Membebaskan Simeulue dari Keterisolasian

Gubernur Aceh Nova Iriansyah bersama Bupati Simeulue Erli Hasyim saat berkunjung ke KMP. Aceh Hebat 1 pada 15 Januari 2021

Secara geografis Indonesia adalah negera kepulauan yang luas lautannya lebih besar dari pada luas daratan. Indonesia juga tercatat memiliki pulau sebanyak 16.771 pada tahun 2020, setelah sebelumnya pada tahun 2019  jumlah pulau yang didaftarkan ke PBB sebanyak 16671 pulau.   Kehadiran transportasi dalam menghubungkan  satu pulau dengan pulau lainnya bertujuan untuk meratanya pembangunan. Pemerataan pembangunan turut mendukung keadilan tanpa pengecualian, sesuai dengan yang tercantum dalam pancasila dan pembukaan UUD 1945.

Berbicara masalah transportasi kepulauan sama halnya dengan bericara banyak hal yang saling berkaitan.Transportasi berperan sekali dalam pendistribusian logistik, ekonomi, pendidikan, kesehatan,  bahkan pariwisata. Mudahnya akses menuju wilayah kepulauan tersebut membuat wilayah kepulauan tersebut tidak menjadi terisolir. Masayarakat yang berada dalam wilayah kepulauan tersebut dengan mudah dapat pendidikan di  kota-kota yang lebih besar. Pemerataan transportasi akan semakin memajukan perkembangan ekonomi. Pendistribusian  logistik akan lebih merata. Akses menuju pulau lain dalam kepentingan yang terkait dengan kesehatan masyarakat semakin mudah dijangkau, sebagai upaya mendapatkan fasilitas kesehatan yang lebih baik.

Sama halnya dengan wilayah kepulauan lain, Aceh sendiri merupakan wilayah yang terdiri dari beberapa pulau yang sudah sejak lama ditempati oleh warga Aceh itu sendiri maupun pendatang. Kehadiran armada-armada transportasi kepulauan tentunya memberikan efek yang bisa dirasakan oleh masyarakat sekitar. Tidak terkecuali warga di Kabupaten Simeulue. Salah satu kabupaten yang letaknya berada kurang lebih 150 km dari lepas pantai barat Aceh. Posisi geografisnya yang jauh dari pulau Sumatera mengharuskan armada tranportasi yang semakin baik dan mumpuni. Untuk itulah kehadiran KMP Aceh Hebat 1 dianggap perlu.

KMP. Aceh Hebat 1 bertolak dari Pelabuhan Kolok, Sinabang menuju Pelabuhan Calang, Aceh Jaya pada 13 Juni 2021.

Kehadiran KMP Aceh Hebat 1 yang menghubungkan Pulau Simeulue dengan wilayah Aceh lainnya, yang secara geografis berada di pulau Sumatera. memberi banyak hal positif bagi masyarakat sekitar. Seperti yang dikemukakan oleh Irwan Suharmi, selaku ketua DPRK Simeulue dalam pernyataannya, “Armada yang telah disediakan oleh pemerintah Provinsi Aceh tentu sangat membantu dalam hal melakukan perjalanan luar daerah dari Simeulue menuju Calang, Meulaboh , dan sekitarnya”. Irwan juga menegaskan bahwa berbicara mengenai kehadiran KMP Aceh Hebat 1 ini bukan hanya sebatas berbicara masalah tranportasi,  namun adanya dampak yang menyeluruh yang mempengaruhi pembangunan ekonomi di Simeulue. Simeulue adalah pulau yang memiliki jarak yang jauh dari Pulau Sumatera, perlu waktu khusus untuk mencapai Simeulue, jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti iklim tentunya dapat menghambat dan memperlambat ekonomi yang ada di pulau tersebut. Irwan menganggap, Kehadiran Aceh Hebat 1, akan mendorong pertumbuhan ekonomi di Simeulue menjadi semakin baik.

Bupati Simeulu, Erli Hasim, mengakui bahwa ketersediaan beberapa moda transportasi sudah sangat membantu Simeulue sebagai daerah Kepulauan. Erli Hasim menambahkan kehadiran KMP Aceh Hebat 1 dianggap sebagai salah satu fasilitas yang merupakan dukungan sekaligus perhatian dari Pemerintah Aceh  kepada masyarakat Simeulue. Bupati Simeulue juga menambahkan bahwa hal tersebut dalam rangka membebaskan Simeulue sebagai daerah yang terisolasi.

Kehadiran moda transportasi lain yang menghubungkan Simeulue dengan wilayah Aceh lainnya memang telah ada sebelum KMP Aceh Hebat 1 hadir, namun jadwal keberangkatan moda transportasi  lain  masih sangat terbatas. Seperti kapal lain yang jadwal keberangkatan dan tujuannya masih kurang variatif.  Selain itu, perjalanan dengan jalur udara dengan pesawat perintis atau komersil  yang ada di Simeulue masih dianggap lebih mahal oleh masyarakat dibandingkan dengan perjalanan jalur laut. Itupun jika tidak ada kendala pada iklim udara. Sedangkan untuk kapal lain jadwal keberangkatan dari dan ke Simeulue masih sangat tebatas.

Bisa dibayangkan, jika adanya gangguan mesin pada armada yang lain, distribusi logistik dari dan ke pulau Simeulue menjadi terhambat. Jika kapal lain mengalami kerusakan mesin maka akan adanya keterlambatan dan  kerusakan hasil pertanian yang akan didistrubusikan dari atau ke Simeulue. Tentu hal ini sangat berpengaruh terhadap ekonomi, imbas yang terjadi  yaitu adanya peningkatan harga pasar dan bahkan juga kerugian ekonomi.

Jika transportasi lancar dan adanya pilihan moda transportasi yang variatif maka imbasnya bukan hanya terbatas di perekonomian saja, namun juga pendidikan, kesehatan,  dan pariwisata. Apalagi pesona keindahan alam Simeulue tidak bisa dianggap sebelah mata.  Selain itu adanya perkembangan pendididikan dan sosial kultural masyarakat Simeulue  dapat menjadi lebih baik. Kemudahan transportasi di Simeulue memunculkan banyak potensi yang ada dalam pulau yang indah itu. (*)

Download 

Skip to content