Dishub

Usai Libur Lebaran Idulfitri, KMP. Teluk Sinabang Bawa 210 Penumpang

KMP. Teluk Sinabang tiba dan bersandar dengan selamat di Pelabuhan Penyeberangan Kuala Bubon pagi tadi, Minggu, 23 Mei 2021. Kapal ini sebelumnya bertolak dari Pelabuhan Penyeberangan Sinabang dengan membawa 210 penumpang dan 123 kendaraan campuran. Dari pantauan Tim Aceh TRANSit di lapangan, kondisi cuaca di perairan Barat Selatan Aceh cukup tenang. Kondisi ini diharapkan mampu memperlancar aktivitas penyeberangan di wilayah tersebut. Seperti diketahui, transportasi penyeberangan merupakan moda unggulan yang menjadi jembatan untuk mempermudah mobilitas masyarakat Simeulue. Sehingga, optimalisasi pelayanan angkutan ini adalah dambaan sekaligus harapan masyarakat yang mendiami wilayah kepulauan. Sesuai jadwal, KMP. Teluk Sinabang akan berangkat kembali menuju Sinabang pada siang hari ini, tepatnya pada pukul 14.00 WIB. Bagi Rakan Moda yang akan menggunakan jasa angkutan penyeberangan, harap telah berada di pelabuhan satu jam sebelum keberangkatan, supaya proses embarkasi berjalan dengan baik. (AM)

Dishub Aceh Kembali Beri Bantuan Penguatan Posko Perbatasan

Pada masa pengetatan perjalanan dalam negeri pasca peniadaan mudik lebaran 1442 H, posko pemeriksaan di empat wilayah perbatasan Aceh memiliki peran yang begitu signifikan untuk mencegah penyebaran virus masuk ke Aceh. Dukungan bagi petugas yang berjaga di posko pemeriksaan menjadi perhatian khusus Dinas Perhubungan Aceh. Dukungan moril maupun materiil perlu diberikan supaya memotivasi petugas dalam bekerja sebagai garda terdepan di perbatasan Aceh. Untuk itu, Dinas Perhubungan Aceh yang diwakili oleh Kepala Bidang Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ), Deddy Lesmana bersama jajarannya meninjau dua posko pemeriksaan di wilayah perbatasan Aceh Tenggara dan Aceh Tamiang, pada Rabu dan Kamis, 19-20 Mei 2021. Kunjungan ini dimaksudkan guna memantau kegiatan pengetatan perjalanan yang dilakukan oleh Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 kabupaten/kota di perbatasan Aceh. Dalam kunjungannya ke posko, Deddy juga menyerahkan sejumlah bantuan berupa masker dan makanan untuk dimanfaatkan oleh petugas selama bertugas. Seperti diberitakan sebelumnya, bantuan logistik ini berasal dari Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) yang diperuntukkan bagi petugas yang berjaga di posko selama masa pemberlakuan pengetatan perjalanan dalam negeri mulai tanggal 18 hingga 24 Mei 2021. (AM)

Kadishub Aceh Serahkan Bantuan Logistik ke Pos Berbatasan Singkil dan Subulussalam

Pandemi Covid-19 belumlah usai, upaya penanganan dan pencegahan penyebaran virus ini menjadi tanggungjawab kita bersama. Penjagaan di pintu masuk wilayah Aceh menjadi salah satu upaya mencegah penyebaran Covid-19. Guna mendukung operasional posko penjagaan di wilayah perbatasan Aceh, Kepala Dinas Perhubungan Aceh, Junaidi menyerahkan sejumlah bantuan logistik yang dibutuhkan oleh petugas yang berjaga di posko perbatasan Subulussalam dan Pelabuhan Penyeberangan Singkil, Kamis, 20 Mei 2021. Bantuan berupa masker dan kebutuhan sehari-hari petugas tersebut diterima langsung oleh Kepala Dinas Perhubungan Kota Subulussalam dan Kabupaten Aceh Singkil. Bantuan dari Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) ini memang dikhususkan untuk mendukung penjagaan wilayah perbatasan Aceh pada masa pengetatan perjalanan (18-24 Mei) pasca peniadaan mudik lebaran 1442 H. (AM)

Safety Roller, Peredam Kefatalan Kecelakaan

KESELAMATAN jalan. Ketika mendengar kalimat tersebut yang terlintas dalam memori adalah jargon dari transportasi di Indonesia dewasa ini. Terjaminnya keselamatan bagi pengguna jalan merupakan tujuan utama dari penyelenggaraan transportasi tak terkecuali di Aceh. Langkah konkret yang diambil ialah dengan menyediakan fasilitas perlengkapan jalan yang menunjang keselamatan tersebut, di antaranya adalah alat pengendali dan pengaman pengguna jalan berupa pagar pengaman jalan. Beberapa tahun terakhir, apabila kita melintasi ruas jalan di Aceh, khususnya di daerah dengan kontur jalan berbukit dan berkelok, ada sesuatu yang baru terpasang di kanan dan kiri jalan. Berbentuk seperti pagar pengaman jalan konvensional dengan bagian tengahnya terdapat ban berwarna kuning yang akan berputar ketika terjadi tumbukan, itulah Safety Roller atau yang biasa disebut Rolling Guardrail. Sebenarnya apakah itu rolling guardrail, apakah fungsinya dan mengapa dianggap seperti ‘malaikat penyelamat’? Mari simak ulasan perbincangan Tim Aceh TRANSit bersama Kepala Bidang LLAJ Dinas Perhubungan Aceh, Deddy Lesmana berikut. Pagar Pengaman Jalan dengan Tambahan Roller Rolling guardrail sendiri diatur dalam Peraturan Menteri Perhubungan RI Nomor PM 82 Tahun 2018 tentang Alat Pengendali dan Pengaman Pengguna Jalan yang disebut sebagai safety roller, merupakan pagar pengaman yang menyerap energi kejut dengan gesekan minimal sehingga mampu mengarahkan gerak kendaraan akibat dari benturan. Safety roller tidak hanya menyerap energi benturan, pembatas ini bahkan mampu mengubah energi tumbukan menjadi energi rotasi yang dapat mendorong kendaraan kembali ke depan. Dengan 4 komponen utama yaitu roller, pin, poros dan rail serta berbahan dasar Ethil Vinyl Acetate (EVA), alat ini bekerja pada saat kendaraan membentur pagar pembatas, roller akan mengubah daya kejut kendaraan menjadi energi rotasi. Bingkai besi pagar atas dan bawah yang mengapit tabung silinder berfungsi menyesuaikan besaran ban kendaraan serta adanya bantalan roller juga membantu penyerapan kejut ketika terjadi tabrakan sehingga kendaraan tidak sepenuhnya oleng. Telah Terpasang di Banyak Titik Pemasangan safety roller di Aceh telah dilakukan bahkan sebelum peraturan perundangan mengakomodir, tepatnya sejak tahun 2015 di ruas lintas Seulawah, Aceh Besar, yang merupakan daerah pertama di Indonesia yang memiliki fasilitas tersebut. Hingga tahun 2020 ini, telah terpasang sedikitnya 16 titik di ruas jalan seluruh Aceh yang sebagian besar dipasang di jalan dengan kontur pegunungan dengan jurang/ tikungan tajam seperti, Puncak Geurutee, Bener Meriah, dan Aceh Tengah. Penentuan lokasi ini, menurut Deddy, tidak serta merta di setiap tikungan dengan kontur pegunungan namun perlu ada pertimbangan lain yang diambil. “Titik yang akan dipasang safety roller harus berada pada tikungan tajam dengan kontur pegunungan yang naik turun,” ujarnya. Meninimalisir Tingkat Fatalitas Kelebihan safety roller dibandingkan dengan pagar pengaman semi kaku lainnya adalah kemampuannya untuk meneruskan momen tabrak/momen sentrifugal pada saat ditabrak yang kemudian akan membuat titik tabraknya menyebar disepanjang bagian yang bertumbukan dengan kendaraan. Secara teknis, tidak semua kendaraan akan dapat diteruskan momen tabraknya, safety roller ini hanya akan tahan pada kendaraan dengan beban hingga 40 ton. Pada beberapa kasus kecelakaan, kendaraan yang menabrak safety roller, dapat diarahkan gerak akibat tumbukan untuk kembali ke ruas jalan dan tidak menerobos ke dalam jurang. Sedangkan pada pagar pengaman konvensional, di beberapa kasus kecelakaan seperti di lintas barat Aceh, ditemukan adanya fakta bahwa pagar pengaman konvensional tersebut menambah fatalitas akibat kecelakaan yang disebabkan oleh terlalu kuatnya pagar pengaman sehingga merusak bodi kendaraan. Belum Ada Produsen di Dalam Negeri Dengan begitu banyaknya kelebihan yang dimiliki, pemasangan safety roller ini tak luput dari kekurangan, diantaranya ialah tingginya biaya yang diperlukan dalam produksi dan pemasanganya. Tidak adanya produsen dalam negeri membuat para distributor harus mengimpornya dari luar negeri. Hal ini berdampak terhadap biaya produksi yang membengkak, proses ekspor impor yang membutuhkan waktu panjang serta rendahnya TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) yang saat ini terus digaungkan oleh pemerintah. Dari segala dinamika yang ada, tentu adanya safety roller ini tetap diharapkan akan turut serta berperan terhadap penurunan tingkat fatalitas akibat kecelakaan, “Penggantian pembatas jalan konvensional dengan safety roller merupakan salah satu cara yang dilakukan Dishub Aceh untuk menurunkan resiko cedera maupun jumlah korban meninggal dunia akibat kecelakaan di Aceh.” tutup Deddy. (Reza)

Berkendara Aman dan Sehat Selama Puasa

Salam Rakan Moda, kali ini kita ingin berbagi tips nih, supaya Rakan bisa berkendara dengan aman dan sehat saat berpuasa. Supaya puasanya tidak terganggu dari hal-hal yang tidak dinginkan, selalu cek kondisi kendaraan sebelum beraktivitas. Perhatikan juga konsumsi makanan dan air untuk tubuh saat sahur. Kemudian, istirahat yang cukup bila sudah merasa lelah. Jangan paksakan berkendara bila kondisi tubuh tidak fit saat berpuasa. Apa saja yang perlu dilakukan supaya tetap aman? Yuk simak infonya berikut! Mengecek Kondisi Kendaraan Sebelum Berkendara, cek kondisi kendaraan adalah hal yang wajib baik saat berpuasa ataupun tidak. Tapi, ketika berpuasa sebaiknya kita lebih memperhatikan hal ini agar memastikan kondisi kendaraan aman untuk digunakan. Karena jika terjadi permasalahan di jalan seperti mogok, ban kempes, dan sebagainya akan terasa lebih  melelahkan dan menguras emosi. Kurangi Konsumsi Karbohidrat Nah Rakan Moda tahu kan akibatnya jika terlaly banyak konsumsi karbohidar ketika sahur? Ya! Kita akan lebih cepat meras lelah dan ngantuk. Kurangi mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidar tinggi ya dan perbanyaklah makan makanan yang mengandung protein dan vitamin. Perbanyak Minum Air Putih Saat menjalankan ibadah puasa, kita pasti tetap berkewajiban beraktivitas seperti berkendara untuk kerja atau sekolah. Kemudian, kita akan cepat merasa dehidrasi dan lelah. Perbanyaklah minum air putih ketika berbuka dan sahur, kalo bisa kurangi konsumsi makanan yang manis karena akan memicu rasa haus berlebih. Istirahat yang Cukup Pada umumnya rasa kantuk sering datang saat kita berpuasa. Sebaiknya Rakan Moda lebih memperhatikan kondisi tubuh. Tidur cukup selama 8 jam sangat dianjurkan dan apabila sedang di perjalanan kemudian mengantuk, istirahat, dan tidurlah sejenak. Ingat, jangan memaksakan tetap mengemudi ya untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Menjaga Emosi Saat Berkendara Hal ini sering dilupakan oleh kita yang berkendara, padahal di jalan kita bisa bertemu dengan siapa pun dan mungkin pengendara lain melakukan hal-hal yang tidak diharapkan seperti menyerobot, seenaknya memutar, dan sebagainya. Kita harus tetap bersabar dan menahan emosi ketika menghadapinya. (*)

Angkutan Umum Diizinkan Beroperasi di Zona Aglomerasi

Banda Aceh – Pemerintah Aceh mengeluarkan kebijakan pengendalian transportasi selama Idul Fitri 1442 Hijriah. Angkutan umum boleh beroperasi dalam wilayah aglomerasi. Kebijakan itu termuat dalam Surat Edaran Gubernur Aceh Nomor:440/8833 Tahun 2021 tentang Pengendalian Transportasi Selama Masa Idul Fitri 1442 Hijriah Dalam Rangka Penyebaran Covid-19. Dalam edaran yang ditandatangani gubernur, dikatakan bahwa cakupan wilayah aglomerasi yang digunakan untuk pembatasan pergerakan orang adalah zonasi Aceh Trade and Distribution Centre (ATDC) yang ditetapkan dalam Qanun Rencana Tata Ruang Wilayah Aceh (RTRWA). Sesuai arahan tata ruang berdasarkan Qanun Nomor 19 Tahun 2013 Tentang RTRWA terdapat enam zona atau wilayah aglomerasi di Aceh. Pergerakan angkutan umum dalam masa peniadaan mudik masih diperbolehkan untuk dilayani dalam wilayah aglomerasi, yang meliputi ZONA PUSAT yaitu Sabang, Banda Aceh, Aceh Besar dan Pidie. Untuk ZONA UTARA yaitu Pidie Jaya, Bireuen, Lhokseumawe, Aceh Utara, Aceh Tengah, dan Bener Meriah. Di ZONA TIMUR yaitu Aceh Timur, Langsa, dan Aceh Tamiang dan ZONA TENGGARA yaitu Gayo Lues, Aceh Tenggara, Subulussalam dan Singkil. Selanjutnya adalah ZONA SELATAN yaitu Aceh Selatan, Aceh Barat Daya, dan Simeulue, ZONA BARAT yaitu Aceh Barat, Nagan Raya, dan Aceh Jaya. Dalam Surat Edaran juga menjelaskan bahwa perjalanan transportasi darat baik pribadi maupun umum dalam satu wilayah aglomerasi tidak diwajibkan untuk menunjukkan surat hasil tes RT PCR/rapid test antigen/tes GeNose C19 sebagai syarat perjalanan namun akan dilakukan tes acak apabila diperlukan oleh Satuan Tugas Penanganan (Satgas) Covid-19 Kabupaten/Kota se-Aceh dalam Provinsi Aceh. Diharapkan, pelaksanaan aktivitas pergerakan transportasi wajib mengikuti protokol kesehatan. Untuk lokasi pemeriksaan terhadap pengendalian transportasi selama masa peniadaan mudik dilakukan selama 24 jam dengan pengaturan regu berdasarkan keputusan ketua Satgas Covid-19 pada wilayah aglomerasi Aceh. (MS)

Organda Mengusulkan Angkutan Umum Tetap Operasional Dengan Aglomerasi

Banda Aceh – Sejumlah pelaku transportasi dan DPC Organda Banda Aceh melakukan audiensi di depan kantor Dinas Perhubungan Aceh untuk menyatakan aksi protes terkait himbauan pemberhentian operasional transportasi mudik yang berlaku sejak tanggal 6 Mei sampai dengan 17 Mei 2021 baik angkutan umum dan kendaraan pribadi, Kamis (6/5). Isu pembatasan pergerakan transportasi menimbulkan keresahan yang mendalam bagi masyarakat. Pasalnya, masih banyak masyarakat yang berada di luar daerah karena berbagai alasan baik bisnis, kebutuhan pengharusan perjalanan maupun aktivitas sehari-hari yang melewati batas aglomerasi. Sehingga masyarakat terjebak di daerah yang ia datangi. Awalnya, masyarakat menganggap pembatasan ini dilakukan khusus transportasi antar provinsi, bukannya lokal dalam provinsi sehingga masyarakat panik dengan himbauan yang belum diumumkan secara tegas. Hal ini justru menyebabkan masyarakat yang harus pulang ke tempat asal terluntang lantung. Pelaku transportasi pun mengungkapkan keresahan yang sama bahwa banyak masyarakat yang telah memesan tiket untuk perjalanan dalam provinsi jauh-jauh hari. Sehingga, para pengusaha angkutan dibuat kalang kalang kabut menangani hal tersebut. Dalam pertemuan pertemuan juga dihadiri Ketua DPD Organda Aceh, Ramli Istana. “Kami meminta pergeseran waktu pemberlakuan pembatasan ini hingga tanggal 9 Mei, karena booking tiket oleh masyarakat pun sudah ada sampai tanggal segitu. Kami juga berharap angkutan umum tetap beroperasi secara aglomerasi,” ujar Ramli, Ketua DPD Organda Aceh. (*)

Pos Pengendalian Transportasi Perbatasan Aceh-Sumut dan Pelabuhan Ulee Lheue Masih Beroperasi

Petugas posko pengendalian transportasi di wilayah perbatasan Aceh masih melakukan penyekatan terhadap pemudik dari luar Aceh, salah satunya di posko UPPKB Subulussalam, Sabtu, 8 Mei 2021. Pemeriksaan dokumen juga dilakukan bagi pelaku perjalanan dengan tujuan bukan mudik. Selain di posko UPPKB Subulussalam, kegiatan penyekatan juga terlihat di perbatasan Aceh lainnya, yaitu Kabupaten Aceh Singkil (8/5). Bagi pelaku perjalanan non-mudik, dihimbau untuk melengkapi dokumen perjalanan yang disyaratkan supaya tidak mengalami kendala di perjalanan. Sementara itu, layanan angkutan barang dan logistik pada transportasi penyeberangan di Aceh masih beroperasi menjelang lebaran Idul Fitri 1442 H. Tentu saja, moda ini memiliki peran yang begitu vital terhadap pasokan kebutuh di wilayah kepulauan Aceh. Guna memastikan operasional angkutan penyeberangan di lintasan Ulee Lheue – Balohan berjalan dengan baik dan sesuai protokol kesehatan, Dishub Aceh mendirikan Posko Angkutan Lebaran di pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue Banda Aceh, Sabtu, 8 Mei 2021. Pelabuhan ini terlihat sepi bila dibandingkan dengan hari biasa. Kunjungan pariwisata ke Sabang juga berhenti di bulan puasa. Selain itu, sebagian warga Sabang memilih mudik duluan sebelum masa larangan mudik tiba. (AM)

Angkutan Penyeberangan Perintis di Aceh Tetap Beroperasi

Jumat sore (7/5), KMP. Teluk Sinabang sedang bersiap untuk berlayar menuju Sinabang dari Pelabuhan Penyeberangan Singkil. Angkutan penyeberangan tetap beroperasi untuk menjamin kebutuhan logistik di wilayah kepulauan. Sejumlah kendaraan truk tampak memadati lambung kapal tersebut. Faktanya, kebutuhan pokok di kepulauan bergantung pada distribusi logistik dari wilayah daratan. Kebutuhan pokok masyarakat akan langka jika angkutan penyeberangan berhenti. Oleh karena itu, angkutan penyeberangan beroperasi seperti biasa, namun fokus pada angkutan logistik. Seluruh aktivitas pelabuhan penyeberangan dipantau langsung oleh Dishub Aceh guna memastikan seluruh aktivitas berjalan lancar dan kondusif. (AM)

Satgas COVID-19 Pijay Jadikan Terminal Tipe B Posko Check Point

Satgas Penanganan COVID-19 bersama Polres Pidie Jaya mendirikan posko pemeriksaan check point lebaran 2021 di Terminal Tipe B Pidie Jaya. Pasca dimulainya larangan mudik, sejumlah terminal tipe B di Aceh terpantau sepi sejak Kamis kemarin, 6 Mei 2021. Pada hari yang sama, kondisi serupa juga terlihat di Terminal Tipe B Pidie. Sejumlah perusahaan angkutan Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) dan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) tidak beroperasi dan memarkirkan bus mereka di terminal tersebut. Selain itu, sejumlah armada L300 juga tidak beroperasi di Terminal Tipe B Aceh Tamiang. Sesuai dengan PM Perhubungan No 13 Tahun 2021, angkutan umum penumpang dilarang beroperasi selama masa larangan mudik. Larangan itu juga ditujukan bagi angkutan antar kabupaten dalam provinsi. Bet Andreas provides slot machines for virtual coins and gives everyone a bonus of up to $300. Slot machines and casinos have more than 500 types of gambling games. BetAndreas Promotions – available bonus offers for regular and new players.(AM)