Dishub

Libur Tahun Baru, Dishub Aceh Siapkan Strategi Pengendalian Transportasi

Lazimnya momen pergantian tahun dimanfaatkan oleh masyarakat untuk rehat sejenak dari aktivitas sehari-hari dengan berkunjung ke objek-objek wisata. Berkaca pada momen-momen libur akhir tahun sebelumnya, sebagian besar masyarakat, baik yang berasal dari Aceh maupun luar Aceh diperkirakan akan bergerak ke destinasi wisata favorit, Pulau Weh Sabang. Mengantisipasi meningkatnya arus pergerakan penumpang, Dishub Aceh telah menyiapkan skema pengaturan lalu lintas penumpang dan kendaraan di kawasan Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue. Dari data yang dihimpun oleh tim Aceh TransIt, pada akhir tahun lalu, puncak arus keberangkatan penumpang di Pelabuhan Ulee Lheue terjadi di penghujung bulan Desember dengan jumlah penumpang yang menyeberang ke Sabang adalah 1939 orang. Tercatat total sebanyak 26829 orang melancong ke pulau paling barat Indonesia itu selama periode libur akhir tahun 2022. Meskipun pergerakan penumpang pada libur akhir tahun 2023 ini diprediksi tidak akan melampaui jumlah penumpang pada periode libur Lebaran Idul Fitri dan Idul Adha, namun strategi pengendalian lalu lintas di pelabuhan tetap perlu dipersiapkan sedini mungkin. Kepala Bidang Pelayaran Dinas Perhubungan Aceh, Muhammad Al Qadri, menyebutkan bahwa yang paling utama adalah tetap memastikan keamanan dan keselamatan pelayaran. “Sudah kita informasikan kepada operator kapal dan juga seluruh stakeholder yang ada di Pelabuhan untuk bersinergi dan sigap dalam memberikan pelayanan terbaik selama periode libur akhir tahun ini. Operator juga dapat menambah frekuensi trip kapal sesuai dengan kebutuhan untuk mencegah penumpukan penumpang di pelabuhan, tentunya tetap dengan memperhatikan kondisi cuaca dan faktor-faktor keselamatan lainnya,” ujarnya. Pada kondisi peak season, termasuk libur tahun baru, frekuensi trip kapal biasanya mengalami penambahan. Jika pada kondisi normal biasanya kapal diberangkatkan 3 sampai dengan 4 trip, namun pada kondisi libur nasional bertambah menjadi 5 sampai 6 trip per hari. Guna memaksimalkan pelayanan bagi pengguna jasa pelabuhan, Dinas Perhubungan Aceh juga akan menyediakan posko pengamanan yang beroperasi selama 24 jam di sekitar pelabuhan Ulee Lheue. Petugas posko nantinya bertugas membantu dan mengarahkan antrian kendaraan yang masuk dan keluar pelabuhan agar tidak menimbulkan kemacetan. “Kita juga sudah siapkan alernatif-alternatif sirkulasi kendaraan dan penumpang di pelabuhan dengan menyesuaikan kondisi yang terjadi di lapangan nantinya,” tambah Al Qadri. Posko pengamanan direncanakan mulai beroperasi sejak 19 Desember 2023 hingga 3 Januari 2024 mendatang. Selain itu, jika memungkinkan akan dilaksanakan pula rapat koordinasi membahas persiapan akhir untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan penumpang di Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue bersama-sama dengan seluruh stakeholder terkait yang ada di pelabuhan. Seiring dengan kesiapan dari sisi prasarana, kesiapan sarana angkutan juga mendapat perhatian khusus dalam rangka memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat selama periode libur akhir tahun 2023 ini. Informasi yang didapatkan tim Aceh TransIt bahwa ramp check kapal penyeberangan telah selesai dilakukan oleh Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Kelas II Aceh. Menyusul moda laut, ramp check pada moda darat rencananya juga akan digelar pada pertengahan Desember mendatang. Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) Dinas Perhubungan Aceh yang diwakili oleh Kepala Seksi Sarana dan Angkutan, Renny Anggeraeni Robin, menyampaikan bahwa ada beberapa aspek yang harus diperiksa pada saat dilakukannya ramp check angkutan darat. “Kita periksa dari aspek administrasi, aspek teknis utama dan aspek teknis penunjang. Dari aspek administrasi misalnya kita lihat kelengkapan surat-surat kendaraannya, termasuk izin trayek, kartu muatan, SIM milik pengemudi, dan sebagainya. Sementara dari aspek teknis kita lihat kondisi kendaraan, seperti rem, ban, lampu-lampu penerangan, permesinan, semuanya itu harus berfungsi dan dalam kondisi laik jalan,” terang Renny.Inspeksi ramp check angkutan umum sangat penting karena merupakan salah satu cara untuk mengurangi risiko kecelakaan lalu lintas. Seperti dikutip dari Integrated Road Safety Management System (IRSMS) yang dirilis Ditlantas Polda Aceh, angka kecelakaan lalu lintas di Provinsi Aceh mengalami peningkatan sepanjang Agustus 2023 dengan jumlah korban meninggal dunia sebanyak 64 orang. Oleh karena itu, dengan memastikan kendaraan umum memenuhi standar keamanan dan keselamatan diharapkan angka kecelakaan tersebut dapat ditekan semaksimal mungkin. Sementara itu, sesuai prediksi dari BMKG, musim penghujan masih terus berlangsung sampai awal tahun 2024 nanti, hal ini berakibat pada potensi terjadinya bencana hidrometeorologi, terutama bencana banjir yang mungkin saja terjadi pada beberapa titik di wilayah lintas barat maupun lintas timur Aceh. Masyarakat yang akan melakukan perjalanan selama periode libur tahun baru diimbau untuk tetap berhati-hati dan mematuhi aturan lalu lintas yang berlaku, terutama bagi pengguna kendaraan pribadi. Jadi, bagi rakan moda yang akan berlibur, jangan lupa persiapkan perjalananmu sebaik mungkin dan tetap berhati-hati saat berkendara di jalan.(*) Versi cetak digital Tabloid Aceh TRANSit Edisi 15 dapat diakses di laman:

Shuttle Bus Trans Koetaradja, Dukungan Dishub untuk Kesuksesan PKA 8 & Roadshow KPK

November 2023 menjadi bulan sibuk bagi Provinsi Aceh. Terdapat dua agenda besar yang dilaksanakan secara hampir bersamaan, yaitu Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) ke-8 yang diselenggarakan oleh Pemerintah Aceh melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh dan Roadshow Bus KPK yang diinisiasi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia (KPK-RI). PKA merupakan agenda lima tahunan yang dimaksudkan untuk melestarikan nilai budaya, sejarah, dan adat istiadat yang dimiliki oleh bangsa Aceh. Melalui PKA, diharapkan generasi muda Aceh dapat mengenali adat, budaya, dan sejarah kemahsyuran Aceh masa lampau serta dapat mewarisi semangat dan moral yang diturunkan oleh generasi bangsa Aceh sebelumnya. Kegiatan ini berlangsung pada tanggal 4-12 November 2023, dengan pusat kegiatan di Taman Sulthanah Safiatuddin, Lampriet, serta lokasi tambahan di Lapangan Blang Padang, Museum Aceh, Pendopo Wali Nanggroe, Anjong Mon Mata, Taman Seni Budaya, Amel Hotel, Hermes Palace Hotel, Universitas Syiah Kuala dan UIN Ar-Raniry, Krueng Aceh, dan Krueng Lamnyong. Roadshow bus KPK adalah kegiatan edukasi yang dilaksanakan oleh KPK dengan tujuan untuk mengenalkan dan meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap nilai-nilai anti korupsi. Roadshow bus KPK tahun ini dilaksanakan melewati delapan kota (DKI Jakarta, Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Depok, Kota Bekasi, Kota Tangerang, Kabupaten Karawang, Kota Bandung) pada periode 7 Mei – 2 Juli 2023 lalu dan akan ke 6 Provinsi di Sumatera (Bengkulu, Jambi, Riau, Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Aceh) pada periode 31 Agustus – 12 November 2023. Di Aceh, kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 9-12 November 2023, dengan kegiatan berpusat di Balee Meuseuraya Aceh di kawasan Kota Baru, Banda Aceh. Beberapa kegiatan yang dilaksanakan adalah pertunjukan seni, permainan bertema antikorupsi, diskusi dan nonton bareng film antikorupsi, hingga peningkatan kapasitas antikorupsi untuk berbagai kalangan. Dengan adanya dua agenda besar di waktu yang bersamaan dan di tempat yang berdekatan, keinginan masyarakat Aceh untuk mengikuti kedua acara tersebut tergolong cukup tinggi. Hal ini terlihat dari penuhnya lokasi pelaksanaan PKA dan Roadshow Bus KPK serta meriahnya pembukaan dan penutupan kedua acara tersebut. Hal ini dapat dimaknai sebagai kembali bergairahnya antusias masyarakat selepas Pandemi COVID-19 yang membatasi pergerakan masyarakat. Dengan membludaknya pengunjung yang ingin ambil bagian di kedua perhelatan tersebut, dapat dipastikan terjadi pemusatan pergerakan, baik masyarakat maupun kendaraan, di sekitar lokasi acara. Kondisi ini tentu saja akan menimbulkan kemacetan yang parah apabila tidak ditanggulangi. Oleh sebab itu, Dinas Perhubungan Aceh kemudian menyiagakan 2 bus trans kutaraja yang dimaksudkan sebagai shuttle bus yang beroperasi di seputaran lokasi PKA dan Roadshow Bus KPK. Shuttle bus nanti akan menjemput pengunjung di lokasi parkir kendaraan, kemudian akan dibawa ke lokasi acara dengan bus tersebut. Kepala UPTD Angkutan Massal Trans Kutaraja, M. Hanung Kuncoro, menyebutkan bahwa kehadiran bus ini dimaksudkan untuk memudahkan masyarakat yang ingin berhadir ke lokasi PKA. “Fasilitas yang diberikan ini juga untuk menghindari kemacetan dan memberi kemudahan untuk pengunjung PKA,” katanya, Jumat (3/11). Diharapkan pengunjung dapat menaiki bus trans kutaraja agar dapat mengurangi kemacetan di sekitar lokasi, selain biaya perjalanan menggunakan Trans Kutaraja yang masih gratis. Rute yang dilalui oleh shuttle bus tersebut adalah Shelter Stadion Haji Dimurthala – RSUDZA – Masjid Oman Al Makmur – Taman Sulthanah Safiatuddin (Lokasi PKA) – Kantor Gubernur Aceh – Balee Meuseuraya Aceh (Lokasi Roadshow Bus KPK) – Shelter Stadion Haji Dimurthala. Shuttle Bus tersebut beroperasi dari jam 17.00 – 22.00 WIB selama pelaksanaan acara. Masyarakat yang ingin menaiki shuttle bus dapat menunggu pada titik-titik shelter yang telah disiapkan. Selain itu, shuttle bus tersebut juga terkoneksi dengan Koridor 1 Trans Kutaraja yang melayani rute Masjid Raya Baiturrahman – Darussalam, serta feeder 2 dengan rute Lampineung – Pango. Kehadiran shuttle bus ini rupanya mendapat sambutan yang baik dari masyarakat. Tercatat sebanyak 2.751 orang memilih menggunakan shuttle bus, dengan rata-rata 306 penumpang setiap harinya. Penumpang paling tinggi terlihat di 2 hari awal pelaksanaan PKA (4/11 dan 5/11), dengan masing-masing 485 penumpang dan 777 penumpang. Rahmat, salah satu pengunjung dari Sigli menyebutkan bahwa kehadiran shuttle bus sangat membantu ia dan keluarganya saat berkunjung ke PKA. “Alhamdulillah ada bus ini. Kami harus parkir lumayan jauh dari lokasi PKA karena banyaknya pengunjung. Dengan adanya bus ini, kami tak perlu berjalan jauh untuk lokasi PKA.” Dalam pelaksanaanya, ada beberapa saran dari pengunjung yang meminta agar operasional bus shuttle itu lebih lama, dikarenakan ada pengunjung yang berlama-lama menikmati anjungan kabupaten/kota di PKA. “ Ke depan, kalau event lagi macam ini sebaiknya operasionalnya sampai jam 11 malam, jadi lebih banyak masyarakat yang bisa menikmati layanannya.” saran seorang pengunjung yang tidak mau disebutkan namanya.(*) Versi cetak digital Tabloid Aceh TRANSit Edisi 15 dapat diakses di laman:

Meneropong Peluang Layanan Feeder Trans Koetaradja

Layanan Bus Trans Kutaraja telah melayani masyarakat maupun pengunjung kota Banda Aceh dan sebagian wilayah Aceh Besar selama 7 tahun. Berbagai inovasi, pengembangan dan pengingkatan layanan terus dilakukan untuk meberikan pelayanan terbaik kepada para penggunanya. Awal tahun 2023, Trans Kutaraja juga menambah beberapa rute feeder yang dilayani oleh bus berbadan sedang untuk memperluas area layanannya yang telah melayani rumah sakit, area perkantoran, kampus, sekolah dan gedung pemerintahan. Sebagai satu-satunya layanan angkutan perkotaan yang ada di ibukota provinsi terbarat Indonesia tersebut, Trans Kutaraja cukup diminati oleh masyarakat, terutama dikalangan pelajar dan mahasiswa dan sebagian masyarkat umum. Namun kehadiran Trans Kutaraja membawa dampak bagi penyedia jasa transportasi yang telah beroperasi sebelumnya, seperti labi-labi. Dengan armada yang modern, kapasitas yang lebih besar, dilengkapi air-conditioner, dan tidak berbayar, tentu Trans Kutaraja dapat dengan mudah memenangkan hati para penumpang dibandingkan dengan labi-labi yang armadanya sudah berusia puluhan tahun, tidak memiliki kepastian waktu layanan, berkapasitas kecil, tidak dilengkapi dengan AC, dan kurangnya standar keamanan saat beroperasi. Konflik sosial yang terjadi akibat modernisasi angkutan kota tidak hanya terjadi di Aceh, banyak kota di Indonesia yang mengalami permasalahan yang sama. Perkembangan zaman dan teknologi akan terus terjadi dan akan meninggalkan bagi yang tidak mampu beradaptasi. Namun dalam transportasi perkotaan sangat memungkinkan untuk menemukan titik equilibrium antara kepentingan modernisasi angkutan perkotaan dengan kebutuhan penghidupan bagi penyedia jasa angkutan perkotaan yang sebelumnya, karena keduanya mempunyai fungsi yang sama yaitu membantu pergerakan masyarakat dari tempat asal menuju ketempat tujuan. Pengintegrasian labi-labi ke layanan Trans Kutaraja sebagai feeder adalah salah satu solusi yang ditawarkan dalam mengakomodir kedua kepentingan di atas. Walaupun pada saat ini jumlah labi-labi yang beroperasi saat ini sangatlah minim. Jika melihat dari perspektif peluang, jumlah yang sedikit ini tentu lebih besar peluang berhasil karena armada yang diintegrasi nantinya akan mudah diatur dan dievaluasi, sekaligus menjadi pilot project untuk pengintegrasian kedepannya. Harus dipahami, pengintegrasian ini tidaklah glamor karena masih memanfaatkan armada yang ada. Walaupun tidak menutup kemungkinan bahwa penyedia jasa tersebut akan berinvestasi kedepannya agar menyediakan layanan feeder yang berkeselamatan, aman dan nyaman bagi para penggunanya. Dalam hal pengintegrasian rute, sebenarnya masih ada beberapa rute yang masih dilayani labi-labi sampai saat ini dan belum terjamah oleh layanan bus trans kutaraja. Hal ini menunjukkan bahwa labi-labi untuk dapat berperan sebagai feeder layanan Trans Kutaraja dengan tidak tumpang tindih pada rute yang dilayani. Peran labi-labi sebagai feeder dapat menjawab beberapa permasalahan terutama cakupan area layanan Trans Kutaraja yang masih terbatas. Labi-labi dapat dengan mudah menjangkau ke daerah yang berjalan yang kecil dan sempit yang tidak mungkin dilalui oleh bus berbadan besar maupun sedang, seperti permukiman dan perkampungan yang notabene memiliki trip generation yang tinggi. Hal ini dapat meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap layanan Trans Kutaraja, sehingga mendorong masyarakat untuk dapat menggunakan layanan ini secara maksimal. Pengintegrasian labi-labi dengan layanan Trans Kutaraja diharapkan dapat menjadi solusi untuk beberapa permasalahan sekaligus, yaitu keterbatasan kemampuan fiskal Pemerintah Aceh dalam perluasan cakupan area layanan Trans Kutaraja, keberlangsungan ekonomi bagi para penyedia jasa transportasi dan tuntutan masyarakat untuk layanan Trans Kutaraja yang mencakup daerah pemukiman.(*) Versi cetak digital Tabloid Aceh TRANSit Edisi 15 dapat diakses di laman:

Sinabang-Calang, Makin Diminati Pengendara

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki 17.508 pulau yang dihuni lebih dari 360 suku. Diantara belasan ribu pulau tersebut, hanya sekitar 6.000 pulau yang berpenghuni. Berada diantara dua samudera dan dua benua menjadikan wilayah perairan sebagai salah satu urat nadi perekenomian Indonesia.  Simeulue, berada di Samudera Hindia, terpisah 150 kilometer jauhnya dari tepi pantai barat Pulau Sumatera menjadikan akses utama ke daratan utama hanyalah melalui moda transportasi udara dan laut melalui penerbangan dan pelayaran perintis. Yang terakhir disebut benar-benar menjadi sarana transportasi krusial untuk arus barang dan penumpang ke wilayah Simeulue. Penyelenggaraan angkutan pelayaran perintis sendiri berdasarkan peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 6 Tahun 2016 tentang penyelenggaraan kegiatan pelayanan publik kapal perintis milik negara, adalah pelayanan angkutan di perairan pada trayek-trayek yang ditetapkan Pemerintah untuk melayani daerah atau wilayah yang belum atau tidak terlayani oleh angkutan di perairan karena belum memberikan manfaat secara komersial. Hadirnya pelayaran perintis utamanya untuk memberi pelayanan mobilitas penduduk kepulauan dan pemenuhan kebutuhan bahan pokok pada daerah yang terpencil, terdepan, terluar dan terisolir. Adalah KMP Aceh Hebat 1 yang kemudian menjadi andalan untuk berlayar di lintasan perintis Calang-Sinabang dengan jarak tempuh pelayaran sejauh 175 mil. KMP Aceh Hebat 1 melakukan pelayaran perdananya pada 9 Maret 2021 pada pukul 17.30 WIB, setelah melalui proses panjang hingga penerbitan keputusan Kementerian Perhubungan RI tentang penetapan operator angkutan penyeberangan perintis yang dibiayai melalui APBN. Tentunya, pelayaran perdana hari ini tidak luput dari campur tangan Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) yang telah melakukan penilaian terkait Sistem Manajemen Keselamatan pada kapal yang dibuktikan dengan terbitnya Safety Manajement Certificate (SMC) yang merupakan prasyarat terakhir sebelum kapal dapat beroperasi. Namun, berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 26 Tahun 2012 Pasal 14 ayat 2 poin e bahwa Kegiatan pelayanan Angkutan Penyeberangan perintis ditentukan berdasarkan kriteria faktor muatan rata-rata kapal kurang dari 60% (enam puluh per seratus) per tahun. Pada September 2022, berdasarkan surat Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan yang berdasarkan Hasil Evaluasi lintas Perintis tahun 2022, load factor penumpang kapal angkutan penyeberangan KMP Aceh Hebat 1 lintasan Calang-Sinabang adalah sebesar 81,70% dan load factor kendaraan sebesar 66,08%, sehingga tidak lagi memenuhi kriteria keperintisan sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 60 Tahun 2021 tentang perubahan kedua PM 104 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Angkutan Penyeberangan. Oleh sebab itu, berdasarkan hasil evaluasi KMP Aceh Hebat 1 lintasan Calang-Sinabang tidak dapat diberikan subsidi Angkutan Penyeberangan Perintis untuk bulan Oktober s.d Desember 2022 dikarenakan load factor demand pada lintasan tersebut di atas 60%. Dengan telah berubahnya status lintasan penyeberangan Calang-Sinabang dari lintasan perintis menjadi lintasan komersil berdasarkan data fakta di lapangan, baik Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah tidak memiliki dasar hukum untuk dilakukan pemberian subsidi pada lintasan penyeberangan tersebut. Lantas bagaimana efeknya pada masyarakat yang menggantungkan rezeki melalui jalannya lalu lintas di jalur ini? Di periode awal penghapusan subsidi pada lintasan penyeberangan Calang-Sinabang, hal yang pertama terasa tentu saja kenaikan tarif pada pelayaran lintasan ini. Suara-suara keberatan masyarakat bermunculan di media sosial. Bisa jadi, ini juga dikarenakan naiknya tarif berimbas langsung pada kenaikan harga barang kebutuhan sehari-hari yang terpaksa ikut-ikutan beradaptasi. Namun, menilik dari data penumpang KMP Aceh Hebat 1, load factor penumpang sepanjang triwulan pertama 2023 rata-rata mencapai angka 80% dengan jumlah penumpang tertinggi pada bulan Januari. Dari data, sepertinya faktor “kebutuhan” menang telak dibanding faktor “kemahalan”. Masyarakat amat membutuhkan jasa pelayaran lintasan Calang-Sinabang sehingga meskipun tarif jasanya naik, masyarakat tetap menggunakan jasa pelayaran KMP Aceh Hebat 1. Selain itu, boleh jadi faktor belum adanya pilihan lain yang available juga turut andil. Menurut Al Qadri, Kepala Bidang Pelayaran pada Dinas Perhubungan Aceh, alternatif yang dapat dilakukan Pemerintah Aceh adalah mengusulkan lintasan penyeberangan perintis baru, dengan pertimbangan Pulau Simeulue sebagai salah satu daerah 3TP (Tertinggal, Terpencil, Terluar dan Perbatasan) sehingga tetap harus ada lintasan perintis untuk memberikan pilihan kepada masyarakat yang tidak mampu. Lintas penyeberangan baru yang diusulkan oleh Pemerintah Aceh untuk menjadi lintas penyeberangan perintis adalah lintas penyeberangan Pulau Banyak–Sinabang dengan jarak 70 mil laut.(*) Versi cetak digital dapat diakses dilaman:

Enggan Pulang Sebelum Pemudik Pulang

Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue merupakan gerbang utama yang dilalui pemudik dari dan menuju Sabang. Data pergerakan penumpang dari Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue – Sabang pada saat musim mudik lebaran tahun 2023 mencapai 28.257 penumpang dan Sabang – Pelabuhan Ulee Lheue mencapai 28.142. Selain aktivitas dari dan menuju Sabang, Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue juga melayani aktivitas pelayaran dari dan menuju Pulo Aceh. Padatnya jumlah penumpang pada musim mudik 2023 membuat Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue dipadati bukan hanya penumpang saja namun juga para pengantar-jemput penumpang, belum lagi ditambah dengan beberapa orang yang datang hanya sekedar duduk untuk berwisata dan berisitirahat sejenak di pinggir pelabuhan. Kenaikan jumlah orang yang berlalu-lalang pada musim mudik lebaran tahun 2023 di Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue mendorong Dinas Perhubungan Aceh melakukan penambahan personil dalam memberikan pelayanan terbaik bagi pengguna jasa Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue, personil tambahan yang dikerahkan pada peak season tersebut salah satunya adalah relawan yang berasal dari Pramuka. Kedatangan relawan pramuka ini merupakan kali ke dua setelah pertama kalinya mereka membantu aktivitas pelayanan musim mudik di Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue pada tahun 2022. Amirul Ahsyani, salah satu relawan di Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue pada musim mudik lebaran tahun 2023 ini diamanahi sebagai Komandan Tim (Dantim) Pramuka Peduli Kwarcab Banda Aceh. Mahasiswa Politeknik Aceh jurusan Teknologi Informasi ini, sudah aktif di organisasi kepramukaan semenjak duduk di bangku kelas 2 SMA, tepatnya pada tahun 2017. Kecintaannya terhadap pramuka tumbuh karena motivasinya yang ingin menambah wawasan pengetahuan dan keterampilan, mendapatkan pengalaman yang banyak, melatih kedisiplinan, dan dapat melakukan misi kemanusiaan melalui Pramuka Peduli. Kegiatan kepramukaan yang diikuti Amirul bukan hanya di Aceh saja namun juga kegiatan skala nasional salah satunya pada kegiatan Pramuka yang diadakan di Bangka Belitung dan mendapatkan medali tanda ikut serta kegiatan (tiska). Sosok Dantim Pramuka Peduli Kwarcab Banda Aceh ini juga pernah mendapatkan penghargaan berupa penghargaan Bintang Tahunan yang diselenggarakan oleh Kwartir Nasional (Kwarnas) yang didapatkan karena jerih payah dan kepeduliannya dalam misi kemanusiaan, ia mendapatkan sertifikat dan medali penghargaan pada tahun 2023 setelah mengikuti kegiatan siaga lebaran tahun 2022.  “Saya ingin membantu masyarakat dan dapat meningkatkan kualitas hidup”, jawaban yang diungkapkan Amirul ketika ditanya motivasi yang mendasarinya menjadi relawan dan misi kemanusiaan lainnya. Ia juga mengaku mendapatkan banyak pengalaman selama menjadi relawan pada musim mudik lebaran tahun 2023 di Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue. Amirul mengungkapkan keseruan selama menjadi relawan di antaranya adalah dapat membantu orang banyak, bisa melakukan yang terbaik bagi masyarakat, berkenalan dan membangun relasi dengan berbagai pihak terlebih Dinas Perhubungan Aceh. Amirul mengaku malah enggan pulang sebelum kegiatan selesai, ”Pokoknya anti pulang kerumah kak hahaha, udah seru kegiatannya jadi gak pulang-pulang” ujar Amirul dengan ceria mengenang betapa serunya pengalamannya selama menjadi relawan. Amirul mengaku aktivitas relawan yang ia lakukan tahun ini berbeda dengan tahun kemarin. Di tahun 2022, tugasnya menjadi relawan lebih kepada misi kemanusiaan seperti membantu orang tua yang kesusahan dalam berjalan, mengangkat pengguna kursi roda, membantu disabilitas, orang yang sakit dan orang yang membutuhkan bantuan. Tahun ini kegiatan relawan, khususnya relawan laki-laki lebih fokus kepada menjaga kemanan dan penertiban kendaraan terutama kendaraan roda empat. Sedangkan relawan perempuan tahun ini fokus kepada membantu misi kemanusian. Selama menjadi relawan, Amirul menuturkan hal yang tidak bisa dilupakan adalah pada saat relawan meminta izin pulang ke daerah masing-masing kepada seluruh stakeholder yang terlibat dalam aktivitas pelayanan di Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue seperti Dinas Perhubungan Aceh, ASDP, awak kapal, dan seluruh anggota yang bertugas bersama-sama siang dan malam dalam mendukung kelancaran mudik lebaran 2023. Amirul merasa saat menjadi relawan banyak dibimbing dan dibantu oleh keluarga besar Dinas Perhubungan Aceh. Ketika ditanya mengenai harapannya kedepan terkait dengan Pemerintah Aceh dan masyarakat Aceh secara umum, Amirul menjawab, “Semoga kedepannya Pemerintah Aceh dapat memaksimalkan dan mengoptimalkan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di Aceh terutama organisasi-organisasi seperti Pramuka. Untuk masyarakat, jadilah masyarakat yg cerdas dan kreatif”.(*) Versi cetak digital dapat diakses dilaman:

Panorama Menggamat yang Memikat

Barangkali kita pernah bertanya, apakah masih ada daerah di Aceh yang belum bisa diakses dan ditempuh melalui jalur darat? Maka jawabannya ada. Salah satunya adalah Gampong Alue Keujruen, terletak di Kecamatan Kluet Tengah, Aceh Selatan. Jika menempuh rute titik perjalanan dari pusat ibukota provinsi, menuju ke Alue Keujruen dapat ditempuh melalui jalur pantai Barat-Selatan Aceh melewati pegunungan dan perbukitan. Jalanan yang berkelok ini amatlah terasa saat di kawasan Kabupaten Aceh Jaya, tiga gunung akan kita lewati, mulai dari gunung Kulu, gunung Geurutee, dan gunung Paro. Meskipun demikian, pesona pemandangan di sebelah kirinya menyuguhkan panorama alam membentang luas dan berhadapan langsung dengan Samudera Hindia. Kami berangkat dari Banda Aceh sekitar pukul 10.00 WIB dan tiba di Tapaktuan, ibukotanya Aceh Selatan sore harinya. Perjalanan ini juga melewati gunung Trans terletak di Nagan Raya yang di pinggir jalannya dipenuhi perkebunan sawit. Keesokan paginya, barulah kami menuju ke Kecamatan Kluet Selatan yang jaraknya sekitar 27,3 km dari kota Tapaktuan. Jika Tapaktuan merupakan wilayah pesisir pantai, Kluet Tengah terletak di kawasan hutan yang masih alami. Di ruang kerjanya, Camat Kluet Tengah, Mukhlis Anwar menerima kedatangan kami dengan penuh hangat dan tangan terbuka. Darinya kami memperoleh informasi bahwa Gampong Alue Tengah didiami masyarakat yang sehari-harinya menggunakan boat mesin untuk menuju kota kecamatan. Keperluan mereka beragam, mulai dari membeli sembako atau membawa hasil alam untuk dijual kembali. Ada juga yang menjenguk anaknya yang menempuh pendidikan jenjang SMA di pusat kecamatan. Mukhlis menyebut, di Gampong Alue Keujruen, hanya ada jenjang SD dan SMP, sementara SMA terletak di Kluet Tengah. Sebelum menuju dermaga rakyat, pemandangan areal persawahan menghampiri kami baik dari sisi kanan maupun kiri. Hijaunya dedaunan dan aroma padi yang akan berbuah, menambah kesyahduan suasana alam Kluet Tengah. Bila ingin menuju Gampong Alue Keujruen yang dihuni sekitar 68 kepala keluarga ini, kita akan menempuh jarak sekitar 22 kilometer dari dermaga rakyat Menggamat dan akan menghabiskan waktu selama 2 jam perjalanan menggunakan sampan mesin. Pemandangan alam yang luar biasa akan kita dapati saat menjajal sungai yang diapit oleh pegunungan di kaki gunung Leuser yang menghadirkan beragam keunikan dan destinasi ekowisata baik camping, tracking, memancing, hiking, arung jeram kuliner ikan kerling, lokasi penelitian, pengabdian masyararkat, serta sangat cocok jadi kawasan konservasi edukasi. Potensi ini sangat cocok jika ditangani dengan serius oleh berbagai pihak. Selama ini, angkutan sungai ini kebanyakan hanya digunakan untuk angkutan umum masyarakat. Oleh karenanya, dengan beragam potensi alam dapat dijadikan pemasukan bagi masyarakat sekitar dengan dijadikannya aliran sunggai ini sebagai destinasi unggulan tidak hanya bagi masyarakat Aceh Selatan, namun bagi Aceh utamanya. Sebab, angkutan sungai selama ini dari hasil liputan Aceh TRANSit sudah sangat layak melayari aliran sungai. Bahkan pengemudi angkutan sungai ini sudah berpengalaman, mereka menggantungkan hidupnya pada aktivitas sungai ini.(*) Versi cetak digital dapat diakses dilaman:

Taman Konservasi dan Ekowisata Pasi Weung Pulo Breueh

Hampir beberapa pantai yang ada di Aceh terutama pantai-pantai di Aceh Besar bisa ditemukan habitat penyu Belimbing.  Terutama pantai pantai yang ada di pesisir pulau Aceh. Penyu Belimbing adalah sejenis penyu raksasa dan satu-satunya jenis dari suku Dermochelyidae yang masih hidup. Penyu ini merupakan penyu terbesar di dunia dan merupakan reptil keempat terbesar di dunia setelah tiga jenis buaya. Penyu belimbing dikenal oleh beberapa masyarakat dengan sebutan penyu raksasa, kantong atau mabo. Nama umumnya dalam bahasa inggris adalah leatherback sea turtle. Penyu jenis ini bisa mudah diidentifikasi dari karapaksnya yang berbentuk seperti garis-garis pada buah belimbing. Karapaks ini tidak ditutupi oleh tulang, tetapi hanya ditutupi oleh kulit dan daging berminyak. Bentuk kepala dari penyu belimbing kecil, bulat dan tanpa adanya sisik-sisik seperti halnya penyu yang lain. Mempunyai paruh yang lemah, tetapi berbentuk tajam, tidak punya permukaan penghancur atau pelumat makanan. Bentuk tubuh penyu jantan dewasa lebih pipih dibandingkan dengan penyu betina, plastron mempunyai cekungan ke dalam, pinggul menyempit dan corseletnya tidak sedalam pada penyu betina. Warna karapas penyu dewasa kehitam-hitaman atau coklat tua. Di bagian atas dengan bercak-bercak putih dan putih dengan bercak hitam di bagian bawah. Berat penyu ini dapat mencapai 700 kg dengan panjang dari ujung ekor sampai moncongnya bisa mencapai lebih dari 305 cm. Penyu ini bergerak sangat lambat di daratan kering, tetapi ketika berenang merupakan reptil tercepat di dunia dengan kecepatan mencapai 35 km perjam. Makanan utama hewan ini adalah ubur-ubur. Penyu belimbing selalu bermigrasi dari pantai satu ke pantai yang lain untuk mencari sarang. Masa migrasi hewan ini antara 2 – 3 tahun dengan istirahat antara 9 – 10 hari. Jumlah sarang yang dibuat setiap musim mencapai 6 sarang. Telur yang dihasilkan antara 80 – 100 butir. Dalam perjalanan hidupnya, hanya sedikit anak penyu yang bisa bertahan sampai dewasa karena banyaknya bahaya di laut bagi bayi penyu yang baru menetas. Penyu ini sekarang menjadi sangat langka. Di Indonesia, penyu ini merupakan hewan yang dilindungi atau tidak boleh diburu sejak tahun 1987 berdasarkan keputusan Menteri Pertanian No. 327/Kpts/Um/5/1978. Sebagai satwa langka dan dilindungi. Sejumlah perangkat desa di Pulo Aceh sepakat membangun fasilitas Taman  Konservasi dan Ekowisata Penyu Belimbing di Pantai Pasie Weung, Pulo Breueh, Kecamatan Pulo Aceh, Kabupaten Aceh Besar.(*) Versi cetak digital dapat diakses dilaman:

Jalur Alternatif: Siap Siaga Tanggap Darurat Bencana

Imbas dari tingginya curah hujan yang berlangsung hingga berhari-hari sejak akhir 2022 lalu mengakibatkan bencana seperti banjir, angin kencang, hingga tanah longsor yang melanda di beberapa wilayah di Tanah Rencong. Tak sedikit dari bencana tersebut menimbulkan kerugian materi dan korban jiwa serta memutus akses ke daerah terdampak. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Aceh melalui rilisnya pada akhir 2022 lalu telah memprakirakan bahwa cuaca buruk akan terjadi di sejumlah wilayah di Aceh. Cuaca buruk diprediksi akan berlangsung sampai akhir tahun bahkan hingga pertengahan tahun 2023. Prakiraan tersebut nyatanya benar terjadi, berminggu-minggu lamanya banyak wilayah didera hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi bahkan berlangsung sepanjang hari. Situasi ini mengakibatkan beberapa wilayah di Aceh mengalami cuaca buruk dengan jenis dan intensitas berbeda. Seperti di sepanjang garis pantai barat Aceh mengalami gelombang pasang tinggi dan banjir rob (pasang air laut) di beberapa titik jalan utama di lintas barat Aceh tersebut. Hal serupa, terjadi di lintas timur dan tengah Aceh, akibat dari hujan disertai angin kencang selama berhari-hari mengakibatkan terjadinya banjir dan tanah longsor di beberapa wilayah. Tak sedikit diantaranya juga menimbulkan tanah longsor di jalan-jalan utama maupun jalan lintas. Salah satu yang ramai diberitakan adalah terputusnya akses jalan utama Banda Aceh – Medan tepatnya di KM 81 Gampong Simpang Beutong, Kecamatan Muara Tiga, Pidie yang terjadi pada akhir Januari lalu.  Terputusnya jalan diakibatkan oleh curah hujan yang tinggi hingga mengakibatkan jalan longsor dan hampir terputus total. Kondisi ini mengakibatkan terjadinya penumpukan kendaraan yang akan melewati titik lokasi longsor. Ratusan kendaraan tertahan karena hampir seluruh badan jalan terkena longsor. Pemerintah daerah dan aparat terkait bergerak cepat mendatangi lokasi longsor dan membuat jalur darurat di sekitar lokasi menggunakan beberapa alat berat agar dapat dilalui oleh kendaraan jenis kecil seperti sepeda motor dan mobil pribadi. Selain longsor di wilayah Muara Tiga, kejadian serupa juga terdapat di wilayah lain seperti tanjakan Enang-Enang di lintas Bireuen – Aceh Tengah, lintas Isaq – Lokop hingga Rikit Gaib di Kabupaten Gayo Lues. Terdapat beberapa titik ruas jalan yang mengalami pergeseran tanah / longsor dengan intensitas ringan hingga berat yang menghambat akses dan mobilisasi masyarakat di daerah tersebut. Putusnya ruas jalan lintas utama di beberapa titik mau tidak mau membuat masyarakat harus mencari rute alternatif. Hal ini tentu membuat kesiapan infrastruktur jalan alternatif harus dalam keadaan siap siaga. Beberapa jalan alternatif berdasarkan pantauan Tim Aceh TRANSit pasca tanggap darurat, ruas jalan lintas Laweung – Krueng Raya mengalami peningkatan intensitas kendaraan yang melintas, hal serupa juga dijumpai pada ruas jalan alternatif di lintas Beutong Aceh Tengah -Jeuram Nagan Raya. Kendati demikian, kedua ruas tersebut tidak dalam kondisi mantap seratus persen. Di beberapa titik terdapat jalan berlubang, bergelombang, dan longsor walau dalam skala kecil. Tidak adanya pilihan lain selain melintasi kedua ruas ini bila ruas jalan utama terputus seperti beberapa waktu lalu. Pertimbangan waktu tempuh menjadi alasan utama banyaknya pengendara yang beralih ke jalan alternatif, karena apabila tetap melewati ruas utama mereka dapat tertahan berjam-jam hanya untuk bergiliran melintas di titik longsor yang hanya dapat dilalui satu-persatu kendaraan menggunakan sistem buka-tutup jalan. Perbaikan ruas jalan alternatif dan utama tentu menjadi solusi paling memungkinkan saat ini, mengingat cuaca tak menentu yang bisa saja mengakibatkan kejadian serupa terulang di kemudian hari. Selain itu, penanganan tanggap darurat yang cepat tentu dapat meminimalisir tersendatnya arus lalu lintas dan dapat segera mengurai kemacetan di sepanjang titik bencana. Kesiapsiagaan jalan alternatif tersebut juga diharapkan dapat menjadi akses mitigasi bencana serta memastikan kelancaran distribusi bantuan tanggap darurat bencana dan keberlangsungan pertukaran komoditas antar daerah. Versi cetak digital dapat diakses dilaman:

KM Banawa Nusantara 26, Penyambung Harapan Bagi Warga Siumat

Pulau Siumat merupakan salah satu pulau terluar yang berada di bawah kewenangan administrasi Pemerintah Kabupaten Simeulue. Secara geografis, pulau ini berlokasi di Kecamatan Simeulue Timur, Kabupaten Simeulue, Provinsi Aceh. Bila ingin bepergian ke pulau Simeulue, masyarakat Pulau Siumat harus menyeberang dengan menyewa perahu motor. Penyeberangan yang menempuh waktu sekitar 2 jam itu bergerak dari Pulau Siumat, dan bersandar di dermaga pelabuhan lama. Akan tetapi, layanan angkutan laut ke Pulau Siumat belum beroperasi secara maksimal karena jadwal operasional kapal tidak pasti. Sehingga menyusahkan masyarakat yang hendak menggunakan jasa angkutan kapal perahu motor tersebut. Barulah pada tahun 2019, Pemerintah Kabupaten Simeulue menerima bantuan kapal kayu dari Pemerintah Pusat yang diberi nama kapal KM Banawa Nusantara 26. Kapal kayu yang menghubungkan antar pulau itu berbobot 35 GT (Gross Tonage) dan mampu mengangkut sebanyak 30 penumpang sekali berlayar. Selain itu, kapal bermesin tunggal yang dikelola oleh Dinas Perhubungan Simeulue itu juga diawaki oleh 3 ABK (anak buah kapal). Semenjak beroperasinya KM Banawa Nusantara 26, masyarakat Pulau Siumat bisa memanfaatkan layanan kapal kayu tersebut secara maksimal. Seperti para petani yang memasarkan hasil alam dan kebun mereka ke pusat ibukota Sinabang, atau bagi para nelayan dengan hasil perikanan mereka. Operasional kapal ini penting karena Pulau Siumat memiliki potensi alam di bidang pertanian serta perkebunan. Komoditi terbesar yang dihasilkan pulau ini adalah cengkeh, kakao, kopi dan juga karet. Di samping itu, sektor kelautan juga menjadi salah satu andalan bagi penduduk Pulau Siumat sebagai mata pencaharian utama. Sebagian besar penduduk Pulau Siumat berprofesi sebagai nelayan dan ada pula yang merangkap menjadi petani. Di samping memudahkan perjalanan masyarakat Pulau Siumat, KM Banawa Nusantara 26 juga sering digunakan oleh masyarakat yang ingin berobat ke rumah sakit di Sinabang. Pemanfaatan kapal kayu ini untuk berobat ke Sinabang berlangsung setidaknya hingga sebelum adanya kapal ambulans laut pada 23 September 2022. Pada tanggal tersebut, Pemerintah Kabupaten Simeulue meresmikan operasional speed boat yang difungsikan sebagai ambulans laut bagi masyarakat Pulau Siumat. Fungsi KM Banawa Nusantara 26 tidak hanya untuk masyarakat Pulau Siumat saja, keberadaan kapal ini juga bisa mengundang wisatawan yang ingin berkunjung ke pulau terluar di Simeulue tersebut. Kearifan penduduk lokal terhadap wisatawan yang datang juga menjadi nilai tambah bagi kemajuan sektor pariwisata. Pulau Siumat menyimpan banyak sekali potensi wisata seperti pantai-pantai cantik di sejumlah sudut pulau. Pantai Pulau Siumat memberi pesona tersendiri yang jarang ditemukan di pulau lain, seperti hamparan pasir putih, alam bawah laut, dan lautan nan biru. Pantai-pantai di Pulau Siumat sebagian besarnya didominasi oleh pantai karang yang menakjubkan. Di samping itu, di beberapa juga ada tebing-tebing karang yang menjulang tinggi. Di Pulau Siumat sering dijumpai ombak yang cukup tinggi karena pulau ini berada paling depan dan terluar di antara pulau-pulau kecil lainnya di Simeulue. Namun, di sejumlah tempat masih ada pantai dengan ombak cukup tenang, yaitu di wilayah selatan yang dekat dengan pemukiman warga. Para wisatawan baik lokal maupun mancanegara tentu bisa menjadi target dari berjuta potensi wisata bahari yang tersimpan di Pulau Siumat bila potensi pariwisata bisa dikelola dengan baik. Semoga dengan adanya KM Banawa Nusantara 26 ini menjadi pendongkrak, tidak hanya perekonomian masyarakat setempat, akan tetapi juga bagi kunjungan pariwisata di surga tersembunyi di Pulau Siumat tersebut.(*) Versi cetak digital dapat diakses dilaman:

Primadona Baru di Jantong Hatee Rakjat Atjeh

Pada akhir tahun 2022 lalu, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Syiah Kuala (USK) melakukan advokasi dengan pemerintah Aceh secara langsung guna mengatasi masalah yang dihadapi para mahasiswa Unsyiah selama ini. Masalah yang dialami mahasiswa selama ini terkait dengan masalah transportasi, terutama tidak adanya transportasi dalam kampus. Bagi mahasiswa kebutuhan angkutan massal memiliki peran yang sangat penting yang akan menunjang kegiatan akademisi di seputaran kampus, terutama bagi mahasiswa yang tidak mempunyai kendaraan pribadi. Menindaklanjuti kebutuhan di daerah kawasan kampus, Pemerintah Aceh menyambut antusias dengan program “Trans Campus”. Dalam program ini, melalui UPTD Angkutan Massal Perkotaan Trans Kutaraja mengerahkan armada baru khusus sebagai feeder untuk melayani Kawasan Kampus Darussalam. Rabu, 18 Januari 2023 di Shelter Trans Koetaradja Gelanggang Unsyiah bersama dengan Pihak Universitas Syiah Kuala (USK) dan Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-raniry telah diselenggarakannya Lauching Trans Campus dan 7 armada baru Trans Koetaradja. Tujuan diadakannya bus kampus di antaranya adalah untuk memfasilitasi mahasiswa, menghindari kemacetan, juga memberikan kenyamanan dan keselamatan dibandingkan dengan berkendara sendiri. Selain itu. Berkurangnya kendaraan pribadi di lingkungan kampus dengan adanya fasilitas bus kampus akan berdampak pada berkurangnya polusi udara dan polusi suara dari kebisingan deru kendaraan yang berpengaruh pada kualitas kesehatan. Selain melayani kawasan kampus, feeder 1 (Darussalam) yang lebih dikenal dengan sebutan Trans Campus ini juga terkoneksi dengan koridor utama yaitu koridor 1 (Pusat Kota – Darussalam). Sehingga memudahkan mahasiswa mengakses pusat kota. Bus ini merupakan armada baru dengan desain yang lebih modern dan canggih, sehingga menciptakan rasa aman dan nyaman saat menggunakan Trans Koetaradja Armada baru ini memiliki sistem yang lebih ramah lingkungan dengan penggunaan mesin Euro 4 yang diklaim lebih efisien BBM dan jauh lebih bertenaga. Mesin ini juga dirancang khusus dengan tingkat emisi yang rendah, sehingga sangat cocok dengan gaung Aceh Green. Bus ini juga mendukung transportasi yang ramah disabilitas yang dilengkapi dengan ramp dibagian pintu belakang bus. Bus ini juga dilengkapi kamera canggih yang berfungsi untuk mengawasi keadaan dalam bus, menghitung jumlah penumpang dan sebagai alarm peringatan jika kecepatan bus lebih tinggi atau mengebut. Bagian interiornya juga lebih modern yang dapat memanjakan pelanggan setia Trans Koetaradja. Hal ini tentu akan meningkatkan kenyamanan menggunakan bus biru ini. Ada dua bus yang akan beroperasi mulai pagi hingga sore di Kawasan dalam kampus. Bus ini memiliki tampilan yang modern dan canggih, bahkan juga ramah terhadap disabilitas. Mobilitas yang cepat dan andal menjadi harapan setiap mahasiswa agar aktivitas transfer ilmu berjalan tepat waktu dan tepat sasaran. Sejak awal peluncuran bus Trans Campus ini sudah banyak diminati oleh mahasiswa, ini terbukti dengan naiknya jumpah penumpang di setiap harinya semenjak peluncurannya. Jumlah penumpang Trans Campus ini setiap harinya sangat bervariasi, tergantung dengan kondisi tiap harinya. Dari pertama peluncuran Trans Campus pada tanggal 18 Januari 2023, secara kumulatif, jumlah penumpang Trans Campus selama bulan Januari – April 2023 mencapai 23.843 orang, dengan load factor sebesar 28%. Secara rinci, jumlah penumpang pada bulan pertama semenjak peluncuran Trans Campus melayani 1.714 penumpang dengan load factor sebesar 11%, sedangkan pada bulan Februari terjadi lonjakan penumpang dengan jumlah penumpang mencapai 10.132 orang dengan load factor sebesar 41%. Jumlahnya ikut melambung 30% dibandingkan sebulan sebelumnya yang hanya 1.714 orang. Pada bulan Maret terjadi penurunan sebesar 6% dari bulan sebelumnya dengan jumlah penumpang sebanyak 9.150 orang dengan load factor sebesar 35%. Namun pada bulan April terjadi penurunan yang sangat signifikan sebesar 21% dengan jumlah penumpang sebanyak 2.847 orang dengan load factor sebesar 14%. Pada bulan tersebut bertepatan dengan bulan Ramadan, yang mana banyak mahasiswa mengurangi aktivitasnya di kampus dengan menggunakan transportasi, sehingga terjadi penurunan penumpang yang sangat signifikan. Capaian ini membuktikan bahwa mahasiswa menyambut antusias dengan hadirnya Trans Campus banyak membantu aktivitas mereka juga memudahkan mahasiswa dalam mobilisasi terutama di seputaran kampus. Di samping itu, peningkatan jumlah pelanggan Trans Campus juga didukung dengan pembangunan halte/shelter di seputaran kampus USK dan UIN Ar-raniry. Ini menunjukkan bahwa banyak mahasiswa yang antusias untuk memilih moda transportasi angkutan massal Trans Campus tersebut. Mobilitas yang cepat dan andal menjadi harapan setiap mahasiswa agar aktivitas transfer ilmu berjalan tepat waktu dan tepat sasaran. Kehadiran bus kampus akan sangat membantu dikarenakan transportasi umum yang sudah ada yakni Bus Rapid Transit (BRT) Trans Kutaraja aksesnya masih terbatas, belum menjangkau semua Fakultas di Kawasan kampus. Kehadiran Trans Campus begitu bermanfaat bagi mahasiswa di Darussalam baik USK maupun UIN Ar-raniry. Khusus mahasiswa USK penerima beasiswa KIPKA, sangat berguna karena mereka diwajibkan tinggal di asrama selama setahun. Adanya Trans Campus memudahkan mobilitas mereka dari asrama ke gedung kuliah. Dengan memperhatikan animo dan respon positif dari mahasiswa, tidak menutup kemungkinan kalau rute bus kampus akan diperluas hingga menjangkau semua fakultas-fakultas di USK dan UIN Ar-raniry sehingga semakin memperluas akses mahasiswa menikmati fasilitas bus kampus.(*) Versi cetak digital dapat diakses dilaman: