Permintaan Gubernur Aceh H. Muzakir Manaf kepada Menteri Perhubungan Republik Indonesia (Menhub) untuk membuka atau menambah kapasitas penerbangan reguler ke Aceh mendapat respon positif dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan maskapai penerbangan. Langkah cepat ini diambil untuk memperkuat mobilitas, distribusi logistik, dan kegiatan evakuasi pasca bencana alam banjir dan tanah longsor yang melanda sebagian besar wilayah Sumatera, termasuk Aceh.
Permintaan Gubernur Aceh, yang disampaikan dalam surat tertanggal 6 Desember 2025, bertujuan mengatasi tingginya kebutuhan transportasi udara untuk dukungan kemanusiaan. Kebutuhan ini muncul karena mobilisasi bantuan dan relawan dari berbagai daerah di Indonesia terhambat oleh terbatasnya akses penerbangan.

Dalam surat tersebut, Gubernur Mualem, sapaan Muzakir Manaf memohon dukungan Menteri Perhubungan untuk mendorong maskapai agar membuka atau menambah kapasitas penerbangan reguler pada rute Jakarta (CGK) – Banda Aceh (BTJ), Medan (KNO) – Banda Aceh (BTJ), dan Medan (KNO) – Takengon (TXE).
Gubernur juga meminta agar maskapai penerbangan tidak menaikkan tarif, bahkan memberikan kebijakan tarif khusus (diskon) kemanusiaan selama masa pemulihan bencana.
Menindaklanjuti permintaan Gubernur Mualem tersebut, Kemenhub melalui surat Direktur Jenderal Perhubungan Udara pada 7 Desember 2025, mendorong seluruh maskapai penerbangan untuk melakukan penambahan kapasitas, baik berupa penambahan rute baru atau penambahan frekuensi penerbangan di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Kemenhub menggarisbawahi pentingnya penambahan kapasitas penerbangan pada rute Medan (KNO) – Takengon (TXE) pulang-pergi (PP), di samping rute Jakarta – Banda Aceh dan Medan – Banda Aceh.
Permintaan Gubernur Aceh kepada Menteri Perhubungan RI terkait pembukaan rute penerbangan ke Aceh mendapat respon positif dari maskapai Wings Air. Maskapai berjuluk Wings Abadi itu telah mengumumkan pembukaan rute penerbangan berjadwal (reguler) Medan (KNO) – Takengon (TXE), yang akan beroperasi setiap hari mulai 15 Desember 2025 mendatang.
Penerbangan dari Medan (KNO) akan berangkat pukul 08.40 WIB dan tiba di Takengon (TXE) pukul 09.40 WIB, sementara rute baliknya dari Takengon (TXE) akan berangkat pukul 10.00 WIB dan tiba di Medan (KNO) pukul 11.00 WIB. Penerbangan ini menggunakan pesawat ATR 72, yang memiliki 72 kursi kelas ekonomi dan dianggap ideal untuk mencapai bandara di kawasan perbukitan seperti Bandara Rembele.
Danang Mandala Prihantoro, Corporate Communications Strategic of Wings Air, menyampaikan bahwa pembukaan rute ini membawa harapan baru bagi masyarakat Aceh di wilayah tengah. “Pembukaan rute baru ini merupakan jembatan yang akan menghubungkan kembali Aceh Tengah, Bener Meriah, dan Gayo Lues dengan denyut ekonomi regional,” sebutnya.

Selain Wings Air, maskapai Pelita Air juga turut serta dalam upaya kemanusiaan ini. Pelita Air, sebagai anggota Pertamina, menggandeng perusahaan ekspedisi JNE Express untuk menggratiskan pengiriman bantuan kemanusiaan ke wilayah terdampak, baik di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Langkah ini sejalan dengan himbauan Kemenhub agar maskapai menjaga tarif tetap wajar dan apabila memungkinkan, memberikan tarif khusus (diskon) kemanusiaan selama masa pemulihan bencana.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Aceh Teuku Faisal menyampaikan apresiasi atas dukungan Kemenhub dan respon cepat kedua maskapai tersebut dalam menjawab kebutuhan masyarakat Aceh yang tengah dilanda bencana alam. “Support dari kawan-kawan maskapai penerbangan di saat-saat seperti ini sangat dibutuhkan mengingat akses jalur darat masih terputus di beberapa daerah,” ujarnya.
Teuku Faisal juga menyampaikan rasa terima kasih kepada Kementerian Perhubungan atas dukungan yang telah diberikan guna mempercepat mobilisasi dan distribusi bantuan ke wilayah terdampak bencana di Aceh.

