ANGKUTAN LEBARAN 2018 (1439 H) MENINGKAT SECARA SIGNIFIKAN

Hasil Pemantauan angkutan Lebaran 2018 (1439 H) di Provinsi Aceh yang telah dilaksanakan mulai H -7 sampai dengan H +7 yaitu mulai tanggal 08 Juni 2018 sampai dengan 23 Juni 2018,  untuk sektor Lalu Lintas Angkutan Jalan dengan jumlah armada yang digunakan selama angkutan lebaran mencapai 3.876 unit dari 133 perusahaan angkutan dengan jumlah pemudik Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) sebanyak 48.852 penumpang dan  Pemudik Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) sebesar 32.503 penumpang.

Peningkatan arus mudik lalu lintas angkutan jalan terjadi pada H-5 dengan lonjakan penumpang yang naik dan turun sebanyak 6.849 penumpang dan pada H-2 kembali terjadi lonjakan penumpang sebanyak 7.177 penumpang. Sedangkan pada arus balik terjadi lonjakan penumpang pada H+4 sebanyak 6.354 penumpang. Selama Angkutan Lebaran 2018, jumlah kecelakaan lalu lintas sekitar 54 kejadian, dengan jumlah korban jiwa 26 orang, sekitar 84 % merupakan angkutan pribadi khususnya roda dua, penyebab utama kecelakaan lebih banyak disebabkan oleh human error.

Untuk sektor pelayaran, berdasarkan hasil pemantauan jumlah penumpang pada 7 lintasan penyeberangan mencapai 58.350 penumpang, 8.531 roda dua dan 3.481 roda empat keatas. Lintasan yang paling dominan adalah Ulee Lheue – Balohan yang melayani 51.366 penumpang (88,03%) dengan  menyiagakan 6 Kapal Ro-Ro, 3 Kapal Cepat dan 1 Kapal Coaster. Angkutan laut perintis mengambil peran positif dalam angkutan lebaran 2018 dengan menggunakan Kapal Sabuk Nusantara 110 (coaster) telah mengangkut 702 penumpang dan 132 ton barang. Keberadaan angkutan perintis ini sangat membantu para pemudik dengan tujuan Kabupaten Simeulue.

Akibat cuaca buruk yang terjadi pada H+2 dan beberapa hari selanjutnya menyebabkan harus ditunda beberapa jadwal pelayaran. Akibat penundaan ini, kondisi paling krusial terjadi pada lintasan penyeberangan Barat – Selatan dengan tujuan Simeulue karena waktu tempuh yang panjang (lebih dari 10 jam), sehingga pihak Syahbandar maupun ASDP setiap saat harus mencermati kondisi cuaca dengan dukungan dari BMKG.

Pemantauan angkutan lebaran di sektor penerbangan dipantau pada 4 bandar udara yang melayani penerbangan komersil yaitu Bandara Sultan Iskandar Muda (Aceh Besar), Bandara Rembele (Bener Meriah), Bandara Cut Nyak Dhien (Nagan Raya) dan Bandara Lasikin (Sinabang). Selama angkutan lebaran, jumlah penumpang yang menggunakan angkutan udara adalah 57.523 orang, dengan jumlah pergerakan pesawat sebanyak 533 kali. Jumlah penumpang terbanyak terdapat pada bandara Sultan Iskandar Muda sebesar 45.665 Penumpang untuk penerbangan domestik dan 8.243 Penumpang untuk penerbangan internasional. Di tahun 2018 ini Penggunaan angkutan udara mengalami peningkatan sekitar ± 4% dari tahun sebelumnya.

Peningkatan penumpang berangkat yang cukup tinggi ini terjadi dikarenakan karena kemampuan pengguna jasa angkutan udara cukup tinggi, meskipun harga tiket pesawat relatif mahal dan adanya pergeseran/pengalihan pengguna jasa moda transportasi lain (darat, laut dan penyeberangan) ke transportasi udara.

Kepala Dinas Perhubungan Aceh Junaidi Ali, ST, MT mengatakan “Pelayanan angkutan lebaran Provinsi Aceh setiap tahunnya mengalami peningkatan yang signifikan, ketersediaan sarana dan infrastruktur pendukung membutuhkan upaya peningkatan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik dan mengutamakan keselamatan transportasi. Koordinasi lintas sektor dalam pelayanan angkutan lebaran telah terlaksana dengan baik namun hal ini perlu lebih ditingkatkan dalam hal menurunkan angka kecelakaan. Alangkah baiknya koordinasi dapat dilakukan sepanjang tahun”.

Terkait hasil-hasil yang sudah diraih oleh sektor perhubungan ini, diharapkan pada tahun-tahun mendatang angkutan Lebaran bisa lebih baik dengan meningkatkan pelayanan transportasi di seluruh Aceh dengan tetap berkoordinasi dengan stakeholder. (DW)

Skip to content