Dishub

Turbulensi Pesawat: Jenis dan Penjelasannya

Turbulensi adalah fenomena umum yang dialami oleh pesawat terbang selama penerbangan. Meskipun seringkali menimbulkan ketidaknyamanan bagi penumpang, turbulensi jarang sekali berbahaya bagi keselamatan penerbangan. Ada beberapa jenis turbulensi yang dapat terjadi, masing-masing dengan karakteristik dan penyebabnya sendiri. Berikut adalah penjelasan mengenai beberapa jenis turbulensi pesawat. 1. Turbulensi Mekanis Turbulensi mekanis terjadi ketika aliran udara terganggu oleh objek fisik seperti gunung, bangunan tinggi, atau bahkan pohon besar. Ketika angin bertiup melewati rintangan ini, udara yang tenang menjadi bergolak, menciptakan area turbulensi. Jenis turbulensi ini biasanya terjadi di dekat permukaan tanah dan lebih umum ditemukan pada ketinggian rendah, terutama saat pesawat lepas landas atau mendarat. 2. Turbulensi Konvektif Turbulensi konvektif disebabkan oleh naiknya udara hangat yang bertemu dengan udara yang lebih dingin di atmosfer. Hal ini sering terjadi pada hari-hari yang panas ketika sinar matahari memanaskan permukaan bumi, menyebabkan udara hangat naik dan menciptakan arus udara yang tidak stabil. Turbulensi jenis ini sering ditemukan di daerah dengan aktivitas konveksi yang kuat, seperti daerah tropis dan sekitar badai petir. 3. Turbulensi Shear Angin (Wind Shear) Turbulensi ini terjadi akibat perubahan mendadak dalam kecepatan atau arah angin pada jarak vertikal atau horizontal yang pendek. Wind shear dapat terjadi di berbagai lapisan atmosfer, tetapi paling berbahaya ketika terjadi dekat dengan permukaan bumi, khususnya saat lepas landas atau mendarat. Perubahan kecepatan atau arah angin yang tiba-tiba dapat menyebabkan pesawat mengalami guncangan hebat. 4. Turbulensi Wake (Wake Turbulence) Wake turbulence dihasilkan oleh vorteks udara yang terbentuk di ujung sayap pesawat. Ketika pesawat terbang, terutama pesawat besar, vorteks ini dapat tetap ada di jalur penerbangan untuk beberapa waktu, menciptakan turbulensi bagi pesawat yang mengikuti di belakangnya. Oleh karena itu, kontrol lalu lintas udara biasanya menjaga jarak yang cukup antara pesawat-pesawat yang lepas landas atau mendarat secara berurutan untuk menghindari wake turbulence. 5. Turbulensi Jernih (Clear Air Turbulence) Clear air turbulence (CAT) adalah jenis turbulensi yang terjadi di udara bersih tanpa adanya tanda-tanda visual seperti awan atau badai. CAT biasanya terjadi di ketinggian jelajah tinggi, di atau dekat jet stream, dan disebabkan oleh perbedaan kecepatan angin yang tajam dalam lapisan udara yang berbeda. Karena tidak ada indikasi visual, CAT sering kali datang secara tiba-tiba dan dapat menjadi sangat intens. Meskipun turbulensi dapat menimbulkan rasa tidak nyaman, teknologi modern dan pelatihan pilot yang ketat memastikan bahwa pesawat dapat menanganinya dengan aman. Penumpang disarankan untuk selalu mengenakan sabuk pengaman saat duduk, karena turbulensi dapat terjadi kapan saja tanpa peringatan. Memahami berbagai jenis turbulensi dan penyebabnya dapat membantu mengurangi kecemasan dan memberikan wawasan tentang apa yang terjadi di langit selama penerbangan.(MR) *Diolah dari berbagai sumber

Super Air Jet Akan Terbang ke Aceh Mulai 14 Juni

BANDA ACEH – Maskapai Super Air Jet membuka rute penerbangan baru Jakarta – Banda Aceh dan sebaliknya mulai tanggal 14 Juni 2024. Penerbangan nantinya akan berlangsung setiap hari menggunakan pesawat udara Airbus A320-200 berkapasitas 180 penumpang. Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Perhubungan Aceh Teuku Faisal setelah menerima audiensi perwakilan Manajemen Lion Group Banda Aceh di ruang kerjanya pada Senin, 10 Juni 2024. “Pemerintah Aceh sangat mengapresiasi dan mendukung hadirnya Super Air Jet di Aceh. Dengan semakin banyak maskapai yang beroperasi, tarif bisa lebih terjangkau. Kita mendorong persaingan yang sehat sehingga masyarakat dapat merasakan manfaatnya,” ungkap Teuku Faisal mewakili Penjabat Gubernur Aceh Bustami Hamzah. Di samping itu, dengan bertambahnya maskapai penerbangan yang beroperasi di Aceh, tambah Teuku Faisal, tentu akan sangat bermanfaat bagi masyarakat karena memiliki pilihan perjalanan yang lebih bervariasi. “Kita juga mengimbau agar maskapai dalam operasionalnya bisa memberikan layanan terbaik dan memperhatikan ketepatan waktu,” sebutnya. Peningkatan frekuensi penerbangan ke Aceh diharapkan pula bisa berdampak signifikan terhadap perekonomian maupun pariwisata Aceh dengan meningkatnya kunjungan wisatawan domestik. Kehadiran Super Air Jet di Aceh, menurut Teuku Faisal sangat dinantikan karena dalam waktu dekat Aceh akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) ke XXI tahun 2024. “Bertambahnya aksesibilitas ke Banda Aceh diharapkan juga bisa memperlancar kedatangan maupun kepulangan kontingen PON nantinya,” ujarnya. Pada pertemuan tersebut, Muhammad Firdaus, perwakilan Airport Manager Lion Group Banda Aceh, mengharapkan dukungan Pemerintah Aceh supaya pembukaan rute baru Jakarta – Banda Aceh bisa berjalan dengan baik. Super Air Jet akan terbang setiap hari dari Jakarta (CGK) – Banda Aceh (BTJ) pada pukul 10.55 WIB. Sedangkan dari Banda Aceh (BTJ) – Jakarta (CGK) pada pukul 14.20 WIB.(AB)

Langkah Awal Kawasan Tanpa Rokok (KTR) pada Sektor Transportasi

Oleh : Nia Robiatun Jumiah, A.Md. Di tempat-tempat umum masih banyak kita jumpai, beberapa orang merokok dengan bebas tanpa mengindahkan apakah wilayah tersebut termasuk kawasan yang diperbolehkan atau tidak untuk merokok. Tempat umum juga dijadikan tempat yang dipandang layak untuk mempromosikan/mengiklankan produk rokok dikarenakan target pasar dianggap lebih tinggi pada tempat tersebut. Padahal nyatanya, tempat umum merupakan salah satu wilayah yang diatur dalam peraturan perundangan yang berlaku mengenai Kawasan Tanpa Rokok. Provinsi Aceh telah mengatur hal tersebut dalam Qanun Aceh No. 4 Tahun 2020 tentang Kawasan Tanpa Rokok. Qanun tersebut menjelaskan bahwa Kawasan Tanpa Rokok (KTR) adalah ruangan atau area yang dinyatakan dilarang untuk kegiatan merokok atau memproduksi, menjual, mengiklankan, dan/atau mempromosikan produk tembakau. Selama ini, isu rokok dipandang sensitif dan penuh kontroversi. KTR dianggap rumit dan menakutkan. Para perokok salah mengartikan mengenai penerapan KTR yang dianggap sebagai pembatasan hak untuk merokok, padahal Qanun KTR dibuat untuk mengatur hak perokok dan hak non perokok. KTR adalah “win-win solution” untuk perokok dan non perokok. Qanun KTR merupakan payung hukum dalam pelaksanaan kepatuhan penyelenggaraan Kawasan Tanpa Rokok. Beberapa langkah telah dilakukaan dalam upaya penerapan Qanun KTR oleh Pemerintah Aceh dengan tujuan untuk mengedukasi masyarakat Aceh dalam pelaksanaan amanat dalam Qanun KTR. Upaya tersebut antara lain dilakukannya sosialisasi dengan memanfaatkan media seperti radio, TV, pemasangan baliho KTR dan workshop penyusunan mekanisme penegakan Qanun KTR Aceh. Kawasan Tanpa Rokok pada sektor transportasi, mencakup angkutan umum dan tempat umum yang memiliki aturan yang berbeda. Kategori tempat umum adalah tempat yang bisa diakses publik oleh masyarakat umum sehingga di dalam qanun tersebut, perlu tersedianya tempat khusus untuk merokok. Angkutan umum yang termasuk dalam pengawasan Dinas Perhubungan Aceh meliputi bus umum, taksi, angkutan kota (kendaraan wisata, bus sekolah, dan bus karyawan), angkutan air dan angkutan lainnya. Sedangkan Tempat Umum dalam pengawasan Dinas Perhubungan Aceh meliputi terminal antar kabupaten/kota (Terminal Penumpang Tipe B), pelabuhan laut regional, dan stasiun kereta api antar kota, dan halte bus Trans Kutaraja. Pelabuhan Penyeberangan dan Terminal Penumpang setiap harinya digunakan oleh masyarakat pengguna jasa transportasi yang butuh terhadap layanan akses perpindahan dari satu daerah ke daerah lainnya. Mobilisasi berbanding lurus dengan konsekuensi kesehatan yang diterima oleh para pengguna jasa transportasi. Termasuk di dalamnya, interaksi antar perokok dan non perokok. Upaya Dinas Perhubungan Aceh dalam Penerapan KTR bertujuan untuk menumbuhkan rasa peduli terhadap perwujudan KTR dan upaya pengelolaan lingkungan hidup yang dikelola dan dipantau dengan baik pada Prasarana Perhubungan. Upaya-upaya tersebut diantaranya adalah sosialisasi KTR bagi pengelola Prasarana dan stakeholder, pemasangan spanduk dan stiker KTR pada Prasarana Perhubungan Aceh, dan Pembuatan TVC tentang KTR di Channel Youtube. Sosialisasi KTR dan Pengelolaan Lingkungan Prasarana Perhubungan yang pernah dilakukan oleh Dinas Perhubungan Aceh pada 30 Mei 2022, menghadirkan Rizzana Rosemary, S.Sos., M.Si, MHC (penulis buku Mendambakan Negeri Tanpa Asap Rokok) sebagai narasumber sekaligus Tenaga Ahli acara tersebut. Sosialisasi KTR dan Pengelolaan Lingkungan dilakukan kepada Koordinator Terminal Tipe B dan Pelabuhan Penyeberangan yang dikelola oleh Dinas Perhubungan Aceh.  Selain itu, Dinas perhubungan Aceh juga telah melakukan Audiensi dengan The Aceh Institute yang dilakukan pada 3 Mei 2024. Dalam pertemuan tersebut ditegaskan bahwa Dinas Perhubungan Aceh menyambut baik audiensi dan sinkronisasi mengenai implementasi Kawasan Tanpa Rokok (KTR) sesuai Qanun Aceh Nomor 4 Tahun 2020. Direktur Eksekutif The Aceh Institute, Muazinnah, B.Sc., MPA, menyampaikan perlunya sinergitas para pihak dalam menyusun kerangka konseptual terkait implementasi KTR pada sektor transportasi. Pertemuan tersebut diharapkan dapat menghasilkan kerjasama antara The Aceh Intitute dan Dinas Perhubungan Aceh dalam rangka sinkroniasi implementasi penerapan KTR pada sektor transportasi. The Aceh Institute juga telah menciptakan aplikasi sebagai alat bantu pencatatan kepatuhan dan penegakan berbasis perangkat lunak pada telepon genggamyang bernama Monitor KTR. Sedangkan aplikasi berbasis website yang bernama Dashboard E-Monev KTR yang dibuat oleh Kementerian Kesehatan dan WHO Indonesia dapat diakses pada https://ktr.kemkes.go.id/ Penerapan Kawasan Tanpa Rokok juga merupakan bentuk kepatuhan dalam pengelolaan lingkungan yang baik dan benar, mengingat sampah puntung rokok termasuk ke dalam limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Hal ini menjadi perhatian utama bagi petugas dalam mengawasi aktifitas di Pelabuhan, terminal maupun di halte dan angkutan. Namun upaya-upaya yang dilakukan tidaklah cukup tanpa adanya kesadaran diri sendiri. Oleh karenanya kesadaran masyarakat menjadi faktor penting keberhasilan penerapan KTR pada sektor transportasi baik di angkutan umum maupun fasilitas umum yang termasuk dalam kewenangan Pemerintah Aceh.(*)

Aircraft Maintenance, Cara Pesawat Agar Bisa Berfungsi dengan Baik Padahal Jam Terbangnya Padat

Pemeliharaan pesawat udara adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk memastikan pesawat udara tetap dalam kondisi layak terbang dan aman untuk digunakan. Pemeliharaan ini mencakup pemeriksaan, perbaikan, penggantian komponen, serta pencegahan kerusakan yang dapat mengganggu operasional pesawat. Pemeliharaan pesawat udara terbagi dalam beberapa kategori utama, yaitu pemeliharaan rutin, pemeliharaan preventif, dan pemeliharaan korektif. 1. Pemeliharaan Rutin Pemeliharaan rutin dilakukan secara berkala berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan oleh produsen pesawat atau otoritas penerbangan. Jenis pemeliharaan ini meliputi pemeriksaan harian (daily check), pemeriksaan mingguan (weekly check), hingga pemeriksaan yang lebih mendalam seperti A-check, B-check, C-check, dan D-check. Setiap tingkatan pemeriksaan memiliki detail dan cakupan yang berbeda, dengan D-check menjadi yang paling komprehensif dan memerlukan waktu lebih lama untuk diselesaikan . 2. Pemeliharaan Preventif Pemeliharaan preventif dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan atau kegagalan komponen sebelum terjadi. Kegiatan ini meliputi inspeksi visual, pengujian fungsi, serta pelumasan dan penggantian komponen yang berpotensi mengalami keausan. Pemeliharaan preventif sangat penting untuk menjaga keandalan dan keselamatan operasional pesawat, serta mengurangi risiko downtime yang tidak terencana . 3. Pemeliharaan Korektif Pemeliharaan korektif dilakukan ketika terdapat kerusakan atau malfungsi pada komponen pesawat. Tindakan yang dilakukan bisa berupa perbaikan atau penggantian komponen yang rusak. Pemeliharaan ini bersifat reaktif dan biasanya dilakukan setelah adanya laporan atau temuan dari inspeksi rutin atau preventif. Pentingnya pemeliharaan korektif adalah untuk memastikan bahwa pesawat segera kembali ke kondisi layak terbang setelah mengalami kerusakan . Teknologi dan Inovasi dalam Pemeliharaan Pesawat Teknologi modern memainkan peran penting dalam pemeliharaan pesawat udara. Sistem manajemen pemeliharaan berbasis komputer (CMMS) dan analisis data digunakan untuk memantau kondisi pesawat secara real-time dan memprediksi kebutuhan pemeliharaan. Selain itu, teknologi seperti drone dan robot juga mulai digunakan untuk inspeksi visual yang lebih efisien dan akurat . Regulasi dan Standar Keselamatan Pemeliharaan pesawat udara diatur oleh regulasi yang ketat dari otoritas penerbangan seperti Federal Aviation Administration (FAA) di Amerika Serikat dan European Union Aviation Safety Agency (EASA) di Eropa. Regulasi ini mencakup standar keselamatan, prosedur pemeliharaan, serta sertifikasi teknisi pemeliharaan pesawat. Kepatuhan terhadap regulasi ini sangat penting untuk memastikan keselamatan penerbangan dan perlindungan terhadap penumpang serta awak pesawat . Pemeliharaan pesawat udara adalah aspek kritis dalam industri penerbangan yang bertujuan untuk memastikan keselamatan dan keandalan operasional pesawat. Dengan mengikuti prosedur pemeliharaan yang tepat dan memanfaatkan teknologi modern, risiko kegagalan pesawat dapat diminimalkan. Regulasi dan standar keselamatan yang ketat juga berperan penting dalam menjaga kualitas pemeliharaan dan keselamatan penerbangan secara keseluruhan.(MR) *Diolah dari berbagai sumber

Pj Gubernur Aceh Lepas Keberangkatan Jemaah Haji Aceh Kloter Pertama

BANDA ACEH – Penjabat Gubernur Aceh Bustami melepas keberangkatan 393 jemaah calon haji embarkasi Aceh ke tanah suci di Asrama Haji, Banda Aceh, Rabu, 29 Mei 2024. Jemaah calon haji yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) pertama ini, yang berasal dari Aceh Besar dan Sabang, berangkat dari Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda (SIM) menuju Arab Saudi menggunakan pesawat udara Boeing 777-300ER milik maskapai Garuda Indonesia. Dalam sambutannya, Bustami berharap kepada seluruh jemaah calon haji agar bisa memanfaatkan kesempatan yang berharga ini dengan melaksanakan berbagai amalan yang telah disyariatkan sehingga menjadi haji yang mabrur. “Saya yakin seluruh jemaah calon haji yang akan berangkat tahun ini sudah mempersiapkan diri secara maksimal,” sebutnya. Penyelenggaraan ibadah haji tahun ini mengusung tema “Haji Ramah Lansia.” Oleh karena itu, Bustami menggarisbawahi pentingnya perhatian terhadap para jemaah yang telah mencapai usia lanjut. Pemerintah, lanjut Bustami, sudah menetapkan beberapa petugas pada setiap kloter yang akan membimbing dan membantu para jemaah berusia lanjut. Untuk itu, para jamaah haji diminta untuk tidak ragu berkonsultasi bila dirasa ada permasalahan yang timbul, baik dari segi ibadah maupun kesehatan. Di samping itu, keberangkatan jemaah haji embarkasi Aceh juga turut diawasi oleh Kementerian Perhubungan Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara serta Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah II Medan. Para inspektur penerbangan hadir untuk memastikan keberangkatan jemaah telah memenuhi seluruh aspek keamanan dan keselamatan penerbangan melalui monitoring dan rampcheck di bandara.(AB)

Maskapai Garuda Indonesia Siap Dukung Suksesnya PON XXI Aceh-Sumut

JAKARTA – Maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia terus memperkuat komitmennya dalam mendukung penyelenggaraan berbagai agenda nasional. Dukungan tersebut kali ini direpresentasikan oleh Garuda Indonesia melalui penandatanganan perjanjian kerja sama dengan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) yang dilaksanakan pada hari Senin (27/5) di Hanggar 2 GMF AeroAsia di mana Garuda Indonesia secara resmi menjadi mitra resmi KONI pada penyelenggaraan berbagai event olahraga nasional dengan periode perjanjian selama 4 tahun hingga 13 Mei 2028 mendatang. Melalui penandatanganan kerja sama tersebut, Garuda Indonesia diproyeksikan akan menerbangkan sedikitnya sekitar 12 ribu penumpang yang terdiri atas Pengurus, Atlet, Kontingen, Delegasi dan Official di 38 Provinsi serta 65 Induk Cabang Olahraga yang dipertandingkan di bawah naungan KONI (33 Aceh, 34 Sumut) dengan berbagai penawaran benefit tambahan. Selain itu, Garuda Indonesia juga secara resmi turut menjadi official airline pada penyelenggaraan agenda Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI yang akan diselenggarakan di Aceh dan Sumatera Utara pada tanggal 8-20 September 2024 mendatang. Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra mengungkapkan bahwa penandatanganan perjanjian kerja sama bersama KONI tersebut merupakan inisiatif berkelanjutan Perusahaan dalam berkontribusi aktif memajukan sektor olahraga nasional dengan memastikan tersedianya layanan penerbangan yang aman dan nyaman dalam memobilisasi para pelaku olahraga di Indonesia. “Kami memahami bahwa olahraga adalah salah satu sektor yang paling berkontribusi aktif mengharumkan nama bangsa di kancah dunia melalui berbagai keberhasilan penyelenggaraan event olahraga internasional di Indonesia maupun raihan berbagai prestasi membanggakan para atlet Indonesia di level internasional. Tentunya merupakan sebuah kebanggaan bagi kami untuk dapat terlibat aktif dalam memajukan sektor olahraga bersama KONI,” jelas Irfan. Irfan menambahkan, “Dengan kondisi bonus demografi yang sedang dihadapi oleh Indonesia, penyelenggaraan berbagai event olahraga yang diinisiasi oleh KONI seperti PON tentunya akan melahirkan bibit-bibit unggul di berbagai induk cabang olahraga yang dapat dibina menjadi atlet terbaik dan berprestasi di level internasional pada masa yang akan datang.” Sementara itu, Ketua Umum KONI Pusat, Letjen TNI (Purn.) Marciano Norman mengungkapkan, “Kerja sama dalam bidang transportasi khususnya penerbangan ini memerlukan satu koordinasi yang detail antara KONI Pusat dengan Garuda Indonesia, sehingga kehadiran Garuda Indonesia bisa memberikan bantuan percepatan kemudahan transportasi udara bagi kontingen yang disiapkan oleh Garuda Indonesia.” “Saya berharap dengan adanya kerja sama ini, di samping Garuda Indonesia, Citilink juga bisa membantu penyelenggaraan PON XXI dari daerah-daerah yang memang tidak dilewati Garuda Indonesia,” sambungnya. Lebih lanjut, melalui penandatanganan perjanjian kerja sama tersebut, Garuda Indonesia turut menawarkan berbagai benefit yang dapat dinikmati oleh para pelaku olahraga nasional di antaranya meliputi penawaran diskon sebesar 15% untuk rute domestik, diskon 20% untuk rute internasional, tambahan bagasi hingga 5 kg untuk para penumpang, hingga penawaran bagasi untuk sport equipment mencapai 23 kg. Selain itu, Garuda Indonesia juga turut menyediakan konter check-in di bandara khusus untuk para pelaku olahraga di bawah naungan KONI, dedicated PIC, head rest cover, hingga penawaran harga khusus untuk material promosi yang direncanakan akan ditampilkan pada livery pesawat dan in-flight magazine Garuda Indonesia. “Kiranya dukungan Garuda Indonesia melalui penyediaan layanan penerbangan yang aman dan nyaman terhadap para pelaku olahraga di bawah naungan KONI tersebut dapat meningkatkan kualitas berbagai penyelenggaraan event olahraga di Indonesia sehingga akan memberikan efek domino jangka panjang berupa semakin banyak munculnya pemuda-pemudi terbaik yang beprestasi di sektor olahraga,” tutup Irfan.(MR) Sumber: Rilis Berita Pt Garuda Indonesia (Persero) Tbk Corporate Secretary

Apa Itu Turbulensi Pesawat? Begini Penjelasan Lengkapnya

Turbulensi pesawat adalah fenomena yang sering dialami penumpang selama penerbangan, yang biasanya ditandai oleh getaran atau guncangan yang terjadi saat pesawat terbang. Meskipun sering kali menimbulkan ketidaknyamanan dan ketakutan, turbulensi umumnya tidak berbahaya bagi pesawat maupun penumpangnya. Untuk memahami turbulensi lebih lanjut, berikut adalah penjelasan lengkapnya. Turbulensi adalah pergerakan udara yang tidak teratur yang menyebabkan pesawat bergetar atau terguncang saat terbang. Fenomena ini terjadi karena adanya variasi kecepatan dan arah angin di atmosfer. Turbulensi dapat terjadi pada ketinggian yang berbeda dan di berbagai kondisi cuaca. Jenis-Jenis Turbulensi Penyebab Turbulensi Turbulensi bisa disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain: Dampak Turbulensi Meskipun turbulensi bisa menimbulkan ketidaknyamanan, terutama bagi penumpang yang tidak terbiasa, pesawat modern dirancang untuk menahan tekanan dan guncangan yang disebabkan oleh turbulensi. Pilot juga dilatih untuk mengatasi situasi ini dan akan mencari rute yang lebih halus jika memungkinkan. Penumpang disarankan untuk selalu mengenakan sabuk pengaman saat duduk, bahkan ketika tanda kenakan sabuk pengaman dimatikan, untuk menghindari cedera akibat turbulensi mendadak. Turbulensi adalah fenomena umum yang terjadi selama penerbangan dan meskipun sering kali menimbulkan ketidaknyamanan, biasanya tidak berbahaya. Pemahaman tentang jenis-jenis turbulensi dan penyebabnya dapat membantu penumpang merasa lebih tenang selama mengalami fenomena ini. Dengan teknologi pesawat yang terus berkembang dan keterampilan pilot yang terlatih, keamanan selama penerbangan tetap terjaga meski mengalami turbulensi.(MR) *Diolah dari berbagai sumber

Peraturan Membawa Powerbank di Pesawat: Panduan dan Tips Terbaik

Membawa powerbank di dalam pesawat memiliki aturan-aturan tertentu yang harus dipatuhi demi keselamatan penerbangan. Aturan-aturan ini umumnya dikeluarkan oleh otoritas penerbangan sipil dan maskapai penerbangan. Berikut ini adalah uraian mengenai aturan membawa powerbank di dalam pesawat: Dengan memahami dan mematuhi aturan-aturan ini, Anda dapat membawa powerbank dengan aman selama perjalanan udara Anda. Membawa powerbank di pesawat memerlukan perhatian terhadap kapasitas daya, penempatan, dan kepatuhan terhadap regulasi maskapai serta otoritas penerbangan. Pastikan selalu mengecek aturan yang berlaku sebelum terbang untuk menghindari masalah di bandara atau selama penerbangan.(MR) *Diolah dari berbagai sumber, diantaranya IATA, FAA, dan Maskapai Penerbangan

Perbedaan Spesifik Pesawat Airbus dengan Boeing

Pernahkan Anda mengingat, bagaimana ya perbedaan bentuk pesawat Boeing dengan Airbus? Untuk mengenali perbedaan spesifik antara pesawat Boeing dan Airbus, Anda bisa memperhatikan beberapa ciri fisik dan desain yang khas pada kedua jenis pesawat tersebut. Berikut adalah beberapa perbedaan utama: 1. Bentuk Hidung Pesawat 2. Desain Kokpit 3. Bentuk Sayap 4. Suara dan Kinerja Mesin 5. Struktur Badan Pesawat 6. Sistem Avionik dan Pengendalian 7. Nama dan Model Pesawat Contoh Spesifik: Dengan memperhatikan ciri-ciri ini, Anda dapat lebih mudah mengenali apakah sebuah pesawat adalah Boeing atau Airbus.(MR) *Diolah dari berbagai sumber

Negara Asia Pasifik Bertemua di Bali Bahas Regulasi, Teknologi dan Perkembangan Keselamatan Penerbangan

Pertemuan 24th FAA – Asia Pacific (APAC) Bilateral Partners Dialogue Meeting resmi dibuka di Denpasar, Bali (7/5). Acara ini akan berlangsung hingga 10 Mei 2024. Tiga belas negara Asia Pasifik yang ikut hadir dalam pertemuan ini yakni Indonesia sebagai tuan rumah, Australia, Cina, Taiwan, Hong Kong, India, Jepang, Korea, Malaysia, Selandia Baru, Malaysia, Singapura, dan Timor Leste. Pertemuan antara Federal Aviation Administration (FAA) yang merupakan otoritas penerbangan sipil Amerika Serikat dengan para otoritas penerbangan sipil dan pelaku industri penerbangan Asia Pasifik akan membahas topik-topik terkini terkait regulasi dan teknologi penerbangan sipil, termasuk Advanced Air Mobility (AAM) dan Unmanned Aircraft Systems (UAS). Kemudian turut dibahas sertifikasi dan sistem audit keselamatan, pengembangan dan pemanfaatan bahan bakar penerbangan berkelanjutan / SAF (Sustainable Aviation Fuel) serta perlindungan lingkungan dalam penerbangan, sebagaimana dikelola oleh regulator, industri penerbangan, dan pemangku kepentingan lintas industri lainnya. Direktur Jenderal Perhubungan Udara M. Kristi Endah Murni di Jakarta, mengapresiasi seluruh pemangku kepentingan yang terlibat dalam 24th FAA – Asia Pacific Bilateral Partners Dialogue Meeting, khususnya FAA yang telah memberikan kesempatan yang sangat berharga bagi Otoritas Penerbangan Sipil di Asia-Pasifik dan industri untuk bertemu, bertukar gagasan, dan mengatasi permasalahan kepentingan bersama yang berdampak pada kawasan Asia-Pasifik. “Saya mengapresiasi sebesar-besarnya kepada pihak FAA yang secara konsisten dan berkelanjutan memberikan kontribusi berharga untuk pengembangan di bidang transportasi udara pada negara negara Asia Pasifik terutama pembahasan pembahasan terkait keselamatan penerbangan,” kata Dirjen Kristi. Ia berharap hasil dari pertemuan ini dapat mempercepat kemajuan penerbangan sipil di Asia Pasifik dan wawasan baru yang diperoleh dapat diimplementasikan untuk kualitas penerbangan yang lebih baik.”Ikatan kuat dan kerja sama yang telah berjalan dengan sangat baik selama ini antara FAA dan otoritas penerbangan sipil di negara-negara Asia Pasifik terutama dalam implementasi peningkatan teknologi keselamatan penerbangan kiranya dapat dipertahankan dan bahkan terus ditingkatkan,” lanjut Dirjen Kristi. Sementara itu Direktur Navigasi Penerbangan, Capt. Sigit Hani Hadiyanto yang secara resmi membuka pertemuan ini mewakili Dirjen Perhubungan udara menyampaikan Indonesia merasa terhormat menjadi tuan rumah forum penting ini. “Merupakan suatu kehormatan besar bagi Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Indonesia untuk menjadi tuan rumah pertemuan penting ini, yang mempertemukan perwakilan mitra FAA dari wilayah Asia Pasifik untuk membahas kolaborasi guna memajukan keselamatan penerbangan secara seimbang dengan perkembangan teknologi Penerbangan sipil yang ramah lingkungan,” kata Capt. Sigit. Ruang udara di kawasan Asia Pasifik berfungsi sebagai katalis kemajuan, memfasilitasi perdagangan dan kegiatan bisnis lainnya, mempromosikan pariwisata, dan pertukaran budaya dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya. Hal tersebut memberikan tanggung jawab bersama untuk menjamin keselamatan dan kesejahteraan semua orang yang bergantung pada transportasi udara. Oleh karena itu, diperlukan upaya kolektif dan kerja sama serta kolaborasi seluruh pemangku kepentingan yang terlibat. Direktorat Jenderal Perhubungan Udara berharap wawasan dan hasil diskusi dari kegiatan ini akan menjadi katalisator perubahan positif dan mengarah pada kemajuan dalam bidang keselamatan, lingkungan, dan perkembangan teknologi penerbangan sipil yang tidak hanya bermanfaat bagi kawasan Asia Pasifik, namun juga seluruh komunitas penerbangan global.(MR) Sumber: Kemenhub