Dishub

Penertiban Aset Prasarana Transportasi Aceh Sesuai Kewenangan

Dalam rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat pada sektor transportasi, Pemerintah wajib menyediakan sarana dan prasarana yang tertib, teratur, tepat waktu, bersih dan nyaman. Sesuai Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah bahwa pengelolaan terminal dan pelabuhan pengumpan regional yang melayani rute antar kabupaten/kota menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi. Untuk mengelola prasarana transportasi tentu dimulai dari penertiban aset sehingga tidak tumpang tindih dalam pembangunan dan pengoperasiannya demi menciptakan pelayanan yang optimal kepada masyarakat. Melalui Keputusan Gubernur Aceh Nomor 551/1412/2020, Terminal Bener Meriah ditetapkan menjadi Terminal Tipe B yang akan melayani angkutan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) yang sebelumnya dikelola oleh Pemerintah Kabupaten Bener Meriah selanjutnya akan dikelola oleh Pemerintah Aceh. Pelabuhan Penyeberangan yang melayani trayek lintas Daerah Kabupaten/Kota dalam suatu daerah Provinsi juga menjadi prioritas dalam penertiban manajemen aset.   Untuk percepatan ini, Tim percepatan penyelesaian pengalihan personil, pendanaan, sarana dan prasarana serta dokumen (P3D) Dinas Perhubungan Aceh (Dishub) mengadakan Rapat persiapan verifikasi dan validasi lapangan penyerahan Terminal Tipe B Bener Meriah dan Pelabuhan Penyeberangan Kuala Bubon serta Labuhan Haji di Aula Dishub Aceh yang dipimpin oleh Sekretaris, T. Faisal didampingi oleh Sekretaris Badan Kepegawaian Aceh, Darwin dan Kepala Bagian Otonomi Daerah dan Kerjasama Setda Aceh, Afifuddin, Rabu (04/10). Dalam waktu dekat ini, Tim P3D yang terdiri dari Dinas Perhubungan Aceh, Inspektorat Aceh, Badan Kepegawaian Aceh, Badan Pengelolaan Keuangan Aceh dan Biro Tata Pemerintahan Setda Aceh akan melakukan proses verifikasi dan percepatan proses pengalihan. Sekretaris Dishub Aceh T. Faisal menyampaikan bahwa untuk keberlangsungan pelayanan terminal dan pelabuhan, tentu ketersediaan sumber daya manusia juga menjadi hal penting dalam proses ini, sehingga dalam pengoperasiannya tetap optimal. “Jika hanya diserahkan assetnya saja tanpa personil, tentu akan kurang optimal dalam operasionalnya” ujar T. Faisal.   Gunawan Phonna, Kasubbag Legalitas dan Pengamanan Barang Milik Aceh BPKA mengatakan bahwa penganggaran untuk Sumber Daya Manusia, pembangunan dan pemeliharaan juga harus sudah dipersiapkan untuk Tahun 2021, sehingga saat ditetapkan APBA 2021 sudah tidak terkendala lagi dalam pembiayaan. (MS)

Mendorong Fungsi Pelabuhan Singkil Sebagai Pelabuhan yang Melayani Antar Provinsi

Singkil – Pelabuhan Penyeberangan Singkil saat ini masih dioperasionakan oleh Kabupaten Aceh Singkil walaupun berdasarkan kewenangan seharusnya menjadi tanggung jawab Kementerian Perhubungan. Hal ini berdasarkan fakta bahwa saat ini lintasan pelayanannya telah mencakup antar provinsi yaitu Singkil – Gunung Sitoli (Nias,red). Secara urusan pemerintahan menjadi kewenangan Kementerian berdasarkan Undang-undang nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah. Pengembangan Pelabuhan Penyeberangan Singkil perlu mendapat perhatian pemerintah pada masa yang akan datang, agenda ini merupakan tindak lanjut dalam rapat yang sebenarnya membahas kesiapan pengoperasian KMP. Aceh Hebat 3 agar dapat dijalankan seoptimalkan mungkin dengan fokus pada pengembangan wisata Pulau Banyak untuk menjadi destinasi wisata prioritas, General Manager PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Singkil, Andi Muhammad Harun M. Tang bersama Kepala Dinas Perhubungan Aceh, Junaidi Ali melakukan koordinasi secara virtual dengan Manager Perintis PT. ASDP, David Atma Wijaya didampingi oleh Kepala Bidang Pelayaran Dishub Aceh, Mahyus Syafril, Senin (19/10). Pengembangan pariwisata dan kawasan Singkil dalam lingkup pengurangan angka kemiskinan serta kepastian lancarnya ketersediaan logistik memang harus simultan dengan fokusnya terhadap sektor transportasi, khususnya perbaikan pelayanan transportasi penyeberangan yang lebih baik. “Untuk mengembangkan kawasan Singkil ini memang harus ada ketentuan jadwal keberangkatan kapal serta adanya penambahan armada dengan fasilitas yang lengkap. Secara otomatis, jumlah frekuensi dapat diatur (ditambah -red). Apalagi, dalam pelayaran ini juga melayani lintasan antar provinsi yaitu lintasan ke Gunung Sitoli, Nias,” ujar Andi. Dalam kesempatan itu juga, dilakukannya peninjauan kondisi dermaga Pelabuhan Singkil. Dermaga ini nantinya diharapkan menjadi hub pelabuhan. Beliau juga menambahkan, dengan layanan penyeberangan antar provinsi ini diharapkan Singkil menjadi hub, bukan hanya dianggap sebagai wilayah yang paling ujung (tak terkoneksi -red), mengingat juga potensi wisata yang dimiliki oleh Kabupaten Singkil. Sehingga, Singkil ini sebagai wilayah yang akan disinggahi dapat meningkatkan potensi Kawasan-kawasan ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat. Seperti halnya, produk-produk lokal masyarakat serta komoditas unggulan wilayah akan menjadi bahan incaran wisatawan. Keindahan Pulau Banyak memang tak perlu diragukan lagi, perpaduan pasir putih dan birunya laut serta gugusan pulau-pulau kecil di perairan Singkil. Namun, semenjak pandemi yang mengharuskan pembatasan sosial di seantero dunia, pariwisata ini menjadi stagnan. Padahal, sebelumnya peningkatan wisatawan melonjak signifikan. Kaitan pengembangan pariwisata tentu sangat erat kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi sebagai kendali kesejahteraan masyarakat. Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Aceh Singkil, Malim Dewa mengatakan, dengan penambahan armada, KMP. Aceh Hebat 3 serta penambahan frekuensi penyeberangan menjadi pilihan utama layanan angkutan penyeberangan dibandingkan kapal kayu nelayan dengan fasilitas keselamatan yang tidak standar. Layanan ini juga akan lebih terbuka bagi masyarakat lokal maupun mancanegara yang akan memilih Singkil sebagai destinasi wisata yang wajib dikunjungi. Selama ini, angkutan penyeberangan Singkil ke Pulau Banyak baru dilayani sekali dalam seminggu sehingga kepastian ketersediaan logistik pun menjadi hal harus diperhatikan secara khusus. Di samping itu juga, koneksi langsung dengan layanan penerbangan juga merupakan langkah yang sangat bagus untuk kelancaran pengangkutan logistik dan mengekspos serta mengembangkan potensi wilayah Singkil hingga ke mancanegara. “Kami sangat bersyukur bahwa nanti setelah hadirnya KMP. Aceh Hebat 3 di Singkil ini dapat meningkatkan potensi wisatanya. Jika wisata berkembang maka perputaran roda ekonomi masyarakat akan lebih cepat,” tutupnya Kadishub Aceh Singkil penuh harap. (MS)

Kehadiran KMP Aceh Hebat 2 Akan Menggairahkan Pariwisata Sabang

Kapal kedua (KMP Aceh Hebat 2 –red) penantian Rakyat Aceh yang dibangun pada galangan PT. Adiluhung Saranasegara Indonesia di Bangkalan, Madura, Jawa Timur kini juga telah di-launching ke air, Jumat malam (16/10). Acara ini dihadiri langsung oleh Plt. Gubernur Aceh, Nova Iriansyah yang didampingi Kepala Dinas Perhubungan Aceh, Junaidi Ali. Nova dalam wawancara langsung di galangan Madura menyampaikan bahwa kapal ini akan membawa manfaat yang besar bagi konektifitas di Aceh, khususnya dalam peningkatan pariwisata Sabang. “Konsep utama pembangunan KMP. Aceh Hebat 2 ini juga diperuntukkan bagi para wisatawan yang hendak berkunjung ke Sabang. Tentunya, multiplier effect-nya untuk pertumbuhan ekonomi wilayah Aceh. Jelas, keberhasilan pembangunan kapal ini merupakan kebanggaan bagi kita semua,” tambah Nova. Seperti halnya KMP. Aceh Hebat 1, usai launching ini juga dilakukan sea trial dan uji teknis lainnya agar pada saat operasional nantinya kapal dapat beroperasi optimal dan sesuai standar kelayakan. Kehadiran KMP. Aceh hebat 2 ini akan melayani lintasan Ulee Lheue, Banda Aceh ke Balohan, Sabang dengan jarak tempuh mencapai 16 mil atau hampir mencapai 30 kilometer. Kapal ini diinisiasikan sebagai penyemangat untuk membangkitkan kembali sektor pariwisata Sabang yang sempat vakum beberapa waktu ini. Kapal yang dibangun ini berkapasitas 1100 GT, lebih besar dari Kapal KMP. BRR yang beroperasi sekarang merupakan, sebuah langkah besar yang diambil Pemerintah Aceh guna memenuhi kebutuhan transportasi masyarakat. Nah, mungkin banyak masyarakat yang bertanya, siapakah nantinya yang akan bertugas untuk mengoperasikan kapal sebesar ini? Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 35 Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 104 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Angkutan Penyeberangan bahwa persetujuan pengoperasian kapal angkutan penyeberangan pada lintas yang telah ditetapkan diberikan oleh Gubernur, untuk kapal yang melayani penyeberangan antar kabupaten/kota dalam daerah provinsi dengan memuat salah satu syarat terkait spesifikasi teknis kapal yang akan dioperasikan dan pemenuhan standar pelayanan minimal angkutan penyeberangan dilakukan oleh petugas yang memiliki kompetensi. Sebagai informasi tambahan, kondisi pelayaran di lintasan Ulee Lheue menuju Balohan atau sebaliknya kerap menghadapi cuaca ekstrim yang menghambat aksesibilitas angkutan penyeberangan. Kondisi cuaca di wilayah barat Indonesia kerap ekstrem ini sering menjadi faktor terhentinya pelayanan sementara bagi masyarakat. Selama pandemi Maret 2020 hingga kini telah menyebabkan sektor pariwisata terdampak paling berat. Guna mendorong bangkitnya kembali sektor pariwisata di Aceh menempatkan kawasan Sabang sebagai salah satu kawasan wisata prioritas, dengan pesona keindahan bawah lautnya. Dengan kehadiran kapal ini, dapat mempercepat upaya pemulihan ekonomi masyarakat Aceh pada umumnya dan kawasan Sabang khususnya serta menggeliatkan kembali pariwisata yang terpukul akibat bencana non-alam, Covid-19. Oleh karena itu, kebutuhan akan sarana transportasi yang handal dan nyaman dalam peningkatan pariwisata merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh Pemerintah. Mengapa demikian? Secara tidak langsung, setelah sekian lama kegiatan pariwisata vakum yang berefek pada pendapatan masyarakat. Kini saatnya transportasi memainkan kembali perannya agar pariwisata dapat terus tumbuh dan berkonstribusi dalam pembangunan Aceh sebagai langkah pemulihan sekaligus peningkatan ekonomi masyarakat. Faktanya, jika layanan transportasi berjalan optimal maka perputaran ekonomi juga menunjukkan kenaikan grafik yang signifikan. Hal ini terlihat jika terjadi antrian kendaraan atau operasional kapal akibat cuaca maka harga kebutuhan pokok di kepulauan melambung tinggi dan usaha atau produk lokal daerah juga ikut stagnan. Kehadiran kapal ini diharapkan dapat menggairahkan kembali pariwisata Sabang yang terimbas pandemi untuk bangkit dan ekonomi juga cepat kembali pulih. “Kami mengucapkan terima kasih kepada Direktur Utama, komisaris dan keluarga besar PT. Adiluhung Saranasegara Indonesia beserta seluruh stakeholder yang telah membantu sekaligus telah memberikan performa begitu bagus dan kinerja terbaik. Sehingga, awal Desember ini, kapal dapat dilakukan serah terima di Banda Aceh,” pungkas Nova. (MS)

Launching KMP. Aceh Hebat 1 (1300 GT) : SIAP LAYANI PANTAI BARAT – SIMEULUE

Tanjung Balai Karimun – Pembangunan kapal KMP. Aceh Hebat 1 tentu sebuah hasrat Pemerintah Aceh melalui Dinas Perhubungan Aceh untuk meningkatkan konektivitas wilayah kepulauan, khususnya lintasan Pantai Barat – Simeuleu. Kapal ini menjadi sebuah jembatan masyarakat kepulauan dalam memasok kebutuhan logistik yang harus dikirim dari wilayah daratan. Hal ini tentu agar pertumbuhan ekonomi masyarakat tidak terganggu dan tetap stabil. Selama ini, kendala cuaca dan gelombang tinggi menjadi salah satu faktor terhambatnya pengiriman logistik ke wilayah Simeulue. Sehingga, antrian panjang kendaraan juga tidak dapat terelakkan lagi. Kondisi antrian penumpang dan kendaraan saat menunggu di pelabuhan dalam waktu yang relatif panjang menyebabkan mereka harus mengeluarkan biaya tambahan, tak ayal harga bahan pokok di kepulauan melambung tinggi. Tentu hal ini secara nyata dan langsung berpengaruh pada ekonomi masyarakat. Cita-cita pembangunan kapal KMP. Aceh Hebat 1 bagi Rakyat Aceh kini telah sampai pada titik terang. Sebelumnya, wanti-wanti agar percepatan pembangunan kapal dapat terselesaikan tepat waktu oleh Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh secara tegas kepada galangan telah membuahkan hasil. Tepat hari ini, Plt. Gubernur Aceh, Nova Iriansyah didampingi Sekretaris Daerah Aceh, Inspektur Aceh, Kepala Badan Pengelolaan Keuangan Aceh dan Kepala Dinas Perhubungan Aceh menghadiri langsung Launching Kapal KMP. Aceh Hebat 1 pada galangan PT. Multi Ocean Shipyard yang berada di Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau, Sabtu (03/10/2020). “Hari ini, kita bersyukur, saat ini progress pembangunan kapal tersebut sudah hampir mencapai tahap akhir, dan diharapkan setelah launching atau peluncuran tahapan dari sisa progress pekerjaan ini dapat diselesaikan di akhir bulan Oktober tahun 2020 ini,” ujar Nova saat akan diluncurkan kapal ke air. Tak dapat dipungkiri pula, kondisi pandemi Covid-19 merupakan sebuah tantangan bagi kita yang menyebabkan beberapa hambatan seperti penyediaan material, peralatan navigasi dan kebutuhan-kebutuhan lain yang harus diimpor, pemberlakuaan PSBB di beberapa wilayah Indonesia juga telah menyebabkan pembatasan jam kerja yang berakibat pada produktivitas. “Sejak bulan februari yang lalu juga saya telah memantau pembangunannya, meskipun Covid-19, saat ini kapal telah memasuki tahap klimaks yaitu peluncuran kapal ini telah berjalan lancar. Menurut jadwal, pada akhir November ini dapat di-delivery, berlayar ke Aceh,” tambah Nova saat dijumpai tim TRANSit di galangan PT MOS setelah suksesnya peluncuran kapal KMP. Aceh Hebat 1 ke air. Sebagai informasi, dalam pembangunan kapal selalu terdapat dua seremonial besar. Yaitu, peletakan lunas pertama (keel laying) yang telah dilakukan beberapa waktu lalu dan yang paling meriah adalah peluncuran kapal (launching). Peluncuran kapal ini dapat dikatakan sebagai sebuah momen ‘penentuan’ dan tentu juga sebagai kebanggaan dan klimaks dari sebuah proses pembangunan kapal. Dapat dibayangkan, kapal yang telah dibangun dalam waktu yang lama dan biaya yang tidak sedikit dengan kerja keras dan tingkat kehati-hatian yang tinggi serta presisi yang tinggi bisa saja ‘musnah’ jika saja terjadi kegagalan. Disinilah nasib sebuah kapal ditentukan. Namun yang perlu diketahui bahwa usai launcing kapal maka ada tahapan berikutnya yang harus dijalani hingga proses delivery atau proses penyerahan kapal di pelabuhan tujuan yaitu uji coba berlayar (sea trial) yang bertujuan menguji performa kapal, kelayakan untuk berlayar, yang meliputi uji peralatan navigasi, permesinan hingga tes layak lambung untuk mengetahui ada tidaknya kebocoran. Oleh karena itu, pekerjaan pembangunan kapal ini butuh proses yang panjang dan ketelatenan yang tinggi. “Kita tentunya sangat bergembira dan mengucapkan terima kasih kepada pihak direksi dan seluruh karyawan PT. Multi Ocean Shipyard yang telah berdedikasi tinggi dan memberikan kinerja terbaik dalam proses percepatan penyelesaian KMP. Aceh Hebat 1 tepat waktu dengan harapan di awal bulan November 2020 kapal ini dapat diseberangkan ke Aceh, dan siap dioperasionalkan untuk melayani angkutan penyeberangan pada lintasan Pantai Barat Aceh ke Simeulue,” harap Nova. Melalui pembangunan kapal ini merupakan tanda karya besar Putra Bangsa Indonesia yang telah membangun sendiri transportasi laut secanggih KMP. Aceh Hebat 1 ini yang akan dimanfaatkan pula oleh masyarakat Indonesia, Aceh khususnya. Sehingga, Aceh dapat memiliki kapal sendiri untuk memberikan pelayanan optimal bagi masyarakat. (MS)

Hari Tanpa Kendaraan Bermotor, Upaya Dishub Aceh Jaga Lingkungan

Dishub Aceh – Fenomena perubahan iklim yang tidak dapat terprediksi semakin nyata menjadi isu yang harus segera diselesaikan. Salah satunya, indikator polusi udara akibat dari emisi gas rumah kaca. Nyatanya, fenomena ini berdampak serius bagi kesehatan manusia. Khususnya, sektor transportasi terlibat langsung dalam menyebabkan polusi baik polusi udara, air dan tanah. Jika dibiarkan tanpa ada tindakan, polusi akan membawa pengaruh nuruk bagi kehidupan. Menyingkapi hal ini, melalui langkah kecil Dinas Perhubungan (Dishub) Aceh telah menerapkan Hari Tanpa Kendaraan Bermotor khusus setiap hari Jum’at dan Gerakan Pengurangan Sampah Plastik dengan penggunaan tumbler bagi seluruh pegawai. Hari ini, Plt. Gubernur Aceh, Nova Iriansyah me-launching Hari Bebas Kendaraan Bermotor dan Gerakan Pengurangan Sampah Plastik di halaman parkir Dishub Aceh, Jum’at (18/09). “Jika kita membiarkan polusi meningkat, sama saja kita mengakibatkan suatu tatanan wilayah menjadi tidak seimbang. Oleh sebab itu, sangat diperlukan tindakan ataui gerakan dari pemerintah di Provinsi Aceh,” ujar Nova dalam sambutannya. Badan Pusat Statistik merilis data terbaru pada 24 januari 2020, jumlah kendaraan bermotor mencapai 146.858.759 unit di seluruh Indonesia dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 9,05 persen, dan tercatat kenaikan jumlah mobil penumpang mencapai satu juta unit per tahun. Data tersebut tentu sangat mempengaruhi tingkat polusi udara di indonesia termasuk juga di Aceh. Tambahnya lagi, polusi sampah plastik juga telah menjadi isu global dan masalah utama dalam pencemaran lingkungan baik tanah maupun air. Polusi yang disebabkan kendaraan bermotor dan polusi oleh sampah plastik merupakan hal yang harus ada perlakuan untuk mengurangi dari Pemerintah dan juga kita pribadi yang harus dimulai secepatnya. Event ni merupakan sebuah momentum yang baik sebagai salah satu kegiatan untuk memperingati Hari Perhubungan Nasional Tahun 2020 yang telah tertuang pada Lima Citra Manusia Perhubungan, yang menjadi pedoman seluruh insan Perhubungan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Pemerintah Aceh juga telah mengambil langkah inisiatif untuk membuat Aceh menjadi provinsi yang ramah lingkungan, salah satunya melalui Program Unggulan Aceh Green yang tersusun dalam RPJM Aceh Tahun 2017-2022 melalui misi “Pembangunan dan Peningkatan Kualitas Infrastruktur Terintegrasi dan lingkungan yang berkelanjutan”. “Saya senang, Dishub Aceh telah melakukan inovasi pengurangan emisi dengan hari bebas kendaraan dan sampah plastik. Inovasi ini tentu jangan berhenti di sini, terus perlu adanya inovasi yang harus dikembangkan, saya juga ucapkan Selamat Hari Perhubungan Nasional, Selamat buat Dinas Perhubungan Aceh,” pungkas Nova di akhir wawancara dengan Tim TRANSit Aceh. Dalam kesempatan ini juga, Nova juga meresmikan Gedung Center For Transportation Research and Cooperation, yang diharapkan menjadi tempat pengkajian dan penelitian bagi transportasi Aceh serta kerjasama yang akan dilakukan untuk meningkatkan layanan transportasi Aceh yang berkeadilan. (MS)

Peringatan Hari Perhubungan Nasional, Wujudkan Asa Majukan Indonesia

Banda Aceh – Hari Perhubungan Nasional (Harhubnas 2020) tahun ini yang diperingati pada 17 September berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Perayaan hari puncak harhubnas pun tak semeriah biasanya. Tahun lalu, sejumlah kegiatan dan perlombaan ikut memeriahkan perayaan harinya insan perhubungan secara nasional. Tak lupa jua, seluruh keluarga pegawai perhubungan ikut berpartisipasi aktif dalam penyelenggaraan seluruh rangkaian acara harhubnas. Kali ini, Dinas Perhubungan Aceh menggelar perayaan Harhubnas secara sederhana dengan penerapan protokol kesehatan, dengan kegiatan upacara yang hanya dihadiri oleh Pejabat Struktural di halaman Kantor Dinas Perhubungan Aceh, Kamis (17/09/2020). Kepala Dinas Perhubungan Aceh, Junaidi Ali bertindak sebagai inspektur upacara. Dalam penyelenggaraan hari puncak ini, mitra kerja Dinas Perhubungan Aceh dan stakeholder lainnya turut mengikuti upacara secara virtual dari instansi masing-masing. Kegiatan berjalan lancar tanpa mengurangi kekhidmatan seperti biasanya. Dengan mengangkat tema “Wujudkan Asa, Majukan Bangsa” menjadikan cerminan bagi insan perhubungan bersama seluruh stakeholder secara nyata membangun sinergi dan kolaborasi untuk mewujudkan transportasi yang berkeselamatan, aman dan sehat yang dapat menunjang berbagai aktivitas masyarakat. Covid-19 merupakan sebuah tantangan serta sebagai sebuah pengalaman dan pembelajaran bagi kita semua. Pandemi ini telah membatasi ruang gerak khususnya sektor transportasi dalam memberikan pelayanan optimal. Hampir seluruh negara memberhentikan sementara operasional angkutan massal di daerahnya. Faktanya, sarana transportasi tanpa disadari menjadi salah satu media penyebar virus. Faktanya, perhubungan merupakan urat nadi kehidupan atau sektor yang paling dibutuhkan oleh seluruh aspek kehidupan, karena setiap kegiatan perlu ditunjang dengan mobilitas atau pergerakan baik barang maupun orang. Hal ini tentu tidak dijadikan sebuah kendala, namun jadi sebuah instropeksi atas pelaksanaan kegiatan agar lebih bermanfaat bagi masyarakat. Sebagaimana amanat tertulis Menteri Perhubungan yang dibacakan dalam upacara oleh Junaidi, menyampaikan bahwa peringatan Harhubnas sebagai penyemangat bagi insan perhubungan untuk memberikan yang terbaik bagi tanah air ini. Dikatakannya lagi, dengan semangat Harhubnas ini dapat menumbuhkan rasa empati kita bersama di tengah kondisi yang memprihatinkan agar bermanfaat bagi masyarakat dan tentu di setiap pelaksanaan kegiatan perhubungan harus sesuai dengan protokol kesehatan. “Dalam rangka memperingati Harhubnas Tahun 2020 ini dengan harapan dapat menumbuhkan rasa kebersamaan, memperkokoh rasa persatuan, persaudaraan dan kekeluargaan segenap insan perhubungan di mana pun berada,” pungkas Junaidi. (MS)

Plt. Gubernur Aceh Optimis KMP. Aceh Hebat Selesai Akhir Tahun

Plt. Gubernur Aceh, Ir. Nova Iriansyah, M.T., didampingi Kepala Dinas Perhubungan Aceh, Junaidi, S.T., M.T., mengunjugi galangan kapal PT Citra Bahari Shipyard di Tegal, Jawa Tengah, Sabtu (5/9/2020). Dalam kunjungan kali ini, Nova ingin memastikan laju progres pembangunan KMP. Aceh Hebat 3 berjalan maksimal. Seperti diketahui, KMP. Aceh Hebat 3 adalah tiga kapal ro-ro yang dipesan Pemerintah Aceh akhir Oktober 2019 lalu untuk melayani rute Singkil – Pulau Banyak. Dua kapal lainnya adalah KMP. Aceh Hebat 1 dan KMP. Aceh Hebat 2 masih dalam fase pembangunan di masing-masing galangan kapal. Seperti diketahui KMP. Aceh Hebat 1 berkapasitas 1300 GT melayani rute Pantai Barat-Simeuleu. Sementara KMP Aceh Hebat 2 memiliki bobot 1100 GT akan melayani rute Ulee Lheue – Balohan. Nova menyebutkan, dalam pengerjaan kapal Ferry berkapasitas 600 GT memang ada deviasi 6 persen. Tapi hal itu bisa dipahami, karena dalam masa pandemi COVID-19 diawal itu diperkirakan pada Juni 2020, progresnya kurva ‘S’-nya agak mengalami deviasi negatif sangat besar “Tapi sekarang kurva-S-nya sudah mendekati rencana. Kita tetap berharap ini bisa deliver selambat-lambatnya bulan Desember,” kata Nova. Plt. Gubernur Aceh optimis Kapal Aceh Hebat 3 akan bisa operasi pada awal tahun baru 2021. Nova mengungkapkan “Saya mengapresiasi kerja pihak galangan yang mengerjakan Aceh Hebat 3 di Tegal. Terima kasih atas kerja kerasnya”. Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Aceh, Junaidi, ST, MT,  mengatakan, memang pada awal masa pandemi wabah COVID-19 ini, dalam pengerjaan kapal ro-ro 600 GT tersebut mengalami kendala. Karena akibat dibatasinya tenaga kerja. “Tapi sekarang deviasi pekerjaannya sudah makin baik. Kemarin itu, 20 persen sekarang deviasinya tinggal 6,15 persen. Jadi upaya mengejar target diakhir tahun itu semakin berpeluang, dan harapan kita dapat dikejar ketertinggalan progres pelaksanaannya, sejauh ini progres pembangunan KMP. Aceh Hebat 3 mencapai 86,33 persen per tanggal 4 September 2020” kata Junaidi. Kadishub Aceh, Junaidi menyebut tetap memonitor dan mengevaluasi progres pembangunan kapal meskipun dalam keadaan pandemi Covid-19. Selama ini, terkait koordinasi dan rapat rutin dilakukan bersama pihak galangan dan konsultan pengawas dilakukan berkala secara daring. Pihak galangan mengatakan, meski terkendala jam kerja selama ini akibat pandemi Covid-19, pihaknya tetap bekerja maksimal. Sesuai dengan yang direncanakan pihak galangan, kapal ini akan dilaunching pada November. Sehingga pada Desember tahun 2020 bisa dikirim ke Aceh dan selambat-lambatnya minggu ketiga Desember sudah bisa tiba di Aceh, serta dilakukan serah terima. Kapal berukuran 600 GT ini dirancang untuk mendukung distribusi logistik dan pengembangan pariwisata ke wilayah Pulau Banyak yang sudah menjadi perhatian wisatawan lokal maupun mancanegara. Apalagi tambahnya, masyarakat di Pulau Banyak dan Aceh Singkil sangat mengharapkan adanya transportasi laut tersebut. Karena selama ini mereka sangat terisolir, akibat keterbatasan kapal berlayar yang hanya 2-3 kali dalam seminggu. “Pemerintah dan masyarakat di sana, sangat mengharapkan supaya Pulau Banyak tidak terisolir lagi, punya kapal bisa melayani setiap hari, dan bisa menumbuhkan usaha pariwisata,” tambah Junaidi. Panjang keseluruhan Kapal Aceh Hebat 3 mencapai 57 meter, lebar 13,00 meter, dan tinggi 3,40 meter. Dengan ukuran sebesar itu, maka kapal yang akan melayani jarak tempuh sejauh 33 mil laut ini berkapasitas sebanyak 212 penumpang. Selain itu, kapal berkecepatan 12 knot ini memuat 15 unit truk dan roda empat sebanyak 6 unit dalam sekali pelayaran. KMP. Aceh Hebat merupakan perwujudan dari program peningkatan konektivitas wilayah di bawah Dinas Perhubungan Aceh. Kapal itu diharapkan untuk mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi wilayah- wilayah terdepan dan kelancaran akses antar pulau di Aceh. (MR)

Diskusi Kota : Infrastruktur Transportasi Hijau – Bike Booming Selama Pandemi

Bersepeda – Sebuah olahraga yang sedang tren belakangan ini. Hampir seluruh kalangan baik dari anak-anak hingga orang dewasa memadati jalanan dengan sepedanya. “Bike Booming” ini mencuri perhatian setiap komunitas, akademisi dan juga instansi Pemerintahan, Terlebih bagian perhubungan yang bersentuhan langsung dengan tatanan lalu lintas yang digunakan. Bersepeda di jalanan memberikan pola sendiri dalam penanganan pengaturan lalu lintas di jalan. Seperti diskusi yang dilakukan oleh Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) yang bekerjasama dengan Dinas Perhubungan Aceh membuka wawasan dan kendala-kendala yang dialami pesepeda di jalanan. Seminar yang dilakukan secara daring ini, Sabtu (22/08) dengan tema “Infrastruktur Transportasi Hijau – Bike Booming Selama Pandemi” juga dimaksudkan menjadi wadah diskusi dan pencari solusi bagi kepentingan umum, dalam hal ini khususnya pesepeda agar memiliki kenyamanan dan berkeselamatan di jalan raya. “Dalam keselamatan bersepeda, ada hal teknis yang perlu diperhatikan seperti fasilitas keselamatan bagi pengguna harus menggunakan helm khusus sepeda, memakai alas kaki, penerangan saat malam dan mematuhi aturan berlalu lintas serta menghormati sesama pengguna jalan” papar Junaidi. Junaidi melanjutkan, Rancangan Peraturan Menteri Perhubungan mengharuskan penyediaan fasilitas pesepeda pada tempat umum seperti pusat perbelanjaan, perkantoran, tempat ibadah, dan fasilitas umum lainnya. Pemerintah Daerah seharusnya menggali kebutuhan dan karakteristik lokal dalam pemenuhan fasilitas pesepeda. Sebagai contoh, bahwa masyarakat Aceh mempunyai kebiasaan berkumpul di warong kopi, oleh karena itu perlu diteliti lebih lanjut Bersama Perguruan tinggi agar kita memiliki kebijakan yang mengatur pelanggan warong kopi yang bersepeda disiapkan fasilitas pendukungnya. Harapannya, semua pihak bersama-sama berbenah agar keselamatan dan kenyamanan dalam bersepeda. Bercermin dari negara yang telah menerapkan bersepeda sebagai salah satu transportasi untuk melakukan perpindahan yang telah berhasil merubah paradigma masyarakat, Irin Caesarina, Dosen Jurusan PWK Unsyiah juga memberikan informasi yang begitu menginspirasi dan membuka wawasan untuk mengembangkan kegiatan bersepeda ini baik dari segi sarana dan prasarana bersepeda yang sebaiknya harus dipenuhi dan perilaku masyarakat dunia saat bersepeda. Wawasan lain yang diutarakan oleh Oemar Riskov, Seorang penggiat sepeda dari komunitas Gari Off Road (GOR) Banda Aceh, “Hal yang sering terjadi saat mengayuh di jalanan tentang etika dalam bersepeda, merasa menjadi penguasa jalan raya, menerobos lampu merah, tidak memperhatikan fasilitas keselamatan yang harus disediakan bagi pesepeda dan sepeda itu sendiri menjadikan sebuah polemik besar yang perlu ditata dan diatur dalam sebuah kebijakan. Agaknya, banyak pesepeda sekarang acuh terhadap sense of crisis dalam bersepeda serta anggapan ‘pesepeda sebagai penguasa baru di jalan raya?”. Dinas Perhubungan Aceh juga telah mulai mempersiapkan Hari Tanpa Kendaraan Bermotor yang diharapakan dapat dijadikan sebagai laboratorium dalam melakukan kajian dalam kegiatan ‘Bike To Work’ dan dapat direplikasi dalam kegiatan sehari-hari. Perguruan Tinggi memiliki dedikasi tinggi dalam melakukan penelitian terkait bersepeda sehingga uji coba yang dilakukan ini dapat diterapkan dengan kendala yang sangat minim. Webinar seperti ini sangat bermanfaat untuk memperoleh solusi permasalahan-permasalahan yang dihadapi untuk dapat mengambil kebijakan yang memiliki keberpihakan pada kepentingan umum dan ramah lingkungan. (MS.RM)

Uji Coba Operasi Trans Koetaradja di Masa New Normal

Mulai hari ini, Selasa (18/8/2020), Angkutan Massal Trans Kutaraja resmi kembali beroperasi dengan menerapkan protokol kesehatan dan adaptasi kebiasaan baru dalam status uji coba. Dalam uji coba ini, rute yang dilayani hanya koridor 1 (Pusat Kota – Darussalam) dengan 4 unit armada ukuran besar. Pengoperasian bus dengan tatanan baru ini masyarakat diimbau saat menggunakan layanan TransK tetap mengikuti sejumlah aturan untuk mencegah penyebaran wabah Covid-19. “Diantaranya wajib memakai masker, mencuci tangan menggunakan handsanitizer yang telah disediakan pada pintu bus, menempati tempat duduk yang telah diberi jarak, dan mengurangi interaksi antar penumpang di dalam bus baik fisik maupun berbicara,” sebut Al Qadri, Kepala UPTD Angkutan Massal Trans Koetaradja. Selain itu, setiap unit bus Trans Koetaradja yang berukuran besar hanya akan mengangkut 21 penumpang dari total kapasitas 70 penumpang. Yang terdiri dari 16 penumpang dari 32 kursi yang tersedia dan 5 penumpang berdiri dari 40 gantungan yang ada. Selanjutnya, Dishub Aceh akan melakukan evaluasi terkait penerapan protokol kesehatan di dalam bus, termasuk kedisiplinan masyarakat dalam mengikuti aturan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) di dalam angkutan umum ini. Dishub Aceh menghimbau bagi penumpang anak-anak yang akan menggunakan Trans Koetaradja harus didampingi oleh orang tua. Sebelumnya, Sabtu (15/8/2020) Asisten II Sekretariat Daerah Aceh T. Ahmad Dadek yang didampingi oleh Kadishub Aceh, Junaidi meninjau persiapan uji coba ini di Depo Trans Koetaradja, Bathoh, Banda Aceh. Dalam kesempatan ini beliau berpesan agar selama pelaksanaan uji coba benar-benar dapat menerapkan protokol kesehatan. Pelaksanaan ini juga sebagai tolok ukur untuk melihat tingkat kedisiplinan masyarakat terhadap penerapan protokol kesehatan yang harus dilakukan bersama-sama antara pemerintah dan masyarakat. Operasional Trans K ini kembali agar terpenuhinya kebutuhan perjalanan masyarakat kota Banda Aceh dan sekitarnya dengan tetap beradaptasi menuju tatanan normal baru (New Normal). (AM)

BELAJAR KOMUNIKASI PUBLIK BERSAMA WIRA RISMAN

Digital kini telah menjadi kebutuhan sekaligus kekuatan dalam menyajikan informasi yang kredibel. Penyajian informasi dan publikasi menjadi salah satu kiat agar kinerja pemerintah dapat diketahui oleh masyarakat. Sehingga masyarakat memperoleh informasi yang utuh dan berimbang terkait kebijakan dan program-program pemerintah yang telah dilaksanakan. Untuk menghasilkan kualitas publikasi yang baik dan bermutu, Dishub Aceh selenggarakan coaching clinic sekaligus silaturrahmi bersama Wiratmadinata (Staf khusus Gubernur Aceh) dan Risman Rachman (Penasehat khusus Gubernur Aceh) di Aula Dishub Aceh, Banda Aceh, Selasa, 30 Juni 2020. Wiratmadinata berbagi pengetahuan dan pengalamannya serta pendekatan penggunaan jaringan telekomunikasi yang bersifat konstruktif pada ranah komunikasi publik dan kehumasan. Pada kesempatan yang sama, Wira juga mengajak Aparatur Sipil Negara (ASN) Dishub Aceh untuk ikut berpartisipasi dalam mempublikasikan kebijakan dan program-program Pemerintah Aceh khususnya pada instansi masing-masing. “Jika semua ASN bersatu padu dalam menyajikan informasi yang bersifat transparan dan jelas, sungguh ini akan menjadi sebuah bumerang yang baik dalam memajukan Aceh, cukup lima puluh persen saja, ini akan menjadi gebrakan yang brilian,” ujarnya penuh semangat di tengah diskusi ini. Jubir yang telah malang melintang di dunia jurnalistik ini juga menyampaikan pentingnya meningkatkan kuantitas dan kualitas komunikasi kerja Pemerintah Aceh di tengah serbuan informasi yang berlimpah, termasuk serbuan hoax. “Sekarang jamannya tsunami informasi, semua tersaji luas dengan akses yang begitu mudah, seluruh aktifitas setiap menitnya tercatat secara algoritma di mesin pencari, apalagi yang membuat kita tidak mempergunakannya dengan tepat?,” lanjutnya lagi dengan mata berbinar penuh antusias. Risman Rachman, yang turut berbagi pengetahuan dan pengalamannya dalam coaching clinic, menyampaikan bahwa publikasi yang berkualitas adalah publikasi yang mampu menarik perhatian pembaca. “Orang yang membuat konten dikalahkan oleh orang yang membuat perhatian, perhatian adalah kekuatan, konten adalah kunci,” sebutnya. Sebelum coaching, keduanya menyempatkan diri untuk mengunjungi Innovation Center Room (ICR) yang berada di lantai 2 kantor Dishub Aceh. ICR merupakan ruang dimana ASN Dishub Aceh melahirkan inovasi baru dan menjadi dapur produksi setiap publikasi.