Dishub

Menyusuri Panasnya Jalanan Demi Senyuman

Aceh TRANSit – Di bawah terik matahari yang bersinar, Khairul Anam, seorang mahasiswa Fakultas Syariah UIN Ar-Raniry, memutar kunci kontak motornya. Suara mesin menderu pelan, menjadi pertanda awal perjalanan. Tujuannya? Sigli, sebuah kota di Kabupaten Pidie yang menjadi tempat pulang, tempat di mana orang tuanya menanti dengan senyuman.

Dengan tekad dan niat yang kuat, ia melaju. Namun, Anam tidak gegabah. Ia mempersiapkan diri jauh hari sebelum keberangkatan. Diantara persiapan tersebut adalah mengganti oli, memeriksa kondisi mesin, mengecek tekanan ban, serta memastikan rem dan lampu berfungsi optimal. Ia juga melengkapi diri dengan helm standar, jas hujan, dan masker. Memastikan keselamatan sebagai prioritas utama.
Setiap kali rasa lelah menyerang, kala melewati pegunungan Seulawah, Aceh Besar yang panjang, bayangan wajah kedua orang tuanya kembali hadir di benaknya, memompa semangat yang nyaris padam. Perjalanan pun ditempuh dengan penuh kehati-hatian.

Mudik dengan sepeda motor memang penuh tantangan, namun baginya, semua itu layak dilalui demi sebuah momen lebaran. Ia percaya, setiap kilometer yang dilaluinya setara dengan senyuman orang tua saat menyambutnya.

Lain halnya dengan Delva, mahasiswi Sosiologi Universitas Syiah Kuala (USK) ini rela menempuh kurang lebih 11 jam perjalanan untuk sampai ke kampung halaman. Gadis ini berasal dari Aceh Selatan, tepatnya di Labuhan Haji. Pengalaman pertama mudik naik sepeda motor ia lakukan pada libur semester satu, sekitar Desember 2022.Ada alasan kuat kenapa Delva memilih sepeda motor sebagai moda transportasi untuk mudik. Baginya, mudik naik sepeda motor jauh lebih hemat. Di kampung halamannya, sepeda motor juga sangat dibutuhkan untuk mobilitas harian. Mengirim sepeda motor lewat jasa ekspedisi memerlukan biaya tambahan yang tidak sedikit.

Selain itu, Delva merasa naik sepeda motor lebih praktis dan fleksibel. Delva pun mengaku lebih nyaman berkendara sendiri. Soal kekhawatiran orang tua, Delva mengakui bahwa mereka tentu cemas. Apalagi perjalanan dari Banda Aceh ke Aceh Selatan memakan waktu tempuh yang cukup lama. Namun, Delva tetap mantap menempuh perjalanan ini sendirian. Meski jalur menuju kampung halaman berliku dan rawan kecelakaan di sejumlah titik, Delva mengaku sudah biasa dan tidak merasa takut.

Untuk kendaraan, ia tidak pernah melewatkan persiapan teknis. Sehari sebelum keberangkatan, sepeda motornya selalu diservis terlebih dahulu, mulai dari ganti oli, pengecekan rem, hingga memeriksa kondisi ban. Ia juga membawa pompa kecil, jas hujan, STNK, SIM, serta memastikan tangki bahan bakar terisi penuh.

Delva berpesan untuk setiap orang yang ingin mudik naik sepeda motor untuk selalu mengutamakan keselamatan saat berkendara.(Achdiyat Perdana)

Baca Selengkap Tulisan Aceh TRANSit lainnya klik di bawah ini:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *