Dishub

Bupati Simeulue dan Kadishub Aceh Bahas Percepatan Pembangunan Infrastruktur Transportasi

Siang ini, Kadishub Aceh, Junaidi menyambut kunjungan Bupati Simeulue, Erly Hasyim bersama Inspektur Simeulue, Kadishub Simeulue, dan Sekretaris Dishub Simeulue di ruang kerjanya, Selasa, 29 Juni 2021. Silaturahmi ini membahas percepatan pembangunan infrastruktur transportasi di Simeulue untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi wilayah tersebut. Bupati Simeulue, Erly Hasyim mengharapkan perhatian dan dukungan Pemerintah Aceh guna mengurangi keterisolasian wilayahnya. Meskipun, sejauh ini ada 4 lintasan penyeberangan yang beroperasi ke Simeulue, yaitu dari Singkil, Labuhan Haji, Meulaboh, dan Calang. Ia juga menyebut kendala lainnya yang muncul saat kapal bersandar bersamaan di pelabuhan, yaitu kapasitas dermaga. “Dermaganya masih perlu perhatian untuk pelebaran,” sebut Erly. Selain itu, ia sangat mengharapkan adanya pengembangan pelabuhan penyeberangan di Sibigo. Di sisi transportasi udara, Pemkab Simeulue mengharapkan penambahan frekuensi penerbangan ke Simeuleu. “Misalnya saja saat penerbangan ke Medan, kami terpaksa menginap lebih lama karena harus menunggu penerbangan berikutnya untuk kembali ke Simeulue,” ungkap Erly lagi. Pada saat yang sama, Junaidi menyampaikan bahwa Pemerintah Aceh khususnya Dishub Aceh berkomitmen untuk mempercepat pembangunan infrastruktur transportasi di Simeulue serta akan mencarikan alternatif dan solusi bersama. Diharapkannya, dalam kurun waktu dua sampai tiga tahun ke depan, seluruh urgensi pembangunan infrastruktur transportasi dapat terselesaikan dan segera dimanfaatkan. Sehingga dapat menekan tingkat keterisolasian Simeulue dan menjadikan wilayah ini mandiri dalam perputaran roda perekonomiannya. Turut hadir dalam silaturrahmi ini, Sekretaris Dishub Aceh, Kabid. Pelayaran, Kabid. Pengembangan Sistem dan Multimoda, Kabid. Penerbangan Dishub Aceh. (MS/AM)

Jangan Sepelekan Perawatan Rem Mobil

Memiliki mobil tentunya harus juga diikuti dengan melakukan perawatan secara rutin. Tujuannya hanya satu, agar mobil dapat dikendarai dengan aman dan nyaman tanpa ada kendala di jalan. Salah satu yang tentunya harus diperhatikan adalah piranti pengereman, terkadang masih banyak pemilik mobil yang terkesan menyepelekan perawatan rem. Fungsi rem pada mobil sangat penting untuk mengendalikan laju kendaraan terutama saat berkendara di jalan tol. Begitu vitalnya peran rem ini, maka tentunya ada perawatan berkala yang harus dilakukan oleh Mitsubishi Family. Rem mobil sendiri memiliki berbagai jenis, seperti rem hidrolik, rem cakram, rem tromol, dan juga rem ABS (anti-lock braking system). Memang melakukan perawatan komponen rem ini cukup sulit karena hanya bisa diketahui dengan melakukan pengereman di mana kondisi fisiknya tidak dapat dilihat langsung dari luar. Tapi paling tidak Anda harus mengetahui gejala ketika rem menunjukkan tanda-tanda bermasalah, misalnya rem mobil berbunyi, rem mobil bau hangus dan rem mobil bergetar. Ketika Anda menginjak pedal rem dan terasa seperti ada getaran ataupun berbunyi, itu artinya terdapat permukaan yang tidak rata pada piringan rem atau kondisi kampas rem yang sudah mulai aus. Jika tercium ada bau hangus, besar kemungkinan adanya minyak yang terbakar pada lingkar roda. Hal ini bisa menandakan adanya kebocoran pada sekitaran kaliper rem. Lalu bagaimana cara untuk merawat komponen rem agar awet dan senantiasa dapat diandalkan, berikut ini beberapa tips yang dapat Anda lakukan; Periksa piringan cakram dan kampas rem Bagi kendaraan Mitsubishi, setiap perawatan berkala akan dilakukan pemeriksaan kondisi system rem kendaran setiap 20.000 km sekali. Pemeriksaan meliputi kuantitas minyak rem, kebocoran minyak rem, ketebalan dan kerataan permukaan piringan cakram, dan ketebalan kampas rem. Jika kampas rem ditemukan sudah tipis atau habis maka harus segera diganti. JIka masih cukup tebal, maka cukup dibersihkan. Begitupun dengan piringan cakram bisa saja mengalami keausan yang tidak merata, akibatnya ketika mengerem akan terasa getaran di pedal rem. Kalau sudah begitu harus dicek apakah piringan masih bisa dibubut atau sudah harus diganti. Pemeriksaan kondisi dan penggantian minyak rem Pastikan untuk melakukan pemeriksaan kondisi minyak rem secara rutin seminggu sekali bersama dengan pemeriksaan komponen lainnya. Anda juga sebaiknya mengikuti anjuran penggantian minyak rem setiap 40.000 km sekali dengan minyak rem yang dianjurkan oleh bengkel resmi. Jika sebelum mencapai batas jarak minimal tersebut dan minyak rem sudah habis kemunginan ada kebocoran yang harus segera diperiksakan. Pemeriksaan rem ini sebaiknya dilakukan di bengkel resmi karena untuk memeriksanya membutuhkan peralatan yang khusus. Untuk itu, selalu lakukan perawatan berkala di bengkel remsi pada komponen rem ini sebelum terjadinya kerusakan. Perawatan secara rutin tetap lebih baik daripada memperbaiki saat kerusakan terjadi, apalagi untuk piranti rem yang memiliki peran vital ketika berkendara. (TS) Sumber: transportasi.co

Sejarah Garuda Indonesia, Bermula dari Sumbangan Emas Rakyat Aceh

JAKARTA, KOMPAS.com – Menilik sejarah Garuda Indonesia ke belakang, perusahaan ini tak bisa dilepaskan dari awal lahirnya republik ini. Pasang surut dialami Garuda sejak berdiri di era Presiden Soekarno. Seperti diberitakan Harian Kompas, 23 Oktober 2009, sejarah Garuda Indonesia bermula dari usaha Soekarno agar republik yang masih berusia seumur jagung ini bisa memiliki armada pesawat udara. Pada 16 Juni 1948, Presiden Soekarno berpidato di Kutaraja (sekarang Banda Aceh), meminta rakyat menyumbang untuk republik yang masih rentan karena kekosongan kas negara. Dengan bantuan dan pengaruh dari Tengku Muhammad Daud Beureueh, dalam waktu tidak begitu lama terkumpul emas sebanyak 20 kilogram. Semangat rakyat Aceh menyumbang dana ke republik tersebut tak lepas dari euforia berakhirnya penjajahan Belanda. Sumbangan banyak berasal dari para saudagar kaya Aceh. Rakyat kecil pun banyak berkontribusi menyumbang emas yang disimpannya secara sukarela. Aceh sendiri merupakan salah satu daerah pertama bekas Hindia Belanda yang langsung menyatakan mendukung dan bergabung dengan Indonesia. Daud Beureueh juga berharap, dengan bergabung dengan republik, Aceh nantinya bisa menjadi provinsi dengan otonomi khusus. Dengan uang sumbangan dari rakyat Aceh, pemerintah Soekarno lewat Wieweko, seorang perwira AURI, membeli dari Singapura sebuah pesawat C-47 Dakota yang kemudian dioperasikan Angkatan Udara sebagai alat transportasi bagi pejabat negara. Sebagai tanda terima kasih kepada rakyat Aceh, pesawat itu diberi nama Seulawah (Gunung Emas), sebuah nama gunung di Aceh. Tugas pertamanya membawa Hatta dalam kunjungan kerja ke Sumatera (Yogyakarta- Jambi-Payakumbuh-Kutaraja-Payakumbuh-Yogya). Awal Desember 1948, pesawat harus mendapat servis dan penambahan kapasitas tangki bahan bakar sehingga diterbangkan ke Calcutta. Perawatan ini diperkirakan akan memakan waktu tiga pekan. Namun, tanggal 19 Desember 1948, ibu kota Republik Indonesia, Yogyakarta, diserang dan dikuasai tentara Belanda yang melakukan agresi militer kedua.Pesawat itu tidak mungkin kembali ke Tanah Air. Hubungan antara awak pesawat dan pemerintah pusat di Yogyakarta terputus. Untuk membiayai hidup para personel dan perawatan pesawat, dibentuklah perusahaan penerbangan Indonesia Airways yang diawaki personel AURI. Dengan seizin Duta Besar Indonesia untuk India Dr Sudarsono, pesawat itu dengan awaknya disewakan kepada Pemerintah Myanmar. Tanggal 26 Januari 1949 pesawat itu berangkat dari Calcutta ke Rangon, Myanmar. Hasil penyewaan pesawat itu digunakan untuk membeli sebuah pesawat dan menyewa satu pesawat lainnya dari Hongkong. Selama 19 bulan Indonesian Airways bertugas di luar negeri sebelum akhirnya dilikuidasi pada Agustus 1950. Pesawat tersebut dan awaknya kemudian ditugaskan dalam Dinas Angkutan Udara Militer yang menghubungkan antarpangkalan udara di Indonesia. Patungan Indonesia-Belanda Selain itu, yang banyak luput dari pemahaman sejarah, yakni andil pemerintah Belanda. Dalam hal ini kaitannya dengan kesepakatan pasca pengakuan kedaulatan pada 27 Desember 1949. Garuda Indonesian Airways, cikal bakal Garuda Indonesia, berasal dari perusahaan patungan Indonesia-Belanda yang dibentuk bersamaan dengan pengakuan hasil Konferensi Meja Bundar (KMB). Perusahaan baru yang dibentuk usai kesepakatan KMB ini meneruskan operasional yang sudah dijalankan pesawat Dakota dari sumbangan rakyat Aceh sebelumnya. Dengan ditandatanganinya perjanjian KMB, maka Belanda wajib menyerahkan seluruh kekayaan pemerintah Hindia Belanda kepada pemerintahan Republik Indonesia Serikat (RIS), termasuk maskapai KLM-IIB (Koninklijke Luchtvaart Maatschappij- Inter-Insulair Bedrijf). KLM-IIB merupakan anak perusahaan KLM setelah mengambil alih maskapai swasta K.N.I.L.M (Koninklijke Nederlandshindische Luchtvaart Maatschappij) yang sudah eksis sejak 1928 di area Hindia Belanda. Sehari setelah peresmian pembentukan usaha patungan Indonesia-Belanda, 28 Desember 1949, pesawat Garuda Indonesian Airways digunakan untuk terbang perdana mengangkut Presiden Soekarno dan keluarga dari Maguwo, Yogyakarta, ke Bandar Udara Kemayoran, Jakarta. Pesawat itu menggunakan logo Garuda dan pada ekornya dicat bendera Merah Putih. Soekarno bersama Guntur, Megawati, dan istrinya yang sedang hamil, Fatmawati, menjadi penumpang penerbangan perdana Garuda. Setahun kemudian, di tahun 1950, Garuda Indonesia menjadi perusahaan negara. Pada periode tersebut, Garuda Indonesia mengoperasikan armada dengan jumlah pesawat sebanyak 38 buah yang terdiri dari 22 DC-3, 8 Catalina kapal terbang, and 8 Convair 240. Armada Garuda Indonesia terus bertambah dan akhirnya berhasil melaksanakan penerbangan pertama kali ke Mekah membawa jemaah haji dari Indonesia pada tahun 1956. Tahun 1965, penerbangan pertama kali ke negara-negara di Eropa dilakukan dengan Amsterdam sebagai tujuan terakhir. Meskipun sudah terbang sebelumnya, akta pendirian perusahaan ini dibuat tanggal 31 Maret 1950 dan tanggal 24 Maret 1954 perusahaan ini dinasionalisasikan, sehingga tak ada lagi kepemilikan Belanda di Garuda Indonesia hingga saat ini. Sehari setelah peresmian pembentukan usaha patungan Indonesia-Belanda, 28 Desember 1949, pesawat Garuda Indonesian Airways digunakan untuk terbang perdana mengangkut Presiden Soekarno dan keluarga dari Maguwo, Yogyakarta, ke Bandar Udara Kemayoran, Jakarta. Pesawat itu menggunakan logo Garuda Indonesia dan pada ekornya dicat bendera Merah Putih. Soekarno bersama Guntur, Megawati, dan istrinya yang sedang hamil, Fatmawati, menjadi penumpang penerbangan perdana Garuda. Setahun kemudian, di tahun 1950, Garuda Indonesia menjadi perusahaan negara. Pada periode tersebut, Garuda Indonesia mengoperasikan armada dengan jumlah pesawat sebanyak 38 buah yang terdiri dari 22 DC-3, 8 Catalina kapal terbang, and 8 Convair 240. Armada Garuda Indonesia terus bertambah dan akhirnya berhasil melaksanakan penerbangan pertama kali ke Mekah membawa jemaah haji dari Indonesia pada tahun 1956. Tahun 1965, penerbangan pertama kali ke negara-negara di Eropa dilakukan dengan Amsterdam sebagai tujuan terakhir. Meskipun sudah terbang sebelumnya, akta pendirian perusahaan ini dibuat tanggal 31 Maret 1950 dan tanggal 24 Maret 1954 perusahaan ini dinasionalisasikan, sehingga tak ada lagi kepemilikan Belanda di Garuda Indonesia hingga saat ini.(*) Sumber: Kompas.com

Informasi Cuaca BMKG Penentu Waktu Pelayaran

Informasi prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Sultan Iskandar Muda Banda Aceh selama ini cukup banyak membantu berbagai kegiatan masyarakat di Aceh. Penyediaan informasi cuaca secara berkala membantu para nelayan dan pelaut di Aceh menentukan waktu yang tepat untuk melaut. Hal yang sama juga berlaku untuk penerbangan. Bahkan kebutuhan akan informasi cuaca bagi penerbangan sangat vital karena sangat erat kaitannya dengan kenyamanan dan keselamatan penumpang. Hal tersebut diungkapkan oleh Kadishub Aceh, Junaidi, saat membacakan sambutan Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, pada pembukaan Sekolah Lapang Meteorologi Penerbangan (SLMP) yang diselenggarakan oleh BMKG Aceh Minggu, 27 Juni 2021. Gagasan penyelenggaraan Sekolah Lapang Meteorologi Penerbangan ini sangat tepat. “Tujuannya, agar stakeholder penerbangan paham dalam membaca dan menelaah informasi cuaca, sehingga dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam kegiatan penerbangan,” sebut Junaidi. Kepala Pusat Meteorologi Penerbangan BMKG, Edison Kurniawan, saat membuka kegiatan ini menyampaikan, kondisi meteorologi berpengaruh pada tiga hal utama dalam penerbangan, yaitu keselamatan, keteraturan, dan efisiensi. “Untuk meningkatkan keselamatan dan mempertahankan integritas jadwal penerbangan, maskapai penerbangan sangat bergantung pada informasi cuaca yang akurat,” ujar Edison. Kegiatan yang berlangsung di Hotel Kyriad Muraya Banda Aceh ini turut dihadiri oleh anggota Komisi V DPR-RI, H. Irmawan menyebutkan, informasi cuaca yang akurat sangat berguna bagi stakeholder pengguna informasi meteorologi penerbangan. Untuk itu, ia mengharapkan peserta dapat mengikuti kegiatan dengan seksama dan serius sehingga dapat berguna bagi masyarakat pengguna layanan transportasi udara nantinya. SLMP ini diikuti oleh 51 peserta dari sejumlah stakeholder di Aceh, di antaranya, Unit Penyelenggara Penerbangan, maskapai penerbangan, Basarnas Aceh, TNI/Polri, PT. Angkasa Pura II Bandara Sultan Iskandar Muda, dan awak media. (AM)

Tips Agar Ban Sepeda Motor Tidak Cepat Gundul

Rakan Moda, seiring masa pemakaian yang sudah lama, ban motor tentu akan mengalami keausan. Kondisi ini akan menyebabkan berkendara tidak nyaman, bahkan sering kali menyebabkan kecelakaan. Mimin berbagi tips, nih supaya ban motor Rakan tidak cepat “gundul”. Setiap ban motor memiliki indikasi Tread Wear Indicator (TWI) sebagai tanda batas keausan ban yang disarankan untuk tetap dipakai. Ban yang baik tentu dapat meminimalisir terjadinya kecelakaan saat berkendara. Jangan lupa cek kondisi ban sebelum berkendara, ya! Pertama : Rutin membembersihkan Ban Tips ini dilakukan secara rutin agar menjauhkan kotoran yang menempel di ban. Rakan moda harus ingat , kotoran debu atau pasir yang menempel di ban bisa menyebabkan ban mudah bocor atau pecah. Dan saat membersihkan ban, gunakanlah sebaiknya sikat dengan membasahi ban terlebih dahulu dengan air sabun Kedua : Muatan pada motor jangan berlebihan Dalam mengannggkut muatan sebaiknya rakan moda sesuiakan dengan kapasitas kendaraan. Karena dengan mengangkut muatan melebihi kapasitas bisa menyebab kan ban cepat gundul dan bisa juga mudah pecah atau retak. Ini tentunya sangat membahayakan keselamatan rakan saat berkendara motor Ketiga : Rutin cek tekanan angin ban Memeriksa tekanan angin ban secara rutin sangat penting supaya kita bisa mengetahui kondisi ban kempes atau tidak. Jika kondisi ban kempes ban akan mudah bocor,cepat gundul bahkan sampai bisa retak. Ramoda juga harus ingat jangan memberi tekanan angin terlalu tinggi, itu juga bisa beresiko ban menjadi pecah atau meledak Keempat Nah siapa nih yang sering parkir di bawah terik? Sebaiknya memarkirkan motor di tempat yang teduh agar tidak terjadi pemuaian udara akibat terkena panas Diolah dari berbagai sumber Cek Postingan di Instagram Dishub Aceh 

Peran Vital Pelaut Dalam Kelancaran Logistik Dunia

Sama halnya dengan tahun lalu, pada tahun 2021 ini, peringatan Hari Pelaut Sedunia khususnya di Indonesia masih dilakukan dalam suasana pandemi Covid-19. Namun kondisi tersebut tak menyurutkan semangat para pelaut untuk menjadi garda terdepan dalam memastikan distribusi logistik dapat menjangkau seluruh dunia. Pelaut memainkan peranan vital dalam dunia pelayaran saat ini dan masa depan. Hal tersebut sejalan dengan tema Hari Pelaut Sedunia Tahun 2021 yang dicanangkan oleh IMO, yakni Seafarers: At the Core of Shipping’s future”. Demikian dikatakan oleh Direktur Jenderal Perhubungan Laut, R. Agus H. Purnomo di Jakarta pada Jumat (25/6). “Sebagai salah satu anggota Dewan International Maritime Organization (IMO) kategori C, setiap tanggal 25 Juni Indonesia ikut merayakan Hari Pelaut Sedunia atau Day of The Seafarers sebagai bentuk pengakuan dan apresiasi atas kontribusi para pelaut dari seluruh dunia pada perdagangan global dan perekonomian dunia,” ujar Dirjen Agus. Menurut Dirjen Agus, sebagai salah satu negara yang memiliki jumlah pelaut terbesar di dunia, sudah sepatutnya kita menghargai dan menghormati jasa para pelaut dalam mendukung perekonomian dunia khususnya para pelaut Indonesia. “Tahun ini Pemerintah telah melaksanakan beberapa program khusus untuk pelaut di masa Pandemi Covid-19, di antaranya program vaksinasi bagi pelaut, juga memfasilitasi proses pergantian awak kapal (crew change) dan repatriasi pemulangan pelaut,” jelasnya. Adapun program vaksinasi nasional bagi para pekerja transportasi termasuk untuk pelaut, menjadi prioritas Pemerintah Indonesia. “Terkait dengan program vaksinasi gratis untuk para pelaut tersebut, kami mengusung tagline #IndonesianHeroes atau singkatan dari Indonesian Healthy and Ready Onboard Seafares yang memiliki arti mengedepankan kesehatan para pelaut terutama di masa Pandemi Covid-19 ini. Selanjutnya, sebagai wujud kepedulian Pemerintah terhadap pelaut, Pemerintah juga turut memediasi pemberian santunan pelaut yang meninggal serta menfasilitasi pengiriman pelaut melalui perusahaan pemegang SIUPPAK, dimana saat ini proses pengajuan SIUPPAK sudah bisa dilakukan secara online melalui aplikasi SEHATI (Sistem Elektronik Hubla TerIntegrasi). Di forum internasional seperti dalam pertemuan antar negara ASEAN, lanjut Dirjen Agus, Indonesia sepakat bahwa pelaut adalah pekerja kunci yang memiliki peran penting sebagai tulang punggung perekonomian sebuah negara. “Pemerintah Indonesia melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan juga merekomendasikan negara anggota ASEAN untuk mendukung dan memfasilitasi pergantian awak kapal dan pemulangan pelaut serta pentingnya memasukkan pelaut dalam program vaksinasi nasional,” pungkasnya. Sebagai informasi, Hari Pelaut Sedunia pertama kali diperkenalkan pada Amandemen Manila bulan Juni 2010 yang mengadopsi revisi besar terhadap Konvensi STCW dan Kode terkait, di mana Konferensi Diplomatik sepakat bahwa kontribusi yang dibuat oleh para Pelaut untuk perdagangan internasional harus diakui dan diperingati setiap tahunnya dengan sebutan “Hari Pelaut Sedunia.” Adapun tanggal 25 Juni yang dipilih sebagai Hari Pelaut Sedunia adalah hari di mana Amandemen tersebut secara resmi diadopsi, dan untuk pertama kalinya diperingati pada tahun 2011. Selamat Hari Pelaut Sedunia 2021. Sumber: Ditjen Hubla Kemenhub RI

Diskusi FORMA-NUS : Mengawal Kebijakan Pemerintah dengan kritikan yang konstruktif, solutif dan tidak provokatif,

Acara diskusi publik yang mengusung tema “Kapal Aceh Hebat : Sejarah Baru Armada Laut Aceh”  dimoderatori oleh Akmal Fahmi, Forum Mahasiswa Aceh Nusantara diselenggarakan di Kantor Badan Penghubung Pemerintah Aceh, Jakarta, Rabu, 23 Juni 2021. Kepala Dinas Perhubungan Aceh, Junaidi menyampaikan persentasi terkait proses perencanaan, penganggaran, pembangunan dan operasional KMP. Aceh Hebat di hadapan Forum Mahasiswa Aceh Nusantara (FORMA-NUS). Kecintaannya pada Aceh didedikasikan melalui pengabdiannya yang ia curahkan sepenuhnya kepada Tanoh Rencong dengan membangun KMP. Aceh Hebat sebagai warisan untuk generasi mendatang dalam meningkatkan kesejahteraan Aceh. “Masalahnya sekarang, saat antrian kendaraan kian menumpuk di pelabuhan menunggu hingga cuaca layak untuk berlayar, apa yang akan terjadi di kepulauan?” Tutur Junaidi melalui webinar yang dilakukan secara online dan offline. Tambahnya lagi, Misalnya saja, Tomat yang diangkut bakal jadi saus (istilahnya -red), masyarakat pulau harus mutar kepala untuk berhemat tomat, harga tomat melonjak tajam, jelas sudah rakyat harus bayar lebih, ujung-ujungnya masyarakat yang mulai bangkit perekonomiannya, kembali miskin, makanya kita perlu bangun kapal. Siapa lagi yang akan peduli sama kita, kalau bukan kita Rakyat Aceh sendiri. Almuniza Kamal, Kepala Badan Penghubung Pemerintah Aceh juga mengapresiasi diskusi ini sebagai wadah bagi masyarakat untuk mengetahui fakta yang benar adanya dan tolok ukur Pemerintah dalam menentukan kebijakan. “Pertemuan hari ini dengan mahasiswa merupakan sebuah kebanggaan bagi kami. Kegiatan ini harus terus berlanjut,” ujarnya. Mahasiswa sebagai agent of change memang harus kritis terhadap pembangunan daerah. “Kita sebagai mahasiswa juga jangan telan bulat-bulat berita yang ada, jangan berbicara tanpa data, karena kita juga punya tugas untuk mengawal kebijakan Pemerintah dengan kritikan yang konstruktif, solutif dan tidak provokatif,” pungkas Husnul Jamil selaku Tokoh Muda Aceh yang hadir sebagai narasumber juga. Pada kesempatan tersebut juga, Rafli Kande, anggota DPR RI ikut berpartisipasi melalui daring dalam menyuarakan semangat pembangunan Aceh yang semakin hebat. “Mari kita buka cakrawala pikir kita agar tidak terpengaruh dengan berita yang belum jelas kebenarannya. Kita juga harus sering berdiskusi seperti ini bukan hanya tentang kapal Aceh Hebat, tapi program pemerintah lainnya juga,” tukasnya. Karena, generasi muda Aceh adalah bahtera yang akan membawa Aceh lebih baik dan semakin hebat. Juga, kemajuan Aceh dilihat dari pemudanya. Di akhir diskusi ini juga dilakukan pemutaran video yang mengilustrasikan dampak dari operasional KMP. Aceh Hebat dalam kurun waktu 100 harinya. Beroperasinya kapal milik Rakyat Aceh ini dilatarbelakangi oleh perjuangan dan proses yang panjang nan menguras energi dan emosi demi keberlangsungan distribusi logistik dan aktivitas transportasi lainnya ke wilayah kepulauan. T. Rajabuddin sebagai pelaku wisata mengatakan, KMP. Aceh Hebat 2 lebih cepat dari Tanjung Burang. Kalau bisa Aceh Hebat 2 tetap berlayar dari Ulee Lheue ke Balohan dan jangan pindah lagi, karena kami sangat membutuhkan kapal, kalau satu kapal nggak cukup, karena internasional saja sudah tahu Sabang ini. Faktor fasilitas dalam kapal juga mendukung kenyamanan masyarakat dalam berlayar, “Kapal ke Simeulue (KMP. Aceh Hebat 1 -red) luar biasa, tempat tidurnya sangat nyaman. Setiap penumpang dapat satu tempat tidur, jadi nggak berebut sama penumpang lain. Habis itu, pas waktu shalat, komandannnya langsung azan. Mari kita rawat kapal ini biar nggak macet pas berlayar,” ujar salah satu warga Simeulue yang naik KMP. Aceh Hebat 1. Begitu pun, distribusi fasilitas kesehatan dan obat-obatan yang lebih terjaga dan safety dengan adanya KMP. Aceh Hebat 3. “Selama ini distribusi obat-obatan dan fasilitas kesehatan menggunakan boat masyarakat. Terkadang kendala cuaca, seperti tiba-tiba badai dan hujan di perjalanan, alat dan obat-obatan sering basah. Selama dengan kapal ini lebih aman apalagi kami sering koordinasi dengan ABK, sangat terbantu dengan kapal ini,” pungkas dr. Indah Puspita Putri, Kepala Puskesmas Pulau Banyak. Sarana yang telah ada ini adalah milik Rakyat Aceh, menjaga dan merawat kapal ini adalah tanggung jawab kita bersama, “Pihak ABK kapal dan Dishub tetap menjaga kebersihan di dalam kapal serta terus menghimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan juga,” Harap Tri Boihaqqi, salah satu guru di Simeulue. (MS)

Kabasarnas Aceh Diskusi dengan Kadishub Aceh Bahas Pengembangan Kolam Pelabuhan Ulee Lheue

Kepala Dinas Perhubungan Aceh, Junaidi menyambut kunjungan silaturrahmi Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Aceh, Budiono bersama Konsultan Basarnas RI dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) di ruang kerjanya, Kamis, 17 Juni 2021. Kepala Basarnas Aceh, Budiono dalam pertemuan tersebut menyampaikan bahwa pihaknya bersama konsultan dari ITS bermaksud untuk memperoleh sejumlah informasi terkait kondisi eksisting dan rencana pengembangan kolam Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue Banda Aceh. Data tersebut akan digunakan untuk perencanaan dan pembangunan kapal penyelamatan (Rescue) multi-purposes oleh Basarnas RI. Pada kesempatan yang sama, Gusma H. Putra, konsultan dari ITS menjelaskan bahwa saat ini pihaknya sedang melakukan kajian khusus terkait rencana pembangunan kapal yang nantinya akan ditempatkan di Banda Aceh. Gusma menambahkan, pembangunan kapal penyelamat multi-purpose ini difokuskan pada tiga lokasi di Indonesia, yaitu Aceh, Ambon, dan Kupang. Kadishub Aceh, Junaidi menyambut baik kunjungan silaturrahmi ini, sekaligus mendukung rencana pembangunan kapal Basarnas yang akan menjadikan Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue sebagai homebase. Sekretaris Dishub Aceh, T. Faisal, yang turut hadir dalam pertemuan tersebut menambahkan bahwa Aceh memiliki garis pantai yang sangat panjang, sehingga penambahan armada kapal Basarnas tentu sangat tepat. Tambahnya, perairan Aceh juga sering dilintasi oleh kapal kargo internasional melalui Selat Malaka hingga perairan samudera hindia. (AM)

Komitmen Cegah Pemanasan Global, Kemenhub Lakukan Tiga Upaya Turunkan Emisi di Sektor Transportasi

Jakarta – Kementerian Perhubungan berkomitmen untuk mencegah terjadinya pemanasan global dengan melakukan tiga upaya pendekatan yakni melalui pencegahan (avoid), pergeseran (shift), dan peningkatan (improve). Ketiga upaya pendekatan ini diharapkan dapat menurunkan tingkat emisi gas rumah kaca di sektor transportasi. Hal tersebut disampaikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat menjadi pembicara kunci dalam acara webinar “3rd Indonesia Energy Efficiency and Conservation Conference & Exhibition (IEECCE)” yang diselenggarakan Masyarakat Konservasi dan Efisiensi Energi Indonesia (MASKEEI), Senin (14/6). Menhub menjelaskan, pendekatan pertama yaitu pencegahan (avoid), dilakukan melalui pengembangan kawasan Transit Oriented Development (TOD) di wilayah perkotaan. Konsep ini akan menciptakan ekosistem transportasi massal transit yang terintegrasi, dan dapat menumbuhkan komunitas pejalan kaki dan pesepeda, sehingga mengakomodasi kebutuhan masyarakat untuk menjalani hidup lebih sehat. Selanjutnya pendekatan kedua yaitu pergeseran (shift). Pendekatan ini dilakukan dengan cara mengoptimalkan kapasitas dan kualitas layanan transporasi umum perkotaan. Misalnya dengan memberikan subsidi transportasi massal perkotaan melalui skema buy the services di sektor transportasi jalan. Adapun pendekatan yang ketiga yaitu pendekatan peningkatan (improve). Pendekatan ini dilakukan melalui pemanfaatan teknologi untuk mendukung peningkatan kinerja transportasi. Misalnya yaitu penggunaan kendaraan pribadi maupun angkutan massal berbahan bakar non fosil seperti: kendaraan listrik berbasis baterai, teknologi surya, dan bahan bakar nabati. “Pemanfaatan kendaraan listrik menjadi salah satu implementasi kebijakan upaya penurunan emisi yang telah menjadi kebijakan nasional. Kami sudah memulai dengan menggunakan kendaraan listrik sebagai kendaraan dinas,” ucap Menhub. Sampai akhir April 2021, Kemenhub telah menggunakan 26 unit kendaraan listrik dan 43 unit lagi akan dipesan secara berkala untuk para pejabat di kantor pusat, dan jumlanya akan terus bertambah. Menhub berharap, langkah ini dapat diikuti oleh Kementerian dan Lembaga lainnya untuk turut berkontribusi mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. “Namun demikian, kami juga berharap kehadiran kendaran listrik ini dapat diikuti dengan pembangunan energi pembangkit listrik yang lebih bersih, sehingga tidak mengalihkan emisi dari transportasi ke sektor pembangkit listrik,” tutur Menhub. Selain sarana, Kemenhub juga sudah mulai membangun prasarana transportasi di simpul-simpul transportasi seperti bandara, pelabuhan , stasiun dan terminal, yang dilengkapi panel surya, seperti pembangkit listrik tenaga surya, penerangan jalan tenaga surya, dan bangunan yang ramah lingkungan. Pemerintah Indonesia berkomitmen penuh untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 29% dengan upaya sendiri di tahun 2030 dan telah menjadi Kebijakan Nasional. Banyak masalah yang muncul dari penggunaan energi, seperti emisi gas rumah kaca, hujan asam, perubahan iklim, dan ketergantungan bahan bakar fosil. Dimana saat ini, 80% produksi listrik dunia berasal dari bahan bakar fosil dan nuklir, dan hampir semua transportasi menggunakan bahan bakar minyak cair (bensin). Dewan Energi Dunia memproyeksikan permintaan energi primer akan meningkat tiga kali lipat pada tahun 2050, karena populasi tumbuh menjadi 8-9 miliar dan negara-negara berkembang meningkatkan standar hidup. Sementara bahan bakar fosil adalah bahan bakar yang tidak terbarukan, sehingga ekonomi diprediksi akan terguncang jika bahan bakar fosil sudah habis. Transportasi termasuk salah satu sektor yang menghasilkan karbon dioksida yang sangat tinggi (CO2), yang menyebabkan gas rumah kaca dan akhirnya berkontribusi terhadap pemanasan global. Untuk itu, Kemenhub terus mendukung upaya efisiensi energi baik pada sarana maupun prasarana transportasi dengan memanfaatkan energi terbarukan (non fosil). Turut hadir dalam acara tersebut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, Duta Besar Denmark Untuk Indonesia Rasmus Abildgaard Kristensen dan Wakil Rektor ITB Bidang Riset dan Inovasi Prof. Ir. I Gede Wenten, M.Sc., Ph.D. Sumber: Kemenhub RI

Pemerintah Terus Pacu Kinerja Tol Laut

Jakarta – Pemerintah terus memacu kinerja dari program tol laut agar semakin efektif dan efisien dalam melayani distribusi logistik di wilyah Indonesia untuk menghilangkan adanya disparitas harga antar wilayah Indonesia. Hal tersebut disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan saat menjadi pembicara kunci dalam kegiatan Webinar Optimalisasi Program Penyelenggaraan Kewajiban Pelayanan Publik untuk Angkutan Barang di Laut Tol Laut yang diselenggarakan Kemenerian Perhubungan, Kamis (10/6). Dalam kesempatan tersebut, Menko Luhut menyampaikan apresiasi kepada Kemenhub, Kementerian dan Lembaga terkait, serta Pemerintah Daerah yang telah bekerja keras mengoptimalisasi pelayanan tol laut menjadi lebih baik dan efektif dari mulai tahun 2015 hingga sekarang. “Saat ini pemerintah sedang melakukan proses penyelesaian Nasional Logistics Ecosystem (NLE) untuk mengintegrasikan seluruh sistem agar tol laut ini dapat berjalan lebih efektif dan efisien. Sekarang ini ada pelabuhan yang sudah kita resmikan yaitu Batam, dan kita mau nanti ada delapan pelabuhan lagi harus selesai, jadi semua terintegrasi. Dan itu akan membawa efisiensi dan efektivitas dalam bekerja,” ucap Menko Luhut. Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan akan terus mendorong Pemerintah Daerah khususnya di daerah terpencil, terluar, tertinggal dan perbatasan (3TP), untuk mengoptimalkan produk-produk unggulan di daerahnya dalam rangka mengoptimalkan muatan balik tol laut. “Jumlah muatan kapal program tol laut saat ini terus mengalami kenaikan. Tetapi dengan tambahan 30 trayek ini maka muatannya perlu dioptimalkan di masing-masing trayek, agar subsidi yang diberikan dapat lebih bermanfaat. Saya mendorong rekan-rekan di Pemda untuk dapat bekerja sama dengan para stakeholder dalam meningkatkan muatan balik. Sehingga kapal yang kembali ke pelabuhan pangkal, Surabaya atau Jakarta tidak dalam keadaan kosong,” kata Menhub. Menhub mengatakan, Kemenhub akan memberikan sejumlah stimulus kepada daerah yang berkomitmen mendukung optimalisasi muatan balik kapal tol laut. “Kami akan memberikan stimulus, misalnya: memberikan potongan 50 persen dari muatan berangkat. Karena optimalisasi muatan balik ini bukan hanya saja menjadi penyeimbang sistem pembiayaan logistik, namun juga penting untuk mendongkrak pertumbuhan perekonomian khususnya di daerah terpencil, terluar, tertinggal dan perbatasan (3TP),” ungkap Menhub. Menhub mengungkapkan, beberapa daerah, salah satunya yaitu Morotai, yang telah melakukan optimalisasi muatan balik kapal tol laut, sudah merasakan manfaatnya. Menhub meminta Bupati Morotai untuk berbagi pengalaman terkait upaya apa saja yang telah dilakukan untuk pemanfaatan tol laut, sehingga kepala daerah lain dapat mencontoh langkah langkah pemanfaatan kapal tol laut. Lebih lanjut Menhub mengatakan, Kemenhub secara aktif terus berupaya mendorong pemerintah daerah untuk mengoptimalisasi muatan balik kapal tol laut. Hasilnya, telah ditemukan beberapa daerah memiliki banyak komoditi unggulan untuk pasokan logistik dan bahkan surplus hasil produksi pangan. Untuk itu, Kemenhub telah menambah rute baru tol laut di Provinsi Papua dan Papua Barat. “Dari Merauke bisa mengangkut 20 kontainer berisi beras, dan 1 kontainer berisi kecap. Muatan ini akan didistribusikan ke seluruh Provinsi Papua dan Papua Barat. Kemudian, muatan baliknya dapat mengangkut 11 kontainer yang dikirim kembali ke Merauke. Ini menunjukkan capaian program tol laut semakin baik,” ucap Menhub. Sementara itu, Staf Ahli Menteri Dalam Negeri Bidang Kemasyarakatan dan Hubungan Antar Lembaga Sugeng Hariyono menyatakan bahwa Kementerian Dalam Negeri telah menginstruksikan masing-masing Pemerintah Daerah untuk melakukan pemetaan terhadap potensi komoditas produk unggulan daerah masing-masing dalam upaya mendukung tol laut. Selain itu, ia juga menjelaskan bahwa sudah ada beberapa pemerintah daerah lainnya yang melakukan kerjasama antar daerah dalam upaya mendukung logistik melalui tol laut. “Beberapa daerah telah melakukan kerjasama untuk mendukung logistik melalui tol laut dan menyediakan kebutuhan pangan logistik yang tidak dimiliki oleh daerahnya. Contohnya Kabupaten Blitar Jawa Timur dengan Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat serta Kabupaten Kerom Provinsi Papua,” tuturnya. Sejak program tol laut diluncurkan pada tahun 2015, Kemenhub telah melakukan sejumlah upaya dan terobosan dalam rangka semakin mengoptimalkan program yang menjadi salah satu program strategis nasional di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Selain menambah rute/trayek dan kapal, salah satu terobosan yang dilakukan adalah mengintegrasikan program tol laut dengan program jembatan udara sehingga tercipta konektivitas multimoda yang baik. Dengan begitu, muatan yang diangkut dengan kapal tol laut disambungkan dengan sisi darat menuju bandara, dan selanjutnya diterbangkan ke daerah pegunungan seperti di daerah Oksibil, Papua. Dengan adanya konektivitas yang baik tersebut, diharapkan harga barang di wilayah oksibil tidak terpaut jauh harganya dengan barang yang ada di wilayah lain di Indonesia. Turut hadir dalam kegiatan ini, Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Capt Antoni Arif Priadi, Bupati Kabupaten Morotai Benny Laos serta Bupati Merauke Romanus Malaka. (*) Sumber: Kemenhub RI