Diskusi FORMA-NUS : Mengawal Kebijakan Pemerintah dengan kritikan yang konstruktif, solutif dan tidak provokatif,

Acara diskusi publik yang mengusung tema “Kapal Aceh Hebat : Sejarah Baru Armada Laut Aceh”  dimoderatori oleh Akmal Fahmi, Forum Mahasiswa Aceh Nusantara diselenggarakan di Kantor Badan Penghubung Pemerintah Aceh, Jakarta, Rabu, 23 Juni 2021.

Kepala Dinas Perhubungan Aceh, Junaidi menyampaikan persentasi terkait proses perencanaan, penganggaran, pembangunan dan operasional KMP. Aceh Hebat di hadapan Forum Mahasiswa Aceh Nusantara (FORMA-NUS). Kecintaannya pada Aceh didedikasikan melalui pengabdiannya yang ia curahkan sepenuhnya kepada Tanoh Rencong dengan membangun KMP. Aceh Hebat sebagai warisan untuk generasi mendatang dalam meningkatkan kesejahteraan Aceh.

“Masalahnya sekarang, saat antrian kendaraan kian menumpuk di pelabuhan menunggu hingga cuaca layak untuk berlayar, apa yang akan terjadi di kepulauan?” Tutur Junaidi melalui webinar yang dilakukan secara online dan offline.

Tambahnya lagi, Misalnya saja, Tomat yang diangkut bakal jadi saus (istilahnya -red), masyarakat pulau harus mutar kepala untuk berhemat tomat, harga tomat melonjak tajam, jelas sudah rakyat harus bayar lebih, ujung-ujungnya masyarakat yang mulai bangkit perekonomiannya, kembali miskin, makanya kita perlu bangun kapal. Siapa lagi yang akan peduli sama kita, kalau bukan kita Rakyat Aceh sendiri.

Almuniza Kamal, Kepala Badan Penghubung Pemerintah Aceh juga mengapresiasi diskusi ini sebagai wadah bagi masyarakat untuk mengetahui fakta yang benar adanya dan tolok ukur Pemerintah dalam menentukan kebijakan. “Pertemuan hari ini dengan mahasiswa merupakan sebuah kebanggaan bagi kami. Kegiatan ini harus terus berlanjut,” ujarnya.

Mahasiswa sebagai agent of change memang harus kritis terhadap pembangunan daerah. “Kita sebagai mahasiswa juga jangan telan bulat-bulat berita yang ada, jangan berbicara tanpa data, karena kita juga punya tugas untuk mengawal kebijakan Pemerintah dengan kritikan yang konstruktif, solutif dan tidak provokatif,” pungkas Husnul Jamil selaku Tokoh Muda Aceh yang hadir sebagai narasumber juga.

Pada kesempatan tersebut juga, Rafli Kande, anggota DPR RI ikut berpartisipasi melalui daring dalam menyuarakan semangat pembangunan Aceh yang semakin hebat. “Mari kita buka cakrawala pikir kita agar tidak terpengaruh dengan berita yang belum jelas kebenarannya. Kita juga harus sering berdiskusi seperti ini bukan hanya tentang kapal Aceh Hebat, tapi program pemerintah lainnya juga,” tukasnya.

Karena, generasi muda Aceh adalah bahtera yang akan membawa Aceh lebih baik dan semakin hebat. Juga, kemajuan Aceh dilihat dari pemudanya.

Di akhir diskusi ini juga dilakukan pemutaran video yang mengilustrasikan dampak dari operasional KMP. Aceh Hebat dalam kurun waktu 100 harinya. Beroperasinya kapal milik Rakyat Aceh ini dilatarbelakangi oleh perjuangan dan proses yang panjang nan menguras energi dan emosi demi keberlangsungan distribusi logistik dan aktivitas transportasi lainnya ke wilayah kepulauan.

T. Rajabuddin sebagai pelaku wisata mengatakan, KMP. Aceh Hebat 2 lebih cepat dari Tanjung Burang. Kalau bisa Aceh Hebat 2 tetap berlayar dari Ulee Lheue ke Balohan dan jangan pindah lagi, karena kami sangat membutuhkan kapal, kalau satu kapal nggak cukup, karena internasional saja sudah tahu Sabang ini.

Faktor fasilitas dalam kapal juga mendukung kenyamanan masyarakat dalam berlayar, “Kapal ke Simeulue (KMP. Aceh Hebat 1 -red) luar biasa, tempat tidurnya sangat nyaman. Setiap penumpang dapat satu tempat tidur, jadi nggak berebut sama penumpang lain. Habis itu, pas waktu shalat, komandannnya langsung azan. Mari kita rawat kapal ini biar nggak macet pas berlayar,” ujar salah satu warga Simeulue yang naik KMP. Aceh Hebat 1.

Begitu pun, distribusi fasilitas kesehatan dan obat-obatan yang lebih terjaga dan safety dengan adanya KMP. Aceh Hebat 3. “Selama ini distribusi obat-obatan dan fasilitas kesehatan menggunakan boat masyarakat. Terkadang kendala cuaca, seperti tiba-tiba badai dan hujan di perjalanan, alat dan obat-obatan sering basah. Selama dengan kapal ini lebih aman apalagi kami sering koordinasi dengan ABK, sangat terbantu dengan kapal ini,” pungkas dr. Indah Puspita Putri, Kepala Puskesmas Pulau Banyak.

Sarana yang telah ada ini adalah milik Rakyat Aceh, menjaga dan merawat kapal ini adalah tanggung jawab kita bersama, “Pihak ABK kapal dan Dishub tetap menjaga kebersihan di dalam kapal serta terus menghimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan juga,” Harap Tri Boihaqqi, salah satu guru di Simeulue. (MS)

Skip to content