Berpacu di Tengah Badai Corona

Gubernur Aceh meninjau proses pembangunan KMP. Aceh Hebat 2 di Galangan PT. Adiluhung Saranasegara Indonesia, Bangkalan, Jawa Timur, 7 September 2020. Foto: Humas Dishub Aceh/Irfan Fuadi

Kebanggaan terhadap kapal Aceh Hebat bukan saja karena kapal ini dibangun dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA). Akan tetapi, kapal ini merupakan hasil keseriusan dan ketelatenan tangan teknisi dalam negeri saat proses pembangunan berlangsung.

Pembangunan ketiga kapal Aceh Hebat dilakukan pada galangan dalam negeri, yaitu kapal Aceh Hebat 1 dibangun pada galangan PT. Multi Ocean Shipyard, Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau, Aceh Hebat 2 dibangun pada galangan PT. Adiluhung Saranasegara Indonesia, Bangkalan, Jawa Timur, dan Aceh Hebat 3 dibangun pada galangan PT. Citra Bahari Shipyard, Tegal, Jawa Tengah.

Sebagai titik awal pembangunan sebuah kapal baru, peletakan lunas atau keel laying telah menjadi sebuah tradisi untuk menandakan bahwa proses pengerjaan akan dimulai. Proses keel laying ketiga kapal Aceh Hebat dilakukan secara bersamaan di Galangan PT. Adiluhung Saranasegara Indonesia pada Senin, 29 Oktober 2019 yang lalu. Prosesi ini juga dianggap sebagai hari kelahiran kapal baru.

Saat pembangunan kapal Aceh Hebat berjalan, seluruh komponen ataupun material yang akan digunakan harus melewati serangkaian proses pemeriksaan dari Badan Klasifikasi Indonesia (BKI) dan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Ditjen Hubla) Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.

Pengawas dari BKI maupun Ditjen Hubla memeriksa setiap komponen yang akan dikerjakan atau dipasang pada kapal Aceh Hebat. Bahkan BKI dan Ditjen Hubla telah mengeluarkan lebih dari 150 sertifikat untuk pembangunan 1 unit kapal Aceh Hebat. Sehingga sangat keliru bila mengira atau beranggapan bahwa ketiga kapal Aceh Hebat merupakan kapal bekas.

Gubernur Aceh meninjau proses pembangunan KMP. Aceh Hebat 1 di Galangan Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau, pada 11 Februari 2020. Foto: Humas Dishub Aceh/Irfan Fuadi

Proses pembangunan ketiga kapal Aceh Hebat ini pun tidak berjalan mudah. Banyak tantangan maupun kendala yang dihadapi para pekerja dan teknisi, salah satunya adalah pandemi corona. Wabah yang muncul pada Desember tahun 2019 di Negeri Tiongkok ini menjadi berita buruk bagi semua pihak, khususnya pihak galangan.

Pengiriman barang maupun komponen material dari sejumlah negara untuk keperluan pembangunan kapal mengalami hambatan. Dampaknya mulai terasa ketika sejumlah negara menghentikan kegiatan ekspor impor guna mencegah penyebaran virus corona di wilayah mereka.

Bahkan, pada saat penyebaran virus corona sedang meningkat begitu tajam, beberapa negara pengimpor sempat menghentikan sementara aktivitas produksi komponen yang dipesan oleh galangan.

Selain kendala akibat terhambatnya pengiriman barang dan komponen, pihak galangan kapal juga menemui kendala lainnya ketika virus corona mulai masuk ke Indonesia pada Maret 2020. Penyebaran virus yang terus meningkat dari waktu ke waktu semakin menjadi momok bagi pihak galangan untuk menjaga kondisi kesehatan para pekerjanya.

Pihak galangan mengambil kebijakan penting untuk melindungi kesehatan pekerja, yaitu melakukan karantina bagi seluruh pekerja yang terlibat dalam pembangunan kapal. Keputusan ini diambil guna memastikan bahwa seluruh pekerja aman dari paparan virus dan proses pengerjaan kapal tidak terhenti.

Karantina yang dilakukan di galangan cukup sukses untuk membendung paparan virus dari luar. Di samping itu, proses pengerjaan bagian-bagian kapal dapat dilakukan sesuai rencana. Meskipun saat itu sejumlah regulasi yang muncul dari pemerintah terkait pencegahan penyebaran virus kerap berubah dari waktu ke waktu.

Pandemi memaksa para pekerja dan teknisi berpacu dengan waktu agar pembangunan kapal selesai sesuai target. Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, yang saat itu masih menjabat sebagai Plt. Gubernur Aceh, meninjau langsung proses pengerjaan kapal di tiga galangan sejak awal tahun 2020. Nova ingin memastikan proses pembangunan tidak mengalami kendala yang berarti meskipun dunia sedang dihantam pandemi.

Saat kunjungan ke galangan, orang nomor satu di Aceh tersebut mengapresiasi pihak galangan karena progress pembangunan kapal berjalan sesuai rencana. Bahkan, sesuai informasi yang diperoleh dari pihak galangan, progres saat itu melampaui target perencanaan awal. Fakta ini menjadi kabar baik bagi masyarakat Aceh bahwa kapal Aceh Hebat akan menjadi kado akhir tahun yang membanggakan.

Pembangunan kapal Aceh Hebat sekaligus menjadi bukti bahwa industri galangan kapal dalam negeri masih bisa berprestasi meski dalam suasana pandemi. Hasil ini menjadi kebanggaan yang patut diapresiasi bersama bahwa anak bangsa masih bisa berprestasi meski dunia sedang diselimuti pandemi. (Amsal Bunaiya)

Skip to content