Dishub

Heri Yusmawarnizar, 20 Tahun Mengabdi, Memastikan Kelancaran Transportasi Haji

Banda Aceh – Dengan ramah dan cekatan ia mengkoordinir 393 jemaah Haji Kloter 9 untuk menaiki bus yang akan berangkat dari Asrama Haji menuju Bandara Sultan Iskandar Muda pada Jumat, 7 Juni pukul 01.00 dinihari. Dialah Heri Yusmawarnizar, Koordinator Dalops Embarkasi Haji. Sudah lebih dari 20 tahun ia bertugas memastikan arus lalu lintas jemaah haji berjalan lancar dan kondusif. Sepanjang musim haji ini rutinitas Heri meningkat, mengatur lalu lintas dilakukan sejak pagi hingga malam hari, bersama petugas dalops lainnya, mengatur jemaah haji berdasarkan rombongan, selanjutnya mengarahkan mereka menuju bus masing-masing. “Memastikan pelayanan transportasi jemaah haji memberikan kebahagiaan tersendiri. Keikhlasan dan kesabaran dalam melayani menjadi kunci.” Ujar Heri antusias. Rata-rata satu kloter jemaah diangkut menggunakan 10 unit bus. Itu berarti, Heri harus mencatat dan memastikan langsung data dari semua bus tersebut.  “Kita terus menjalin komunikasi sehingga bus bisa sampai di bandara sesuai waktu yang diperkirakan,” jelas Heri.(AP)

Kolaborasi Berbagai Pihak Jadi Upaya Penurunan Angka Fatalitas Kecelakaan Lalu Lintas

BANDA ACEH – Tingginya angka kecelakaan lalu lintas di Aceh harus menjadi perhatian semua pihak. Bila para stakeholder tidak peduli, jalan raya bisa menjadi mesin pembunuh nomor satu yang merenggut nyawa masyarakat Aceh, khususnya mereka yang berada dalam usia produktif. Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Perhubungan Aceh Teuku Faisal saat menjadi narasumber pada kegiatan Talkshow Keselamatan Lalu Lintas dalam rangka memperingati Pekan Keselamatan Jalan Tahun 2024 di Hotel Ayani, Banda Aceh, Jumat, 7 Juni 2024. “Kami sangat mengapresiasi acara ini berlangsung dengan baik. Forum ini tentunya bisa menjadi forum diskusi bagi kita semua, khususnya terkait angkutan jalan di Aceh,” ujar Teuku Faisal. Kadishub Aceh juga menekankan pentingnya lima pilar dalam rangka peningkatan keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan sesuai dengan rencana umum nasional keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan (RUNK LLAJ), yaitu sistem yang berkeselamatan, jalan yang berkeselamatan, kendaraan yang berkeselamatan, pengguna jalan yang berkeselamatan, dan penanganan korban kecelakaan. Selain itu, Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Aceh menjadi wadah penting guna mendorong terjadi sinergitas dan kolaborasi antar stakeholder. “Sinergitas dan kolaborasi antar pilar menjadi nilai penting dalam upaya penurunan angka fatalitas kecelakaan melalui intervensi multisektor,” sebut Teuku Faisal. Di samping Kadishub Aceh, sejumlah narasumber lainnya turut menyampaikan paparan mereka di hadapan para peserta talkshow, seperti perwakilan dari Ditlantas Polda Aceh, Direktorat Sarana Kementerian Perhubungan RI, Masyarakat Transportasi Aceh, PT Jasa Raharja Aceh, dan Organda Aceh.(FJ)

Menhub Dorong Konektivitas Regional Asia Pasifik Berbasis Digital

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menghadiri rangkaian acara hari pertama pelaksanaan Forum Sistem Transportasi Cerdas Asia Pasifik atau The 19th Intelligent Transport System (ITS) Asia Pacific Forum, di Jakarta Convention Center, Selasa (28/5). Rangkaian acara dibuka dengan High Level Roundtable bertema Transformation Towards A Sustainable and Intelligent Urban Mobility. Pada kegiatan ini Menhub mendorong penerapan konektivitas regional berbasis digital di kawasan Asia Pasifik. “Pertemuan ini menghasilkan beberapa gagasan penting yang patut mendapat perhatian dan tindakan bersama. Antara lain mendorong konektivitas regional di era transportasi berbasis digital, mendorong pengembangan sarana dan prasarana transportasi darat yang inklusif, dan memprioritaskan integrasi berbagai moda,” kata Menhub. Di kesempatan ini juga, Menhub bersama Menteri Transportasi dari Singapura, Pakistan, Kamboja dan perwakilan dari Inggris Raya, Jepang, Laos, Australia, serta Vietnam berdiskusi serta berbagi praktik dan pengalaman mengenai sistem transportasi yang cerdas dan berkelanjutan. Menhub mengatakan, menurut Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (ESCAP), kawasan Asia Pasifik memimpin sistem transportasi cerdas dengan proyeksi tingkat pertumbuhan tahunan sebesar 17,8%. Namun, masih ada tantangan terutama bagi negara-negara tertinggal dan berkembang. Untuk itu, High Level Roundtable menekankan peran pemerintah, sektor swasta, serta lembaga keuangan dalam mendukung pembangunan infrastruktur. “Kami juga menyambut baik solusi dan inisiatif baru pada tingkat global, regional, dan nasional untuk mempercepat kemajuan. Kemudian mengedepankan kemitraan dan komitmen untuk meningkatkan dan mempercepat implementasi sistem transportasi cerdas, memperbaiki kerangka regulasi, fokus memperkuat kinerja sumber daya manusia, serta melanjutkan berbagi pengetahuan, pengalaman, dan praktik terbaik,” ujar Menhub. Agenda selanjutnya yang dihadiri Menhub yaitu audiensi dengan Sekretaris Jenderal International Transport Forum (ITF) Young Tae Kim. Sebagai informasi, ITF merupakan organisasi intergovernmental yang menjadi wadah strategis bagi para pemangku kepentingan pada bidang pengembangan transportasi. Ruang lingkup isu yang diperhatikan ITF meliputi aksesibilitas, penerbangan, lingkungan, globalisasi, infrastruktur, transportasi laut, perkeretaapian, transportasi dan keselamatan jalan, serta keamanan transportasi dan transportasi perkotaan. Pada audiensi tersebut, Menhub menyampaikan ketertarikan Indonesia untuk terlibat secara konkret dalam ITF. Selanjutnya membahas strategi untuk memperkuat kemitraan antara Kementerian Perhubungan dan ITF, serta mengidentifikasi bidang-bidang prioritas dan memperdalam upaya kolaboratif yang dapat dilakukan. “Sektor transportasi Indonesia sedang mengalami transformasi akibat urbanisasi dan pertumbuhan ekonomi. Kami memprioritaskan konektivitas transportasi yang lancar dan berketahanan,” ucap Menhub. Rangkaian Forum Sistem Transportasi Cerdas Asia Pasifik hari pertama ditutup dengan jamuan makan malam. Forum Sistem Transportasi Cerdas Asia Pasifik masih akan berlangsung pada 29-30 Mei 2024. Forum ini juga dihadiri oleh lebih dari 1.000 delegasi dari negara lain, termasuk Amerika Serikat, Inggris, Australia, Kanada, China, Jepang, Korea Selatan, New Zealand, Malaysia, dan Singapura. Organisasi internasional seperti UNESCAP, ASEAN, World Bank, Asian Development Bank, dan bahkan European Investment Bank juga turut berpartisipasi. Serta, lebih dari 50 pembicara nasional dan internasional akan mengisi berbagai sesi diskusi dan pameran teknologi yang menampilkan inovasi terbaru dalam transportasi.(MR) Sumber: Kemenhub RI

Cepat Lakukan Hal ini Saat Rem Tidak Berfungsi

Menghadapi situasi di mana rem kendaraan tidak berfungsi bisa sangat menakutkan dan berbahaya. Namun, dengan tetap tenang dan mengetahui langkah-langkah yang tepat, Anda dapat mengurangi risiko kecelakaan. Berikut adalah beberapa langkah penting yang harus dilakukan saat Anda mendapati rem kendaraan Anda tidak berfungsi: 1. Tetap Tenang dan Fokus Ketika Anda menyadari rem tidak berfungsi, hal pertama yang harus dilakukan adalah tetap tenang. Panik hanya akan memperburuk situasi. Cobalah untuk tetap fokus pada jalan dan perhatikan sekitar Anda. 2. Angkat Kaki dari Gas Lepaskan kaki dari pedal gas secepat mungkin untuk memperlambat kendaraan. Jangan mencoba untuk menginjak pedal gas atau memindahkan gigi ke posisi lebih tinggi. 3. Aktifkan Lampu Hazard Segera nyalakan lampu hazard untuk memberi tanda kepada pengendara lain bahwa Anda sedang mengalami masalah. Ini akan membantu mereka untuk memberikan ruang dan menghindari potensi tabrakan. 4. Gunakan Rem Tangan Tarik rem tangan secara perlahan dan bertahap. Jangan menariknya secara tiba-tiba karena bisa menyebabkan roda terkunci dan kendaraan tergelincir. 5. Pindahkan Gigi ke Rendah Jika Anda mengendarai mobil dengan transmisi manual, turunkan gigi secara bertahap untuk memperlambat kendaraan menggunakan mesin. Jika Anda mengendarai mobil dengan transmisi otomatis, pindahkan gigi ke posisi rendah (L). 6. Manfaatkan Gesekan Gunakan lingkungan sekitar untuk membantu memperlambat kendaraan. Misalnya, gesekan dari rumput atau pasir di pinggir jalan dapat membantu memperlambat laju kendaraan. Namun, pastikan area tersebut aman dan tidak berisiko menabrak objek atau orang. 7. Cari Jalur Aman Cari jalur yang aman untuk menepi. Hindari jalanan ramai dan cobalah untuk mencari tempat terbuka atau jalan yang lebih sepi. Jika memungkinkan, arahkan kendaraan menuju tanjakan untuk membantu mengurangi kecepatan. 8. Jangan Matikan Mesin Jangan matikan mesin sampai Anda benar-benar berhenti. Mematikan mesin akan mematikan power steering dan power brake, membuat kendaraan lebih sulit dikendalikan. 9. Gunakan Benda untuk Menghentikan Kendaraan Jika semua cara di atas tidak berhasil, dan Anda masih dalam kecepatan tinggi, cobalah untuk mengarahkan kendaraan ke benda yang bisa mengurangi laju dengan aman, seperti pagar pembatas jalan atau rintangan lainnya yang tidak menyebabkan bahaya besar bagi diri Anda dan orang lain. 10. Hubungi Bantuan Setelah Anda berhasil menghentikan kendaraan dengan aman, segera hubungi layanan darurat atau bantuan jalan untuk mendapatkan bantuan lebih lanjut. Menghadapi rem yang tidak berfungsi memang situasi darurat yang menakutkan, tetapi dengan mengikuti langkah-langkah di atas, Anda dapat mengurangi risiko kecelakaan dan memastikan keselamatan Anda serta pengguna jalan lainnya. Selalu pastikan kendaraan Anda dalam kondisi baik dengan melakukan pengecekan rutin pada sistem rem dan komponen penting lainnya. Selalu ingat untuk tetap tenang dan bertindak cepat saat menghadapi situasi darurat di jalan. Keselamatan Anda adalah yang utama.(MR) *Diolah dari berbagai sumber

Sejarah Zebra Cross, Permudah Akses Pejalan Kaki

Zebra cross atau lintasan penyeberangan pejalan kaki adalah bagian penting dari infrastruktur jalan modern yang berfungsi untuk memberikan keamanan bagi pejalan kaki saat menyeberangi jalan. Zebra cross pertama kali diperkenalkan sebagai solusi untuk meningkatkan keselamatan lalu lintas dan mengurangi kecelakaan yang melibatkan pejalan kaki. Asal Usul Zebra Cross Penggunaan zebra cross pertama kali dicatat pada awal abad ke-20 di Inggris. Pada saat itu, kecelakaan lalu lintas yang melibatkan pejalan kaki sangat tinggi, terutama di kota-kota besar seperti London. Peningkatan jumlah kendaraan bermotor membuat kebutuhan akan solusi keselamatan menjadi sangat mendesak. Pada tahun 1949, setelah Perang Dunia II, pemerintah Inggris mulai melakukan uji coba berbagai desain lintasan penyeberangan untuk meningkatkan keamanan pejalan kaki. Salah satu desain yang diuji adalah pola garis-garis putih yang ditempatkan di atas permukaan jalan. Desain ini kemudian dikenal sebagai “zebra crossing” karena kemiripannya dengan pola garis pada tubuh zebra. Pada tahun 1951, setelah melalui berbagai uji coba dan evaluasi, zebra cross secara resmi diperkenalkan di Inggris. Penggunaan zebra cross ini segera menyebar ke negara-negara lain di Eropa dan seluruh dunia sebagai standar lintasan penyeberangan pejalan kaki. Perkembangan dan Penggunaan Zebra Cross Sejak diperkenalkan, desain zebra cross telah mengalami beberapa perubahan untuk meningkatkan efektivitasnya. Beberapa fitur tambahan, seperti lampu penanda (beacon lights) dan tanda peringatan, ditambahkan untuk lebih meningkatkan visibilitas dan keamanan. Di banyak negara, zebra cross kini dilengkapi dengan lampu lalu lintas khusus untuk pejalan kaki yang memberikan sinyal waktu aman untuk menyeberang. Selain itu, desain zebra cross juga telah disesuaikan dengan kebutuhan lokal dan kondisi jalan di berbagai negara. Zebra Cross di Indonesia Di Indonesia, zebra cross juga digunakan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan keselamatan pejalan kaki. Zebra cross dapat ditemukan di berbagai kota besar dan kecil, serta di sekitar sekolah, rumah sakit, dan tempat-tempat umum lainnya. Pemerintah terus mendorong penggunaan zebra cross dan disiplin dalam berkendara untuk mengurangi angka kecelakaan lalu lintas yang melibatkan pejalan kaki. Zebra cross telah menjadi bagian penting dari sistem lalu lintas modern. Sejak pertama kali diperkenalkan di Inggris pada tahun 1951, zebra cross telah membantu mengurangi jumlah kecelakaan dan meningkatkan keselamatan pejalan kaki di seluruh dunia. Inovasi dan penyesuaian terus dilakukan untuk memastikan zebra cross tetap efektif dan relevan dengan perkembangan zaman.(MR) *Diolah dari berbagai sumber

Fungsi Child Lock pada Mobil

Keamanan berkendara adalah prioritas utama bagi setiap pemilik kendaraan, terutama ketika membawa penumpang anak-anak. Salah satu fitur keselamatan yang dirancang khusus untuk melindungi anak-anak di dalam mobil adalah child lock. Fitur ini mungkin sederhana, tetapi memiliki peran yang sangat penting dalam mencegah kecelakaan dan memastikan keselamatan anak-anak selama perjalanan. Artikel ini akan membahas fungsi child lock pada mobil, cara kerjanya, dan pentingnya fitur ini dalam meningkatkan keamanan berkendara. Apa itu Child Lock? Child lock adalah mekanisme pengaman yang terdapat pada pintu belakang mobil, yang berfungsi untuk mencegah pintu dibuka dari dalam kabin. Mekanisme ini biasanya diaktifkan dengan menekan atau memutar tuas kecil yang terletak di tepi pintu ketika pintu dalam posisi terbuka. Setelah diaktifkan, pintu hanya dapat dibuka dari luar, sehingga mencegah anak-anak membuka pintu secara tidak sengaja selama perjalanan. Fungsi Utama Child Lock Cara Kerja Child Lock Child lock umumnya mudah digunakan. Pada sebagian besar mobil, terdapat tuas kecil di tepi pintu belakang yang dapat digeser atau diputar untuk mengaktifkan atau menonaktifkan fitur ini. Berikut langkah-langkah umum untuk mengaktifkan child lock: Pentingnya Child Lock Mengaktifkan child lock adalah langkah preventif yang sederhana namun efektif dalam menjaga keselamatan anak-anak selama perjalanan. Fitur ini sangat penting terutama jika Anda sering bepergian dengan anak-anak atau memiliki anak yang masih kecil dan belum memahami risiko membuka pintu mobil saat kendaraan sedang berjalan. Selain itu, child lock juga berperan dalam mengurangi distraksi bagi pengemudi, sehingga dapat berkonsentrasi penuh pada mengemudi dan kondisi jalan. Kesimpulan Child lock adalah fitur keselamatan yang esensial pada mobil modern, dirancang khusus untuk melindungi anak-anak dari potensi bahaya saat berkendara. Dengan mencegah pintu terbuka dari dalam, child lock membantu menghindari kecelakaan, menjaga keselamatan anak-anak, dan memberikan ketenangan bagi pengemudi. Mengaktifkan child lock seharusnya menjadi kebiasaan setiap kali ada anak-anak yang naik mobil, sebagai bagian dari upaya menjaga keselamatan mereka di jalan raya.(MR) *Diolah dari berbagai sumber

Menteri Perhubungan Dorong Percepatan Penggunaan Bus Listrik di Perkotaan

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mendorong percepatan penggunaan bus listrik untuk transportasi publik di wilayah perkotaan. Hal ini disampaikan Menhub dalam acara Sustainable E-Mobility Event: Upscaling Bus Electrification Nationwide yang diselenggarakan oleh Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) Indonesia, di Jakarta, Selasa (21/5). “Kementerian Perhubungan selalu memprioritaskan pengadopsian transportasi yang rendah emisi dan peningkatan kualitas udara. Karena itu, kami mendorong percepatan elektrifikasi transportasi publik yakni penggunaan bus listrik untuk kawasan perkotaan,” ujar Menhub. Menhub menjelaskan, pengguna kendaraan pribadi di Indonesia masih tinggi dibanding pengguna transportasi umum, terutama yang berbasis bahan bakar fosil. Oleh sebab itu, lanjutnya, pemerintah terus berkomitmen untuk menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) yang telah tercantum dalam Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2020 – 2024. Lebih lanjut, Menhub juga menerangkan bahwa saat ini sudah ada Peraturan Presiden (Prepres) Nomor 79 tahun 2023 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai. Atas dasar itu, Kementerian Perhubungan pun sedang menyusun Road Map Implementasi E-Mobility untuk program transportasi massal berbasis BRT di Indonesia. Implementasi tersebut yakni angkutan perkotaan dengan skema BTS menggunakan armada listrik di dua kota, yaitu Bandung (8 Bus) dan Surabaya (14 Bus). Program lainnya Mastran di dua kota, yaitu Medan dan Bandung yang implementasinya akan menggunakan bus listrik. Namun demikian, Menhub menuturkan bahwa masih ada sejumlah tantangan dalam penerapan angkutan umum berbasis listrik di Indonesia. Di antaranya, belum optimalnya komitmen Pemerintah Daerah (Pemda) dalam penyelenggaraan transportasi publik serta kurangnya sarana dan prasarana terkait kesiapan armada bus listrik, seperti halnya charging station. “Pemerintah Pusat sudah berusaha untuk mengadakan kendaraan listik. Hanya saja, dukungan Pemda saya rasa belum optimal. Poin penting yang ingin saya sampaikan, Pemerintah Pusat dan Pemda punya tanggung jawab yang sama untuk menyelenggarakan angkutan publik yang ramah lingkungan,” ungkap Menhub. Sementara itu, Menhub juga menyadari bahwa pengadaan kendaraan listrik membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Menurutnya, harga kendaraan listrik bisa dua kali lipat lebih mahal dibanding kendaraan konvensional. “Menurut saya, salah satu komponen yang perlu diperhatikan dalam kendaraan listrik adalah baterai. Karena itu, saya berharap ITDP atau pihak-pihak lain yang berkepentingan bisa melakukan riset bagaimana cara mendapatkan baterai dengan harga yang terjangkau,” terang Menhub. Dalam kesempatan tersebut, Menhub juga menerima hasil studi ITDP Indonesia terkait Peta Jalan dan Program Insentif Nasional Elektrifikasi Transportasi Publik Perkotaan Berbasis Jalan untuk mendukung akselerasi elektrifikasi bus di perkotaan. Dokumen studi diserahkan oleh Direktur Asia Tenggara ITDP Gonggomtua Sitanggang, disaksikan langsung oleh CEO ITDP Heather Thompson dan Direktur Eksekutif ViriyaENB Suzanty Sitorus. Untuk diketahui, studi ITDP ini mencakup penilaian tentang kesiapan elektrifikasi transportasi publik, kesiapan adopsi Kendaraan Listrik Berbasis Baterai, serta faktor mendesak lain, seperti polusi udara dan kemacetan di 98 wilayah perkotaan di Indonesia. Ini merupakan bentuk dukungan ITDP kepada Pemerintah, khususnya Kementerian Perhubungan, dalam rangka mencapai target 90 persen elektrifikasi transportasi publik pada tahun 2030. “Hasil studi ini sangat bermanfaat karena dapat membantu kami dalam upaya percepatan pengembangan infrastruktur dan regulasi yang mendukung elektrifikasi transportasi publik. Ini bukan hanya langkah maju bagi transportasi, tapi juga untuk kualitas hidup yang lebih baik bagi masyarakat secara keseluruhan,” pungkas Menhub.(MR) Sumber: Kemenhub RI

Jenis-Jenis Rem yang Digunakan di Kereta Api

Rem adalah komponen vital dalam sistem keselamatan kereta api. Mereka berfungsi untuk mengurangi kecepatan, menghentikan kereta api, dan mempertahankan kereta api dalam posisi berhenti. Ada beberapa jenis rem yang digunakan di kereta api, masing-masing dengan mekanisme dan fungsinya sendiri. Berikut ini adalah beberapa jenis rem yang umum digunakan di kereta api: Rem udara adalah salah satu sistem rem yang paling umum digunakan di kereta api. Sistem ini bekerja dengan menggunakan udara bertekanan untuk mengoperasikan rem pada setiap gerbong. Udara bertekanan disimpan dalam reservoir di setiap gerbong dan dikendalikan oleh masinis melalui pipa rem utama yang menghubungkan semua gerbong. Ketika masinis menarik tuas rem, tekanan udara dalam pipa rem menurun, menyebabkan katup di reservoir udara membuka dan mengaktifkan rem. Rem vakum bekerja dengan prinsip yang berlawanan dari rem udara. Sistem ini menggunakan vakum (tekanan rendah) untuk mengoperasikan rem. Vakum dihasilkan oleh pompa vakum di lokomotif, dan pipa vakum menghubungkan semua gerbong. Ketika vakum berkurang, rem diaktifkan. Sistem ini lebih umum digunakan di kereta api tua dan di beberapa negara berkembang. Rem elektropneumatik menggabungkan sistem pneumatik dengan kontrol elektronik. Sistem ini memungkinkan masinis untuk mengontrol rem dengan lebih presisi dan responsif. Dalam sistem ini, sinyal elektronik dikirim dari lokomotif ke setiap gerbong untuk mengaktifkan rem, sementara udara bertekanan masih digunakan untuk menerapkan gaya pengereman. Rem regeneratif adalah sistem rem yang digunakan terutama pada kereta api listrik dan kereta api cepat. Sistem ini bekerja dengan mengubah energi kinetik kereta menjadi energi listrik saat pengereman. Energi listrik ini kemudian dapat disimpan dalam baterai atau dikembalikan ke jaringan listrik. Rem regeneratif tidak hanya membantu dalam mengurangi kecepatan, tetapi juga meningkatkan efisiensi energi. Rem mekanis adalah jenis rem yang lebih sederhana dan biasanya digunakan sebagai rem tambahan atau darurat. Sistem ini menggunakan mekanisme mekanis, seperti pegas atau tuas, untuk mengaktifkan rem. Pada beberapa kereta api, rem mekanis digunakan sebagai rem parkir untuk memastikan kereta tidak bergerak saat berhenti. Kereta api menggunakan berbagai jenis rem untuk memastikan keselamatan dan efisiensi operasi. Rem udara dan vakum adalah sistem yang paling tradisional dan masih banyak digunakan, sementara rem elektropneumatik dan regeneratif menawarkan kontrol yang lebih baik dan efisiensi energi. Rem mekanis berfungsi sebagai tambahan atau rem darurat. Pemilihan sistem rem tergantung pada jenis kereta api, kebutuhan operasional, dan teknologi yang tersedia. Setiap jenis rem memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri, dan seringkali digunakan dalam kombinasi untuk memastikan bahwa kereta api dapat berhenti dengan aman dan efisien dalam berbagai kondisi operasional.(MR) *Diolah dari berbagai sumber

Bahaya Pelintasan Sebidang Tanpa Palang Pintu

Pelintasan sebidang tanpa palang pintu merupakan salah satu titik rawan kecelakaan yang sering terabaikan. Keberadaan pelintasan ini dapat menjadi ancaman serius bagi keselamatan pengendara kendaraan bermotor, pejalan kaki, dan pengguna jalan lainnya. Berikut adalah beberapa bahaya utama yang dihadapi pada pelintasan sebidang tanpa palang pintu: 1. Risiko Tabrakan Pelintasan sebidang tanpa palang pintu memiliki risiko tabrakan yang tinggi antara kereta api dan kendaraan bermotor. Ketiadaan palang pintu membuat pengendara kendaraan bermotor sering kali tidak menyadari atau terlambat menyadari keberadaan kereta api yang mendekat. Hal ini bisa menyebabkan kecelakaan fatal yang berdampak serius bagi korban. 2. Kurangnya Waktu Reaksi Pengemudi membutuhkan waktu yang cukup untuk bereaksi terhadap sinyal dan suara peringatan kereta api. Namun, tanpa palang pintu, peringatan ini sering kali tidak memadai atau terabaikan. Kurangnya waktu reaksi dapat mengakibatkan pengemudi tidak sempat menghentikan kendaraannya, sehingga risiko kecelakaan meningkat. 3. Tingkat Kewaspadaan yang Rendah Pelintasan tanpa palang pintu cenderung menurunkan tingkat kewaspadaan pengemudi. Mereka mungkin merasa tidak ada ancaman yang signifikan dan dengan demikian kurang berhati-hati. Hal ini sangat berbahaya terutama di malam hari atau dalam kondisi cuaca buruk dimana visibilitas terbatas. 4. Kesulitan Menghitung Jarak dan Kecepatan Kereta Tanpa palang pintu, pengemudi harus mengandalkan penilaian visual untuk menentukan jarak dan kecepatan kereta api yang mendekat. Ini bisa sangat sulit dilakukan, terutama bagi pengemudi yang tidak berpengalaman atau yang berada di lokasi dengan pandangan terbatas. 5. Kesalahan Manusia Faktor kesalahan manusia, seperti kelelahan, gangguan, atau ketidakpatuhan terhadap rambu lalu lintas, dapat meningkatkan risiko kecelakaan di pelintasan sebidang tanpa palang pintu. Tanpa penghalang fisik seperti palang pintu, kemungkinan terjadinya kesalahan meningkat. Upaya Pencegahan Untuk mengurangi risiko kecelakaan di pelintasan sebidang tanpa palang pintu, diperlukan beberapa upaya pencegahan: Pelintasan sebidang tanpa palang pintu merupakan sumber bahaya yang signifikan bagi keselamatan lalu lintas. Untuk mengurangi risiko kecelakaan, penting untuk mengimplementasikan langkah-langkah pencegahan yang komprehensif dan berkelanjutan.(MR) Sumber

Meniti Keselamatan Berlalu Lintas Sejak Dini

Keselamatan menjadi salah satu hal penting dalam berlalu lintas di jalan raya, oleh karena itu perlu ditanamkan budaya tertib berlalu lintas sejak usia dini.  Para pelajar sebagai generasi muda penerus bangsa merupakan target strategis dalam rangka proses penanaman budaya tertib dalam berlalu lintas. Edukasi tentang keselamatan berlalu lintas ini sangat penting untuk dilakukan secara berkelanjutan, hal ini untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam berlalu lintas yang baik dan berkeselamatan terutama terhadap remaja yang sedang mencari jati diri. Menurut data Kementerian Perhubungan tingkat kecelakaan lalu lintas mayoritasnya melibatkan usia pelajar (15-19 tahun). Pada bulan September tahun 2020 Majelis Umum PBB juga telah mendeklarasikan Decade of Action (DoA) for Road Safety 2021-2030 yang bertujuan untuk mengurangi kematian dan cedera lalu lintas jalan setidaknya 50% (lima puluh persen) dari 2021 hingga 2023 terutama di kalangan remaja. Setiap negara anggota, termasuk Indonesia dituntut untuk meningkatkan upaya keselamatan yang dijalankan pada skala nasional, regional dan global. Kementerian Perhubungan juga memberikan penghargaan kepada kaum muda terpelajar yang concern terrhadap isu keselamatan dalam berlalu lintas sehingga nantinya tumbuh budaya keselamatan berlalu lintas di tengah masyarakat. Adalah pelajar pelopor keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan yang pendaftaraanya sudah dibuka untuk diikuti Pelajar Provinsi Aceh. Para peserta ini nantinya akan mengikuti seleksi di Tingkat Provinsi dan Nasional. Pelajar Pelopor diharapkan dapat mensosialisasikan keselamatan lalu lintas di lingkungan sekolah dan di tengah-tengah masyarakat sehingga diharapkan dapat membawa dampak positif dalam perkembangan keselamatan lalu lintas.  Ayo RakanModa kita ikuti dan Sukseskan Pemilihan Pelopor Keselamatan Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan.(AP)