Dishub

Menhub Minta Sekolah Transportasi Terus Konsisten Tingkatkan Kualitas Lulusan

Menteri Perhubungan Republik Indonesia Budi Karya Sumadi meminta kepada pengelola sekolah transportasi di lingkungan Kementerian Perhubungan untuk terus konsisten meningkatkan kualitas lulusan. “Berbagai program terus dilakukan misalnya peningkatan keterampilan bahasa asing dan juga peningkatan kualitas sarana pendidikan,” ujar Menhub saat meresmikan renovasi Gedung Auditorium Nusantara Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) di Jakarta, Selasa (23/1). Menhub mengungkapkan, Kementerian Perhubungan menjalankan visi misi Presiden untuk mencetak SDM Transportasi yang unggul, seiring dengan tugas membangun konektivitas untuk menghubungkan dan mempersatukan Indonesia. “Di dunia pendidikan, kami juga ditugaskan untuk mencetak anak-anak didik yang unggul dan mampu berkompetisi secara global,” ucap Menhub. Lebih lanjut Menhub mengatakan bahwa STIP merupakan salah satu sekolah yang diandalkan untuk meluluskan para taruna pelaut yang unggul di dunia kerja. “Tapi, jangan cepat puas, karena secara internasional, India dan Filipina masih unggul dari segi kuantitas maupun kualitas. Untuk itu teruslah berupaya tingkatkan kualitas SDM transportasi kita,” ungkap Menhub. Sementara itu, Plt. Kepala BPSDMP Wisnu Handoko mengatakan, renovasi gedung auditorium ini diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kepada taruna, peserta didik, dan masyarakat pengguna jasa gedung. “Dengan daya tampung yang lebih besar, diharapkan dapat memberikan layanan sarana prasarana yang lebih baik pada kegiatan internal dan eksternal, seperti ceramah umum, kuliah umum, seminar, rapat koordinasi, workshop pelatihan pemberdayaan masyarakat, maupun kegiatan untuk masyarakat umum,” ungkapnya. Sejumlah upaya lain yang dilakukan STIP Kemenhub untuk meningkatkan kualitas SDM yaitu melalui Perpustakaan Digital (E-Library). Program ini merupakan salah satu inovasi untuk meningkatkan literasi dan minat baca masyarakat. Perpustakaan Digital STIP telah mengantongi akreditasi A sejak tahun 2021 dan menjadi sumber rujukan untuk bidang pelayaran oleh berbagai pihak. Setidaknya, ada 17 ribu buku yang bisa dinikmati oleh para pembaca di perpustakaan tersebut. Dalam kegiatan ini, dilaksanakan pula peluncuran buku “Ekonomi Berkelanjutan dan Demokratis” karya Prof. Wihana Kirana Jaya, yang saat ini juga bertugas sebagai Staf Khusus Menteri Perhubungan Bidang Ekonomi dan Investasi Transportasi. Turut hadir dalam kesempatan tersebut Staf Khusus Menteri Perhubungan Bidang SDM dan Kehumasan Adita Irawati, Staf khusus Bidang Pendanaan dan Keuangan Otto Ardianto, Staf Khusus Hubungan Antarlembaga Buyung Lalana, Staf Ahli Bidang Keselamatan dan Konektivitas Perhubungan Subagiyo, Ketua STIP Ahmad Wahid, dan Kepala Pusat Pengelolaan Transportasi Berkelanjutan Kemenhub Tri Cahyadi.(*) Sumber: Kemenhub

Caca, Si Hobi Traveling Nikmati Pelayaran Perdana Lamteng Balohan

BANDA ACEH – Jalan-jalan dengan kapal penyeberangan KMP Papuyu ternyata mengasyikkan. Itulah yang dirasakan oleh Stephanie Mharsya, gadis cantik yang hobi traveling, saat mengikuti pelayaran perdana angkutan penyeberangan perintis tahun 2024 ke Pulo Aceh dan Sabang hari ini, Kamis, 18 Januari 2024. Gadis yang akrab disapa Caca ini sangat menikmati perjalanan dengan KMP Papuyu yang dinaikinya dari Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue. Udara pagi yang masih cukup sejuk membuat perjalanan kian mengesankan. Ditambah lagi pemandangan laut dan pulau-pulau kecil yang terbentang begitu indah saat mendekati Pulo Aceh. Begitu kapal berlabuh sementara (transit) di dermaga Pelabuhan Lamteng, Caca menyempatkan diri turun sejenak ke dermaga untuk mengabadikan pemandangan Pulo Aceh yang belum pernah dilihatnya. Tidak lupa, ia berselfie ria dengan latar kapal Papuyu yang mungil tapi sangat tangguh melewati ombak lautan. Saat mendengar suara nahkoda kapal menginformasikan bahwa kapal akan segera berangkat ke Sabang, Caca bergegas menaiki kapal agar setiap momen perjalanan selanjutnya tidak terlewatkan. Caca kegirangan begitu mengetahui rute Pulo Aceh ke Sabang merupakan lintasan baru angkutan penyeberangan perintis yang mulai beroperasi tahun ini. “Senang banget karena Caca jadi orang pertama yang bisa nikmatin perjalanan dari Pulo Aceh ke Sabang,” begitu sebutnya di depan nahkoda KMP Papuyu Capt. Saiful Amri. Capt Saiful juga bercerita bahwa penyeberangan Pulo Aceh ke Sabang, dengan jarak 17 mil laut, ditempuh sekitar 2,5 jam pelayaran. Lintasan bersubsidi ini, tambahnya, merupakan terobosan baru yang sangat bermanfaat, tidak hanya bagi masyarakat Lamteng, tapi juga untuk wisatawan karena memiliki destinasi wisata alternatif ketika berlibur. Perjalanan Caca hari ini berakhir di Sabang, kapal Papuyu tiba sekitar pukul 13.20 WIB di Pelabuhan Balohan. Selanjutnya, Caca melanjutkan eksplorasi wisata ke berbagai destinasi yang ada di Pulau Weh Sabang. Kata Caca, berwisata jadi lebih murah meriah dengan angkutan penyeberangan perintis. Jadi, yuk manfaatkan sebaik mungkin!(AB)

Angkutan Penyeberangan Perintis Layani 3 Lintasan di Aceh

BANDA ACEH – Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat menetapkan 3 (tiga) lintasan penyeberangan perintis di Provinsi Aceh pada tahun 2024. Hal ini sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor KP-DRJD 7330 Tahun 2023 dan Keputusan Gubernur Aceh Nomor 552/1776/2023 tentang penetapan lintas penyeberangan perintis Aceh tahun 2024. Kepala Dinas Perhubungan Aceh Teuku Faisal menyebutkan, 3 lintasan penyeberangan yang disubsidi oleh Kemenhub melalui APBN tersebut adalah lintasan Singkil – Pulau Banyak, Ulee Lheue – Lamteng, dan Lamteng – Balohan. “Lintasan Lamteng – Balohan merupakan rute penyeberangan baru yang diusulkan oleh Pemerintah Aceh dan disetujui di Kemenhub. Sedangkan 2 lintasan lainnya merupakan lintasan lama yang sudah beroperasi sejak beberapa tahun lalu,” ungkap Teuku Faisal. Sebagai informasi, pada tanggal 20 Juni 2023 yang lalu Pj. Gubernur Aceh Achmad Marzuki bersurat kepada Menteri Perhubungan RI untuk mengajukan usulan lintasan angkutan penyeberangan perintis agar dapat disubsidi melalui APBN tahun 2024. Angkutan penyeberangan perintis di Aceh, tambah Teuku Faisal, diharapkan bisa membuka keterisoliran wilayah 3TP (tertinggal, terdepan, terluar, dan perbatasan) sehingga bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi wilayah tersebut, seperti Pulau Banyak dan Pulo Aceh. “Kita tentunya berterima kasih kepada Kemenhub yang telah mendukung terbukanya akses penyeberangan ke wilayah kepulauan di Aceh. Di samping mempermudah aksesibilitas, dengan adanya angkutan penyeberangan perintis ini tentu kita harapkan bisa mendukung pertumbuhan ekonomi dan kunjungan pariwisata. Seperti kita ketahui, kedua wilayah tersebut memiliki potensi wisata yang cukup menjanjikan bila digarap dengan serius,” tambah Teuku Faisal. Kadishub Aceh juga mengajak masyarakat dan wisatawan untuk memanfaatkan layanan angkutan penyeberangan perintis secara maksimal karena tarifnya cukup terjangkau. Untuk diketahui, lintasan Singkil – Pulau Banyak dengan jarak mencapai 28 mil dilayani oleh KMP Aceh Hebat 3. Sedangkan lintasan Ulee Lheue – Lamteng (12 mil) dan Lamteng – Balohan (17 mil) dilayani oleh KMP Papuyu dengan operator PT. ASDP Indonesia Ferry.(AB)

Penutupan Posko, Selama Libur Nataru Tercatat Ada 126 Juta Pergerakan

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi resmi menutup Posko Pusat Angkutan Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan Jakarta, Kamis (4/1). Menhub menjelaskan, lonjakan pergerakan masyarakat di masa libur Nataru dapat diantisipasi dan berjalan dengan selamat, aman, nyaman dan lancar. Hal ini tercapai berkat koordinasi dan kolaborasi yang baik dari seluruh unsur terkait baik dari Kementerian/Lembaga, operator transportasi dan jalan tol, media massa dan masyarakat. “Dengan adanya lonjakan pergerakan, berarti kita harus merencanakan dan juga mengeksekusi dengan baik untuk mengurai kepadatan pergerakan di satu waktu tertentu. Alhamdulillah kita dapat melaksanakannya dengan baik, tentunya tidak lepas dari kerja sama kita semua,” sebut Menhub. Menhub mengungkapkan, Kemenhub bekerjasama dengan operator telekomunikasi untuk melihat jumlah pergerakan masyarakat selama masa libur Nataru. Berdasarkan resume hasil Positioning Mobile Data (PMD) yang dilakukan dari 16 Desember 2023 s.d 1 Januari 2024, tercatat ada sebanyak 126 juta pergerakan keluar provinsi maupun di dalam provinsi. Menurut Menhub, hasil ini tidak berbeda jauh dengan prediksi pergerakan masyarakat dari Badan Kebijakan Transportasi Kemenhub yang mencapai 107 juta orang. “Kami akan terus melakukan upaya yang lebih akurat terkait dengan pergerakan masyarakat dari satu titik ke titik lainnya, agar bisa dilakukan penanganan yang lebih baik lagi,” tutur Menhub. Lebih lanjut berdasarkan data Polri, pada masa Nataru 2023/2024 tepatnya sejak 22 Desember 2023 hingga 2 Januari 2024, terjadi penurunan kecelakaan lalu lintas sebesar 12% dengan jumlah kecelakaan lalu lintas sebanyak 3.412 kejadian. Dari hasil pemantauan di Posko Pusat Nataru yang dilakukan dari 19 Desember 2023 s.d 3 Januari 2024, tercatat total jumlah penumpang yang menggunakan moda angkutan umum baik darat, kereta api meningkat 16,48% dibandingkan dengan Nataru tahun lalu. Sementara itu, jumlah kendaraan yang melintas di jalan tol yang keluar Jabodetabek mengalami peningkatan sebanyak 8,13%. Sedangkan jumlah kendaraan yang melintas di jalan tol yang masuk Jabodetabek mengalami peningkatan sebanyak 7,81%.(*) Sumber: Kemenhub

Pawai Kapal Hias, Impresi Kemahsyuran Maritim Aceh

Kerajaan Aceh adalah salah satu kerajaan di nusantara yang bercorak islam. Kerajaan ini awalnya ialah sebuah pelabuhan transit yang kemudian yang berkembang pesat menjadi kota pelabuhan hingga akhirnya berubah menjadi sebuah kerajaan. Kerajaan Aceh didirikan oleh raja pertamanya yaitu Ali Mughayat Syah (1514-1530 M). Adapun kerajaan ini dapat berubah menjadi kerajaan besar sendiri tidak lepas dari pengaruh jatuhnya Malaka ke tangan Portugis pada tahun 1511. Karena hal tersebut, Aceh yang wilayahnya sangat strategis terletak di Selat Malaka pun menjadi pelabuhan alternatif bagi para pedagang, khususnya pedagang muslim yang enggan berbisnis di Malaka karena telah dikuasai oleh Portugis.Kehidupan ekonomi masyarakat Aceh adalah dalam bidang pelayaran dan perdagangan. Dalam perdagangan Kerajaan Aceh memiliki komuditas meliputi lada, emas, minyak tanah, kapur, sutera, kapas, kapur barus, menyan dan belerang. Hasil bumi dan alam yang banyak menjadi bahan ekspor dan komiditas perdagangan yang penting bagi Aceh, sehingga perekonomian Aceh maju dengan pesat. Dalam bidang pelayaran, Aceh yang letaknya sangat strategis di selat malaka pun sangat diuntungkan sehingga menjadi kota pelabuhan. Dari kota pelabuhan tersebut, Aceh mengadakan hubungan dengan pihak asing. komoditas utama atau bisa dikatakan unggulan di Kesultanan Aceh yang diekspor ke luar adalah lada. Adapun kapal yang dimiliki oleh Kerajaan Aceh yang digunakan untuk perdagangan dan pelayaran pada masa keemasan dibawah pimpinan Sultan Iskandar Muda sendiri adalah Kapal Galleon. Pawai Kapal Hias dari Krueng Aceh hingga pendopo Gubernur Aceh yang diselenggarakan dalam rangka memeriahkan PKA 8 Tahun 2023 bertepatan di Hari Minggu (5/11/2023) menjadi suatu peristiwa yang memvisualisasikan dan merayakan kejayaan maritim Aceh. Perjalanan pawai ini tidak sekadar perayaan visual, tetapi juga merangkum sejarah dan warisan keberlanjutan tradisi maritim Aceh. Krueng Aceh sebagai Landasan Sejarah Pawai Kapal Hias dimulai dari Krueng Aceh, yang merupakan simbolisasi landasan sejarah kejayaan maritim Aceh. Krueng Aceh, sebagai jalur air yang mengalir melalui sejarah perdagangan dan perlawanan, menjadi awal perjalanan pawai yang sarat makna. Kapal Hias sebagai Warisan Budaya Kapal Hias yang dihias dengan megah bukan hanya perwujudan seni, tetapi juga warisan budaya yang memperkaya kekayaan maritim Aceh. Setiap kapal membawa cerita tentang perdagangan rempah-rempah, keberanian panglima laut, dan kejayaan maritim Kesultanan Aceh. Perjalanan Menuju Pendopo Gubernur Perjalanan kapal hias menuju pendopo Gubernur Aceh mencerminkan peran penting Aceh dalam konteks regional dan nasional. Pendopo Gubernur, sebagai tempat pertemuan dan pengambilan keputusan, menjadi saksi kejayaan maritim Aceh yang turut membentuk nasionalisme dan identitas bangsa. Simbol Keberlanjutan Tradisi Pawai Kapal Hias tidak hanya merayakan masa lalu, tetapi juga menunjukkan keberlanjutan tradisi maritim Aceh. Melibatkan generasi muda dalam pawai ini memberikan pesan bahwa warisan maritim harus dijaga dan dilestarikan untuk masa depan sekaligus dapat menyaksikan, merasakan kebanggaan akan kejayaan maritim Aceh. Pawai Kapal Hias menjadi peristiwa yang mencerminkan keberagaman dan kekayaan budaya maritim Aceh. Lebih dari sekadar perayaan, ini adalah suatu bentuk penghormatan terhadap warisan sejarah yang melibatkan masyarakat dalam merawat dan melestarikannya. Dalam pawai ini juga, mengingatkan kembali kita pada seorang laksamana wanita yang begitu tangguh dan ditakuti di samudera nan luas ini.Ialah Panglima Malahayati terkenal karena strategi militernya yang cerdas dan berhasil memimpin pasukan laut Aceh dalam melawan pasukan kolonial Belanda pada abad ke-17. Namun, dampak dan ketenaran strateginya tidak hanya terbatas di wilayah Aceh, tetapi juga mencapai Eropa. Inilah tujuannya, pawai kapal hias menjadi visualisasi Sejarah bagi generasi sekarang, sehingga penerus bangsa ini tidak lupa dengan kejayaan yang dulu bersanding dengan nama Aceh ini.(*) Versi cetak digital Tabloid Aceh TRANSit Edisi 15 dapat diakses di laman:

Libur Tahun Baru, Dishub Aceh Siapkan Strategi Pengendalian Transportasi

Lazimnya momen pergantian tahun dimanfaatkan oleh masyarakat untuk rehat sejenak dari aktivitas sehari-hari dengan berkunjung ke objek-objek wisata. Berkaca pada momen-momen libur akhir tahun sebelumnya, sebagian besar masyarakat, baik yang berasal dari Aceh maupun luar Aceh diperkirakan akan bergerak ke destinasi wisata favorit, Pulau Weh Sabang. Mengantisipasi meningkatnya arus pergerakan penumpang, Dishub Aceh telah menyiapkan skema pengaturan lalu lintas penumpang dan kendaraan di kawasan Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue. Dari data yang dihimpun oleh tim Aceh TransIt, pada akhir tahun lalu, puncak arus keberangkatan penumpang di Pelabuhan Ulee Lheue terjadi di penghujung bulan Desember dengan jumlah penumpang yang menyeberang ke Sabang adalah 1939 orang. Tercatat total sebanyak 26829 orang melancong ke pulau paling barat Indonesia itu selama periode libur akhir tahun 2022. Meskipun pergerakan penumpang pada libur akhir tahun 2023 ini diprediksi tidak akan melampaui jumlah penumpang pada periode libur Lebaran Idul Fitri dan Idul Adha, namun strategi pengendalian lalu lintas di pelabuhan tetap perlu dipersiapkan sedini mungkin. Kepala Bidang Pelayaran Dinas Perhubungan Aceh, Muhammad Al Qadri, menyebutkan bahwa yang paling utama adalah tetap memastikan keamanan dan keselamatan pelayaran. “Sudah kita informasikan kepada operator kapal dan juga seluruh stakeholder yang ada di Pelabuhan untuk bersinergi dan sigap dalam memberikan pelayanan terbaik selama periode libur akhir tahun ini. Operator juga dapat menambah frekuensi trip kapal sesuai dengan kebutuhan untuk mencegah penumpukan penumpang di pelabuhan, tentunya tetap dengan memperhatikan kondisi cuaca dan faktor-faktor keselamatan lainnya,” ujarnya. Pada kondisi peak season, termasuk libur tahun baru, frekuensi trip kapal biasanya mengalami penambahan. Jika pada kondisi normal biasanya kapal diberangkatkan 3 sampai dengan 4 trip, namun pada kondisi libur nasional bertambah menjadi 5 sampai 6 trip per hari. Guna memaksimalkan pelayanan bagi pengguna jasa pelabuhan, Dinas Perhubungan Aceh juga akan menyediakan posko pengamanan yang beroperasi selama 24 jam di sekitar pelabuhan Ulee Lheue. Petugas posko nantinya bertugas membantu dan mengarahkan antrian kendaraan yang masuk dan keluar pelabuhan agar tidak menimbulkan kemacetan. “Kita juga sudah siapkan alernatif-alternatif sirkulasi kendaraan dan penumpang di pelabuhan dengan menyesuaikan kondisi yang terjadi di lapangan nantinya,” tambah Al Qadri. Posko pengamanan direncanakan mulai beroperasi sejak 19 Desember 2023 hingga 3 Januari 2024 mendatang. Selain itu, jika memungkinkan akan dilaksanakan pula rapat koordinasi membahas persiapan akhir untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan penumpang di Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue bersama-sama dengan seluruh stakeholder terkait yang ada di pelabuhan. Seiring dengan kesiapan dari sisi prasarana, kesiapan sarana angkutan juga mendapat perhatian khusus dalam rangka memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat selama periode libur akhir tahun 2023 ini. Informasi yang didapatkan tim Aceh TransIt bahwa ramp check kapal penyeberangan telah selesai dilakukan oleh Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Kelas II Aceh. Menyusul moda laut, ramp check pada moda darat rencananya juga akan digelar pada pertengahan Desember mendatang. Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) Dinas Perhubungan Aceh yang diwakili oleh Kepala Seksi Sarana dan Angkutan, Renny Anggeraeni Robin, menyampaikan bahwa ada beberapa aspek yang harus diperiksa pada saat dilakukannya ramp check angkutan darat. “Kita periksa dari aspek administrasi, aspek teknis utama dan aspek teknis penunjang. Dari aspek administrasi misalnya kita lihat kelengkapan surat-surat kendaraannya, termasuk izin trayek, kartu muatan, SIM milik pengemudi, dan sebagainya. Sementara dari aspek teknis kita lihat kondisi kendaraan, seperti rem, ban, lampu-lampu penerangan, permesinan, semuanya itu harus berfungsi dan dalam kondisi laik jalan,” terang Renny.Inspeksi ramp check angkutan umum sangat penting karena merupakan salah satu cara untuk mengurangi risiko kecelakaan lalu lintas. Seperti dikutip dari Integrated Road Safety Management System (IRSMS) yang dirilis Ditlantas Polda Aceh, angka kecelakaan lalu lintas di Provinsi Aceh mengalami peningkatan sepanjang Agustus 2023 dengan jumlah korban meninggal dunia sebanyak 64 orang. Oleh karena itu, dengan memastikan kendaraan umum memenuhi standar keamanan dan keselamatan diharapkan angka kecelakaan tersebut dapat ditekan semaksimal mungkin. Sementara itu, sesuai prediksi dari BMKG, musim penghujan masih terus berlangsung sampai awal tahun 2024 nanti, hal ini berakibat pada potensi terjadinya bencana hidrometeorologi, terutama bencana banjir yang mungkin saja terjadi pada beberapa titik di wilayah lintas barat maupun lintas timur Aceh. Masyarakat yang akan melakukan perjalanan selama periode libur tahun baru diimbau untuk tetap berhati-hati dan mematuhi aturan lalu lintas yang berlaku, terutama bagi pengguna kendaraan pribadi. Jadi, bagi rakan moda yang akan berlibur, jangan lupa persiapkan perjalananmu sebaik mungkin dan tetap berhati-hati saat berkendara di jalan.(*) Versi cetak digital Tabloid Aceh TRANSit Edisi 15 dapat diakses di laman:

Mulai 1 Januari 2024, Pelabuhan Balohan Sabang Dikelola BPKS

BANDA ACEH – Terhitung mulai 1 Januari 2024, Pelabuhan Penyeberangan Balohan, Kota Sabang secara resmi kembali dikelola Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang (BPKS). Seperti diketahui, pelabuhan ini dikelola Dishub Aceh sejak 16 Maret 2022 lalu dengan skema pinjam pakai guna mendukung pelayanan transportasi pada lintasan Ulee Lheue – Balohan. Hal ini seperti yang disampaikan Kadishub Aceh, Teuku Faisal, Jumat, 29 Desember 2023 di Ruang Rapat Asisten II Setda Aceh usai menandatangani surat kesepakatan bersama Plt. Kepala BPKS Sabang, Marthunis, isinya tentang pengakhiran perjanjian pinjam pakai tanah pertapakan dan bangunan pada Pelabuhan Penyeberangan Balohan dan fasilitas pendukung lainnya. Dilanjutkannya keberadaan Pelabuhan Penyeberangan Balohan memiliki peran yang strategis, sebab Pulau Weh yang terletak di Sabang selalu ramai dikunjungi berbagai wisatawan lokal hingga mancanegara. Oleh karenanya, Pelabuhan Balohan sudah sepatutnya dikelola oleh BPKS secara lebih profesional. “Tentu pengelolaan kembali oleh BPKS ini guna meningkatkan pelayanan kepada pengguna jasa secara modern dan profesional karena salah satu core bussiness BPKS adalah pengelolaan pelabuhan,” sebut Faisal. Faisal menambahkan ke depan, pihaknya yakin dan percaya di bawah pengelolaan BPKS, pelayanan kepada jasa pengguna jasa Pelabuhan Penyeberangan Balohan akan semakin baik dan berkembang. Dalam kesempatan yang sama, Plt. Kepala BPKS Sabang, Marthunis mengatakan Pelabuhan Balohan adalah aset BPKS dan telah dikelola secara baik oleh Dishub Aceh. “Tentunya kita menginginkan Pelabuhan Balohan ini dan menjadi citra awal yang baik bagi Sabang sebagai kawasan strategis pariwisata nasional dengan pelayanan yang prima. Kami mengharapkan dukungan Dishub Aceh sehingga pelayanan semakin membaik,” harap Marthunis. Selama dikelola Dishub Aceh, berbagai perubahan telah upayakan untuk kenyamanan pengguna jasa pelabuhan baik fasilitas umum, penataan parkir kendaraan umum dan barang, pencahayaan gedung, penataan lokasi antrian tiket kapal Ro-Ro maupun kapal cepat.(MR)

Bekerja dari Hati untuk Pulo Nasi

Jika dibandingkan dengan Sabang, kawasan Pulo Aceh mungkin belum terlalu tersohor, tak banyak yang tahu bahwa sebenarnya Pulo Aceh menyimpan banyak potensi yang menjanjikan, termasuk potensi pariwisatanya. Bagi yang sudah pernah melancong ke Pulo Aceh pasti ingin kembali lagi untuk menikmati panorama pantai yang cukup indah dan diapit oleh gugusan pulau-pulau di sekitarnya. Hal inilah yang disampaikan oleh Koordinator Pelabuhan Penyeberangan Lamteng, Pulo Aceh, Safwan, yang ditemui oleh Tim Aceh TRANSit. Bekerja sebagai ASN di Dinas Perhubungan Aceh sejak tahun 2006, pada awal tahun 2023, beliau dipercaya untuk mengemban amanah sebagai Koordinator Pelabuhan Lamteng, yang kemudian membuatnya menjadi semakin dekat dengan geliat aktivitas di Pulo Aceh, terutama di sekitar Pelabuhan Penyeberangan Lamteng. Secara geografis, Pulo Aceh terbagi dua pulau yaitu Pulo Nasi dan Pulo Breuh. Namun kedua pulau ini lebih dikenal dengan sebutan Pulo Aceh, merupakan salah satu Kecamatan dalam wilayah Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh. Dikisahkan, penamaan Pulo Nasi ini berawal dari kisah nasi bungkus. Karena jaraknya yang menempuh perjalanan setengah hari dari daratan, maka setiap pendatang harus membawa nasi bungkus untuk disantap ketika sandar. Sedangkan, Pulo Breueh yang jaraknya lebih jauh dari Pulo Nasi, nasi bungkus yang dibawa pengunjung dikhawatirkan akan basi. Maka, pendatang membawa beras untuk dimasak di Pulo Breueh (red: Beras). Pelabuhan Lamteng yang berada di Pulau Nasi telah berada di bawah kewenangan Dishub Aceh sejak selesainya proses pengalihan aset dari Pemerintah Kabupaten Aceh Besar kepada Pemerintah Aceh pada akhir Desember 2021 lalu. Sesuai dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 432 Tahun 2017 tentang Rencana Induk Pelabuhan Nasional, pelabuhan Lamteng adalah pelabuhan penyeberangan yang termasuk dalam pelabuhan penyeberangan kelas I dengan kapasitas dermaga 600 GT dan kolam pelabuhan dengan kedalaman 3,6 meter. Sampai saat ini, pelayaran ke Pulo Aceh dilayani oleh KMP Papuyu dengan frekuensi hampir setiap hari dan waktu tempuh sekitar 1,5 jam. Dalam satu trip, KMP Papuyu dapat memuat 105 penumpang dan 8 unit kendaraan campuran yang terdiri dari 2 unit kendaraan kecil serta 6 unit bis/truk berukuran sedang. Tetapi, ada juga warga Pulo Aceh yang menggunakan boat nelayan sebagai alternatif untuk berlayar ke wilayah daratan dan sebaliknya. Menurut Safwan, hal ini terjadi karena jadwal keberangkatan kapal dari dan menuju Pulo Aceh sangat dipengaruhi oleh faktor cuaca. “Kalau cuaca buruk, angin dan ombak besar, dan kapal Papuyu gak bisa berangkat, tapi masyarakat misalnya tetap butuh untuk ke Banda Aceh hari itu, jadi mau gak mau ya naik boat,” paparnya. Ia menambahkan bahwa mayoritas masyarakat yang menggunakan jasa pelayaran dengan menggunakan KMP Papuyu berprofesi sebagai pedagang, sehingga Pelabuhan Lamteng menjadi pintu utama distribusi logistik sehari-hari. Selama ini, operasional di Pelabuhan Lamteng dijalankan oleh Safwan bersama dengan empat orang personil pelabuhan lainnya yang merupakan warga asli Pulo Aceh. Sehari-harinya, ia beserta keempat personil lainnya berkoordinasi dengan operator kapal, baik itu terkait dengan jadwal pelayaran, pengoperasian kapal, maupun hal-hal lainnya yang diperlukan. Disamping itu, ia juga harus memastikan kegiatan di pelabuhan berjalan dengan kondusif, terutama saat kapal melakukan kegiatan bongkar muat. Selain itu, sebagai koordinator ia bertanggung jawab untuk melaporkan setiap kejadian dan kendala yang terjadi di lapangan kepada atasan di kantor induk. Ketika ditanya mengenai suka duka yang dialami selama bertugas, ia mengaku hanya berusaha untuk menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya. “Saya bersyukur karena di sini mendapatkan mitra kerja yang sangat kooperatif, baik itu adik-adik petugas kita di pelabuhan ataupun dari operator, alhamdulillah semuanya saling support dan sudah saling menganggap seperti saudara satu sama lain sehingga pekerjaannya tidak terasa berat,” ujar pria kelahiran 19 September 1980 ini. Untuk kendala pada saat bertugas, ia menyebut bahwa selama ini belum menemui kendala yang berarti, hanya saja ia berharap dapat diupayakannya jaringan telekomunikasi yang lebih kuat dan stabil di kawasan Pulo Aceh, karena jaringan komunikasi amat sangat diperlukan pada zaman ini, apalagi untuk dirinya yang sering bertugas bolak-balik ke Lamteng sehingga perlu untuk memberikan kabar bagi keluarga yang berada di rumah. Jalur laut masih menjadi satu-satunya penghubung kawasan Pulo Aceh dengan wilayah daratan sampai saat ini. Oleh karena itu, menurut Safwan, penting sekali untuk memastikan sarana dan prasarana di pelabuhan dapat berfungsi secara optimal. Apalagi, menurutnya, masyarakat perlu diberikan haknya untuk mendapatkan jasa transportasi yang aman dan nyaman. “Kita tahu di Pulo Aceh belum banyak fasilitas umum yang memadai, seperti misalnya fasilitas kesehatan dengan peralatan dan tenaga medisnya masih terbatas, jika ada urgensi kayak ada warga yang sakit dan perlu dirujuk ke Banda Aceh, pasti dibawa dengan kapal,” tambahnya. Potret kehidupan di Pulo Aceh memang relatif sederhana. Sekilas, mungkin tak banyak yang bisa dilakukan di sebuah kecamatan dengan 17 gampong ini. Namun, bagi Safwan, ia mengenggam semangat dan asa bahwa suatu saat kawasan Pulo Aceh akan menjadi salah satu kawasan yang diperhitungkan dan menjadi sentra perekonomian di tanah Serambi Mekkah. “Memang masih banyak PR bagi kita untuk membangun Pulo Aceh ini, tapi bukan tidak mungkin hal itu akan tercapai dengan kerjasama dan semangat kolaborasi kita semua” tutupnya.(*) Versi cetak digital dapat diakses di laman:

Cuaca Tidak Kondusif, Keberangkatan Kapal Cepat ke Sabang Ditunda

BANDA ACEH – Kepadatan penumpang terjadi di Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue pada Senin, 25 Desember 2023. Hal itu dikarenakan kapal cepat Express Bahari tidak diberangkatkan karena cuaca tidak kondusif untuk pelayaran. Untuk saat ini, setidaknya hingga pukul 10.59 WIB hari ini, ada 3 trip keberangkatan kapal cepat yang batal berangkat yaitu pada pukul 08.00, 09.00 dan 10.00 WIB. Koordinator Pelabuhan Ulee Lheue, Muhammad Ridwan Siregar menyebutkan bahwa dampak pembatalan keberangkatan kapal cepat terjadinya penumpukan penumpang di Pelabuhan Ulee Lheue. “Kurang lebih ada 300 penumpang yang tidak jadi berangkat, dan sampai saat ini kita belum bisa dipastikan kapan kapal akan diberangkatkan kembali,” sebut Ridwan. Pihak kapal cepat Express Bahari, tambah Ridwan, juga belum bisa memastikan terkait keberangkatan kapal selanjutnya untuk hari ini. Penumpang yang sudah membeli tiket dipersilahkan untuk melakukan proses pengembalian tiket (refund) pada loket yang tersedia. Kepala KSOP Malahayati, Capt. Amfahmi, SH. mengatakan bahwa kapal cepat Express Bahari dibatalkan karena ombak laut sudah mencapai ketinggian 2 hingga 4 meter sehingga sangat membahayakan apabila perjalanan terus dilanjutkan. “Kapal cepat Express Bahari pada trip pertama sudah berlayar, namun karena dirasa tidak memungkinkan untuk dilanjutkan karena faktor cuaca maka kami memutuskan untuk kembali ke Pelabuhan Ulee Lheue, untuk itu diharap penumpang dapat mengerti demi keselamatan mereka,” imbuh Amfani. Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi wilayah Indonesia untuk perairan utara Sabang yang masuk ke dalam kategori gelombang tinggi. Berdasar rilis yang disebar melalui media sosial tersebut, BMKG menyebut tinggi gelombang laut di perairan utara Sabang mencapai 2.5 – 4.0 meter yang berlaku mulai tanggal 25 Desember Pukul 07.00 WIB – 26 Desember 2023 Pukul 07.00.(MG/AB)

Kadishub Aceh Pantau Kelancaran Transportasi Penyeberangan Bersama Stakeholder Terkait

BANDA ACEH – Kepala Dinas Perhubungan Aceh Teuku Faisal bersama Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Aceh M Iqbal Alqudusy, Kepala Basarnas Aceh Al Hussaini, dan Kepala Jasa Raharja Aceh Regy S Wijaya memantau kelancaran pelayanan transportasi penyeberangan Ulee Lheue – Balohan selama masa libur natal dan tahun baru (Nataru) 2024 pada Senin, 25 Desember 2023. Kegiatan patroli laut menggunakan KN SAR Kresna yang digagas oleh Basarnas Aceh ini juga ditujukan untuk memantau operasional kapal penyeberangan serta aktivitas pelayanan kepada pengguna jasa pelabuhan, baik di Pelabuhan Ulee Lheue maupun Balohan. “Kunjungan kita hari ini juga untuk memastikan pelayanan di pelabuhan penyeberangan selama libur Nataru berjalan dengan baik,” kata Teuku Faisal kepada awak media di Pelabuhan Balohan Sabang. Pada kesempatan tersebut, Teuku Faisal menyampaikan bahwa pelayanan angkutan penyeberangan lintasan Ulee Lheue – Balohan pada hari ini sempat terkendala akibat tingginya gelombang laut. “Hari ini (pagi) sempat ada penundaan kapal cepat, baik dari Ulee Lheue maupun Balohan karena faktor cuaca,” ujarnya. Aktivitas penyeberangan di tengah kondisi cuaca yang kurang kondusif tentu sangat berisiko terhadap keselamatan pelayaran. Oleh sebab itu, Teuku Faisal berharap cuaca segera kondusif dan normal kembali sehingga pelayanan transportasi bisa berjalan sebagaimana biasanya. “Mudah-mudahan ke depan cuaca kembali membaik sehingga tidak terjadi penumpukan kendaraan dan penumpang di Ulee Lheue maupun Balohan,” sebutnya. Untuk menghindari penumpukan kendaraan, Teuku Faisal mengungkapkan bahwa operator kapal penyeberangan sudah menyatakan siap melakukan penambahan trip apabila diperlukan. “Tentunya sepanjang cuaca memungkinkan dan tidak ada kendala teknis lainnya,” ujarnya. Kadishub Aceh juga mengimbau masyarakat agar selalu memantau kondisi cuaca melalui media sosial maupun pemberitaan sehingga perjalanan liburannya tidak mengalami kendala yang berarti. “Selain itu tentu saja mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik, termasuk kendaraan, kesehatan, dan tidak mengemudi dalam kondisi lelah agar terhindar dari kecelakaan,” imbau Teuku Faisal. Sementara itu, Dirlantas Polda Aceh M Iqbal Alqudusy menyebutkan bahwa kunjungan ini juga dimaksudkan untuk melihat kesiapan personil dalam rangka pengamanan perjalanan selama libur Nataru 2024 berlangsung. Ia menegaskan bahwa pihaknya bersama stakeholder terkait siap melakukan pengamanan perjalanan masyarakat pada masa libur ini.(AB)