Dishub

Jadwal Kepulangan Jamaah Haji di Bandara SIM Aceh

BANDA ACEH – Alhamdulillah, ibadah haji tahun 1443 H di tanah suci telah usai. Para jemaah akan kembali ke tanah air mulai hari ini, Selasa (26/7), dari Arab Saudi. Nah, para jemaah tiba di Aceh hari apa saja, ya? Yuk cek infonya berikut ini! Kloter pertama dijadwalkan beratolak dari Jeddah Arab Saudi pada Selasa 26 Juli 2022 pukul 07.05 Waktu Arab Saudi (WAS) dengan menggunakan pesawat Garuda Indonesia GIA2201. Jemaah haji Aceh kloter pertama dijaadwalkan tiba di tanah air di Bandara Sultan Iskandar Muda  (SIM) Aceh Besar pukul 19.30 WIB. Kemudian dilanjutkan jemaah haji kloter kedua bertolak dari Arab Saudi pada Rabu (27/7/2022) pukul 06.45 WAS dan tiba di bandara SIM pukul 19.10 WIB di hari yang sama. Berikutnya kloter ketiga bertolak dari Arab Saudi pada Kamis (28/7/2022) pukul 07.15 WAS dan tiba di bandara SIM pukul 19.40 WIB. Kloter keempat bertolak dari Jeddah Arab Saudi pada Jumat (29/7/2022) pukul 09.40 WAS dan tiba di bandara SIM pukul 22.05 WIB. Kloter kelima bertolak dari Jeddah Arab Saudi pada Sabtu (30/7/2022) pukul 08.50 WAS dan tiba di Aceh pukul 20.50 WIB di hari yang sama. Terakhir, kloter keenam yang merupakan kloter terakhir dijadwalkan bertolak dari Arab Saudi pada Minggu (1/8/2022) pukul 19.15 WAS dan tiba di tanah air pada pukul 21.15 WIB di hari yang sama. (HM) Simak Selengkapnya dalam infografik ini:

Pentingnya Penerbangan Perintis

Oleh Batara Yuda Hutapea* Provinsi Aceh merupakan daerah yang memiliki banyak tempat wisata. Jarak tempuh yang jauh menyulitkan masyarakat untuk mengunjungi tempat yang dituju apabila ditempuh hanya melalui jalur darat. Contohnya seperti Sabang yang bisa ditempuh dengan perjalanan udara dan laut. Transportasi udara dinilai lebih stabil dan menjadi alternatif terbaik. Jika dilihat dari waktu yang ditempuh, melalui udara relatif lebih unggul dan efektif dari pada jalur darat dan laut yang memakan waktu lama. Pada UU Nomor 1 Tahun 2009 dan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 9 Tahun 2016 bahwa: “Dalam rangka menghubungkan daerah terpencil, daerah tertinggal, daerah yang belum terlayani oleh moda transportasi lain serta guna mendorong pertumbuhan dan pengembangan wilayah guna mewujudkan stabilitas, pertahanan dan keamanan Negara, maka perlu diselenggarakan angkutan udara perintis.” Angkutan Udara Perintis adalah pemberian jasa layanan transportasi, serta menjadi campur tangan pemerintah yang berbentuk pemberian subsidi karena terjadinya ketidakseimbangan antara permintaan dengan penawaran. Angkutan Udara Perintis berfungsi untuk melayani pengangkutan menuju daerah-daerah terpencil. Angkutan Udara Perintis melayani jaringan dan rute penerbangan untuk menghubungkan daerah terpencil dan tertinggal atau daerah yang belum terlayani oleh moda transportasi lain dan secara komersial belum menguntungkan. Oleh karena itu, pemerintah mempunyai beban khusus yaitu sebagai penyelenggara pengangkutan perintis. Dengan kata lain, angkutan udara perintis berimplikasi terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat, karena mampu mencapai wilayah yang terpencil, membuka dan membangun serta mengembangkan daerah-daerah yang terisolasi yang selanjutnya mendorong pertumbuhan ekonomi dan peningkatan sosial budaya, pendidikan, kesehatan, Pariwisata dan lain sebagainya. Begitu pula sebaliknya, apabila angkutan udara perintis tidak diselenggarakan, maka daerah-daerah terpencil tidak terhubungkan. Sehingga penyaluran logistik dan mobilisasi manusia tidak terlaksana dan pertumbuhan ekonomi akan terhenti juga aktivitas lainnya, termasuk administrasi pemerintah yang pada akhirnya berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan ketentuan Peraturan Menteri Perhubungan (PM) No. 73 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Subsidi Angkutan Jalan Perintis, PM No. 104 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Angkutan Penyeberangan adalah menghubungkan wilayah yang belum berkembang dengan kawasan perkotaan dan belum dilayani moda transportasi, tertinggal dengan wilayah yang sudah terbangun, wilayah yang terkena bencana alam, serta menjadi penghubung untuk daerah yang secara komersil belum menguntungkan untuk dilayani oleh penyedia jasa angkutan. Penerbangan perintis berperan penting dalam membentuk konektivitas jaringan rute penerbangan yang menghubungkan antara rute utama dengan rute pengumpan dalam penyelenggaraan angkutan udara nasional. Adapun rute yang telah diusulkan Pemerintah Aceh tahun 2022 sebanyak 11 usulan rute, yaitu Banda Aceh–Sinabang, Banda Aceh–Kutacane, Banda Aceh–Gayo Lues, Banda Aceh–Takengon, Banda Aceh–Blang Pidie, Banda Aceh–Singkil, Banda Aceh–Tapak Tuan, Medan–Blang Pidie, Medan–Gayo Lues, Takengon–Singkil, dan Takengon–Sabang serta sebaliknya, dengan frekuensi penerbangan 1-3 kali seminggu. Untuk lintasan penyeberangan, terdapat 4 rute lintasan penyeberangan perintis, yaitu Singkil–Pulau Banyak, Ulee Lheue–Lamteng, Ulee Lheue–Seurapong, dan Calang–Sinabang dan sebaliknya. Dari rute-rute tersebut, Pemerintahan Aceh melalui Dinas Perhubungan Aceh ingin membentuk dan memajukan sektor udara khususnya Moda Transportasi Udara di Provinsi Aceh yang berkaitan tentang Angkutan Udara Perintis agar menjadi roda ekonomi yang baru. Semoga Rakyat aceh dan Pemerintahan terus memberikan dukungan kepada Moda Transportasi Udara di Aceh sehingga dapat berkembang menjadi lebih baik dan menjadi salah satu faktor utama dalam memajukan daerah. [] *Pengelola Sarana Angkutan Bidang Penerbangan Dinas Perhubungan Aceh

Pelayanan Transportasi yang Aman dan Berkeselamatan Jadi Sorotan Utama

BANDA ACEH – Tuntutan masyarakat akan pelayanan transportasi yang aman dan berkeselamatan menjadi sorotan utama yang kerap diperbincangkan di media sosial maupun ruang diskusi lainnya. Hal itu disampaikan oleh Kepala Dinas Perhubungan Aceh, Teuku Faisal, saat membuka Rapat Teknis Penguji Kendaraan Bermotor Terhadap Keselamatan Angkutan Orang di Hotel Ayani, Banda Aceh, Minggu, 24 Juli 2022. Oleh sebab itu, tambah Faisal, peningkatan kualitas pelayanan dan keselamatan pengguna jasa dapat dilakukan melalui peningkatan kapasitas perhubungan, baik sumber daya manusia (SDM) maupun infrastruktur. “Peningkatan kapasitas SDM tentu bertumpu pada kehandalan kinerja yang tinggi serta kemampuan manajerial yang memadai,” ujar Faisal. Di samping itu, kata Faisal, penguatan koordinasi dan pengawasan perlu dilakukan secara intens agar mudah beradaptasi terhadap perubahan yang akan terjadi. Faisal mencontohkan, Pemerintah Indonesia kini semakin serius mendorong Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB). “Tentu ini menjadi tantangan bagi kita semua untuk meningkatkan kapasitas SDM pengujian kendaraan yang beradaptasi dengan perkembangan teknologi,” ujar Faisal. Sementara itu, Kepala Seksi dan Angkutan Bidang LLAJ, Renny Anggeraeni Robin, selaku Ketua Pelaksana, melaporkan bahwa kegiatan ini diikuti oleh seluruh penguji kendaraan bermotor dari 23 kabupaten/kota di Aceh. Kegiatan peningkatan kapasitas abdiyasa teladan tahun ini mengusung tema “Peran penguji kendaraan bermotor dalam peningkatan kapasitas abdiyasa,” yang akan berlangsung hingga 26 Juli mendatang. (AM)

23 Pelajar SMA Se-Aceh Ikuti Pemilihan Pelajar Pelopor 2022

BANDA ACEH – Pelajar menjadi tonggak dan harapan bagi penerus bangsa yang sadar akan keselamatan berlalu lintas. Sebab, pelajar adalah kelompok yang rentan terhadap dampak keselamatan lalu lintas. Faktor mentalitas yang memicu psikologi pelajar dalam mencari jati diri, terkadang terjerumus dalam penyimpangan aturan, seperti berkendara dengan kecepatan tinggi, tidak menggunakan helm dan sabuk pengaman, serta penggunaan kendaraan pada anak-anak di bawah umur. Berdasarkan data dari Korlantas Polri yang dipublikasikan Kementerian Perhubungan, angka kecelakaan lalu lintas di Indonesia mencapai 103.645 kasus pada tahun 2021. Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan data tahun 2020 yang sebanyak 100.028 kasus. Adapun kasus kecelakaan lalu lintas pada tahun 2021 telah menewaskan 25.266 korban jiwa dengan kerugian materi mencapai 246 miliar rupiah. Dalam rangka mendorong generasi yang tertib dalam berlalu lintas, Dinas Perhubungan Aceh melalui Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) menggelar pemilihan pelajar pelopor keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan tingkat provinsi setiap tahunnya. Pemilihan pelajar pelopor tahun ini dibuka oleh Kepala Dinas Perhubungan Aceh, yang diwakili Sekdishub Aceh, Teuku Rizki Fadhil di Hotel Ayani, Banda Aceh, 20 Juli 2022. Dalam sambutannya, Rizki menyampaikan bahwa pelajar adalah generasi yang sangat mudah memahami jika diberi pemahaman mengenai keselamatan lalu lintas. Generasi saat ini, menurutnya, adalah generasi yang open minded, berani mengungkapkan pendapat dan generasi yang selalu update akan informasi serta melek teknologi. Maka dari itu, ia berharap baik Pemerintah, pengguna jalan, dan terkhusus generasi milenial selalu aware dan do something right untuk mewujudkan lalu lintas yang berkeselamatan. Kegiatan pemilihan pelajar pelopor memiliki arti penting dalam upaya meningkatkan keselamatan dan menanamkan kesadaran berlalu lintas khususnya di kalangan generasi penerus bangsa dan masyarakat pada umumnya. Hal ini sesuai dengan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. “Kita diamanahkan untuk terus berupaya agar terciptanya lalu lintas yang tertib, maka generasi penerus perlu memperhatikan dan menerapkan kebijakan-kebijakan untuk tertib lalu lintas,” sebut Rizki. Pemilihan ini menjadi ujung tombak dalam memelopori keselamatan berlalu lintas bagi para remaja. Harapannya, dapat menyelamatkan generasi muda dan memberi tauladan yang baik bagi teman-temannya dalam berlalu lintas yang tertib dan aman. (MS)

Djoko Sasono Lantik 251 Perwira Transportasi Laut Poltekpel Malahayati

ACEH BESAR – Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Perhubungan RI, Djoko Sasono melantik 251 perwira transportasi laut Politeknik Pelayaran (Poltekpel) Malahayati, Aceh Besar, Rabu, 20 Juli 2022. Pada upacara wisuda tersebut, Djoko Sasono, yang didapuk sebagai inspektur upacara, menyampaikan bahwa pelantikan perwira pelayaran niaga perhubungan hari ini adalah bukti dan pengakuan peningkatan jenjang keahlian dalam karir dan profesi para perwira sebagai pelaut. Namun, Djoko mengingatkan, wisuda bukan tujuan akhir dalam menapakai jenjang keahlian, profesi dan karir seorang perwira. Justru tuntutan peningkatan kualitas, kompetensi, dan tanggung jawab yang lebih terhadap pelayanan transportasi laut sedang menanti. “Jangan buang waktu untuk mengerjakan sesuatu yang tidak penting. Perkaya pengalaman dengan bekerja pada kapal yang lebih besar, dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat,” pesannya kepada para wisudawan. Di tengah perkembangan tekonologi yang begitu pesat, sebut Djoko, maka akan terjadi perubahan yang masif pada berbagai industri dan kebutuhan kemampuan pekerja. Oleh karena itu, tambahnya, diperlukan reformulasi proses pembelajaran baik di sekolah maupun di luar sekolah. Pemanfaatan teknologi tidak bisa dihindari karena memang sudah zamannya. “Kita senantiasa dituntut untuk terus up-to-date tentang perubahan ini agar mampu menyiapkan lulusan yang terbiasa berpikir kritis sehingga mampu mengembangkan kreatifitasnya,” kata Djoko. Sejalan dengan perkembangan tekonologi tersebut, kata Djoko, BPSDM Kemenhub RI akan terus mengembangkan dan melakukan transformasi digital dalam bidang pendidikan. Di ujung amanatnya, Djoko menyampaikan selamat kepada wisudawan atas keberhasilan mereka menyelesaikan pendidikan dan pelatihan kepelautan di Poltekpel Malahayati. Ia juga menitipkan amanah kepada para wisudawan agar senantiasa berperilaku baik dan bertanggung jawab. “Jaga nama baik pribadi, nama baik sekolah dimana tempat saudara dilahirkan dan tempat menjadi perwira pelayaran niaga yang unggul. Jaga nama baik almamater, nama baik Kementerian Perhubungan, dan nama baik Indonesia,” pesannya. Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Aceh, Teuku Faisal, selepas upacara, menyampaikan bahwa Pemerintah Aceh sangat mengapresiasi keberadaan Poltekpel Malahayati di Aceh. Sebagaimana diketahui, institusi pendidikan pelayaran ini, tambah Faisal, telah melahirkan pelaut-pelaut baru yang handal untuk berkontribusi bagi perkembangan transportasi laut tidak hanya di Aceh, namun juga Indonesia bahkan dunia. (AM)

ASN Dishub Aceh Diuji Minat Bakat dan Pengembangan Karir

BANDA ACEH – Di sela seabrek tugas harian kedinasan sekaligus menyiapkan mental untuk mengikuti seminar laporan akhir Pelatihan Dasar (Latsar) CPNS-nya, salah seorang perempuan kelahiran Banda Aceh yang mengabdikan keilmuan di Dinas Perhubungan Aceh dihadapkan pada salah satu tes yang cukup menguras energi dan pikirannya. Ia dirundung kegalauan yang tak terelakkan. Perempuan bernama Dhea Atifa (26). Ia merupakan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang saat ini bertugas sebagai penyusun bahan informasi dan publikasi di Dishub Aceh. Dhea di tengah kegalauannya untuk menghadapi setiap rentetan ujian ini tak patah semangat. Ia menyiapkan diri semaksimal mungkin untuk mengikuti tes ini, dari mengatur waktu agar setiap tugas dapat terselesaikan secara sistematis hingga menjaga kesehatan agar pikiran jernih saat menghadapi tes ini. Tak mudah memang, namun setiap rintangan, pasti ada jalan keluar, batinnya. Dhea bersama 154 ASN lainnya, yang berlokasi kerja di Gedung Induk Dishub Aceh, mengikuti tes uji kompetensi yang digelar selama 2 hari di Aula Dishub Aceh, 19 hingga 20 Juli 2022. Tes ini terdiri dalam 2 tahap, yaitu psikotest dan wawancara. Tes ini menilai aspek intelektual, sikap kerja, dan kepribadian ASN. “Jadi yang dinilai intelegensi, daya tangkap, tanggung jawab, ketahanan kerja, hingga stabilitas emosi,” sebut Dhea. Kata Dhea, kegiatan ini bertujuan untuk memetakan kapasitas dan potensi pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang bekerja di Dishub Aceh ke depannya. Ia mengakui program ini perlu dilaksanakan karena dapat meningkatkan produktivitas kerja pegawai menjadi lebih efisien, dan juga sebagai refreshment terhadap kebijakan peningkatan kapasitas SDM yang lebih berdaya saing di tengah perjuangan menghadapi perkembangan globalisasi yang sangat cepat. Di samping itu, perubahan budaya kerja pada setiap organisasi kerap terjadi seiring perkembangan zaman. Makanya, sebut Dhea, Dishub Aceh melakukan antisipasi supaya budaya kerja pegawainya dapat menyesuaikan dengan perkembangan yang ada. Melalui kegiatan ini pula, keunggulan maupun kelemahan setiap pegawai yang bekerja di Dishub Aceh akan diketahui. Sehingga pimpinan memperoleh insight yang lebih tajam terhadap karakter, pengembangan karir, hingga jabatan yang diampu oleh setiap jajarannya. (AM)

Babak Baru Angkutan Jalan Perintis Aceh

Banyak masyarakat yang tidak sadar akan keberadaan angkutan jalan perintis. Malahan kebanyakan terperangah saat dikabarkan bahwa angkutan jalan perintis telah beroperasi di beberapa lintasan. “Memang ada? Kami nggak pernah tau angkutan jalan perintis,” tanya mereka terheran-terheran. Padahal sebagian rute perintis melintasi jalan rumah mereka dan hanya dianggap sebagai bus darmawisata yang sedang lewat. Fakta mulai berkoar-koar “ia ada tapi tidak terlihat, ketika tiada ia kembali digadangkan”. Inilah nasib sang perintis jalanan. Padahal, telah banyak jalanan yang telah ia telusuri. Tahun 2022 ini, Aceh memiliki 10 rute yang akan menjadi ia jelajahi setiap harinya. Diantaranya Meulaboh – Alue Peunyaring, Kutacane – Simpang Lawe Desky – Muara Situlen, Kota Kuala Simpang – Kota Selamat, Meulaboh – Mugo Rayeuk, Terminal Tipe A Langsa – Trom, Terminal Tipe B Bireun – Matang Gelumpang – Peusangan, Sinabang – Sibigo yang merupakan rute terjauh dengan jarak 94 kilometer, Panton Labu – Gampong Bantayan yang merupakan rute terpendek dengan jarak 16 kilometer, Simpang 4 Kota Fajar-Manggamat, dan Cot Bau – lboih. Rute-rute ini berbeda tiap tahunnya, pada tahun 2019 hingga tahun 2021 misalnya, terdapat rute Kuala Simpang – Tenggulun, Terminal Keudah – Peukan Biluy, dan rute terjauhnya yaitu 425 kilo meter untuk rute Banda Aceh – Sinabang yang tidak lagi dilayani angkutan perintis di tahun 2022 ini. Perjalanannya yang lumayan panjang juga belum memberi kesan keberadaanya. Padahal ia datang menandu tujuan yang besar, menghubungkan wilayah tertentu yang tidak tersedia atau angkutan yang ada belum terpenuhi kebutuhannya, menghubungkan wilayah terisolasi atau belum berkembang, daerah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal), daerah terdampak bencana alam, dan daerah yang secara nilai ekonomi belum menguntungkan. Namun, lagi-lagi ada dilema yang membuntuti atas kebutuhan pelayanan dasar yang harus terpenuhi. Masyarakat membutuhkan adanya transportasi untuk melakukan segala aktivitasnya dari dan ke suatu tempat yang masih sulit dijangkau oleh masyarakat khususnya di wilayah yang tak terjangkau akses transportasi. Keberadaan angkutan yang menjangkau wilayah-wilayah yang sulit dijangkau ini memerlukan biaya transportasi yang lebih tinggi daripada daerah lain. Hal ini membuat penyedia jasa angkutan umum cenderung enggan untuk melayani angkutan umum pada daerah tersebut. Kealpaan operator angkutan komersil ini menjadi tempat bagi pemerintah untuk “masuk” menyediakan angkutan yang melayani daerah-daerah tak terjamah angkutan yang lebih dikenal dengan angkutan rute perintis. Padahal jelas, ketersediaan akses transportasi merupakan salah satu kebutuhan penting yang harus ada. Masyarakat membutuhkan adanya transportasi untuk melakukan segala aktivitasnya dari dan ke suatu tempat yang masih sulit dijangkau oleh masyarakat khususnya di wilayah yang tak terjangkau akses transportasi. Pemerintah lagi-lagi harus berpikir keras agar seluruh wilayah mendapatkan pelayanan transportasi yang baik serta perputaran ekonomi juga berjalan lancar. Kebijakan yang diambil pun tak hanya mengarah pada rute yang menjangkau daerah terpencil, juga melintasi objek-objek wisata yang ada di daerah untuk memudahkan wisatawan menuju ke destinasi tersebut serta memperkenalkan pariwisata setempat ke lingkup masyarakat yang lebih luas dengan harapan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan ke destinasi yang ada. Di sinilah, angkutan perintis akan memberikan dampak langsung bagi warganya. Pelayanan rute angkutan perintis ini umumnya dilayani oleh penyedia jasa BUMN maupun BUMD yang ada di daerah. Di Aceh sendiri, rute-rute ini dilayani oleh Perusahaan Djawatan Angkoetan Motor Repoeblik Indonesia (Perum Damri) yang cabangnya tersebar di kabupaten/kota di Aceh. Hanya segelintir rute angkutan perintis yang penyedia jasanya berasal dari operator swasta. Namun, perintis tidak selamanya akan jadi perintis. Adakalanya ia “naik kelas” menjadi rute komersil. Namun, ada rute angkutan perintis yang tidak lagi dilayani karena tren permintaan yang cenderung menurun tiap tahunnya. Rute-rute ini dievaluasi tiap tahun oleh Kementerian Perhubungan selaku pemberi subsidi yang apabila dalam 3 tahun berturut-turut tren pengguna jasanya tidak mengalami kenaikan yang stabil maka subsidi dapat dicabut dan dialihkan ke rute lain. Tentu tren penurunan tersebut tidak kita inginkan, perlu sosialisasi yang masif kepada masyarakat khususnya di daerah yang dilalui angkutan perintis agar nantinya status perintis mereka dapat berganti menjadi komersil, karena dengan adanya layanan perintis ini, akan meningkatkan aksesibilitas daerah-daerah yang terlayani serta memicu mobilitas masyarakat sekitar dengan harapan dapat ikut mendorong berkembangnya pembangunan daerah salah satunya dengan munculnya sentra ekonomi dan destinasi wisata baru.(Reza Ali Ma’sum) Selengkapnya klik download:

Sejumlah Pihak Bahas Kesiapan Pembukaan Penerbangan Internasional Bandara SIM

BANDA ACEH – Kepala Dinas Perhubungan Aceh, Teuku Faisal melakukan pertemuan bersama seluruh stakeholder Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) guna membahas persiapan pembukaan bandara tersebut sebagai entry point penerbangan internasional, pada Jumat, 8 Juli 2022. Pada pertemuan ini, Faisal menyebutkan bahwa koordinasi dengan Pemerintah pusat, baik dengan kementerian maupun lembaga terkait, perlu terus dilakukan secara intensif. Hal ini, tambahnya, guna memperoleh informasi yang update terkait teknis persiapan maupun simulasi pembukaan Bandara SIM untuk penerbangan internasional. Faisal juga meminta kepada manajemen PT Angkasa Pura II Bandara SIM agar bergerak cepat menyesuaikan layout/denah area terminal yang telah diperbaharui untuk penempatan counter masing-masing stakeholder, seperti tempat pelayanan keimigrasian, pemeriksaan keamanan, pelayanan kepabeanan, dan lainnya. Di samping itu, Executive General Manager (EGM) PT Angkasa Pura II Bandara SIM, diwakili oleh Assistant Manager of Airport Rescue & Fire Fighting, Twk. Rediarsa Asril menyebutkan, dari segi fasilitas, Bandara SIM telah siap melayani pelaku perjalanan luar negeri (PPLN). Rediarsa juga menyampaikan bahwa pihaknya akan terus berkoordinasi dengan seluruh komunitas bandara terkait persiapan pembukaan penerbangan internasional dari Bandara SIM. Selain membahas kesiapan Bandara SIM, pertemuan ini juga menindaklanjuti surat Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartanto, selaku Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN), yang telah menyetujui pembukaan Bandara SIM sebagai entry point penerbangan internasional. Keputusan Menko Perekonomian tersebut tertuang dalam surat bernomor IPW-162/M.EKON/06/2022 pada tanggal 30 Juni 2022 yang lalu. Terkait penanganan Covid-19, Kepala Dinas Kesehatan Aceh, yang diwakili Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan, dr. Yuanita Ananda menyebutkan bahwa Rumah Sakit Umum Daerah dr Zainoel Abidin (RSUDZA), RSUD Meuraxa dan RS Kesdam merupakan rumah sakit rujukan bila terdapat pelaku perjalanan dari luar negeri yang terkonfirmasi positif. Pemerintah Aceh, tambahnya lagi, telah menyiapkan anggaran untuk karantina PPLN yang terpapar Covid-19 dari luar negeri. Dari hasil rapat yang dilaksanakan di Aula Dishub Aceh, dipastikan seluruh stakeholder telah bersiap untuk menjalankan perannya guna mendukung Bandara SIM sbg entry point penerbangan internasional. Saat ini implementasi penerbangan internasional tersebut menunggu terbitnya Surat Edaran Satgas Covid-19 (BNPB) dan Kementerian Perhubungan RI. Pertemuan yang digelar di Aula Dishub Aceh ini turut dihadiri oleh Kadisops Lanud SIM, Komandan Paskhas SIM, General Manager Airnav Indonesia Banda Aceh, perwakilan Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Banda Aceh, Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Banda Aceh, perwakilan Kepala Kantor Bea dan Cukai Banda Aceh, dan perwakilan Operation Head DPPU PT Pertamina Bandar Udara Sultan Iskandar Muda. (AM)

Tim Pansus DPRA dan Dishub Aceh Audiensi ke Kemenhub RI Terkait Ekspor Impor

JAKARTA – Kepala Dinas Perhubungan Aceh, Teuku Faisal dampingi Panitia Khusus (Pansus) Tata Niaga Komoditas Aceh (TNKA) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Aceh saat melakukan audiensi dan konsultasi ke Kementerian Perhubungan RI di Jakarta, Selasa, 5 Juli 2022. Faisal bersama Pansus TNKA DPR Aceh melakukan audiensi dengan Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan RI, Dr. Capt. Mugen S. Sartoto, M.Sc., guna membahas peran pelabuhan di Aceh untuk mendukung kegiatan ekspor impor komoditas Aceh sebagai bahan masukan untuk Rancangan Qanun TNKA. Dalam pertemuan tersebut, ungkap Teuku Faisal Pansus DPR Aceh bersama Capt. Mugen berdiskusi terkait peran wakil rakyat bersama mitra kerja dalam rangka membantu pengusaha melakukan kegiatan perniagaan komoditas Aceh. Selain itu, Pemerintah menyediakan fasilitas berbasis online sehingga mempermudah pengusaha melakukan perizinan. Di samping itu, tambah Faisal, Tim Pansus meminta dukungan Kemenhub RI utk memastikan sarana, prarana dan regulasi yang mendukung kegiatan bongkar muat bagi pelaku usaha di Aceh. Dengan begitu, kegiatan ekspor impor komoditas lokal bisa dilakukan langsung dari pelabuhan-pelabuhan di Aceh. Rancangan Qanun Tata Niaga Komoditas Aceh yang saat ini sedang disusun oleh Pemerintah Aceh bersama DPR Aceh bertujuan untuk memberi perlindungan hukum, dan meningkatkan kesejahteraan hidup terhadap hak dan kepentingan produsen tata niaga komoditas Aceh. (AM)

Buku Darah Pun Kami Sumbangkan Diluncurkan

BANDA ACEH – Kepala Dinas Perhubungan Aceh, Teuku Faisal, selaku penanggungjawab produksi, menyerahkan buku “Darah Pun Kami Sumbangkan” kepada Gubernur Aceh, Nova Iriansyah dalam acara perpisahan masa jabatannya bersama jajaran Pemerintah Aceh di Anjong Mon Mata, Pendopo Gubernur, Minggu malam, 3 Juli 2022. Buku “Darah Pun Kami Sumbangkan” mencatat ragam kebijakan dan kinerja Pemerintah Aceh selama lima tahun di bawah kepemimpinan Nova Iriansyah, mulai sejak menjabat sebagai Wakil Gubernur, Plt Gubernur, hingga Gubernur Aceh periode 2017-2022. Saat peluncuran buku ini, Nova menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah berinisiatif untuk mencatat dan mengabadikan pengabdiannya selama memimpin Aceh. Di antaranya, Asisten II Sekretariat Daerah (Setda) Aceh, Biro Umum dan Biro Administrasi Pimpinan Setda Aceh, Tim Aceh TRANSit Dishub Aceh, serta turut melibatkan sejumlah penulis, jurnalis, dan akademisi di Aceh. Nova Iriansyah mengatakan, penerbitan buku ini bukanlah permintaannya apalagi sampai memberikan pembiayaan. “Buku ini menjadi sebuah surprise bagi saya, yang tidak bisa saya ukur dengan rupiah,” kata Nova. Judul buku “Darahpun Kami Sumbangkan”, menurut Nova, menggambarkan betapa sungguh pengabdiannya bersama jajaran Pemerintah Aceh dalam membangun dan melayani masyarakat Aceh. Hal itu terbukti di mana ASN Pemerintah Aceh telah menyumbangkan 25 ribu lebih kantong darah selama dua tahun kegiatan donor darah digencarkan. ”Darahpun kita sumbangkan, apalagi pikiran, kerja dan gagasan untuk Aceh,” lanjut Nova. Di samping itu, Nova juga menyampaikan terima kasih kepada jajaran di seluruh Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA) yang selama ini telah membantunya dalam menyukseskan berbagai program pembangunan di Aceh. Nova mengatakan, tidak ada keberhasilan tanpa ada kerja sama dan kekompakan. Keberhasilan lahir dari superteam bukan superhero apalagi dari hasil solo karier. (AM)