Tak Banyak Jalan Menuju Pulau Banyak

Mendengar kata Pulau Banyak yang berada di kabupaten Aceh Singkil, Provinsi Aceh, akan terbayang gugusan pulau pulau dengan pesona pantai berpasir putih dan airnya yang jernih. Di sini, Anda tidak hanya menikmati wisata pantai, tapi juga ada keindahan alam bawah laut, dan habitat penyu hijau yang langka.

Sayangnya, masih belum mudah untuk menikmati segala keindahan gugusan kepulauan yang berjumlah 99 pulau ini. Surga dunia ini masih sulit dijangkau, karena minimnya fasilitas angkutan antar pulau yang tersedia.
Selama ini masyarakat setempat menggunakan angkutan kapal nelayan sebagai moda transportasi, tentu dengan segala resiko bahaya keselamatan jiwa. Belum lagi faktor cuaca angin kencang dan ombak besar memengaruhi aktivitas masyarakat setempat dan pengunjung, karena minimnya kapal yang melaut dan ongkos kapal yang melambung tinggi.

Keadaan ini berpengaruh rendahnya kunjungan wisata ke pulau banyak. Dari sisi Ekonomi, hal ini tentu berdampak buruk terhadap ekonomi masyarakat. Terhambatnya aktivitas kapal nelayan karena faktor cuaca, menyebabkan sulitnya pendistribusian hasil nelayan ke kota, sehingga kualitas barang menurun dan sulit untuk dijual.

Belum lagi kebutuhan bahan pangan sulit dipasok ke pasar lokal menyebabkan harga barang melonjak tinggi. Daya beli masyarakat pun menjadi rendah.

Dari sisi pendidikan, hasil wawancara dengan Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Pulau Banyak, ibu Hasmawarni mengungkapkan bahwa biaya operasional bolak balik ke ibukota Singkil untuk keperluan ujian nasional bisa lebih mahal dari tiket pesawat. Juga banyak kegiatan pendidikan yang mengharuskan siswa ikut serta ke kota Singkil, sering menjadi batal dilaksanakan karena biaya yang tinggi. Sangat disayangkan persiapan siswa dan sekolah untuk kegiatan pendidikan pun menjadi sia-sia, sehingga kerap terlihat kekecewaan di jiwa penerus harapan bangsa. Semua itu disebabkan minimnya sarana angkutan penyeberangan antar pulau yang tersedia saat ini.
Fasilitas dermaga Pulau Banyak juga belum layak dan masih minim.

Dari pantauan ACEH TRANSit di atas kapal Ro-Ro, angin dan arus yang kencang menyulitkan awak kapal saat akan sandar ke dermaga, perlu bermanuver berulang kali agar mencegah benturan lambung kapal dengan dermaga.

Seperti mooring dolphin untuk tempat pengikat tali kapal, catwalk, struktur dermaga, dan penahan benturan kapal atau fender. Kemudian rambu suar juga sangat minim, dan fasilitas gedung operasional dermaga belum layak dan memadai.

Melihat segala kondisi tersebut, Pemerintah Aceh memutuskan untuk meningkatkan pelayanan angkutan penyeberangan yang selama ini hanya dilayani oleh 1 kapal ro-ro dengan jadwal 1-2 kali dalam seminggu dan juga memperbaiki sarana dan prasarana transportasi ke Pulau Banyak. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan konektivitas antarwilayah, guna melancarkan pendistribusian logistik yang merata, mengangkut hasil daerah tersebut ke daerah lain, sehingga menunjang peningkatan ekonomi masyarakat Pulau Banyak. (Syahisa)

Versi cetak online silakan baca di laman
https://dishub.acehprov.go.id/publikasi-data/aceh-transit/tabloid-transit/

Skip to content