N219, Menjawab Tantangan Konektivitas Aceh

Pemerintah Aceh terus berikhtiar menyelenggarakan sistem transportasi wilayah yang efektif dan efisien dalam mendukung pengembangan wilayah serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai amanat yang tertuang dalam Peraturan Gubernur Aceh Nomor 102 Tahun 2014 Tentang Tataran Transportasi Wilayah Aceh 2015 – 2030. Pengembangan sistem ini juga merujuk pada pendekatan peran masyarakat dalam pembangunan dan pelayanan transportasi wilayah yang berpihak terhadap kepentingan masyarakat dan terjangkau.

Pengembangan jaringan transportasi perlu dipercepat dari kondisi alamiah yang terjadi selama ini. Apabila pengembangan ini tidak diupayakan sedini mungkin, maka akan terjadi pergolakan pada masa mendatang seperti mata air perekonomian yang telah muncul di daerah yang terpencil dan terisolir akan mengalami “koma” yang panjang. Dinamika pergerakan ekonomi yang bergerak secara acak dan tidak terprediksi mendorong Pemerintah Aceh mempersiapkan secara intens agar gerak penghidupan masyarakat terus meningkat dan merata ke seluruh wilayah Aceh.

Oleh karena itu, Pemerintah Aceh mengambil langkah dalam mengupayakan aksesibilitas dan konektivitas antar wilayah melalui kerjasama dengan PT. Dirgantara Indonesia (PTDI), Industri Penerbangan Karya Anak Bangsa.

Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh, Nova Iriansyah bersama Direktur Utama PT. Dirgantara Indonesia (PTDI), Elfien Goentoro melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman tentang Pengadaan Pesawat Terbang N219 serta Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pengoperasian Angkutan Udara Aceh, Senin, 9 Desember 2019.

Penandatanganan Nota Kesepahaman dilakukan di Ruang Rapat Paripurna, Lantai 9, Gedung Pusat Manajemen PTDI, Jl. Pajajaran No. 154 Bandung. Kegiatan ini merupakan upaya revisi dan kontinuitas terhadap kesepakatan yang telah dilakukan di Tahun 2018 lalu untuk mencapai kondisi realistis yang bisa dicapai dalam RPJMA 2017 – 2022. Setelah penandatanganan tersebut, Pemerintah Aceh melalui Dinas Perhubungan dan PTDI akan melakukan kajian bersama untuk rencana pengadaan 4 unit pesawat terbang N219 dengan konfigurasi passenger, cargo, dan medical evacuation.

PTDI akan melakukan pendampingan untuk transfer of knowledge dalam rangka peningkatan SDM Aceh di bidang kedirgantaraan sebagai persiapan pengoperasian pesawat terbang N219 secara mandiri.

Direktur Utama PTDI, Elfien Goentoro pada kesempatan tersebut berharap pengadaan pesawat terbang N219 dapat meningkatkan aksesibilitas dan pertumbuhan ekonomi Provinsi Aceh. “Harapannya pesawat N219 dapat segera dioptimalkan fungsinya oleh Pemerintah Aceh untuk melayani masyarakat Aceh, serta mendorong dan meningkatkan aksesbilitas dan pertumbuhan perekonomian di wilayah Provinsi Aceh,” ujar Elfien.

PTDI bukan hanya industri untuk menunjang perekonomian, teknologi, dan aerospace, namun juga untuk mengakomodir anak bangsa yang berpotensi agar tidak terserap ke industri mancanegara.

Sementara itu, Plt. Gubernur Aceh, Nova Iriansyah dalam sambutannya menyampaikan, sejumlah maskapai penerbangan pernah membuka rute penerbangan komersil ke sejumlah wilayah di Aceh, namun kemudian berhenti karena alasan ekonomis. Sementara penerbangan lain lebih banyak menjadikan Bandara Kuala Namu di Sumatera Utara sebagai penghubungnya. Saat ini hanya 5 bandara yg melayani penerbangan perintis, sedangkan 7 bandara lainnya di Aceh dalam keadaan tidak ada aktifitas. “Melihat kondisi ini, tentunya Pemerintah Aceh harus melakukan intervensi. Apalagi dalam program pembangunan yang kami canangkan, konektivitas antar wilayah menjadi salah satu prioritas,” kata Nova.

Konektivitas merupakan tantangan bagi Pemerintah Aceh karena Aceh memiliki garis pantai yang panjang, sejumlah daerah kepulauan, dan daerah rawan bencana, serta memiliki potensi pariwisata dan investasi.

Nova juga mengingatkan bahwa kerjasama ini sebagai bentuk komitmen Pemerintah Aceh dalam mendukung industri pesawat terbang nasional. “Apalagi secara historis Aceh sebagai Provinsi pertama yang menyumbang pesawat angkut pada masa-masa perjuangan kemerdekaan Indonesia,” ujarnya. Bila pengadaan pesawat terbang N219 ini berhasil, Aceh kembali mencetak sejarah sebagai provinsi pertama di Indonesia yang mendukung dunia kedirgantaraan nasional dengan menggunakan pesawat terbang karya anak bangsa.(AM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Skip to content