Sudahkah Park and Ride di Banda Aceh Berfungsi?

Menyusuri setiap sudut kota Banda Aceh sembari menikmati keindahan tatanan kota dari dalam bus Trans Koetaradja sangat menyenangkan. Bagi masyarakat yang mengendarai sepeda tetapi ingin bersantai di dalam bus Trans Koetaradja dapat menitipkan kendaraannya pada fasilitas Park and Ride dan melanjutkan perjalanan dengan menggunakan transportasi umum bus Trans Koetaradja. Park and Ride adalah area parkir kendaraan bertempat pada lokasi yang jauh dan dihubungkan oleh pelayanan transportasi massal (bus, kereta api maupun trem) menuju pusat kota atau pusat perekonomian.


Di Banda Aceh, fasilitas ini dapat ditemukan pada beberapa halte bus Trans Koetaradja diantaranya halte Mesjid Jami’, halte Dunia Barusa, halte Grand Kuliner Ulee Lheue, halte TVRI, dan halte Lhong Raya. Fasilitas Park and Ride memiliki keterkaitan yang erat dengan layanan transportasi massal dan seharusnya menjadi pelengkap pada sistem Bus Rapid Transit (BRT). Sayangnya, fasilitas Park and Ride di Banda Aceh saat ini hanya terlihat seperti pajangan saja bahkan nyaris tidak ada yang ingin menitipkan sepedanya disana.


Masih menjadi tanda tanya mengapa pesepeda di Banda Aceh enggan menggunakan fasilitas Park and Ride. Padahal, dengan menggunakan transportasi umum pesepeda dapat menghemat tenaga dan lebih aman dalam berkendara. Selain itu, dengan menggunakan fasilitas Park and Ride dapat membantu mengurangi kemacetan di pusat kota, mengurangi emisi gas buang kendaraan pribadi, dan memberikan alternatif yang lebih ramah lingkungan serta nyaman bagi penduduk setempat juga wisatawan untuk melakukan perjalanan ke pusat kota atau area yang ramai.


Berdasarkan hasil wawancara tim Aceh Transit pada salah seorang pesepeda, ternyata fasilitas Park and Ride di Banda Aceh masih belum memenuhi kriteria. Kondisi Park and Ride yang ada dianggap tidak terjamin keamanannya. Disamping itu, ternyata masyarakat Banda Aceh juga masih banyak yang belum mengetahui keberadaan fasilitas Park and Ride ini. Padahal, Dinas Perhubungan Aceh melalui UPTD Trans Kutaraja sudah berupaya untuk mensosialisasikan kepada masyarakat tentang fasilitas Park and Ride dengan berbagai konten yang dipublikasikan di media sosial Dinas Perhubungan Aceh dan Trans Kutaraja.
Alasan lain yang membuat fasilitas Park and Ride ini sepi adalah minimnya masyarakat yang menggunakan sepeda untuk beraktivitas. Mengendarai kendaraan pribadi masih menjadi pilihan utama masyarakat Banda Aceh. Dilansir dari Harian Serambi Indonesia, pasca pandemi covid 19, pertambahan kendaraan bermotor baru di Aceh rata-rata jumlahnya di atas angka 100.000 unit per tahun. Artinya, semakin hari semakin banyak masyarakat yang lebih memilih mengendarai kendaraan pribadi dibandingkan dengan menggunakan transportasi umum.


Untuk menunjang penggunaan transportasi umum, banyak hal yang harus dibenahi. Selain mengajak masyarakat untuk beralih dari penggunaan kendaraan pribadi, yang paling penting untuk dibenahi adalah kualitas fasilitas Park and Ride yang ada agar masyarakat percaya dan yakin untuk menitipkan kendaraannya pada fasilitas tersebut. Kita perlu belajar dari negara-negara maju yang memiliki fasilitas Park and Ride yang baik, seperti Belanda. Belanda memiliki fasilitas transportasi umum yang baik, aman dan terawat. Selain Belanda, Jepang juga memiliki kualitas Park and Ride yang baik. Biasanya Park and Ride yang ada di Jepang dilengkapi dengan informasi jadwal transportasi umum, dan kadang kala juga memiliki layanan sewa sepeda atau kendaraan listrik kecil untuk membantu mobilitas dari stasiun ke tujuan akhir.


Idealisasi fasilitas Park and Ride harus memiliki sistem keamanan yang baik seperti pengawasan CCTV, pencahayaan yang cukup, dan keberadaan petugas keamanan dapat memberikan rasa aman kepada pengguna kendaraan. Meskipun aksesibilitas ke transportasi umum sudah cukup baik, namun keamanan dari sebuah Park and Ride merupakan hal yang paling perlu diperhatikan.


Beberapa hal penunjang yang harus diperhatikan juga yang pertama seperti lokasi yang strategis, tempat parkir harus mudah diakses dari jalan raya utama dan terletak dekat dengan halte transportasi umum untuk memudahkan pengguna. Yang kedua adalah ruang parkir yang luas, fasilitas harus memiliki area parkir yang cukup besar untuk menampung sejumlah besar kendaraan pribadi.


Yang ketiga, informasi dan papan petunjuk, seharusnya pada setiap fasilitas Park and Ride tersedia papan informasi yang jelas dan mudah diakses untuk membantu pengguna menavigasi lokasi parkir dan memahami jadwal serta rute transportasi umum yang tersedia. Yang keempat perawatan dan kebersihan, fasilitas harus dirawat dengan baik dan tetap bersih untuk meningkatkan pengalaman pengguna. Melalui kombinasi beberapa penunjang ini, didorong dengan keamanan yang terjamin, fasilitas Park and Ride dapat meningkatkan penggunaan transportasi umum dengan memudahkan pengguna kendaraan pribadi untuk beralih ke transportasi publik, mengurangi kemacetan lalu lintas, serta mendukung mobilitas yang berkelanjutan.


Park and Ride bukanlah sekadar tempat parkir biasa. Ini adalah simbol harapan, di mana kenyamanan bertemu kesadaran akan lingkungan. Sebuah perjalanan yang dimulai dari sini, di mana setiap langkah kecil memiliki dampak besar bagi kota, lingkungan, dan masa depan kita bersama.(*)

Versi cetak digital Tabloid Aceh TRANSit Edisi 15 dapat diakses di laman:

Skip to content