta yang belum terpilih. Siswa-siswa terbaik ini tidak perlu berkecil hati. Menurutnya semua peserta adalah juara. “Sebab saudara merupakan duta terbaik yang mewakili kabupatennya yang berkompetisi di tingkat provinsi,” pungkas Nizarli. Terpilihnya Raihan dan Afiliandi tertuang dalam surat keputusan Kepala Dinas Perhubungan Aceh Nomor 551/476/2019. Selain itu, dalam surat yang ditandatangai Kepala Dinas Perhubungan Aceh, terpilih pula untuk peserta terbaik ketiga, keempat, dan kelima. Secara berurutan Samara Dalila siswa SMAN 3 Unggul Pidie, Riski Dewi Shafira siswa SMAN Unggul Aceh Timur, dan Salwa Salsabila Batu Bara siswa MAN Insan Cendikia Aceh Timur. (MR)

Pendaftaran dan seleksi Penerimaan Calon taruna Jalur mandiri 2019

Politeknik transPortasi sungai Danau Dan Penyeberangan Palembang mengundang putra dan putri terbaik bangsa indonesia lulusan Sekolah lanjutan Tingkat Atas Sederajat untuk dididik menjadi Taruna/Taruni diklat Awal Perhubungan jalur mandiri yang profesional di bidang pelayaran, melalui Seleksi Penerimaan Calon Taruna/Taruni jalur Mandiri Politeknik Transportasi Sungai danau dan Penyeberangan Palembang untuk memenuhi kebutuhan industri Pelayaran. Tatacara pendaftaran dapat di lihat pada halaman website : http://poltektranssdp-palembang.ac.id/.

Dishub Aceh Seleksi Pelajar Pelopor Keselamatan Jalan

Dinas Perhubungan (Dishub) Aceh melalui Bidang Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ) menyeleksi Pelajar Pelopor Keselamatan Lalu Lintas Angkutan Jalan Tingkat Provinsi Aceh Tahun 2019, Selasa (6/8/2019) di Hotel Ayani, Banda Aceh. Mengusung tema “Perilaku Disiplin Serta Kepedulian Terhadap Tertib Berlalu Lintas Merupakan Cerminan dari Generasi Pelajar Pelopor Keselamatan Lalu Lintas Jalan” kegiatan ini diikut 23 peserta perwakilan dari Kabupaten/Kota se-Aceh. Kegiatan yang berlangsung dari 5-9 Agustus ini dimaksudkan untuk meningkatan kesadaran pelajar dalam mematuhi lalu lintas, mengurasi resiko kecelakaan, dan menanamkan perilaku tertib berlalulintas. Tujuan lainnya diharakan pelajar pelopor dapat menyebarluaskan informasi tentang keselamatan jalan ke generasi muda. “Di hari terakhir, mereka kita berikan penghargaan atas prestasi kepedulian dalam berlalu lintas untuk mewujudkan keselamatan lalu lintas angkutan jalan,” sebut Hanung Kuncoro selaku Ketua Panitia. Berbagai materi diberikan Dishub Aceh diantaranya dengan menghadirkan narasumber berkompeten. Dari Dishub Aceh hadir Auli Amri, A.TD, Nizarli, S.SiT, M.T., M. Ismail, Amd.LLAJ, dan Andhika Mega Putri, A.md.LLAJ membahas bidang perhubungan. Sementara dari Ditlantas POLDA Aceh membahas bidang penegakan hukum LLAJ. Selain itu, pada (5/8/2019) bidang psikologi menghadirkan akademisi dari Unsyiah. Perihal wawancara dan karya tulis, Tim Anev dipercayakan untuk menilai hasil karya tulis pelajar. Kehadiran Hendro Saky dari Popularitas Media Indonesia memberi materi terkait bidang penulisan. Dua pelajar terbaik yang terpilih nantinya akan mewakili Aceh pada ajang yang sama di tingkat nasional. Kepala Dishub Aceh yang diwakili Sekretaris Dishub Aceh, T. Faisal, S.T., M.T., mengatakan kegiatan ini merujuk pada Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan. Dikatakannya pelajar adalah generasi penerus yang sangat mudah untuk diberikan arahan dan mengenal LLAJ. Mereka ini adalah generasi yang berani dan terbuka dalam berpikir. Karakteristik pelajar sekarang berbeda, artinya media belajar khususnya pelajar pelopor seyogyanya perlu dibekali materi yang kekinian. Agar pelajar ini sesuai dengan generasi mereka. “Untuk itu pemerintah Aceh berupaya semaksimal mungkin bagi pelajar demi keselamatan, ketertiban dan kenyamanan di jalan. Inilah menjadi poin penting dalam seleksi ini dilaksanakan tiap tahunnya,” sebut Faisal. Merujuk pada data Global Status Report on Road Safety 2018 World Health Organization (WHO), disampaikan bahwa angka kematian yang disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas tercatat 1,35 juta orang per tahunnya. Penyebab utama kematian anak-anak diantaranya perilaku pengguna jalan yang menyimpang seperti kecepatan dalam berkendaraa yang tinggi, tidak menggunakan helm dan sabuk pengaman, dan penggunaan kendaraan pada usia yang di bawah standar. Oleh karena itu, Faisal berharap adanya inovasi baru dari pelajar pelopor ini dalam mengkampanyekan keselamatan lalu lintas angkutan jalan bagi generasi mereka. Dikatakannya, tahun 2010 lalu perwakilan dari Aceh berhasil meraih Juara 1 Tingkat Nasional Pelajar Pelopor Keselamatan Lalu Lintas Angkutan Jalan. Diharapkan, prestasi terbaik ini harus dapat diulang kembali pada generasi tahun ini. Hal ini tentu dapat dilakukan dengan inovasi dari pelajar sesuai karya tulis mereka. (MR)

TINGKATKAN KESELAMATAN BERLALU LINTAS MELALUI PELAJAR PELOPOR

Selama hampir sepuluh tahun berturut-turut Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan RI melalui Dinas Perhubungan Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Indonesia menyelenggarakan Pemilihan Pelajar Pelopor Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ). Dinas Perhubungan Aceh melalui Bidang LLAJ juga setiap tahunnya menyelenggarakan kegiatan tersebut. Pada Tahun 2018, Pemilihan Pelajar Pelopor Keselamatan LLAJ di Provinsi Aceh diselenggarakan oleh Dishub Aceh dengan jumlah 23 peserta dari 23 Kabupaten/Kota, dan dipilih 4 peserta terbaik untuk diseleksi di Tingkat Nasional. Pada Tingkat Nasional, Provinsi Aceh yang diwakili oleh 4 peserta tersebut, antara lain Devia Army mendapat peringkat ke-31, Win Putra Sandy Agung mendapat peringkat ke-33, Muchammad Fachrizal mendapat peringkat ke-38 dan Adisty Ayu Hafizah mendapat peringkat ke-58 dari jumlah total peserta 72 orang. Hal tersebut merupakan prestasi yang sangat memuaskan. Kegiatan Pemilihan Pelajar Pelopor Tahun 2019 sendiri akan dilaksanakan di Hotel Ayani, Kota Banda Aceh mulai tanggal 5 – 9 Agustus 2019. Kegiatan akan diawali dengan pembukaan acara, dilanjutkan dengan dinamika kelompok, beberapa pemaparan materi dari narasumber, tes soal peserta, expose karya ilmiah, pengumuman pemenang dan penutupan acara. Dinas Perhubungan Aceh berharap Pelajar Pelopor Keselamatan LLAJ yang menjadi pemenang lebih aware, menyebarkan virus berkeselamatan lalu lintas ke rekan-rekan dan lingkungannya, serta mendapatkan prestasi yang lebih memuaskan pada Tingkat Nasional dari tahun sebelumnya.

Operasional Angkutan Udara Perintis 2019 Di Bandara Kuala Batu Blang Pidie Berjalan Sesuai Jadwal

Bandara Kuala Batu Susoh, Blang Pidie, Aceh Barat Daya (Abdya) menjadi bandara umum sejak Tahun 2003 dimana sebelumnya merupakan airstrip untuk mendukung pembangunan jalan lintas Barat – Selatan. Setahun sebelum bencana gempa tsunami Aceh, bandara ini beroperasi untuk kepentingan umum. Operasional perdana pasca konstruksi bandara pada bulan April 2004 dengan pesawat jenis CASA 212 oleh operator penerbangan SMAC (Sabang Merauke Air Charter). Pasca bencana tsunami Aceh Tahun 2004, kondisi landasan pacu Bandara Kuala Batu, Blang Pidie mengalami keretakan akibat pergeseran tanah (gempa –red) namun pesawat CASA 212 masih dapat beroperasi dengan kondisi setelah perbaikan. Dari laman Liputan6.com yang dilansir pada tanggal 23 Januari 2005 pukul 15.01 WIB memberitakan kondisi pengiriman logistik pada wilayah barat Aceh. Kutipan berita Menuju Calang, kru SCTV menumpang pesawat jenis Cassa milik TNI Angkatan Laut dari Bandar Udara Polonia, Medan, Sumatra Utara. Bandara Polonia adalah salah satu titik koordinasi transportasi dan distribusi segala macam bantuan yang akan dikirim ke Banda Aceh dan sekitarnya, untuk wilayah barat, distribusi logistik melalui udara hanya bisa dilakukan di Bandara Kuala Batu, Blang Pidie1). Pada saat itu, pengirim logistik sebelum mencapai Kota Calang dengan menggunakan pesawat tersebut mendarat di Bandara Kuala Batu, Blang Pidie yang ditempuh selama satu jam dari Polonia. Bandara ini merupakan satu-satunya  lokasi yang memiliki fasilitas pendaratan pesawat pasca bencana. Sementara lanjutan perjalanan ke Calang dapat menggunakan helikopter. Mengutip dari laman Serambi News yang dilansir pada hari Rabu, 20 Februari 2019 pukul 09.11 WIB yang menyatakan bahwa “Sekedar informasi, bandara yang dimiliki Kabupaten Aceh Barat Daya ini berperan besar saat musibah gempa dan tsunami Aceh pada Desember 2004. Saat itu berbagai bantuan kemanusiaan didistribusikan ke warga yang berdampak gempa dan tsunami di kawasan itu”2). Mengingat peran Bandar Udara Kuala Batu yang mendukung distribusi logistik pada saat bencana, masyarakat sangat berharap runway bandara dapat diperpanjang, sehingga dapat melayani pesawat yang lebih besar seperti Bandara Cut Nyak Dhien di Nagan Raya. Pasca Tsunami, rehabilitasi dan rekonstruksi Bandara Kuala Batu dilakukan pada Tahun 2008 dengan perpanjangan runway sepanjang 450 meter sehingga menjadi 1200 meter dengan lebar 23 meter. Namun, sejak Tahun 2008 hingga 2018 (selama sepuluh tahun –red) tidak ada peningkatan dan pemeliharaan pada bandara tersebut, sehingga runway Bandara Kuala Batu membutuhkan pemeliharaan berupa overlay runway dan peningkatan shoulder. Setelah dilakukan overlay dan peningkatan fasilitas lainnya, tepatnya April 2019 (awal kontrak dengan maskapai penerbangan perintis yang didanai APBN –red)  penerbangan pada bandara tersebut terlaksana sesuai jadwal pada rentang waktu Bulan April sampai Bulan Juli dengan akumulasi persentase peningkatan jumlah penumpang sebesar 66 persen dan bagasi meningkat signifikan dengan persentasi sebesar 34 persen. Puncak Kenaikan secara signifikan terjadi pada saat angkutan lebaran Idul Fitri. Angkutan udara perintis di Bandara Kuala Batu sampai dengan akhir Juli 2019 telah berlangsung sesuai dengan rencana, berdasarkan jadwal sebanyak 15 kali penerbangan  terlaksana 100 persen tanpa adanya pembatalan penerbangan. Angkutan udara perintis di Bandara Kuala Batu sampai dengan akhir Juli 2019 telah berlangsung sesuai dengan rencana, berdasarkan jadwal sebanyak 15 kali penerbangan  terlaksana 100 persen tanpa adanya pembatalan penerbangan. Dengan demikian, pekerjaan overlay runway bandara Kuala Batu secara teknis sudah memenuhi standar operasional bandar udara. Saat ini, pekerjaan masih dalam masa pemeliharaan untuk serah terima kedua, Apabila terdapat  kekurangan maka masih dapat ditindaklanjuti. Berdasarkan kontrak Angkutan Udara Perintis pada Tahun 2019, frekuensi penerbangan hanya satu kali dalam seminggu pada Bandara Kuala Batu, Blang Pidie. Kondisi ini belum memberi dampak positif, paling tidak diharapkan frekuensi penerbangan menjadi dua kali dalam seminggu. Usulan penambahan frekuensi telah diusulkan oleh Gubernur Aceh ke Kementerian Perhubungan, termasuk penambahan berdasarkan kebutuhan pada bandara lainnya dalam wilayah Aceh. (MS)   1)Artikel ini telah tayang di Liputan6.com dengan judul Melongok Calang yang Lumpuh, https://m.liputan6.com/news/read/94258/melongok-kota-calang-yang-lumpuh. 2)Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Bandara Kuala Batu Sepi, https://aceh.tribunnews.com/2019/02/20/bandara-kuala-batu-sepi.  

DISHUB ACEH DUKUNG KELANCARAN TRANSPORTASI SELAMA MTQMN XVI 2019

Dinas Perhubungan Aceh melalui Bidang LLAJ dan UPTD Transkoetaradja selaku penyedia pelayanan transportasi ikut mendukung kelancaran kegiatan MTQ Mahasiswa Nasional ke-XVI Tahun 2019 yang diselenggarakan di Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. Dishub Aceh menyiapkan 5 unit bus Transkoetaradja dan 9 unit bus Damri untuk penjemputan dan pemulangan peserta dari luar daerah melalui Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda Blang Bintang. Selain melayani penjemputan dan pemulangan peserta, Dishub Aceh juga menyiapkan 5 unit shuttle bus yang akan melayani para peserta selama MTQMN ke-XVI 2019 berlangsung. Bus mulai beroperasi pada pukul 08.00 WIB – 19.00 WIB dengan rute Asrama Mahasiswa – Kampus Unsyiah. Untuk memastikan kegiatan pelayanan transportasi berjalan secara maksimal, Dishub Aceh juga mengerahkan 46 personil yang terdiri dari; 9 personil Bidang LLAJ, 15 personil UPTD Transkoetaradja, 10 operator Transkoetaradja, dan 12 operator PT. Damri Cabang Banda Aceh. MTQMN ke-XVI tahun ini sendiri resmi dibuka oleh Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristekdikti Prof. Dr. Ismunandar tadi malam (Minggu/28/7) di Stadiun Mini Unsyiah. Turut hadir dalam pembukaan tersebut Asisten I Setda Aceh Dr. M. Jafar, SH. M.Hun, Wakil Ketua DPR Aceh Sulaiman Abda, SE, Walikota Banda Aceh Aminullah Usman, SE., Ak., MM, dan para rektor universitas seluruh Indonesia. Dalam sambutannya, Ismunandar menyampaikan MTQ Mahasiswa Nasional jangan menjadi kegiatan rutinitas dua tahunan semata, tapi melalui kegiatan ini bagaimana menjadikan Al-Quran sebagai pedoman hidup bagi generasi muda Indonesia. Kegiatan ini berlangsung dari tanggal 28 Juli – 04 Agustus 2019 dan diikuti oleh 2.500 peserta dari 179 universitas seluruh Indonesia. (AM)