Dishub

Pj Gubernur Aceh Lihat Kesiapan, Potensi, dan Kendala Pelabuhan Langsa

Penjabat (Pj) Gubernur Aceh, Achmad Marzuki melakukan kunjungan kerja ke Pelabuhan Kuala Langsa guna melihat secara langsung kesiapan, potensi, maupun kendala yang dihadapi dalam operasional pelabuhan untuk mendukung aktifitas ekspor impor melalui pelabuhan di Aceh, Sabtu, 22 Oktober 2022. Kunjungan kerja itu juga sebagai tindak lanjut dari surat Menteri Perhubungan Republik Indonesia kepada Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Persero), pada 6 September 2022 yang lalu, agar memberikan dukungan berupa pengerukan alur pelayaran di Pelabuhan Kuala Langsa. Dalam kunjungan itu, Achmad Marzuki mendengar penjelasan General Manager PT Pelindo 1 Cabang Lhokseumawe, Joni Hutama terkait kondisi terkini Pelabuhan Kuala Langsa, serta kendala operasional akibat kondisi alur pelayaran seperti saat ini. Budi juga menyampaikan terkait potensi kenaikan trafik kapal setelah pengerukan alur pelayaran dilakukan. Seperti, kapal dengan kapasitas 10.000 GT (Gross Tonage) dapat langsung bersandar dan tidak perlu melakukan kegiatan bongkar muat Ship to Ship (STS) lagi. “Selain itu, pemuatan cangkang sawit yang ada di lapangan penumpukan bisa langsung dilakukan ke kapal dengan party 10.000 hingga 30.000 ton,” kata Budi. PT Pelindo (Persero) saat ini, tambah Budi, sedang melakukan proses tender kegiatan pengerukan, dan pekerjaan segera dilakukan apabila sudah ada pemenangnya. Sementara itu, Kadishub Aceh, Teuku Faisal menyebutkan bahwa sebelumnya pihaknya sudah menghubungi manajemen PT Pelindo 1 Cabang Lhokseumawe selaku pengelola pelabuhan untuk segera melakukan pengerukan alur pelayaran. “Perencanaan teknis pengerukan alur pelayaran Pelabuhan Kuala Langsa juga sudah dilakukan oleh Kementerian Perhubungan RI pada tahun 2021 yang lalu,” ujarnya. “Kita berharap pihak Pelindo berkomitmen untuk segera melakukan pekerjaan ini, supaya pelabuhan bisa disandari kapal-kapal besar untuk kegiatan ekspor impor,” kata Teuku Faisal. Apabila pengerukan sudah selesai, kata Teuku Faisal, kapal berbobot 10.000 GT sudah bisa bersandar di pelabuhan yang memiliki kolam berkedalaman mencapai 7 hingga 8 meter ini. Di samping itu, Teuku Faisal menekankan pada efek domino yang muncul akibat pengerukan alur ini. Di antaranya, semua komoditi asli Aceh, seperti hasil perikanan, perkebunan dan lainnya, bisa diekspor langsung melalui pelabuhan ini. Teuku Faisal menambahkan, Pemerintah Kota Langsa sedang memfasilitasi ekspor komoditas ikan dan sayuran dari pelabuhan ini ke Malaysia. “Bahkan saat ini aktifitas ekspor cangkang sawit sebesar 10.000 ton ke Jepang sedang berlangsung,” tambahnya. Pelabuhan Kuala Langsa juga memiliki sejumlah fasilitas yang menjadikannya sangat layak untuk pusat ekspor impor di Aceh, seperti dermaga curah cair dan dermaga umum sepanjang 150 m, dermaga jetty sepanjang 150 m, 2 gudang penyimpanan, 2 lapangan penumpukan seluas 10.000 meter persegi, serta fasilitas lainnya. (AM) Selengkapnya nonton video:

Sektor Transportasi Tumbuh 21,27 Persen di Kuartal Kedua

BANDA ACEH – Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa sektor transportasi telah berhasil tumbuh 21,27 persen di kuartal kedua tahun 2022, dan memberi sumbangan positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,44 persen. Pencapaian ini harus kita syukuri. Di tengah tantangan (pandemi Covid-19), sektor transportasi masih memberi kontribusi yang berarti bagi Indonesia. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Perhubungan Aceh, Teuku Faisal saat membacakan sambutan Menteri Perhubungan Republik Indonesia, Budi Karya Sumadi, dalam upacara peringatan Hari Perhubungan Nasional (Harhubnas) di Provinsi Aceh yang digelar di Depo UPTD Angkutan Massal Trans Kutaraja, Banda Aceh, Sabtu, 17 September 2022. Di tengah pencapaian yang baik ini, kata Teuku Faisal, harus diakui pula bahwa masih banyak hal yang harus dibenahi. Di mana banyak pembangunan yang harus dituntaskan untuk meningkatkan konektivitas di seluruh nusantara. “Peringatan Harhubnas merupakan momentum yang tepat bagi Insan Perhubungan untuk terus memperbaiki kinerja pada sektor transportasi,” ungkapnya. Tantangan-tantangan ini, tambahnya, tidak akan bisa dihadapi tanpa kolaborasi dan sinergi bersama seluruh pemangku kepentingan di sektor transportasi. “Oleh karena itulah, hari perhubungan tahun ini mengambil tema “Bangkit Maju Bersama”. Kita tidak akan bisa cepat bangkit jika kita tidak bersama, tidak Bersatu,” ujarnya. Di samping itu, Teuku Faisal menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada seluruh Insan Transportasi di manapun berada. Yang bertugas di kota, di desa, di perbatasan dan di pulau-pulau terpencil. Yang telah mengabdi demi menjaga konektivitas di seluruh penjuru negeri. Teuku Faisal juga mengajak seluruh peserta upacara maupun tamu undangan untuk mengenang jasa para pendahulu yang telah gugur dalam memajukan transportasi Indonesia. “Mari kita kenang mereka semua sebagai pahlawan transportasi,” tuturnya. Hari Perhubungan Nasional 2022 atau Harbubnas diperingati setiap tanggal 17 September. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengangkat tema “Bangkit Maju Bersama”. Tema ini diharapkan menjadi spirit kebangkitan jasa transportasi setelah dua tahun menghadapi pandemi COVID-19. Upacara Harhubnas tersebut dihadiri seluruh Aparatur Sipili Negara (ASN) Dinas Perhubungan Aceh. Turut dihadiri pula oleh Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Kepolisian Daerah (Polda) Aceh para Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten/Kota se-Aceh, dan para mitra kerja perhubungan Aceh. Dinas Perhubungan Aceh juga menyerahkan hadiah kepada para mitra kerja perhubungan terbaik dan pemenang lomba yang menjadi rangkaian kegiatan memperingati Harhubnas 2022 di Aceh. Di antaranya, penilaian standar pelayanan minimal (SPM) AKDP terbaik, lomba menulis transportasi Aceh, serta pengelolaan media sosial terbaik pada Dinas Perhubungan Kabupaten/Kota se-Aceh. (AM)

ASN Dishub Aceh dan Mitra Kerja Donasikan 144 Kantong Darah

BANDA ACEH – ASN Dinas Perhubungan Aceh bersama mitra kerja di sektor perhubungan Aceh berhasil donasikan 144 kantong darah dalam kegiatan donor darah rutin Pemerintah Aceh yang digelar di Depo UPTD Angkutan Massal Trans Kutaraja, Rabu, 14 September 2022. Aksi kemanusiaan ini juga menjadi rangkaian kegiatan dalam rangka memperingati Hari Perhubungan Nasional (Harhubnas) Tahun 2022 yang jatuh pada tanggal 17 September mendatang. Sekretaris Dinas Perhubungan Aceh, Teuku Rizki Fadhil saat meninjau dan ikut mendonasikan darahnya pada kegiatan ini menyebutkan bahwa antusias pegawai Dishub Aceh untuk berkontribusi dalam aksi ini sangat luar biasa. “Alhamdulillah, para ASN cukup antusias, buktinya hari ini ramai sekali yang hadir agar bisa ikut menyumbang darahnya, kita sangat mengapresiasi kebaikan niat mereka,” kata Teuku Rizki. Teuku Rizki juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh mitra kerja perhubungan Aceh yang telah ikut berpartisipasi dalam kegiatan donor darah hari ini. Di antaranya, PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Banda Aceh, Perum Damri Banda Aceh, Basarnas Banda Aceh, PT Jasa Raharja Aceh, dan Dinas Perhubungan Kota Banda Aceh. (AM)

Bank Aceh Serahkan Bantuan CSR untuk Pelabuhan Ulee Lheue

BANDA ACEH – Kepala Dinas Perhubungan Aceh, Teuku Faisal terima bantuan CSR (Corporate Social Responsibility) Bank Aceh berupa 25 unit kursi ruang tunggu penumpang untuk Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue di Banda Aceh, Kamis, 8 September 2022. Bantuan CSR ini diserahkan langsung oleh Direktur Utama Bank Aceh, Haizir Sulaiman saat berkunjung ke Pelabuhan Ulee Lheue. Pada kesempatan tersebut, Teuku Faisal yang didampingi pejabat struktural Dishub Aceh menyampaikan bahwa ini bukan kali pertama Bank Aceh menyalurkan bantuan pada sarana transportasi yang bersentuhan langsung dengan pelayanan publik. “Untuk itu, kami berterima kasih atas bantuan CSR dari Bank Aceh,” ungkap Faisal. Bantuan CSR pada sektor pelayanan publik, menurut Teuku Faisal, tepat sasaran karena akan digunakan setiap saat oleh masyarakat. Ia mencontohkan, saat musim liburan maupun angkutan lebaran, penumpang yang menggunakan angkutan penyeberangan membludak luar biasa, khususnya saat ini di mana pandemi mulai mereda. Kondisi tersebut, tambah Teuku Faisal, menyebabkan sebagian pengguna jasa tidak terlayani oleh fasilitas pelabuhan, termasuk ruang tunggu yang tidak memadai lagi sehingga Dishub Aceh melakukan pembenahan. “Bantuan seperti ini insyaallah benar-benar berdampak langsung bagi masyarakat pengguna jasa pelabuhan,” ujar Teuku Faisal. Teuku Faisal juga berbicara terkait potensi pengembangan pelabuhan penyeberangan, baik Ulee Lheue maupun Balohan. “Pelabuhan saat ini konsepnya seperti rest area, jadi saat pelayanan pelabuhan tutup, orang tetap bisa memasuki pelabuhan untuk sekedar menikamti pemandangan atau menikmati kuliner yang berjualan di area pelabuhan,” ujarnya. Oleh karena itu, Teuku Faisal mendorong pihak swasta, termasuk Bank Aceh untuk masuk dan berinvestasi di berbagai sarana transportasi agar aset Pemerintah Aceh terberdayakan dengan baik. “Dishub Aceh siap bila ada hal-hal yang dapat kita kerjasamakan dengan Bank Aceh untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dan kunjungan pariwisata melalui fasilitas perhubungan,” ungkap Teuku Faisal. Sementara itu, Dirut Bank Aceh, Haizir Sulaiman menyebutkan bahwa bantuan CSR ini merupakan wujud kepedulian Bank Aceh terhadap masyarakat Aceh, khususnya di sektor transportasi. “Kami bangga dan senang bisa membantu memudahkan masyarakat yang menggunakan jasa pelabuhan,” ungkap Haizair. Haizir menambahkan bahwa peningkatan pelayanan pada sektor transportasi perlu digalakkan bersama-sama agar masyarakat betah dan nyaman saat berada di sarana transportasi. Melalui pelayanan yang baik, kata Haizir, akan melahirkan efek domino bagi perekonomian masyarakat dan pertumbuhan kunjungan pariwisata. Bank Aceh juga terus berupaya menghadirkan kemudahan bagi masyarakat Aceh sebagai bentuk kehadiran bank daerah ini bagi masyarakat, termasuk di sektor pariwisata. Upaya-upaya ini, kata Haizir, untuk memberi kenyamanan bagi wisatawan yang berkunjung ke Aceh sehingga diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat Aceh. (AM)

Pulau Banyak, Keindahan yang (Masih) Sulit Dijangkau

Hari itu, sang surya terbenam dengan warnanya yang lebih pekat. Entah karena pengaruh kepala dan badanku yang mulai berat setelah menempuh perjalanan melelahkan dari Kota Banda Aceh. Butuh 14 jam perjalanan dari Banda Aceh (Ibukota Provinsi Aceh) ke Singkil (Ibukota Kabupaten Aceh Singkil). Jalanan pun tidak semuanya lurus mulus, tapi berliku dikelilingi pegunungan sawit, hanya sesekali tampak garis pantas juga mengiringi. Lelah, jelaslah sudah, tapi menyerah bukan jalan ninjanya. Sebelum sang surya itu terbenam di peraduannya, terdengar omongan para pengunjung warung kopi (warkop) menyebutkan sebuah paradise terbentang di seberang daratan ini. Aku mulai tercengang dan bersemangat, terlupakan letih yang telah mendekam. Kata mereka, tanah seberang itu taklah berwarna coklat tapi terhampar putih berkristal dengan gradasi airnya, dari biru tua hingga bening. “Tekadku bulat, aku takkan menyerah dengan perjalanan ini, meskipun panjang dan melelahkan, ada yang lebih indah untuk aku jumpai di seberang sana,” tutur batinku. Pelabuhan Singkil menjadi pintu gerbang yang harus dilewati untuk menikmati paradise island yang diperbincangkan tadi. Melewati gerbang keberakatan atau gangway, terlihat sebuah kapal bermesin bersandar di badan dermaga. Truk-truk bermuatan penuh menyesaki lambung kapal, hingga tak bercelah. Bahkan di lorong sempit pinggiran truk tersebut juga dipenuhi kendaraan roda dua dan tumpukan logistik seperti tong-tong ikan dan kebutuhan pokok lainnya. Ada aroma khas saat menyusuri lorong sempit menuju ruang penumpang. Aroma ikan, sayuran dan air laut telah bercampur padu menciptakan indera penciuman bingung mengartikannya. Ada pemandangan lain yang terpampang di ruang penumpang. Para penumpang tertidur pulas di atas kursi dan beberapa lainnya di atas lantai yang dilapisi tikar. Belum lagi, tumpukan barang bawaan yang berpola abstrak di sepanjang mata memandang. Angin laut menjadi pendingin alami bagi mereka. Tidur pulas mereka mengalahkan nyamannya hotel bintang lama. Setelah lebih kurang empat jam berteman dengan ombak dan samudera, kini pasukan nyiur mulai menyapa dari kejauhan. Semakin dekat, kristal-kristal sepanjang pasir pantai lebih terlihat jelas. Gerombolan ikan pun menyambut begitu lincah, berenang indah dari satu sisi ke sisi lainnya. It’s a perfect island, the paradise in Aceh. Seperti yang dikatakan oleh Yans dan Alison, pelayar asal Amerika yang singgah ke Pulau Banyak sebelumnya berlayar dari Benua Kangguru, menyampaikan ketakjubannya akan pesona yang disungguhkan alam Pulau Banyak. Air laut yang sangat indah dan bening bersih, pasirnya yang cantik serta masyarakatnya yang ramah “It’s perfect combination,” ujarnya. Namun pulau-pulau kecil yang tersebar di kawasan Pulau Banyak ini begitu sulit untuk diakses. Satu-satunya cara yang dapat diambil dengan menyewa boat kayu nelayan setempat. Seperti boat pada umumnya, fasilitas keselamatan yang dimiiki belum memadai. Di sinilah, peran pemerintah menjadi support system untuk mendampingi masyarakat dalam menyelenggarakan transportasi yang berkeselamatan. Dilema transportasi di pulau paling ujung Aceh ini seakan tak ada ujungnya. Banyak wisatawan yang mengurungkan niatnya untuk berkunjung ke sana karena akses menuju gugusan pulau ini termasuk ruwet dan ribet. Memang selama kehadiran KMP Aceh Hebat 3 memberi kemudahan transportasi di wilayah kepulauan ini. Namun, jadwal kapal yang tidak beroperasi tiap hari ini juga menjadi kendala terbesar. Pada kebiasaan perjalanan wisata menganut sistem berburu waktu, ada banyak spot yang harus dikunjungi, dengan penundaan keberangkatan atau off pelayaran kapal akan menghancurkan rencana awal petualangan ini. Dongkol, pastinya. Namun perjalanan ke Pulau Banyak bergantung pada kapal penyeberangan ini. Jika dengan kapal kayu, seperti yang dibicarakan pada awal tadi, faktor keselamatan belum dapat dipertanggungjawabkan. (Misqul Syakirah) Selengkapnya klik download : https://dishub.acehprov.go.id/publikasi-data/aceh-transit/tabloid-transit/

Menhub Minta Pelni Konsisten Berubah Untuk Terus Tingkatkan Kinerja

JAKARTA – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta jajaran PT Pelni (Persero) terus meningkatkan kinerjanya dengan selalu konsisten melakukan perubahan atau transformasi. “Terus lakukan perubahan dan pastikan apa yang dilakukan bisa ‘netes’ atau dapat langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” demikian disampaikan Menhub saat memberikan sambutan dalam Rapat Pimpinan PT Pelni Tahun 2022, Rabu (3/8). Menhub mengatakan, diberikan amanah oleh Presiden RI Joko Widodo untuk memastikan konektivitas laut terlaksana dengan baik. Adapun sejumlah tantangan yang harus dihadapi di sektor transportasi laut misalnya yaitu harus menjangkau daerah terpencil, disparitas harga, dan lain sebagainya. “Di sinilah Pelni mendapatkan amanah dari pemerintah melalui penyediaan kapal perintis, tol laut, dan kegiatan lainnya yang harus dapat diandalkan,” ucap Menhub. Sejumlah upaya transformasi yang harus dilakukan Pelni diantaranya yaitu: melakukan digitalisasi layanan, mengefisienkan operasional kapal, memetakan dan menyeleksi daerah-daerah yang memiliki potensi untuk dilayani, dan melakukan pengelolaan SDM Pelni yang berkarakter agile (lincah), memiliki kapasitas dan kompetensi, serta mau berubah menjadi lebih baik. Kedepan, Menhub berharap kepada Pelni agar tidak hanya bergantung pada subsidi dari pemerintah, tetapi terus melakukan pengembangan usahanya. “Subsidi mestinya hanya sementara. Ketika kita mampu melakukan kegiatan lebih baik, maka sudah bisa menjadi komersial,” tuturnya. Lebih lanjut, Menhub menyampaikan apresiasinya kepada Pelni yang selama ini telah membantu pemerintah memberikan pelayanan angkutan laut baik penumpang, maupun logistik hingga ke daerah-daerah terpencil. “Lakukan tugas dengan sepenuh hati yang mampu memberi arti kepada masyarakat. Ke depan, kompetisi semakin ketat. Kalau Pelni tidak efisien satu saat akan ditinggalkan. Untuk itu, lakukan upaya transformasi dengan baik dan sungguh-sungguh,” kata Menhub. Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT. Pelni Tri Andayani menyampaikan terima kasih atas kepercayaan dan tanggung jawab yang diberikan pemerintah melalui Kemenhub, untuk melayani kebutuhan masyarakat akan transportasi laut. Ia mengatakan sejak tahun 2018, penugasan yang diberikan kepada PT. Pelni, berupa Public Service Obligation (PSO) dan Subsidi menunjukkan tren yang meningkat seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat, khususnya di wilayah Indonesia tengah dan timur. “Kepercayaan ini kami tunjukkan dengan kinerja produksi yang terus meningkat khususnya pada aktivitas muatan barang,” ujarnya. Rapim PT Pelni tahun 2022 yang bertema “Perkuat Fundamental dan Transformasi Perusahaan Menuju Pertumbuhan Berkelanjutan” ini, turut dihadiri sejumlah pihak diantaranya yakni Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Capt Mugen dan Komisaris Utama PT. PELNI Ali Masykur Musa. (*) Sumber: Kemenhub RI

Pelabuhan Kuala Langsa Perlu Berbenah Layani Distribusi Logistik

LANGSA – Sebagai pelabuhan tersibukdan menjadi kebanggaan masyarakat Aceh pada masanya, Pelabuhan Kuala Langsa kini dihadapkan dengan berbagai persoalan untuk kembali membangkit aktivitas bongkar muat yang dilakukan di pelabuhan ini. Dalam kunjungannya hari ini, Jumat, 5 Agustus 2022, Kepala Dinas Perhubungan Aceh, T. Faisal beserta rombongan bersilaturrahmi dengan Wakil Walikota Langsa, Marzuki Hamid, Kepala Dinas Perhubungan Kota Langsa, Bambang Suryanto, Kepala Kantor Kesyahbandaraan dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kuala Langsa, Erwandi, dan Manajer Kawasan Kuala Langsa PT. Pelabuhan Indonesia (Persero), Nova Endrawan. Sama seperti pelabuhan lain yang ada di Aceh, arus pergerakan distribusi komoditi barang yang melalui pelabuhan ini belum maksimal. Data dari Pelindo menyebutkan bahwa jumlah bongkar muat pada tahun ini 6 unit kapal yang didominasi oleh kapal tangker bermuatan bahan kimia curah. Nova menambahkan komoditi lain sebagian besar pengusaha enggan mendistribusikannya karena lamanya waktu tunggu dan tingginya cost yang dikeluarkan jika memaksakan melalui pelabuhan ini. “Saat ini sedang dilakukan penumpukan muatan cangkang sejak bulan lalu yang rencananya akan di ekspor ke Jepang, jumlah komoditinya telah terkumpul 17 ribu Ton dari rencana 20 ribu ton.” imbuhnya. Selain kurangnya minat pengusaha memanfaatkan pelabuhan ini, kedalaman alur pelabuhan yang hanya 5 meter sangat berisiko untuk kapal yang akan masuk ke pelabuhan. Hal ini diaminkan oleh KSOP Kuala Langsa, Endrawan. Ia menyampaikan, perlu adanya pengerukan alur masuk pelabuhan untuk mengakomodir kapal agar dapat masuk setiap saat tanpa harus menunggu pasang surut. Upaya pengerukan pelabuhan sejatinya telah diwacanakan sejak lama, namun masih terkendala beberapa hal sehingga belum dapat terlaksana. “kami terus berkoordinasi dengan kementerian mengenai perbaikan pelabuhan termasuk mengupayakan pengerukan pelabuhan,” ujarnya. Pemerintah Kota Langsa secara prinsip mendukung penuh upaya pembenahan yang ada di Pelabuhan Kuala Langsa, seperti disampaikan, Marzuki Hamid, Pemkot telah menyediakan area disekitar pelabuhan untuk dimanfaatkan sebagai area pemenuhan standar opeaasional pelabuhan seperti gudang, perkantoran dan parkir kendaraan. Pembangunan jalan lingkar baru juga diwacanakan untuk mendukun upaya ini, Pemkot Langsa mewacanakan pembangunan jalan lingkar dengan lebar total 50 meter, jauh melebihi lebar jalan eksisting yang hanya 7 meter. “Dengan adanya jalan ini diharapkan dapat mempermudah akses menuju pelabuhan, mengurangi resiko kerusakan jalan eksisting khususnya di jalan perkotaan sehingga dapat menarik minat pelaku usaha untuk mendistribusikan komoditinya melalui Pelabuhan Kuala Langsa,” imbuhnya. Berbagai upaya lintas sektor ini dipahami sebagai sinyal postif bersama. Faisal menambahkan, Dishub Aceh mengapresiasi penuh upaya KSOP Kuala Langsa untuk merealisasikan pengerukan serta upaya Pemkot Langsa memenuhi kebutuhan penunjang pelabuhan. Ia juga meminta Pelindo untuk memenuhi kebutuhan sarana dan fasilitas esensial untuk kegiatan bongkar muat dahulu agar menarik minat pelaku usaha untuk datang. Ia juga menyampaikan kedua sisi ini harus sejalan, dari sisi fasilitas bongkar muat tersedia, dan aspek keselamatan dapat terpenuhi. “Dishub Aceh siap mendukung segala upaya pembenahan pelabuhan ini termasuk mendorong Kemenhub merealisasikan pengerukan pelabuhan. Kita berpacu dengan waktu. Pelindo, KSOP, Pemko dan dunia usaha harus lebih agresif dan saling mendukung” imbuhnya. Senada dengan disampaikan Marzuki Hamid, “peningkatan aktifitas di Kuala Langsa berarti meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dan membuka lapangan kerja baru yang tentunya akan meningkatkan taraf hidup masyarakat Langsa dan sekitarnya.” ungkap orang nomor dua di Langsa ini.

Pelabuhan Krueng Geukueh Siap Ekspor Komoditi Aceh

ACEH UTARA – Aceh memiliki beberapa pelabuhan yang cukup representatif dan terbuka untuk perdagangan internasional. Potensi ini perlu dimanfaatkan dengan baik oleh pengusaha untuk kegiatan ekspor impor komoditas asal Aceh sehingga berbagai produk asal Aceh lebih mudah dipasarkan ke luar negeri dengan harga yang bersaing. Salah satu pelabuhan yang siap memfasilitasi perdagangan luar negeri komoditas Aceh adalah Pelabuhan Krueng Geukueh di Aceh Utara. Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Perhubungan Aceh, Teuku Faisal, dalam kunjungan kerja ke PT. Pelabuhan Indonesia (Pelindo) (Persero) Cabang Lhokseumawe pada Kamis, 4 Agustus 2022. Pada kesempatan tersebut Faisal meninjau langsung kesiapan sarana dan prasarana serta aktifitas bongkar muat di pelabuhan tersebut. “Pelabuhan Krueng Geukuh sangat siap untuk kegiatan ekspor impor dan telah comply dengan sertifikasi internasional SOCPH dan menerapkan ISPS Code. Pelabuhan ini juga telah melakukan beberapa kali kegiatan ekspor.” kata Faisal.   Faisal menekankan tentang pentingnya produk asal Aceh dikonsolidasikan dengan baik sehingga secara volume mencukupi untuk diangkut dengan kapal laut dari pelabuhan di Aceh. Upaya meningkatkan utilisasi pelabuhan di Aceh,lanjut Faisal, perlu mendapat dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, Pemerintah Aceh sendiri saat ini bersama Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) sedang menyusun Rancangan Qanun Aceh tentang Tata Niaga Komoditas Aceh (TNKA). Qanun ini nantinya antara lain mengatur komoditi unggulan Aceh diekspor melalui pelabuhan di Aceh. Oleh sebab itu, tambah Faisal, standar pelayanan minimum di pelabuhan harus benar-benar dipersiapkan sebaik mungkin agar tidak ada kendala lg saat Qanun tentang Tata Niaga Komoditi Aceh telah disahkan. Sementara itu, General Manager PT. Pelabuhan Indonesia (Persero) Cabang Lhokseumawe, Joni Hutama, menyebutkan bahwa berdasarkan data tiga tahun terakhir, pergerakan distribusi logistik dalam negeri yang keluar dari Aceh didominasi oleh komoditi curah, seperti minyak mentah, semen, pupuk, dan gas alam. Padahal, kata Joni, banyak komoditi unggulan Aceh lainnya yang seyogyanya dapat didistribusikan melalui pelabuhan ini. “Kita memiliki potensi pemanfaatan shore base oil dan potensi ekspor kopi, cangkang, serta curah sawit,” imbuh Joni. Pada prinsipnya, Pelindo mendukung penuh kebijakan (Raqan TNKA) ini. Fasilitas yang tersedia dipelabuhan Lhokseumawe sudah cukup lengkap, ada 6 dermaga, gudang, crane, lapangan penumpukan, forklift dan fasilitas pendukung lainnya. Hal senada juga diungkap oleh Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Bener Meriah, Abdul Gani yang juga hadir dalam kunker tersebut. Ia mengatakan, bahwa pihaknya bersama Kementerian Perhubungan tengah menjajaki potensi pembangunan Dry Port untuk mendukung konsolidasi dan kemudahan pemasaran komoditas unggulan di wilayah tengah Aceh. Keberadaan dry port ini nantinya akan sangat mendukung ekspor via pelabuhan Krueng Geukuh. Pada kesempatan tersebut, Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Lhokseumawe, Azwar, menyatakan pihaknya siap memastikan segala aspek mengenai keselamatan, keamanan, dan kelancaran proses pengangkutan melalui Pelabuhan Krueng Geukueh. Ketua Tim Pansus Penyusunan Raqan TNKA DPRA, Yahdi Hasan, yang dihubungi melalui sambungan seluler, menyebutkan bahwa penyusunan rancangan qanun ini terus digenjot oleh DPRA melalui Tim Pansus agar dapat disahkan sesegera mungkin yang diharapkan dapat disahkan pada akhir tahun ini. Ia berharap penyusunan Raqan ini dapat berdampak positif terhadap kesejahteraan rakyat Aceh. “Kami harap, Qanun ini nantinya dapat memaksimalkan Pendapatan Asli Daerah, serta memberikan lapangan kerja baru bagi masyarakat, dan mengurangi kerusakan jalan akibat seringnya dilalui kendaraan berat.” imbuhnya. (RZ)

ABK KMP Aceh Hebat 2 Ikuti Pelatihan Keselamatan SAR

BANDA ACEH – Seluruh anak buah kapal (ABK) KMP Aceh Hebat 2 ikuti pelatihan keselamatan Search and Rescue (SAR) di dermaga Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue, Rabu, 27 Juli 2022. General Manager PT ASDP Indonesia Ferry Banda Aceh, Agus Djoko Triyanto mengatakan bahwa pelatihan keselamatan SAR ini merupakan agenda wajib dan rutin diadakan agar seluruh kru siap menghadapi segala keadaan darurat di kapal. Selain itu, tambah Agus, pelatihan keselamatan merupakan mandatory dari International Safety Management (ISM) Code. “Pelatihan keselamatan ini kita adakan untuk melihat kesigapan dan responsibilitas kru kapal dalam melakukan penanganan kondisi darurat,” ujar Agus. Agus juga menjelaskan, pelatihan keselamatan di kapal ini rutin dilakukan setiap tahun dengan tema atau kondisi yang berbeda-beda. “Kali ini kami fokus bagaimana menangani kecelakaan atau accident yang disebabkan oleh kebakaran sehingga mengakibatkan orang cedera,” ungkapnya. Sementara itu, saat dikonfirmasi secara terpisah, Kepala Dinas Perhubungan Aceh, Teuku Faisal mengapresiasi pelaksanaan pelatihan keselamatan SAR oleh PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Banda Aceh ini. “Simulasi penanganan kondisi darurat dalam pelayaran sangat baik untuk menjamin keselamatan penumpang kapal,” ungkap Faisal. “Ini juga sebagai bentuk komitmen kita bersama ASDP, Basarnas, serta stakeholder terkait dalam memberikan pelayanan keselamatan pelayaran bagi masyarakat pengguna jasa penyeberangan,” ungkap Faisal. Pelatihan keselamatan di kapal milik Pemerintah Aceh ini turut melibatkan tim Kantor Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas) Banda Aceh  personil Pengawasan Operasional (Wasops) Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah I Aceh, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas pelabuhan (KSOP) Malahayati, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Banda Aceh, serta stakeholder lainnya. (AM)

Cuaca Ekstrem, KMP. Aceh Hebat 3 dan KMP. Teluk Singkil Berhenti Berlayar Sementara

SINABANG – Beberapa hari belakangan ini, cuaca pantai barat wilayah Aceh sedang mengalami kondisi yang dapat dikatakan ekstrem. Gelombang tinggi menyebabkan terhentinya sementara pelayanan angkutan penyeberangan. Sehingga, di terminal Pelabuhan Sinabang terjadi lonjakan penumpang dan antrian kendaraan yang didominasi oleh kendaraan angkutan barang baik golongan lV dan V sejenis truk telah terurai dengan baik, Selasa, 26 Juli 2022. Namun, pihak pelabuhan bersama stakeholder mengambil langkah cepat mengantisipasi ketertundaan pelayaran. Hari ini, terpantau kondisi penumpang dan kendaraan di terminal keberangkatan Pelabuhan Sinabang masih kondusif. KMP. Aceh Hebat 3 dan KMP. Teluk Singkil yang akan berlayar besok akan mengangkut semua kendaraan yang telah mendaftarkan kendaraannya untuk menyeberang. Said UR, Nakhoda KMP. Teluk Singkil berpesan kepada calon pengguna jasa yg ingin menyeberang serta membawa kendaraan agar mendaftarkan kendaraannya jauh-jauh hari sebelum keberangkatan agar antrian kendaraan lebih tertib dalam pengaturan di geladak kapal. Menjaga pelayanan penyeberangan agar mampu memenuhi kapasitas permintaan, maka keberangkatan kapal penyeberangan dari Pelabuhan Sinabang untuk esok, Rabu, 27 Juli 2022, terdapat dua kali keberangkatan, yaitu KMP. Teluk Singkil yang akan menyeberang pukul 20.00 WIB menuju ke Labuhan Haji. Selanjutnya pada pukul 22.00 WIB, KMP. Aceh Hebat 3 akan berlayar menuju Pulau Banyak dan Singkil. Namun untuk sementara, KMP. Aceh Hebat 1 yang berlayar pada rute Calang- Sinabang belum dapat melayani penyeberangan karena dermaga Pelabuhan Calang sedang dilakukan pemeliharaan. Kita berharap pemeliharaan ini dapat terselesaikan dalam waktu cepat. (MS/MU)