KMP Aceh Hebat 1 Docking, Angkutan Penyeberangan Simeulue Alami kendala

Kendaraan campuran menunggu antrian untuk menyeberang dari Pelabuhan Penyeberangan Sinabang, Selasa (23/11/2021). Foto: Humas Dishub Aceh/Aceh TRANSit

Setelah KMP Aceh Hebat 1 berhenti beroperasi karena pelaksanaan docking/perawat tahunan, pelayanan transportasi penyeberangan di Kabupaten Simeulue mengalami kendala. Pasalnya, antrian kendaraan baik pribadi maupun barang kian menumpuk dan memadati areal pelabuhan sejak beberapa hari yang lalu.Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Simeulue, Mulyawan Rohas, yang diwawancarai Aceh TRANSit, menyebutkan, hingga hari ini (Selasa, 23/11) telah terjadi penumpukan kendaraan di beberapa pelabuhan yang melayani angkutan penyeberangan menuju Simeulue, seperti Pelabuhan Penyeberangan Kuala Bubon, Singkil, dan Sinabang.

Kadishub Simeulue, Mulyawan Rohas. Foto : Humas Dishub Aceh/Aceh TRANSit/Irfan Fuadi

Penumpukan kendaraan hingga saat ini masih belum terurai, faktanya kapasitas kapal tidak mampu mengangkut seluruh kendaraan. “Hari ini saja meski ada dua kapal, yang dibantu juga dengan kapal Aceh Hebat 3 menuju Singkil, juga tidak bisa diangkut seluruhnya,” sebutnya.

Selain kapal Aceh Hebat 1 yang tidak beroperasi, kondisi ini semakin parah karena kapal Teluk Singkil belum bisa dioperasikan hingga saat ini pada lintasan Sinabang – Labuhan Haji. Sehingga dampak kenaikan harga barang di Kabupaten Simeulue telah menjerat masyarakat. Dengan terpaksa, masyarakat kembali mengalah dengan keadaan.

Hal senada juga dikemukakan oleh Ibu Mira, salah satu pemilik toko kelontong dan sayur yang ditemui Aceh TRANSit di Simeulue. Sebutnya, kondisi seperti ini memaksa kita harus menaikkan harga barang terutama minyak goreng. “Sekarang ini, yang biasanya harga eceran jadi harga modal,” sebutnya.

KMP Teluk Sinabang Bersandar di Pelabuhan Penyeberangan Sinabang, Simeulue. Foto: Humas Dishub Aceh/Aceh TRANSit/Irfan Fuadi

Ia mengharapkan lintasan Labuhan Haji dan Singkil dapat beroperasi dengan normal. “Barang-barang itu banyaknya masuk dari sana karena kan dibawa dari Medan,” ucapnya.

Selain naiknya harga barang, kondisi ini juga berpengaruh pada pelayanan kesehatan bagi pasien rujukan dari rumah sakit Simeuleu ke Banda Aceh. Kadishub Simuelue menyebutkan, pada Sabtu yang lalu, satu dari 5 (lima) ambulans yang membawa pasien rujukan tidak bisa menyeberang menuju Banda Aceh. “Kita sangat menyayangkan dan sedih dengan kondisi seperti ini, hingga salah satu masyarakat kita meninggal dunia karena terlalu lama menunggu jadwal keberangkatan,” jelasnya.

Warga melintas diantara antrian kendaran campuran baik kendaraan pribadi hingga truck di Pelabuhan Penyeberangan Sinabang, Simeulue, Selasa (23/11/2021). Foto: Humas Dishub Aceh/Aceh TRANSit/Irfan Fuadi

Angkutan penyeberangan yang aktif saat ini cuma pada lintasan Sinabang – Kuala Bubon yang dilayani oleh KMP Teluk Sinabang dalam 2 kali seminggu, yaitu hari Selasa dan Sabtu. “Otomatis, selang waktu antara Selasa dan Sabtu itu terlalu lama bagi pasien yang gawat darurat untuk dirujuk ke Banda Aceh,” tambahnya.

Untuk itu, ia mengharapkan adanya solusi terbaik dari stakeholder terkait agar aktivitas penyeberangan dari dan ke Simeulue dapat berjalan normal seperti biasa. Hingga, perlu penambahan frekuensi pelayaran maupun armada menuju dan ke Pulau Simeulue. (AM/MS)

Skip to content