Aceh TRANSit – Trans Koetaradja, bus idolanya warga ibu kota awal tahun 2025 ini, berhenti beroperasi. Berbagai tanggapan dan harapan masyarakat, tersampaikan di media sosial, tak terkecuali di media sosial resmi @dishub_aceh. Tentu pula, komentar ini juga merambat ke obrolan warung kopi dan lainnya. Hal ini wajar, mengingat pentingnya layanan ini bagi mobilitas masyarakat Aceh, terutama di Kota Banda Aceh dan Aceh Besar. Angkutan massal yang telah beroperasi sejak tahun 2016 silam, di tahun ini berhenti beroperasi sementara pada Januari dan Februari.
Apa yang menyebabkan terhentinya layanan yang sudah menjadi tulang punggung transportasi masyarakat ini ? Aceh TRANSit berbicara dengan Kepala UPTD Angkutan Massal Trans Kutaraja, M.Hanung Kuncoro, Senin, 24 Maret 2025 lalu.
Menurut Hanung, terhentinya operasional Trans Koetaradja pada awal tahun 2025 disebabkan oleh berakhirnya kontrak pengelolaan antara Pemerintah Aceh dengan operator yang mengoperasikan layanan bus tersebut, layanan Trans Koetaradja yang masih gratis ini didukung oleh APBA.
“Pada akhir tahun 2024, kontrak dengan mitra pengelola layanannya berakhir,” sebut Hanung.
Keputusan untuk berhentinya layanan sementara waktu memang bukanlah langkah yang diinginkan oleh Pemerintah. Tentu saja, menurutnya keputusan ini berdampak pada pengguna setia Trans Koetaradja. Misalnya, masyarakat, pelajar, pegawai, yang membutuhkan mobilitas harian ke tempat tujuannya jadi terganggu, hingga hampir dua bulan lamanya. Sebab, kehadiran Trans Koetaradja selama ini telah menjadi pilihan utama bagi masyarakat untuk menghindari kemacetan jalanan Ibu Kota.
“Ketika layanan ini berhenti, tentu saja menyebabkan meningkatnya jumlah pengguna kendaraan pribadi maupun angkutan umum, pada akhirnya membuat jalanan semakin macet,”tambah Hanung.
Banyak pengguna layanan yang terpaksa mencari alternatif lain, seperti ojek daring atau taksi, yang tentu saja lebih mahal dan kadang tidak nyaman. Oleh karena itu, dalam perkembangannya, kata Hanung, Dishub Aceh terus mengupayakan kembali beroperasinya Trans Koetaradja dan menempatkan atensi yang serius terkait hal ini.
“Pada waktu itu, kita bekerja keras untuk memastikan agar Trans Koetaradja dapat beroperasi kembali secepat mungkin. Alhamdulillah, pada 25 Februari lalu, bus ini telah beroperasi kembali,” ujar Hanung.
Mengenai inovasi pelayanan bus, saat ini sedang dirampungkan sebuah aplikasi yang terintegrasi dan memudahkan pengguna memantau jadwal bus secara realtime. Pemerintah juga berkomitmen untuk memperbaiki infrastruktur yang ada, termasuk terminal bus dan halte, untuk memastikan kenyamanan dan keselamatan penumpang.
“Kita ingin Trans Koetaradja tidak hanya menjadi solusi untuk mengatasi kemacetan, tetapi juga memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi masyarakat Aceh dalam beraktivitas sehari-hari,” pungkasnya.
Melalui adanya perbaikan dan pembaruan yang dilakukan, kehadiran Trans Koetaradja diharapkan bisa terus menjadi solusi yang berkelanjutan dan ramah bagi pengguna.(Rahma Yanti)
Baca Selengkap Tulisan Aceh TRANSit lainnya klik di bawah ini: