Penumpang Tidur Nyenyak Selama Berlayar

*Pelayaran Calang-Sinabang Membutuhkan Waktu 14 Jam

Penumpang yang pernah menyeberang dari Ulee Lheue, Banda Aceh menuju Balohan, Sabang, tentu mengenal Capt. Muhammad Noer. Dialah nahkoda KMP. BRR selama 12 tahun. Kini, ia diberi kepercayaan baru menahkodai KMP. Aceh Hebat 1.

Calang, Aceh Jaya memiliki pesona keindahan alam yang luar biasa. Seperti terlihat di Pelabuhan Calang yang menjadi tempat Capt. M. Noer menyandarkan KMP. Aceh Hebat 1 yang kini telah tepat 100 hari berlayar menyusuri lautan barat Aceh.

Sayup terdengar suara petugas pelabuhan menginformasikan kepada masyarakat bahwa KMP. Aceh Hebat 1 akan segera berlayar. Rampdoor diturunkan dan penumpang menaiki kapal ini seraya diikuti mobil pribadi, truk logistik, hingga petugas medis pembawa vaksin Covid-19 ke Pulau Simeulue. Capt. M. Noer bersyukur adanya kapal ini sangat membantu masyarakat kepulauan menuju Banda Aceh. “Jadinya masyarakat tidak menunggu-nunggu kapal yang akan ke Banda Aceh juga ke Simeulue. Sudah ada kepastian jadwal,” ucapnya.

Pria asli Sabang ini bercerita bahwa ini kali pertama ia berlayar ke Pantai Barat-Selatan Aceh menahkodai kapal penyeberangan dengan jarak tempuh terjauh selama 14 jam lamanya, untuk kenyamanan penumpang KMP. Aceh Hebat 1 memiliki tempat tidur masing-masing.

“Di tengah perjalanan, jika tiba-tiba ada badai, kita menghindar dari alun ombak besar. Sehingga kita berlayar zig zag mencari jalur yang aman. Alhamdulillah bisa kita atasi.” sambungnya.

Secara rutin, pihaknya selalu berkoordinasi dengan Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Aceh guna memantau intensitas gelombang Pantai Barat Selatan Aceh. “Alam tak bisa kita lawan. Jika cuaca buruk dan ekstrem, kita tunda berlayar. Selama ini pernah dua kali kita tunda berlayar. Jadinya, kita selalu menginformasikan kepada penumpang baik di pelabuhan maupun media sosial.”

Tonton Video Cerita Nahkoda KMP Aceh Hebat 1 Layari Calang-Sinabang

Capt. M. Noer dan ABK merasakan kendala saat bersandar di Pelabuhan Calang. Walaupun karakteristiknya berupa teluk, tetapi alun lautnya membuat kapal sering berbenturan dengan fender di dermaga. Ia berharap, agar pemerintah menyiapkan pelabuhan lain yang lebih tenang dan tersedianya prasarana dan sarana pendukung sandaran kapal.

Pada libur Idul Fitri 1442H lalu, Noer menceritakan adanya lonjakan penumpang yang menaiki KMP. Aceh Hebat 1. Rata-rata penumpang saat itu didominasi mahasiswa, pedagang, wisatawan, pekerja hingga sopir truk logistik yang ingin merayakan momen suci bersama keluarga. “Alhamdulillah tidak ada antrian baik kendaraan maupun orang, kita bisa maksimum mengangkut penumpang.” tambahnya.

Saat ditanyai perbedaan teknologi dengan kapal lainnya, Noer menyebut kapal kebanggaan rakyat aceh ini dibuat dengan teknologi canggih terbaru menggunakan double engine mitsubishi yang mampu menghasilkan kecepatan tempuh maksimum 14,3 knot (sekitar 26,5 km/jam). Selain itu, dilengkapi dengan Automatic Identification Sysem (AIS) / Sistem Pelacakan Otomatis, memiliki dek Kendaraan dengan 2 lantai bersistem hidrolik, rampdoor depan dengan sistem teknologi bow visor dengan pintu hidrolik yang dapat terbuka 90  derajat untuk memberikan jarak pandang maksimum bagi nahkoda ketika sandar.

Selain sebagai lintasan perintis sekaligus prioritas daerah, perannya membantu distribusi logistik maupun penyeberangan penumpang lebih cepat sampai ke Sinabang sangat dirasakan masyarakat. “Dari sektor bisnis menguntungkan pebisnis yang mengangkut hasil komiditi Simeulue diantaranya sektor perikanan dan perkebunan menuju Calang. Begitu pula sembako dari Calang menuju Sinabang.”

Pada akhir wawancara di tengah laut Samudera Hindia, Capt. Noer menceritakan kerinduannya dengan keluarga, dengan menebar senyum penuh harap ia ingin sekali bisa segera dapat mengambil cuti dan menikmati liburan bersama keluarganya. “Ya kangenlah, sudah lama gak ketemu anak-anak dan istri,” pungkasnya. Terakhir ia berpesan kepada penumpang agar tetap menjaga kebersihan kapal ini.(Muarrief Rahmat)

Download 

 

Skip to content