Bus Trans Koetaradja atau yang lebih dikenal dengan Trans-K adalah moda transportasi massal yang melayani kawasan Kota Banda Aceh dan Aceh Besar. Bus Trans ini menjadi salah satu andalan mahasiswa di kota Serambi Mekkah itu. Selain gratis, bus Trans-K juga menyediakan jalur kampus Universitas Syiah Kuala dan UIN Arraniry. Pada Sabtu (4/11/2023) lalu, Kompas.com melakukan perjalanan dengan bus Trans Koetaradja jurusan Pusat Kota-Darussalam.
Setelah menunggu beberapa saat di halte, bus berwarna biru itu datang. Memasuki bus yang ber-AC, tampa penumpang didominasi oleh kalangan mahasiswa. Baca juga: Puluhan Halte Trans Metro Bandung Terbengkalai, Dipakai Gelandangan Alda Mawaddah, salah satu mahasiswa FMIPA Unsyiah mengatakan, bus Trans Koetaradja menjadi moda transportasi andalannya saat menjalani Kuliah Kerja Praktek di Dinas SDM Aceh.
“Sangat membantu dengan adanya Trans Koetaradja saat saya berpergian. Apalagi saat kuliah kerja praktik satu bulan, saya rutin naik Transkoetaradja karena saya tidak memiliki sepeda motor,” ungkapnya. Hal yang sama juga disampaikan Cica Manisa, mahasiwa yang tinggal di Darussalam. Dia mengatakan, Trans Koetarajda juga menjadi andalannya saat ingin bepergian ke Pasar Aceh.
“Saya tinggal dekat kampus, kalau kuliah bisa jalan kaki. Tapi kalau pergi ke kota, saya selalu naik Trans Koetarajda karena sangat nyaman, ada AC. Kalau penuh pun tidak pengap dan gratis lagi,” ungkap Cica. Dia berharap ada penambahan armada Trans Koetaradja, terutama di hari libur. “Karena hanya ada dua bus yang operasi, kemudian juga tidak sampai malam,” harapnya. Bus yang resmi beroperasi pada 2 Mei 2016 ini disebut menjadi solusi untuk mengurangi kemacetan di Banda Aceh.
Selain itu, bus Trans-K juga terhubung dengan simpul transportasi ke Bandara Sultan Iskandar Muda dan Pelabuhan Ulee Lheue. Bus ini pun dijadikan andalan untuk mengunjungi tempat wisata di Banda Aceh dan Aceh Besar melalui program Trans Wisata-nya.
“Secara khusus Trans Koetaradja menyediakan jalur kampus Universitas Syiah Kuala dan UIN Arraniry melalui program Trans Kampus. Dan program Trans Wisata untuk menghubungkan situs-situs wisata di Banda Aceh dan Aceh Besar,” kata Teuku Faisal, Kadis Perhubungan Aceh kepada kompas.com melalui pesan whatsapp, Sabtu (04/11/2023).
Armada Bertambah
Faisal menyebutkan, armada transportasi Kota Bus Trans Koetaradja diluncurkan secara gratis sejak tahun 2016 lalu. Awalnya hanya ada satu koridor dengan jumlah armada 25 unit yang melayani penumpang dari pusat kota (Mesjid Raya) tujuan kampus Darussalam. Namun dalam perjanannya, armada bus terus bertambah. Saat ini ada enam koridor utama dan lima koridor feeder atau pengumpan dengan total armada 59 bus trans koetaradja . “Jumlah armada trans koetaradja awalnya hanya 25 unit. Kini sudah mencapai 59 bus yang terdiri 25 bus ukuran besar dan 34 bus ukuran sedang.
Semuanya beroperasi setiap hari termasuk cadangan yang disiapkan jika terjadi kendala pada kendaraan yang tengah beroperasi,” katanya. Faisal berkata, saat ini jumlah penumpang yang mengandalkan bus trans-K ke berbagai pusat aktivitas di Banda Aceh dan Aceh Besar mengalami peningkatan. Salah satu buktinya, kata Faisal, pada saat operasional terhenti karena perawatan kendaraan banyak pengguna jasa yang mengeluh dan menanyakan jadwal operasi kembali.
“Banyak penumpang belakangan ini sangat mengandalkan jasa transportasi trans koetaradja untuk bepergian. Pun demikian sosialisasi terus kami gencarkan agar masyarakat saat beraktivitas selalu menggunakan trans koetaradja yang nyaman dan gratis itu,” jelasnya. Baca juga: Kisah Angkot di Bandar Lampung, Dahulu Primadona Kini Merana Untuk kebutuhan seluruh biaya operasional trans koetaradja, kata Faisal, mencapai Rp 9 miliar setiap tahun.
Biaya operasional tersebut menggunakan anggaran pendapatan belanja Aceh (APBA) yang dikontrakkan kepada operator PT. DAMRI dan PT. Harapan Indah. “Anggaran operasional lebih kurang Rp 9 miliar pertahun, termasuk untuk gaji 110 orang tenaga kerja,” ujarnya.(*)
Sumber: Liputan Kompas.com