Dishub

Berkunjung ke Sabang Kini Lebih Menyenangkan

Capt. Ruba’i, pria kelahiran Banyuwangi, Jawa Timur ini merupakan nahkoda armada penyeberangan kebanggaan masyarakat Aceh, khususnya warga Sabang, yaitu KMP Aceh Hebat 2. Pria inilah yang menahkodai pelayaran kapal Aceh Hebat 2 dari Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue Banda Aceh menuju Pelabuhan Penyeberangan Balohan Sabang atau sebaliknya. Sebelum menjadi nahkoda Aceh Hebat 2, pria ini sudah lebih dulu mengeyam pengalaman melayani perjalanan masyarakat Sabang dan wisatawan dari atas KMP Tanjung Burang sejak tahun 2015. Pengalaman selama 6 tahun di atas kapal berbobot 507 Gross Tonage (GT) itu menjadi modal baginya untuk naik kelas ke kapal Aceh Hebat 2 dengan bobot mencapai 1.186 GT. Pada Januari 2021, manajemen PT. ASDP Indonesia Ferry Cabang Banda Aceh resmi menunjuk Capt. Ruba’i sebagai nahkoda KMP Aceh Hebat 2. Pria ber-KTP-kan Sabang ini menahkodai KMP. Aceh Hebat 2 pertama kali pada Sabtu, 30 Januari 2021. Momen tersebut sekaligus menjadi pelayaran perdana KMP Aceh Hebat 2 melayani penyeberangan masyarakat Aceh pada lintasan Ulee Lheue – Balohan. Saat itu, Gubernur Aceh, Nova Iriansyah melepas langsung pelayaran perdana KMP. Aceh Hebat 2. Perasaan bangga dalam dirinya terpancar jelas dari raut wajahnya yang ceria. “Suatu kebanggaan bagi saya melayani penumpang dengan KMP. Aceh Hebat 2, bisa mengantar dan melayani penumpang dengan selamat,” ungkap Ruba’i kepada Aceh TRANSit, Minggu, 6 Juni 2021. Di sela-sela bertugas, Ruba’i bercerita banyak tentang pengalaman dan kesannya terhadap kapal keluaran PT. Adiluhung Saranasegara Indonesia ini. “Selama menjadi nahkoda KMP. Aceh Hebat 2, Alhamdulillah berjalan dengan lancar, tidak ada hambatan apapun,” ujarnya. Ruba’i juga memberikan penilaiannya terkait keunggulan KMP. Aceh Hebat 2. Ia menilai bahwa peralatan yang terpasang pada KMP. Aceh Hebat 2 sudah canggih. Selain itu, desain kapal beserta interiornya juga sangat bagus untuk memberikan kenyamanan bagi penumpang kapal. Seperti diketahui, kapal ini dilengkapi dengan sejumlah teknologi navigasi terbaru, di antaranya peralatan navigasi dan komunikasi, perekam data pelayaran yang mengunakan Automatic Indentification System (AIS). Selain itu juga dilengkapi dengan peralatan Voyage Data Recorder (VDR) yang berfungsi seperti black box pada pesawat terbang untuk merekam aktivitas navigasi kapal selama pelayaran. Dari sisi keselamatan, kapal ini dilengkapi dengan lifeboat atau sekoci bertipe Fully Enclosed Lifeboat (Sekoci Tertutup). Lifeboat jenis ini paling populer karena di dalamnya dilengkapi mesin dan kemudi sehingga mampu melindungi penumpang atau kru dari air laut, angin kencang, dan cuaca buruk. Penempatan lifeboat pada kapal Aceh Hebat 2 berpedoman pada aturan Safety of Life At Sea 1974  (SOLAS) dan Life Saving Appliance (LSA Code) yang diterbitkan oleh International Maritime Organization (IMO) yang berada di bawah Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Selain mengikuti berbagai aturan dari IMO, sebagai kapal baru, KMP. Aceh Hebat 2 juga sudah terdaftar dan memiliki nomor registrasi IMO (9905954) yang melekat pada bagian depan kapal. Tonton Video Pelayaran Perdana, KMP. Aceh Hebat 2 Bawa 280 Penumpang Kapal kebanggaan masyarakat ini mempunyai desain dan interior yang sangat futuristik serta menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Dek lantai tiga kapal ini didesain berupa rooftop sehingga wisatawan dapat menikmati keindahan pemandangan laut selama penyeberangan. Pada lantai ini juga tersedia kafetaria yang bisa dimanfaatkan oleh penumpang untuk berbelanja. Kapal ini juga menyediakan ruang bagi ibu menyusui, memiliki dua musala, tempat wudhu, serta toilet terpisah untuk laki-laki dan perempuan. Selain berbicara tentang keunggulan kapala ini, Ruba’i juga bercerita terkait aktivitasnya sebagai nahkoda sehari-hari. Masa pandemi sedikit merubah kebiasaan yang terjadi saat musim liburan tiba. Ia menyebutkan, meskipun terjadi peningkatan wisatawan ke Sabang, tapi tidak seramai seperti sebelum masa pandemi. “Alhamdulillah dengan adanya KMP. Aceh Hebat 2 ini, meningkatnya kunjungan wisatawan ke Sabang dapat terlayani dengan baik,” ungkapnya. Nahkoda KMP. Aceh Hebat 2 ini juga menjelaskan sejumlah peraturan yang diterapkan oleh pihak manajemen PT. ASDP Indonesia Ferry Cabang Banda Aceh pada armada penyeberangan selama masa pandemi. Ia menjelaskan, selama berada di atas kapal penumpang wajib mengikuti protokol kesehatan. Ke depan, ia berharap penumpang bisa saling menjaga dan mengingatkan satu sama lain untuk mematuhi peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. “Kita juga aktif mengingatkan kru  kapal untuk selalu mengikuti protokol kesehatan agar semua merasa nyaman saat berada di atas kapal,” tutupnya. (Amsal Bunaiya) Download 

Pesawat Hercules TNI AU Kembali Mendarat di Bandara Rembele

Dua pesawat Hercules kembali mendarat dengan mulus di landasan pacu/runway Bandara Rembele Bener Meriah, Senin, 9 Agustus 2021. Pesawat bertipe C-130 tersebut masing-masing berasal dari Skuadron 32 Malang (A-1330) dan 33 Makassar (A-1331). Pendaratan pesawat jenis kargo ini dimaksudkan untuk mengangkut 168 prajurit TNI ke Papua. Prajurit yang diberangkatkan merupakan pasukan Satgas Pamtas Penyangga (Mobile) Batalyon Infanteri (Yonif) Raider Khusus 114/Satria Musara. Dengan runway sepanjang 2.250 x 30 meter, bandara ini mampu melayani pendaratan pesawat dengan bobot mencapai 141.000 pounds, yaitu sekelas Boeing 737 classic dan C-130 Hercules. (AM)

Penumpang Tidur Nyenyak Selama Berlayar

*Pelayaran Calang-Sinabang Membutuhkan Waktu 14 Jam Penumpang yang pernah menyeberang dari Ulee Lheue, Banda Aceh menuju Balohan, Sabang, tentu mengenal Capt. Muhammad Noer. Dialah nahkoda KMP. BRR selama 12 tahun. Kini, ia diberi kepercayaan baru menahkodai KMP. Aceh Hebat 1. Calang, Aceh Jaya memiliki pesona keindahan alam yang luar biasa. Seperti terlihat di Pelabuhan Calang yang menjadi tempat Capt. M. Noer menyandarkan KMP. Aceh Hebat 1 yang kini telah tepat 100 hari berlayar menyusuri lautan barat Aceh. Sayup terdengar suara petugas pelabuhan menginformasikan kepada masyarakat bahwa KMP. Aceh Hebat 1 akan segera berlayar. Rampdoor diturunkan dan penumpang menaiki kapal ini seraya diikuti mobil pribadi, truk logistik, hingga petugas medis pembawa vaksin Covid-19 ke Pulau Simeulue. Capt. M. Noer bersyukur adanya kapal ini sangat membantu masyarakat kepulauan menuju Banda Aceh. “Jadinya masyarakat tidak menunggu-nunggu kapal yang akan ke Banda Aceh juga ke Simeulue. Sudah ada kepastian jadwal,” ucapnya. Pria asli Sabang ini bercerita bahwa ini kali pertama ia berlayar ke Pantai Barat-Selatan Aceh menahkodai kapal penyeberangan dengan jarak tempuh terjauh selama 14 jam lamanya, untuk kenyamanan penumpang KMP. Aceh Hebat 1 memiliki tempat tidur masing-masing. “Di tengah perjalanan, jika tiba-tiba ada badai, kita menghindar dari alun ombak besar. Sehingga kita berlayar zig zag mencari jalur yang aman. Alhamdulillah bisa kita atasi.” sambungnya. Secara rutin, pihaknya selalu berkoordinasi dengan Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Aceh guna memantau intensitas gelombang Pantai Barat Selatan Aceh. “Alam tak bisa kita lawan. Jika cuaca buruk dan ekstrem, kita tunda berlayar. Selama ini pernah dua kali kita tunda berlayar. Jadinya, kita selalu menginformasikan kepada penumpang baik di pelabuhan maupun media sosial.” Tonton Video Cerita Nahkoda KMP Aceh Hebat 1 Layari Calang-Sinabang https://www.youtube.com/watch?v=RIGG9cnPvqM Capt. M. Noer dan ABK merasakan kendala saat bersandar di Pelabuhan Calang. Walaupun karakteristiknya berupa teluk, tetapi alun lautnya membuat kapal sering berbenturan dengan fender di dermaga. Ia berharap, agar pemerintah menyiapkan pelabuhan lain yang lebih tenang dan tersedianya prasarana dan sarana pendukung sandaran kapal. Pada libur Idul Fitri 1442H lalu, Noer menceritakan adanya lonjakan penumpang yang menaiki KMP. Aceh Hebat 1. Rata-rata penumpang saat itu didominasi mahasiswa, pedagang, wisatawan, pekerja hingga sopir truk logistik yang ingin merayakan momen suci bersama keluarga. “Alhamdulillah tidak ada antrian baik kendaraan maupun orang, kita bisa maksimum mengangkut penumpang.” tambahnya. Saat ditanyai perbedaan teknologi dengan kapal lainnya, Noer menyebut kapal kebanggaan rakyat aceh ini dibuat dengan teknologi canggih terbaru menggunakan double engine mitsubishi yang mampu menghasilkan kecepatan tempuh maksimum 14,3 knot (sekitar 26,5 km/jam). Selain itu, dilengkapi dengan Automatic Identification Sysem (AIS) / Sistem Pelacakan Otomatis, memiliki dek Kendaraan dengan 2 lantai bersistem hidrolik, rampdoor depan dengan sistem teknologi bow visor dengan pintu hidrolik yang dapat terbuka 90  derajat untuk memberikan jarak pandang maksimum bagi nahkoda ketika sandar. Selain sebagai lintasan perintis sekaligus prioritas daerah, perannya membantu distribusi logistik maupun penyeberangan penumpang lebih cepat sampai ke Sinabang sangat dirasakan masyarakat. “Dari sektor bisnis menguntungkan pebisnis yang mengangkut hasil komiditi Simeulue diantaranya sektor perikanan dan perkebunan menuju Calang. Begitu pula sembako dari Calang menuju Sinabang.” Pada akhir wawancara di tengah laut Samudera Hindia, Capt. Noer menceritakan kerinduannya dengan keluarga, dengan menebar senyum penuh harap ia ingin sekali bisa segera dapat mengambil cuti dan menikmati liburan bersama keluarganya. “Ya kangenlah, sudah lama gak ketemu anak-anak dan istri,” pungkasnya. Terakhir ia berpesan kepada penumpang agar tetap menjaga kebersihan kapal ini.(Muarrief Rahmat) Download   

Bandara Rembele, Permudah Akses Menuju Dataran Tinggi Gayo

Ketersediaan layanan transportasi udara yang memadai mampu mendongkrak berbagai sektor kegiatan di daerah, baik pembangunan, pariwisata, bisnis, ataupun urusan kepemerintahan. Transportasi udara juga menjadi urat nadi perekonomian karena dapat mempermudah aksesibilitas sehingga kunjungan orang atau distribusi barang bisa berjalan dengan lancar. Di wilayah tengah Aceh, Bandara Rembele Bener Meriah menjadi salah satu pintu gerbang bagi pelaku perjalanan via udara. Bandara ini melayani penerbangan rutin setiap hari dengan rute Rembele – Kualanamu. Di masa pandemi sekalipun, bandara ini masih beroperasi dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat bagi pengguna jasa penerbangan. Namun, selama penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) aktivitas penerbangan komersial di bandara ini berhenti sementara. Pengembangan Bandara Rembele perlu dipacu guna mendukung tumbuhnya perekonomian di wilayah tersebut. Pelaksana Tugas (Plt.) Bupati Bener Meriah, Dailami kepada Aceh TRANSit, menyebutkan bahwa Bandara Rembele telah mempunyai masterplan pengembangan bandara yang disahkan oleh Menteri Perhubungan RI, Budi Karya Sumadi pada 4 Juni 2021 yang lalu. “Ini sebuah keberuntungan bagi Aceh dan khususnya masyarakat Bener Meriah, kita sangat mendukung pengembangan Bandara Rembele”, ungkapnya. Ditemui pada kesempatan yang sama, Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Rembele, Faisal, S.T., M.T., menyebutkan, peran Bandara Rembele cukup strategis bagi kemudahan aksesibilitas wilayah tengah Aceh. Hal ini dikarenakan lokasi bandara terletak pada posisi sentris yang menghubungkan seluruh wilayah Aceh. Secara geografis, Bandara Rembele berada di tengah-tengah Provinsi Aceh. Sebagaimana diketahui bentang jalur darat Banda Aceh ke batas perbatasan Tanah Karo Provinsi Sumatera Utara sepanjang 611 kilometer, dan bentang Aceh Utara ke pantai barat Meulaboh sepanjang kurang lebih 250 kilometer. “Benar-benar daerah ini bisa dikatakan sebagai simpul tengahnya ke berbagai jalur. Disisi lain, bandara ini juga berperan sebagai bandar udara mitigasi bencana di provinsi Aceh,” ungkap Faisal lebih lanjut. Faisal menambahkan, melalui masterplan yang telah disahkan, Bandara Rembele diproyeksikan menjadi bandara yang representatif bagi kemudahan aksesibilitas transportasi udara di wilayah tengah Aceh. Selain itu, diharapkan pula dapat mendukung Pemerintah daerah dalam menunjang perekonomian dan kepariwisataan. Salah satu pengembangan yang akan dilakukan adalah perpanjangan runway dari 2.250 x 30 meter menjadi 2.800 meter dan lebar 45 meter. Perpanjangan runway ini menurut Faisal untuk optimalisasi aksesibilitas transportasi udara sehingga ke depan mampu didarati oleh pesawat berbadan besar sekelas Boeing 737-800 dan sejenisnya. Selain itu, Faisal menyebutkan bahwa saat ini pihaknya sedang membangun terminal kargo untuk mendukung pengiriman barang atau produk hasil alam dataran tinggi Gayo Aceh. Pengiriman barang hasil perkebunan dengan kargo udara dianggap lebih mudah dan cepat. Apalagi komoditi alam yang ada di daerah ini merupakan produk ekspor seperti Kopi Gayo, Pisang Cavendish ,dan palawija lainnya. “Harapan saya dengan adanya terminal kargo ini diharapkan segera dapat didukung stakeholder terkait seperti kehadiran Kantor Bea dan Cukai dan Karantina”, pungkasnya. Sejak diresmikan oleh Presiden Jokowi pada Tahun 2016 lalu, Bandara Rembele rutin melayani  pendaratan pesawat ATR72 yang berkapasitas 72 penumpang. Secara teknis, dengan panjang runway mencapai 2.250 meter bandara ini mampu menampung pesawat terkritis (critical aircraft) dengan bobot mencapai 141.000 pounds, yaitu sekelas Boeing 737 classic atau C-130 Hercules. Oleh karena itu, pendaratan pesawat tipe C-130 Hercules pada Senin, 25 Juli 2021 yang lalu merupakan sejarah baru bagi bandara ini karena telah berhasil dilakukan proving flight oleh pesawat Hercules Long Body dari Skadron Udara 31. Seperti diketahui, pendaratan pesawat Hercules tipe C-130 di bandara ini untuk mendukung pemberangkatan 400-an pasukan Satgas Pamtas Penyangga (Mobile) Batalyon Infanteri (Yonif) Raider Khusus 114/Satria Musara ke Papua. (*)

Rooftop, Bersantai di Atas Lautan Luas

Langit berwarna biru cerah bermotifkan gumpalan awan keabu-abuan, gelombang laut berderetan mengikuti arah angin seraya menciptakan bulir kristal dari tempias sinar surya. Semilir angin menyeka ujung pakaian yang dikenakan sang penjelajah di atas kapal laut. Si penjelajah menjadikan Sabang, Pulau Banyak, dan Simeulue sebagai destinasi yang wajib dikunjungi pada kesempatan kali ini. Sebuah pulau yang eksotis nan indah di ujung Pulau Sumatera menjadi tempat wisata andalan, apalagi penikmat gunung dan pantai. Dari sebuah geladak atas kapal, kalau bahasa milenialnya disebut rooftop, menjadi tempat populer untuk menikmati sebuah pemandangan dari atas sebuah bangunan dengan sebagiannya saja yang tertutupi atap. Seperti momen menikmati panorama laut dengan semilir anginnya membawa aromanya segar yang bercampur bau garam yang sangat khas dari atas KMP. Aceh Hebat. Geladak atas KMP. Aceh Hebat yang didesain khusus dengan konstruksi terbuka yang terletak pada lantai atas kapal. Dari sini, penumpang kapal dapat menikmati riak gelombang dari putaran-putaran baling-baling yang menyeruak ke permukaan. Sekaligus, menyaksikan buritan kapal yang mulai menjauh dari daratan. Jajaran pepohonan hijau dan bukit barisan tampak indah tergambar dari geladak ini. Pantulan sinar matahari dengan tepisan angin sepoi menambah kehangatan pelayaran kala itu. Namun, jika hujan mengguyur sekaligus angin menerpa, bagian ini akan terkena tempias hujan. Para penumpang akan basah diterpa gerimis dan lantai tersapu air hujan. Namun, air hujan akan turun menuju ke dek bawah melalui saluran pembuang yang berada di empat titik. Ironinya, saat sampah dibuang dengan semena-mena tanpa rasa peka dan peduli, sampah pun akan ikut terseret ke saluran tersebut. Mungkin, kita sering kali menyepelekan sehelai sampah. Misalkan saja, puntung rokok yang dibuang sembarang, tergerus air hujan mengalir ke saluran. Dan apa yang akan terjadi? Sampah akan menyumbat saluran dan menyebabkan genangan air hujan yang turun deras menjadi lebih banyak dan meninggi. Demi kenyamanan bersama, sampah menjadi tanggung jawab kita bersama, satu sampah akan membawa malapetaka bagi kita juga. Bersama-sama kita menjaga kebersihan, membuang sampah pada tempatnya. Bersih tempat, nyaman beraktivitas. (Misqul Syakirah) Download 

Donor Darah Tahap Tiga, ASN Dishub Aceh Kumpulkan 53 Kantong Darah

53 kantong darah berhasil terkumpul dari ASN Dinas Perhubungan Aceh pada kegiatan donor darah yang diselenggarakan di Depo Trans Koetaradja, Senin, 2 Agustus 2021. Segenap pegawai Dinas Perhubungan Aceh tampak bersemangat mengikuti aksi kemanusiaan ini. Dengan harapan, darah yang terkumpulkan dapat membantu masyarakat yang membutuhkan darah. Drs. Bukhari, MM., staf Ahli Gubernur Aceh, bersama Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Aceh, Muhammad Iswanto turut hadir menyaksikan kegiatan yang diikuti oleh 119 pegawai Dishub Aceh ini. Donor darah telah menjadi agenda rutin Pemerintah Aceh dalam rangka memenuhi ketersediaan stok darah di PMI. Seperti diketahui, stok darah selama pandemi menurun cukup signifikan akibat kekhawatiran masyarakat terpapar virus corona saat melakukan donor darah. (AM)

ASN Cerdas Berbahasa Tangkas

Bahasa telah menjadi kebutuhan yang mutlak dalam kehidupan. Apa jadinya manusia tanpa bahasa? tanpa bahasa, kita akan sangat sulit menyampaikan informasi dan apa yang menjadi keinginan maupun harapannya. Apalagi, bahasa yang disampaikan harus mudah dipahami. Bahasa yang baik dan benar menunjukkan identitas suatu bangsa. Begitu pula pada tataran pemerintahan, informasi dan kebijakan yang disampaikan kepada masyarakat mudah dipahami dan tidak menimbulkan makna yang ambigu. Apalagi kebijakan yang dikeluarkan menjadi referensi yang akan menuai respon masyarakat. Guna mencapai kompetensi berbahasa yang ideal, Dinas Perhubungan Aceh menyelenggarakan Webinar yang bertemakan “ASN Dihub Terampil dan Carong : ASN Cerdas Berbahasa Tangkas” secara daring, Kamis, 29 Juli 2021. Kegiatan ini diisi oleh sang pemantik diskusi yang berkompeten di bidang bahasa yang telah menerbitkan beberapa buku karyanya. Hadir Herman R, S.Pd., M.Pd., dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) FKIP USK. “Senang membaca agar mengenal dunia, suka menulis agar dikenal dunia,” sebut Herman yang menjadi mottonya menulis. Herman menambahkan, bahasa yang digunakan dalam kepenulisan seperti surat menunjukkan identitas instansi. Ilmu kepenulisan Bahasa Indonesia yang ideal, kontekstual dan tangkas sesuai situasi dan kondisi harus menjadi suatu kompetensi bagi setiap Aparatur Sipil Negara (ASN). Mengapa demikian? Karena, ASN bertanggungjawab menyampaikan informasi yang benar dan akurat terkait kinerja pemerintahan sehingga masyarakat mengosumsi informasi yang benar adanya. “ASN yang cerdas harus berbahasa tangkas, berarti mengetahui kapan harus menggunakan bahasa yang baik dan benar. Bahasa yang disampaikan sesuai konteks, misalnya dalam penulisan surat dinas harus menggunakan bahasa formal yang baik dan benar,” jelas dosen yang pernah mengajar di Thailand ini. Bahasa merupakan cermin budaya. Karena dari sebuah tutur akan memberikan nilai karakteristik sebuah bangsa. Contohnya saja, ketika bangsa ini dianggap jam karet oleh bangsa luar. Ini karena dari penuturan bahasa kita, kita sering menyematkan janji dalam sebuah makna yang super luas. “Pajan tanyoe jak merumpok pak geuchik?” (Kapan kita bertemu dengan Kepala Desa?), jawab lainnya “Singoh beungoh” (Besok Pagi). Dalam konteks bahasa ini, Singoh Beungoh ini dapat berarti besok pagi, menjelang siang atau bahkan usai dhuhur, lebih bermakna luas yakni waktu yang fleksibel untuk satu harian. Namun, jika dalam bahasa Inggris, penempatan keterangan waktu sangatlah jelas. Misalnya, I buy the book today dengan kata I bought the book yesterday, menerangkan waktu hari ini dan kemarin secara tegas. Inilah yang dimaknai bahasa cermin budaya. Sebagai masyarakat dan ASN khususnya, berbahasa yang baik dan benar sesuai konteks akan mempermudah masyarakat menyerapkan informasi secara konkrit dan aktual, sehingga tidak menimbulkan respon yang provokit dalam penafsiran yang makna yang ambigu atau berbeda-beda. (MS)

Operator Kapal Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue Serahkan Bantuan CSR

Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue Banda Aceh merupakan satu-satunya akses penyeberangan menuju Sabang. Melalui pelabuhan ini pula ribuan orang setiap harinya hilir mudik dengan berbagai tujuan. Tingginya angka kunjungan orang di pelabuhan ini juga perlu dibarengi dengan peningkatan kualitas pelayanan dan kebersihan di area pelabuhan. Sehingga pengguna jasa merasa nyaman saat berada di pelabuhan. Guna mencapai hal tersebut, tiga operator kapal penyeberangan di Pelabuhan Ulee Lheue menyerahkan bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) kepada Dishub Aceh berupa perlengkapan kebersihan untuk dimanfaatkan di pelabuhan, Senin (26/07/2021). Selain itu, bantuan ini juga menyahuti instruksi Gubernur Aceh Nova Iriansyah pada saat meninjau pelabuhan beberapa waktu lalu. Sekdishub Aceh, T. Faisal, saat menerima bantuan CSR tersebut secara simbolis, mengapresiasi atas kepedulian operator kapal dalam menjaga kebersihan dan kenyamanan penumpang di pelabuhan. Ia menjelaskan bahwa kolaborasi antara pemerintah dan swasta akan memberikan dampak yang begitu positif bagi pelayanan transportasi. Ditemui Tim Aceh TRANSit saat penyerahan CSR, General Manager PT. ASDP Indonesia Ferry Banda Aceh, Syamsuddin menyebutkan, bantuan tersebut merupakan bagian dari partisipasi ASDP untuk menghadirkan kebersihan di Pelabuhan Ulee Lheue. “Kebersihan pelabuhan menjadi tanggung jawab kita bersama. Salah satu bentuk tanggung jawab kami adalah berupa bantuan beberapa peralatan kebersihan untuk pelabuhan,” ujarnya. Pada saat yang sama, Husin Bakri, selaku Kepala Operasional PT. Putra Maju Global Indonesia (MV. Putri Anggreni) mengungkapkan, pihaknya siap berkolaborasi untuk menciptakan pelabuhan yang nyaman dan bersih bagi masyarakat. Beberapa fasilitas kebersihan yang diberikan oleh operator kapal di antaranya, tong sampah 15 unit, kipas angin 2 unit, dan tangga alumunium 1 unit dari PT. ASDP Indonesia Ferry Banda Aceh, tong sampah double 3 unit, tong sampah stainless steel 4 unit dari PT. Pelayaran Sakti Inti Makmur (Express Bahari), tong sampah 4 unit dari PT. Putra Maju Global Indonesia (MV. Putri Anggreni). Kegiatan ini juga bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan pelabuhan, seperti membuang sampah pada tempatnya. Pada akhirnya, pelabuhan yang bersih juga akan menghadirkan kenyamanan bagi bersama. (AM)

Kisah Nur Laibah, Petugas Parkir Aceh Timur

Nur Laibah, ibu delapan orang anak ini merupakan salah satu juru parkir yang ada di pasar Idi Rayeuk, Kabupaten Aceh Timur. Profesi ini sudah ia lakoni sejak 10 tahun lalu. Setiap hari, ibu yang lebih akrab disapa “Kak Nur Parkir” ini berangkat dari rumahnya di Gampong Banda Alam sejak pukul 09.30 pagi. Ia menjalani pekerjaan ini hanya hingga pukul 17.00 sore. Setelahnya, ia menghabiskan waktu di rumah. Ceritanya, meski menjadi juru parkir, ia tetap menjalani tugasnya sebagai ibu bagi anak-anak. Bahkan, berkat perjuangannya sebagai seorang ibu, kini anak-anaknya sebagian sudah bekerja dan menikah. Saat ini, hanya anak terakhir yang masih menuntut ilmu pada salah satu dayah di Lhok Nibong. Kak Nur juga bercerita bahwa di antara jukir perempuan di pasar Idi Rayeuk ada yang dulunya merupakan korban konflik. Mereka berterima kasih diberi kesempatan untuk bekerja sebagai juru parkir di sini. Hal senada juga disampaikan oleh Kadishub Aceh Timur, Zulkifli yang ditemui Tim Aceh TRANSit secara terpisah. Ia menjelaskan, di antara jukir perempuan tersebut ada janda dan korban konflik yang saat ini menjadi tulang punggung keluarga. Pemberdayaan perempuan sebagai jukir sudah dilakukan Dishub Aceh Timur sejak tahun 2014. “Alasannya karena perempuan lebih tahan banting, ulet dalam bekerja, lalu pelayanannya juga lebih humanis,” sebutnya. Saat ini terdapat dua kawasan di Aceh Timur yang juru parkirnya didominasi oleh perempuan, yaitu Pasar Peureulak sebanyak 17 orang dan Pasar Idi Rayeuk sebanyak 16 orang. Profesi jukir memang lazimnya dilakoni oleh kaum lelaki. Namun, tidak menutup kemungkinan bagi kaum perempuan untuk ikut berperan agar tatanan lalu lintas kota menjadi lebih teratur. (AM)

Mendekati Idul Adha, KMP. Teluk Singkil Tambah Trip Pelayaran

Tepatnya pukul 17.00 WIB sebanyak 257 penumpang KMP. Teluk Singkil berangkat dari Pelabuhan Penyeberangan Labuhan Haji menuju Pelabuhan Penyeberangan Sinabang, Sabtu (17/07/2021). Kapal milik PT ASDP Indonesia Ferry ini juga membawa kendaraan golongan II sebanyak 24 unit, golongan IV penumpang sebanyak 8 unit, golongan IV barang sebanyak 5 unit, dan kendaraan golongan V sebanyak 5 unit. Meskipun tidak semua penumpang yang telah tiba di pelabuhan dapat menaiki kapal ini, pada Senin besok, pukul 17.00 WIB kapal akan kembali berlayar dari Labuhan Haji menuju Sinabang. Diimbau kepada setiap pengguna jasa penyeberangan untuk tetap mematuhi protokol kesehatan. Informasi yang diperoleh dari petugas ASDP Cabang Singkil, KMP. Teluk Singkil tiba dengan selamat di Sinabang pada Minggu pagi (18/07/2021) pukul 05.30 WIB.